Anda di halaman 1dari 1

BAB I

PENDAHULUAN

Retensi urin akut adalah ketidakmampuan secara mendadak untuk urinasi (miksi) dan
biasanya merupakan kondisi simptomatik dari prekursor kondisi lain yang memerlukan
penanganan medis yang segera. Kateterisasi uretra adalah prosedur medis rutin yang
memfasilitasi drainase langsung dari kandung kemih. Pemasangan kateter uretra menjadi
terapi akut pada pasien yang mengalami retensi urin akut. Salah satu penyebab striktur uretra
adalah pemasangan kateter dalam waktu yang cukup lama. Pola penyakit striktur uretra yang
ditemukan di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung menyebutkan sebagian besar pasien
(82%) masuk dengan retensi urin. Penyebab utama terjadinya striktur adalah manipulasi
uretra (44%) dan trauma (33%).Salah satu manipulasi uretra adalah pemasangan kateter
Folley (Syamsuhidayat, 2011).
Studi yang dilakukan di India menyebutkan penyebab dari striktur uretra meliputi
trauma pelvis (54%), post-kateterisasi (21,1%), infeksi (15,2%), dan post-instrument (5,6%).
Study ini menunjukkan kesimpulan bahwa etiologi diatas menentukan prognosis dari
penatalaksanaan striktur uretra.Studi yang dilakukan oleh Lumen,et al juga mendapatkan
hasil sebanyak 45,5% striktur uretra disebabkan iatrogenik yang didalamnya termasuk reseksi
transuretral, kateterisasi uretra, cystoscopy, prostatectomy, brachytherapy, dan pembedahan
hypospadia.Penelitian ini menjadi penting mengingat prosedur pemasangan kateter uretra
merupakan prosedur rutin pada penanganan kasus retensi urin akut seperti benign prostat
hiperplasia, adanya bekuan darah, urethritis, kronik obstruksi yang menyebabkan
hidronefrosis, dan dekompresi kantung kemih akibat permasalahan saraf (Purnomo, 2011).
Keteterisasi urin merupakan salah satu tindakan yang membantu eliminasi urin
maupun ketidakmampuan melakukan urinasi. Prosedur pemasangan kateter uretra merupakan
tindakan invasif. Pasien akan dipasangkan sejenis alat yang disebut kateter Dower pada
muara uretra. Dalam melakukan prosedur ini diperlukan keprofesionalan. Banyak pasien
merasa cemas, takut akan rasa nyeri, dan tidak nyaman pada saat dilakukan kataterisasi uretra
(Syamsuhidayat, 2011). Maka dari itu penulis tertarik membahas lebih lanjut mengenai
penyakit tersebut.

Anda mungkin juga menyukai