Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH SISTEM KOMPLEMENTER

“YOGA”

Oleh :
Diah Ayu
Dinda Widjaya
Elisabet Retno
Erlyana Rahayu
Nanda Maria Ulfa

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RS. BAPTIS KEDIRI

PRODI KEPERAWATAN STRATA I

TAHUN AKADEMIK 2018/2019

PEMBAHASAN
2.1 A. Pengertian
Yoga berasal dari bahasa Sansekerta ‘Yuj’berarti “menghubungkan” atau
“mempersatukan”. Yoga adalah suatu teknik untuk menghubungkan kesadaran manusia
dengan Ilahi. Pernyataan ini bukan berarti “penyatuan” Tuhan dan manusia secara fisika,
namun kesadaran. Sebenarnya bukannya Tuhan yang terpisah dari manusia, tapi manusialah
yang memisahkan diri. Ketidaktahuan (avidya) yang menjadi sebab terjadinya pemisahan
antara manusia dan Tuhan. Jenis penyatuan ini sulit untuk diwujudkan. Namun, tiap usaha
walaupun kecil tetap ada manfaatnya. Penyatuan ini seperti sungai menuju ke samudra yang
kemudian lenyap meninggalkan nama dan bentuknya.
Yoga sering disamakan dengan senam. Anggapan tersebut tidak sepenuhnya salah, sebab
yoga memang induk dari senam serta berbagai jenis beladiri, tari, musik, nyanyian, bahkan seni
bercinta. Yoga berasal dari bahasa sansekerta “yuj” yang artinya menghubungkan atau
menyatukan (Weller 2001). Secara horizontal berarti menyatukan badan, pikiran, hati, dan jiwa
dalam keselarasan yang alami. Sedangkan dalam arti vertical berarti menyatukan kesadaran
diri kita dengan Tuhan Yang Maha Kuasa. Setiap orang dari berbagai keyakinan dapat
mempelajari teknik-teknik yoga. Yoga bukan hanya di dominasi orang dewasa. Anak remaja
dan anak-anak pun dapat melakukannya. Yoga bahkan dapat melatih anak untuk mengenal
dirinya, sekaligus dapat mengendalikan luapan emosi (Claire 2006).
Yoga sangat baik untuk meningkatkan konsentrasi dan membawa kesadaran diri,
menajamkan pikiran, dan menjauhkan seseorang dari emosi dan pikiran negatif. Yoga berperan
penting dalam meningkatkan asupan oksigen ke dalam otak, menghilangkan kepenatan,
meningkatkan energi, dan vitalis, meningkatkan kelenturan dan stamina tubuh, menstimulasi
kelenjar hormonal dalam tubuh dan membuatnya stabil. Gerakan-gerakan yoga juga dapat
memperlancar sirkulasi darah. Selain hal itu yoga juga meningkatkan kekebalan tubuh (Shindu
2006).
Yoga secara teratur dapat menstimulasi saraf pada tulang punggung. Menstabilkan fungsi
kerja tubuh, meningkatkan rasa nyaman, tentram dan bebas stres, memperhalus rasa,
memperbaiki sikap dan perilaku, meningkatkan rasa percaya diri, pola pikir yang lebih positif
dan penghargaan terhadap diri sendiri, memperlambat proses penuaan diri, meningkatkan daya
ingat, fokus terhadap satu masalah dan meningkatkan kesehatan secara menyeluruh (holistik),
keseimbangan kondisi fisik dan kejiwaan seseorang dalam dirinya. Aura adalah medan energi
yang memancar dari dalam tubuh. Apa yang dipikir dan dirasakan juga tercetak jelas pada
auranya. Pancaran ini merupakan manifestasi dari kondisi fisik, emosional, mental, spiritual.
Semakin kuat dan semakin jernih aura seseorang, maka akan semakin besar daya tarik
seseorang tersebut. Sebaliknya semakin lemah dan semakin kotor auranya, maka semakin tidak
nyaman orang berada di sekitar kita. (Muchtar AF, 2010).
B. Filosfi yoga

Walaupun dipercaya sebagai sebuah aktivitas yang diturunkan langsung sang maha
pencipta kepada manusia, yoga pertama kali dikenal luas berkat sebuah buku yang ditulis oleh
patanjali, seorang tokoh legenda yang hidup 500 atau 200 SM berjudul “yoga sutras”. Sebuah
kombinasi dari 196 sutra (literatur religius) yang memuat banyak aspek kehidupan, salah
satunya dalam bentuk sistemasi prinsip dan cara berlatih seluruh varian standar yang harus
dipenuh para pelaku yoga. Patanjali memaparkan secara lugas bahwa lewat latihan yoga yang
rutin dan benar, manusia mampu mengubah drinya menjadi lebih baik dengan penguasaan
pikiran, emosi dan masalah. Lewat yoga, pencerahan spiritual serta hubungan diri dengan sang
maha pencipta dapat di capai sepenuhnya.

2.2 Jenis-Jenis Yoga.


Di bumi ini ada ratusan bahkan ribuan macam Yoga. Secara garis besar dapat dibedakan
dalam empat macam yaitu :
*Jnana Yoga : merupakan yoga yang dilakukan dengan penekanan pengetahuan.
Praktisi yoga ini beranggapan bahwa kebodohan (avidya) merupakan penyebab utama
terjadinya kesalahan dan kelalaian. Terhapusnya kebodohan, maka terhapus pula kemiskinan,
ketidakadilan, kesewenangan, serta kerusakan alam semesta. Dengan demikian semakin damai
dunia. Semua itu dikarenakan manusia tahu akan hakekat dirinya. Manusia yang tahu hakekat
dirinya, maka dia akan tahu hakekat Tuhannya.
*Karma Yoga : merupakan yoga yang dilakukan penekanan pada tindakan. Para
praktisinya selalu memperhatikan segala sesuatu yang diperbuatnya, sehingga tidak
menimbulkan karma yang membawa pada penderitaan. Para praktisinya tidak pernah
mengeluh menghadapi masalah kehidupan. Semua masalah dipandang merupakan akibat dari
karma yang telah dibuatnya, maka harus diterima dan dihadapi sebagai pendidikan dan kasih
sayang Ilahi.
*Bhakti Yoga : merupakan yoga yang dilakukan dengan penekanan pada bakti kepada
Tuhan, yaitu melaksanakan perintah dan menjauhi larangan Tuhan. Semuanya dilakukan
dengan cinta tanpa memiliki pamrih apa pun (termasuk ingin masuk sorga). Kecintaan praktisi
Bhakti bermakna luas. Bukan hanya pada Tuhan, namun juga pada semua ciptaanNYA.
Mencintai ciptaan merupakan manifestasi dari mencintai Sang Pencipta itu sendiri. Cinta
seorang Bhakta tidak membeda-bedakan ras, suku, bangsa, dan agama. Tidak membenci yang
miskin maupun yang kaya, yang indah maupun yang buruk, yang pintar maupun yang bodoh,
yang beriman maupun yang kafir.
~ Raja Yoga : merupakan yoga yang dilakukan dengan menekankan pada
pengendalian pikiran. Dengan mengendalikan pikiran, maka terkendali pula semua indra-indra
manusia. Hasil dari semua itu disebut Pencerahan, Manunggaling Kawula Gusti (Jw.).
Makrifatullah (Is.). Apapun namanya, bukan suatu masalah yang patut diperdebatkan.
Perkembangan kemudian, hanya Raja.
Tingkatan dalam yoga
Menurut patanjali, yoga terdiri dari 8 tingkatan. Setiap yingkatan memiliki identitas tersendiri,
namun memperkuat satu sama lain dan tidak dapat dipisahkan. Tingkatan ini tidaka dapat
dilihat dengan pemahaman bahwa yang satu lebih dari lainnya, namun harus dengan pemahan
bahwa satu tinggkatan takkan pernah dicapai tanpa memahami tingkatan sebelumnya. Secara
otomatis berarti “melepaskan atau mengacuhkan penguasaan terhadap satu tingkatan dapat
merusak konsep hakiki yoga secara keseluruhan”.

1. Yama (disiplin sosial kemasyarakatan)


Memiliki 5 prinsip universal: kejujuran, anti-kekerasan, tidak mencuri, tidak
mengumbar nafsu birahi, dan penguasaan hasrat. sebuah prinsip yang harus dipatuhi
dalam kehidupan bermasyarakat sehari-hari.
2. Niyama (disiplin individu)
Juga memiliki 5 persyaratan: bersih diri, bersyukur, tidak berlebihan, mawas diri, dan
menyembah sang maha pencipta. Perilaku ini harus tercermin dalam kehidupan pribadi
setiap saat.
3. Asana (postur tubuh)
Menurut patanjali, “postur yang baik membawa stabilitas dalam tubuh dan keagungan
pikiran”. Melatih asan/postur mampu meningkatkan fleksibilitas, kekuatan, dan
kesehatan. Dengan asana, seluruh bagian penting tubuh, seperti jantung, paru-paru,
ginjal, hati, empedu, pankreas, dan bagian lainnya menjadi terstimulasi untuk bekerja
lebih baik. Namun diatas segalanya, latihan asana bertujuan mencapai keseimbangan
antara tubuh dan pikiran.
4. Pranayama (pengaturan napas)
Secara spesifik, patanjali menekankan fase prayanama hanya bisa dilakukan setelah
dasar-dasar asana dikuasai dengan baik. Melatih pranayama diyakini dapat melepaskan
jiwa dari tekanan, mengendurkan sistem saraf, dan menenangkan pikiran.
5. Pratyahara (pengaturan indera)
Pembatasan diri ini adalah penghubung antara 4 tingkatan awal dangan 3 tingkatan
selanjutnya. Setelah mematuhi semua persyaratan awal, seseorang mampu melakukan
kontrol terhadap pikiran dan segenap panca indera sehingga mampu berkontemplasi
dengan baik, lalu membuang semua elemen negatif demi peningkatan kualitas
spiritualnya.
6. Dharana (konsentrasi)
Kemampuan untuk mengontrol naluri dasar pikiran untuk selalu mengembara dan
mengambang ke segala aspek. Di saat kita sedang menempatkan diri dalam keadaan
tenang, kadang kita mendapati pikiran dipenuhi berbagai hal yang tumpang tindi.
Dalam fase dharana, seseorang dituntut memiliki kemampuan menguasai satu hal dan
mendalaminya tanpa harus mengalami gangguan selama mungkinsalah satu teknik
termudah menguasai fase ini adalah penggunaan mantra atau peembacaan serentetan
literaturdalam hati ataupun secara vokal.
7. Dhayana (meditasi)
Saat pikiran seseorang telah mampu fokus pada satu titik dalam waktu tertentu tanpa
terganggu, ia telah mencapai fase dhayana. Di sini, pikiran, tubuh, dan napas telah
bergabung dan telah menjadi satu-kesatuan.
8. Samadhi (realisasi diri)
Inilah titik kulminasi pencapaian yoga. Sebuah pencapaian spiritual yang hakiki. Di
sini, tercapai esensi yogasesungguhnya- mungkin esensi seluruh tujuan dan aktivitas
apapun di dunia ini. Pada fase ini, tubuh dan indera dalam kondisi relaks, pikiran selalu
dalam kondisi awas, dan semua aspek mampu berjalan harmonis.
Secara faktual, 8 tingkatan ini tidak dapat dilihat sebagai elemen yang berdiri sendiri
karena setiap tingkatan harus dilalui, disadari, dan dilatih keberadaanya secara
konsisten agar menjadi satu-kesatuan utuh. Merasa telah menguasai satu tingkatan
kemudian meningalkanya menuju ke tingkatan lain menimbulkan ketidakseimbangan
dan kegagalan penguasaan yoga secara hakiki.
Ragam
2.3 Perbedaan Yoga dan Olahraga Lain.
Non yoga (contohnya: aerobic)
 Gerakan-gerakannya sporadis, cepat, dan memberikan penekanan yang kuat pada otot.
 Dirancang untuk mendapatkan bentuk tubuh yang atletis
 Tidak ada keharusan untuk memperhatikan nafas
 Memperlancar peredaran darah dengan memberikan penekanan pada jantung,dll
Senam Yoga:
 Gerakannya lembut, cenderung menghindari gerakan otot yang tiba-tiba dan terlalu keras
 Tidak dirancang secara khusus untuk membentuk tubuh, sehingga tidak efektif untuk
mendapatkan bentuk tubuh yang atletis dan perut yang kecil
 Gerakan yoga dilakukan dengan kesadaran penuh akan nafas sehingga kekuatan mental
bertambah serta pikiran lebih fokus dan tajam
 Memperlancar peredaran darah namun tidak memberikan pressure berlebihan pada jantung,
dll

2.4 Hubungan Yoga dan Kesehatan


Berikut ini adalah penyakit fisik yang telah terbukti dapat diperlambat, dikurangi, bahkan
disembuhkan oleh senam yoga:
1. Acidity, heartburn (sakit jantung),
2. Intoxication (keracunan),
3. Allergies (alergi) ,
4. Alzheimer (kondisi medis yang menyebabkan dementia / penurunan daya ingat),
5. Anemia (kurang darah),
6. Anxiety (khawatir yg berlebihan),
7. Nervous tension (tekanan syaraf),
8. Arthritis (sakit persendian),
9. Asthma (asma),
10. Back pain (sakit tulang punggung),
11. Bronchitis (radang tenggorokan),
12. Cancer (kanker),
13. High blood pressure (tekanan darah tinggi),dll
Yoga dapat bersifat therapeutic bagi penyakit-penyakit diatas jika dipraktikkan sesuai dengan
prinsip berikut:
Dilakukan secara teratur. Berlatih yoga secara teratur membantu meregangkan dan menguatkan
otot, melenturkan persendian dan menguatkan tulang serta menstimuli pengeluaran hormon
secara teratur
 Bernafas dalam. Teknik pernafasan yoga meningkatkan kapasitas paru-paru agar proses
pernafasan menjadi optimal. Teknik pernafasan yoga juga membantu menguatkan
organ tubuh bagian dalam dan meningkatkan kemampuan tubuh untuk relaks
 Pola makan seimbang. Pola makan yang seimbang dan memenuhi asupan gizi bagi
tubuh akan meningkatkan kesehatan saecara holistik
 Istirahat yang cukup. Penting sekali menjaga keseimbangan antara bekerja dan
beristirahat agar kesehatan tubuh selalu dalam kondisi yang prima.
 Berpikir positif. Pikiran/bathin juga harus selalu diberikan input yang positif agar aspek
mental dan emosional terjaga kesehatannya. Terdapat korelasi antara pikiran dan tubuh.
Pikiran-pikiran positif amat membantu proses pemulihan tubuh dari penyakit

2.5 Manfaat yang didapatkan dari bermacam-macam postur yoga :


1. Melatih seluruh otot tubuh, karena ada otot yang jarang sekali dipergunakan bahkan dalam
banyak olahraga keras sekalipun.
2. Meningkatkan asupan oksigen ke otak dan kedalam sistem tubuh
3. Menstimulasi syaraf pada tulang punggung
4. Memperlancar peredaran darah
5. Menstimulasi kelenjar hormonal (sistem endokrin) dalam tubuh
6. Memijat organ tubuh bagian dalam
7. Menstabilkan fungsi kerja tubuh,
8. Meningkatkan rasa nyaman, tentram dan bebas stres,
9. Memperbaiki perilaku (sifat dan sikap) yang kurang baik,
10. Meningkatkan rasa percaya diri,
11. Pola pikir yang lebih positif dan penghargaan terhadap diri (self esteem),
12. Memperlambat penuaan dan meningkatkan kesehatan secara menyeluruh (holistik).

2.6 Teknik Pernafasan dalam Senam Yoga


Ada 2 teknik pernafasan yang sebaiknya dipelajari dan dikuasai, dan dianjurkan dilakukan
setiap kali secara rutin sebelum melakukan gerakan yoga harian.
1. Kapalabhati (Kapala = tempurung kepala; bhati = yang membawa cahaya)
Metode :
 Lakukan dua kali pernafasan normal.
 Tarik nafas, kemudian hembuskan nafas, tarik abdomen ke dalam. Ulangi sampai 20x,
atur ritme dan penekanan dilakukan lebih kepada saat hembusan nafas.
 Kemudian tarik nafas, hembuskan sepenuhnya, tarik nafas sedalam-dalamnya dan tahan
nafas selama yang anda sanggup. Secara perlahan hembuskan.
Teknik ini cocok dipergunakan untuk membersihkan saluran pernafasan, seperti
misalnya hidung tersumbat cairan atau dada terasa sesak. Prinsip dari teknik ini adalah
membuat paru-paru seperti layaknya pompa, tekanan udara yang dihasilkan sanggup
membuang sumbatan yang ada di saluran pernafasan, mulai dari paru-paru sampai ke lubang
hidung.
Ada kemungkinan kepala akan terasa pusing saat melakukan teknik pernafasan cepat ini,
oleh karenanya disarankan untuk menutup latihan dengan beberapa kali pernafasan lambat atau
menghembuskan nafas panjang.
Kapalabhati juga sesuai dipraktekkan sebagai terapi misalnya bila kepala terasa berat,
menderita sinus atau merasa kebas di sekitaran mata.

2. Anuloma Viloma
Metode :
 Siapkan tangan anda dalam posisi Vishnu Mudra (lihat penjelasannya di bawah).
 Tarik nafas melalui lubang hidung kiri, tutup sebelah kiri dengan ibu jari sampai di
hitungan ke-4.
 Tahan nafas, tutup kedua lubang hidung sampai hitungan ke-16.
 Keluarkan nafas melalu lubang hidung sebelah kanan, tutup hidung kiri dengan jari manis
dan kelingking, sampai hitungan ke-8.
 Tarik nafas melalui hidung kanan, posisi hidung kiri tetap tertutup dengan jari manis dan
kelingking, sampai hitungan ke-4.
 Tahan nafas, tutup kedua lubang hidung sampai hitungan ke-16.
 Keluarkan nafas melalui hidung kiri, tutup hidung kanan dengan ibu jari sampai hitungan
ke-8.

Prinsip teknik pernafasan ini adalah bernafas dengan satu lubang hidung, tahan nafas dan
hembuskan melalui lubang hidung lainnya. Lubang hidung ditutup dengan memakai teknik
Vishnu Mudra pada tangan kanan. Caranya, lipat jari telunjuk dan jari tengah ke hidung.
Letakkan ibu jari di sebelah kanan lubang hidung dan jari manis serta jari kelingking di sisi
lubang hidung kiri.
Manfaat dari teknik pernafasan Anuloma Viloma adalah mengoptimalkan fungsi kedua
sisi otak; berarti sisi kreativitas dan sisi logika menjadi seimbang. Praktisi yoga menganggap
teknik ini sangat berguna untuk menenangkan pikiran dan sistem syaraf. Para yogis mengetahui
sejak ribuan tahun yang lalu bahwasanya bernafas melalui hidung kiri lebih banyak dari kanan
bisa menimbulkan Asma, sedangkan penyakit diabetes disebabkan lebih sering bernafas
melalui lubang hidung kanan.
Ke-dua teknik di atas adalah sebagian dari sejumlah teknik pranayama. Dengan melatih
teknik pernafasan yang baik dan benar, maka tidak hanya kesegaran yang diperoleh tetapi
sejumlah manfaat seperti untuk media terapi misalnya, dan yang paling penting adalah
keseimbangan.

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Senam yoga bukan asli kebudayaan dari indonesia. Tetapi mengadopsi dari kebudayaan
luar yang masuk ke ndonesia. Senam yoga banyak sekali manfaatnya bagi tubuh manusia
apabila benar cara pelaksanaannya dan dilakukan secara rutin.
Yoga berasal dari bahasa Sansekerta ‘Yuj’berarti “menghubungkan” atau
“mempersatukan”. Yoga adalah suatu teknik untuk menghubungkan kesadaran manusia
dengan Ilahi. Pernyataan ini bukan berarti “penyatuan” Tuhan dan manusia secara fisika,
namun kesadaran. Sebenarnya bukannya Tuhan yang terpisah dari manusia, tapi manusialah
yang memisahkan diri. Ketidaktahuan (avidya) yang menjadi sebab terjadinya pemisahan
antara manusia dan Tuhan. Jenis penyatuan ini sulit untuk diwujudkan. Namun, tiap usaha
walaupun kecil tetap ada manfaatnya. Penyatuan ini seperti sungai menuju ke samudra yang
kemudian lenyap meninggalkan nama dan bentuknya.

3.2 Saran
Berdasarkan simpulan di atas, penulis mempunyai beberapa saran, diantaranya adalah :
1. Agar mahasiswa dapat mengenali tentang senam yoga
2. Agar mahasiswa dapat mengembangkan manfaat senam yoga dilingkungan masyarakat
umum.
DAFTAR PUSTAKA

M. J. Kirschner. 1997. Yoga untuk kesehatan dan kekuatan. Bandung : Pionir


Erikar Lebang. 2010. Yoga sehari-hari untuk kesehatan. Jakarta. Cetakan I, Pustaka Bunda
Rosalind widdowson. 2003. Yoga. Jakarta. Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai

  • FH
    FH
    Dokumen5 halaman
    FH
    Febinda Arimbi
    Belum ada peringkat
  • Makalah Dislokasi
    Makalah Dislokasi
    Dokumen5 halaman
    Makalah Dislokasi
    Septyyaruum hutasoiitt
    Belum ada peringkat
  • Inkontinensia Urin
    Inkontinensia Urin
    Dokumen18 halaman
    Inkontinensia Urin
    Septyyaruum hutasoiitt
    Belum ada peringkat
  • Gerontik SPMSQ
    Gerontik SPMSQ
    Dokumen7 halaman
    Gerontik SPMSQ
    Septyyaruum hutasoiitt
    Belum ada peringkat
  • Jadwal KBM Ganjil 2019 MGG 1 Rev
    Jadwal KBM Ganjil 2019 MGG 1 Rev
    Dokumen5 halaman
    Jadwal KBM Ganjil 2019 MGG 1 Rev
    Septyyaruum hutasoiitt
    Belum ada peringkat
  • Format Askep Medikal Bedah
    Format Askep Medikal Bedah
    Dokumen11 halaman
    Format Askep Medikal Bedah
    Yunica Christianti Jatmiko
    Belum ada peringkat
  • KASUS 1 Gerontik A10
    KASUS 1 Gerontik A10
    Dokumen1 halaman
    KASUS 1 Gerontik A10
    Septyyaruum hutasoiitt
    Belum ada peringkat
  • Inkontinensia Urin
    Inkontinensia Urin
    Dokumen18 halaman
    Inkontinensia Urin
    Septyyaruum hutasoiitt
    Belum ada peringkat
  • Askep Keluarga Pada Anak Usia Prasekolah
    Askep Keluarga Pada Anak Usia Prasekolah
    Dokumen16 halaman
    Askep Keluarga Pada Anak Usia Prasekolah
    Bayu Setyiawan
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    Septyyaruum hutasoiitt
    Belum ada peringkat
  • Pathway
    Pathway
    Dokumen1 halaman
    Pathway
    Septyyaruum hutasoiitt
    Belum ada peringkat
  • Gerontik SPMSQ
    Gerontik SPMSQ
    Dokumen7 halaman
    Gerontik SPMSQ
    Septyyaruum hutasoiitt
    Belum ada peringkat
  • LP GLaukoma
    LP GLaukoma
    Dokumen2 halaman
    LP GLaukoma
    Septyyaruum hutasoiitt
    Belum ada peringkat
  • Leaflet Asam Urat
    Leaflet Asam Urat
    Dokumen4 halaman
    Leaflet Asam Urat
    kunkun24
    67% (12)
  • Komunikasi Pada Lansia
    Komunikasi Pada Lansia
    Dokumen15 halaman
    Komunikasi Pada Lansia
    margareth Datang
    67% (6)
  • LP GLaukoma
    LP GLaukoma
    Dokumen2 halaman
    LP GLaukoma
    Septyyaruum hutasoiitt
    Belum ada peringkat
  • Gerontik SPMSQ
    Gerontik SPMSQ
    Dokumen20 halaman
    Gerontik SPMSQ
    Yesima Agung
    Belum ada peringkat
  • 1 465827 3tahunan 024
    1 465827 3tahunan 024
    Dokumen86 halaman
    1 465827 3tahunan 024
    Ainani Tajrian
    Belum ada peringkat
  • Keperawatan Bencana
    Keperawatan Bencana
    Dokumen31 halaman
    Keperawatan Bencana
    Septyyaruum hutasoiitt
    100% (1)
  • SPMSQ
    SPMSQ
    Dokumen4 halaman
    SPMSQ
    Mahda Febriyanti Eka Pertiwi Putri
    100% (3)
  • Rencana Asuhan Keperawatan
    Rencana Asuhan Keperawatan
    Dokumen15 halaman
    Rencana Asuhan Keperawatan
    Septyyaruum hutasoiitt
    Belum ada peringkat
  • 102 103
    102 103
    Dokumen2 halaman
    102 103
    Septyyaruum hutasoiitt
    Belum ada peringkat
  • Jadwal KBM Ganjil 2019 MGG 1 Rev
    Jadwal KBM Ganjil 2019 MGG 1 Rev
    Dokumen5 halaman
    Jadwal KBM Ganjil 2019 MGG 1 Rev
    Septyyaruum hutasoiitt
    Belum ada peringkat
  • LP GLaukoma
    LP GLaukoma
    Dokumen2 halaman
    LP GLaukoma
    Septyyaruum hutasoiitt
    Belum ada peringkat
  • Terapi
    Terapi
    Dokumen10 halaman
    Terapi
    Diah ayu
    Belum ada peringkat
  • 5 Terapi Musik
    5 Terapi Musik
    Dokumen17 halaman
    5 Terapi Musik
    Septyyaruum hutasoiitt
    Belum ada peringkat
  • 7 Terapi Spiritual
    7 Terapi Spiritual
    Dokumen14 halaman
    7 Terapi Spiritual
    Septyyaruum hutasoiitt
    Belum ada peringkat
  • Terapi Tertawa
    Terapi Tertawa
    Dokumen37 halaman
    Terapi Tertawa
    Septyyaruum hutasoiitt
    Belum ada peringkat
  • Terapi Akupuntur
    Terapi Akupuntur
    Dokumen18 halaman
    Terapi Akupuntur
    Try Atma Wijaya
    Belum ada peringkat