1. Rupa
Rupa dari zat harus diperhatikan dengan seksama, amatilah zat tersebut terdiri dari
Kristal ataukah amorf, apakah bersifat magnetis dan apakah memiliki bau atau warna
khas. Beberapa senyawa berwarna yang umum:
Merah: Pb3O4, HgO, HgS, HgI2, Cu2O.
Kuning: CdS, SnS2, PbI2, As2S3, HgO.
Biru: garam-garam kobalt anhidrat, garam-garam tembaga (II) berhidrat.
Coklat: PbO2, Ag3AsO4, SnS, Fe2O3.
Hitam: PbS, CuS, CuO, HgS, FeS, MnO2, Co3O4, CoS, NiS, Ni2O3.
2. Pemanasan dalam Tabung Uji
Taruh sedikit (4-5 mg) zat dalam tabung uji yang kering sehingga tak ada serbuk
yang masih melekat pada dinding tabung, dan panaskan dengan hati-hati, tabung harus
dipegang dalam kedudukan yang hampir horizontal, naikkan suhu dengan berangsur-
angsur, dan perhatikan setiap perubahan yang terjadi dengan seksama.
3. Pewarnaan Nyala
Taruh sedikit (3-4 mg) dari zat di atas kaca arloji, basahi dengan sedikit asam
klorida pekat, dan masukkan sedikit pada kawat platinum yang bersih ke dalam bagian
dasar nyala Bunsen yang tak cemerlang.
4. Reduksi Pada Blok Arang
1. Panaskan sedikit zat (3-4 mg) dalam sebuah lubang kecil yang dicukilkan dalam
sepotong blok arang, dalam nyala pipa tiup.
2. Campurkan zat (3-4 mg) dengan natrium karbonat anhidrat dengan volume dua kali
volume zat.
Natrium karbonat itu mengubah garam logam menjadi karbonat atau oksida ketika
dipanaskan, maka reduksi menjadi lebih cepat dari pada dengan arang saja.
5. Reaksi Manik Boraks
Buatlah sebutir manik boraks dalam lubang cincin pada sebatang kawat platinum, dengan
mencelupkan kawat yang panas itu ke dalam boraks dan memanaskannya sampai tak
berwarna dan menjadi tembus cahaya. Sentuhkan manic yang panas itu pada zat yang
sedikit sekali dan panaskan dalam nyala sebelah dalam atau nyala reduksi dan amati
warna-warnanya.
TABEL V.7
Zat yang tak dapat dilarutkan oleh asam-asam pekat (asam klorida atau asam nitrat) atau
oleh air raja, dinyatakan sebagai “tak larut. Zat tak larut yang paling umum dijumpai dalam
analisis kualitatif adalah: AgCl, AgBr, Agl, AgCN, SrSO4, BaSO4, PbSO4.
1. pakailah dalam jumlah yang sedikit (5-10 mg) zat padat yang telah dihaluskan menjadi
bubuk.
2. selidiki kelarutannya dalam pelarut-pelarut:1. Air, 2. Asam klorida encer, 3. Asam klorida
pekat, 4. Asam nitrat encer, 5. Asam nitrat pekat, 6. Dan air raja.
Uji perak nitrat terhadap klorida harus dilakukan dengan asam nitrat pekat sebanyak 10
pesen dari volume larutan, dan campuran dipanaskan sampai mendidih perak asetat akan melarut
pada kondisi ini. Jika ditemukan garam-garam timbel ulangi ekstraksi dengan larutan amonium
asetat dan cuci residu dengan air panas sampai air cucian tak member pewarnaan dengan larutan
amonium sulfide encer.
1. Panaskan zat tak larut yang tak diketahui itu dengan larutan kaliun sianida pekat saring
dan simpan residu.
2. Encerkan filtrate sampai encer sekali dan olah dengan hydrogen sulfide, saring setiap
endapan yang berwarna hitam.
3. Larutkan dalam asam nitrat encer panas dan tambahkan asam klorida encer , endapan
putih perak klorida menunjukan adanya perak.
3. kondisi untuk pengendapan dan untuk pelarutan harus diikuti dengan ketat
5. jika volume larutan pada salah satu tahap analisis menjadi terlalu besar, volume harus
dikurangi dengan menguapkan.