Disusun Oleh :
Sopi Aryanti
NIM:19010256
Kelas:A4
SILIWANGI
2019
TEORI-TEORI PSIKOANALIS
Teori Piaget menyatakan bahwa anak –anak secara aktif membangun pemahaman
mengenai dunia dan melalui empat tahap perkembanagan kognitif. Usaha secara kognitif
untuk membangun pemahaman mengenai dunianya itu melibatkan dua proses, yaitu
organisasi dan adaptasi. Untuk membuat dunia kita masuk akal. Kita berusaha
mengorganisasikan berbagai pengamatan dan pengalaman-pengalaman kita (Carpendale,
Muller, & Bibok, 2008). Sebagai contoh, kita berusaha memisahkan gagasan –gagasan yang
penting dari gagasan-gagasan yang kurang penting., dan kita juga berusaha mengaitkan
antara gagasan yang satu dan yang lainnya. Selain berusaha mengorganisasikan berbagai
pengamatan dan pengalaman, kita juga beradaptasi, yaitu menyesuaikan diri terhadap
tuntutan-tuntutan baru dari lingkungan (Byrnes, 2008)
4 tahap perkembangan kognitif menurut Piaget
1. Tahap sensorimotor (sensorimotor stage), berlangsung mulai dari lahir hingga usia
sekitas 2 tahun. Adalah tahap pertama menurut Piaget. Dalam tahap ini, bayi
membangun pemahaman mengenai dunianya dengan mengordinasikan pengalaman
pengalaman sensori (contohnya melihat dan mendengar) dengan tindakan fisik dan
motorik-motorik inilah assal istilah sensorimotor.
2. Tahap praoperasional (preoperational stage), berlangsung kurang lebih dari usia 2
hingga 7 tahun, adalah tahap kedua menurut Piaget. Dalam dunia ini anak-anak mulai
melukiskan dunia dengan kata-kata dan gambaran-gambaran, melampaui hubungan
sederhana antara informasi sensori dan fisik. Meskipun demikian, menurut Piaget,
anak-anak prasekolah ini belum mampu apa yang oleh Piaget sebut sebagai “operasi”,
yaitu tindakan mental yang dinternalisasikan yang memungkinkan anak-anak
melakukan secara mental apa yang sebelunya dilakukan secara fisik. Contoh apabila
anda melakukan tindakan menyejajarkan 2 tongkat untuk memeriksa apakah
keduanya sama panjang tanpa benar-benar memindahkan tongkat itu maka anda
sedah melakukan operasi konkret.
3. Tahap operasional konkret (concrete operational stage), berlangsung kurang lebih
dari usia 7 hingga 11 tahun, adalah tahap keriga menurut Piaget,. Dalam tahap ini,
anak-anak dapat melakukan oprasi yang melibatkan objek-objek dan juga dapat
bernalar secara logis, sejauh hal itu di terapkan dengan contoh-contoh yang spesifik
atau konkret. Pemikiran operasi konkret tidak dapat membayangkan langkah langkah
yang di perlukan untuk menyelesaikan suatu persamaan aljabar, karena terlalu abstrak
untuk di pikirkan pada tahap perkembangan ini.
4. Tahap operasional formal (formal operational stage), berlangsung antara usia 11
hingga 15 tahun dan teus berlangsung hingga masa dewasa. Ini merupakan tahap
keempat dari terakhir pendapat Piaget. Dalam tahap ini, individu melampaui
pengalaman-pengalaman konkret dan berpikir secara abstrak dan lebih logis. Sebagai
bagian dari pemikiran yang lebih abstrak, remaja mengembangkan gambaran
mengenai keadaan yang ideal. Mereka dapat berpikir mengenai konsep orang tua yang
ideal dan membandingkan orang tua mereka dengan standar ideal ini. Mereka mulai
mempersiapkan kemungkinan-kemungkinan di masa depan dan kagum dengan hal-hal
yang mereka lakukan. Dalam aspek memecahkan masalah, mereka dapat bekerja
secara lebih sistematis dengan mengembangkan hipotesis mengenai mengapa sesuatu
terjadi seperti itu kemudian menguji hipotesis tersebut.
Teori Vigotsky adalah teori kognisi sosiobudaya yang berfokus pada bagaimana
budaya dan interaksi sosial mengarahkan perkembangan kognitif (behaveyourisme).
Vigotsky melukiskan perkembangan anak sebagai aspek yang tidak terpisahkan dari
aktivitas sosial dan budaya (Gauvain & parker, 2010). Ia berpendapat bahwa
perkembangan memori, atensi dan penalaran mencakup kegiatan belajar untuk
menggunakan temuan temuan dari masyarakat, seperti bahasa, sistem matematika., dan
strategi memori. Dengan demikian, dalam suatu budaya, anak-anak dapat belajar
berhitung dengan bantuan komputer, di budaya lainnya anak-anak dapat berhitung dengan
menggunakan manik-manik. Menurut Vygotsky interaksi anak-anak dengan orang
dewasa yang lebih terampil dan kawan-kawan sebaya tidak dapat di pisahkan dari
perkembangan kognitif mereka ( Hozman. 2009) melalui interaksi ini mereka belajar
menggunakan perangkat yang dapat membantu mereka untuk beradaptasi dan berhasil
dalam budayanya (Gauvain & Parke, 2010).
TEORI EKOLOGIS
Etologi menegaskan bahwa perilaku sangat di pengaruhi oleh biologi terkait dengan
evolusi, dan ditandai dengan periode kritis atau sensitif. Periode ini merupakan jangka waktu
spesifik, yang menurut ahli etologi, ada atau tidak adanya pengalaman tertentu akan memiliki
dampak jangka panjang bagi individu.
Jhon Bowlby (1969, 1989) menggambarkan penerapan penting dari teori etologi
dalam perkembangan manusia. Bowlby menyatakan bahwa, kelekatan pada pengasuh selama
satu tahun pertama kehidupan memiliki konsekuensi penting bagi keseluruhan masa hidup
seseorang. Dalam pandangan Bowlby, apabila kelekatan ini berlangsung secara positif dan
aman maka individu akan cenderung mengembangkan masa kanak-kanak dan masa dewasa
secara positif. Apabila kelekatan ini berlangsung secara negatif dan tidak aman maka
perkembangan masa hidup akan cenderung menjadi tidak optimal . Menurut Lorentz,
imprinting perlu terjadi pada waktu yang tertentu dan dini dalam kehidupan binatang, di luar
waktu itu maka imprinting tidsk sksn terjadi. Periode waktu ini di sebut periode waktu kritis.
Konsep yang berkaitan adalah konsep periode sensitif. Contohnya masa bayi yang menurut
Bowlby di perlukan terjadinya kelekatan demi mendorong perkembangan optimal atas aspek
hubungan sosial.
Teori Ekologi mengedepankan faktor lingkungan. Salah nsatu teori Ekologi yang
memberikan pengaruh penting dalam pemahaman perkembangan masa hidup di cetuska oleh
Urie Bronfenbrenner ( 1917-2005) Teori Ekologi Bronfenbrenner menyatakan bahwa
perkembangan mencerminkan pengaruh dari sejumlah sistem lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
https:www.academia.edu/2019/09/08