Anda di halaman 1dari 2

Pemeriksaan fisik harus mencakup pemeriksaan perut, pemeriksaan

perineum, pemeriksaan colok dubur, dan anoskopi (Sudarsono, 2015).


a. Inspeksi
Pada pemeriksaan lokal, penderita dalam posisi miring (sim’s position)
atau posisi menungging (knee chest position) dan selanjutnya evaluasi inspeksi
dapat ditemukan tonjolan lunak pada anus pada hemoroid eksterna, dan juga
pada hemoroid interna yang mengalami prolaps. Pada hemoroid yang
mengalami trombosis, maka warna tonjolan terlihat ungu kebiruan, tampak
tegang, dan ukuran garis tengah biasanya beberap milimeter hingga 1-2 cm.
Hemoroid interna yang prolaps tidak terlalu jauh, maka pasien diminta
mengejan, maka akan terlihat masa hemoroid yang diliputi mukus (Thornton,
2017).
b. Palpasi  Pemeriksaan Rectal Toucher (RT)
Untuk melakukan palpasi pada hemoroid, kita dapat melakukan
pemeriksan colok dubur / Rectal Toucher (RT). Pada pemeriksaan rectal
toucher, hemoroid interna stadium awal tidak dapat diraba sebab tekanan vena
di dalamnya tidak terlalu tinggi dan biasanya tidak nyeri. Hemoroid dapat
diraba apabila sangat besar. Apabila hemoroid sering prolaps, selaput lendir
akan menebal. Trombosis dan fibrosis pada perabaan terasa padat dengan
dasar yang lebar. Pemeriksaan rectal toucher ini untuk menyingkirkan
kemungkinan karsinoma rectum (Sjamsuhidajat & De Jong, 2017).
c. Pemeriksaan Anoskopi
Pemeriksaan rectal toucher saja tidak bisa mendiagnosa atau
mengecualikan hemoroid interna, jadi diperlukan anoskopi. Dengan cara ini
dapat dilihat hemoroid internus yang tidak menonjol keluar. Anoskop
dimasukkan untuk mengamati keempat kuadran. Penderita dalam posisi
litotomi. Anoskop dan penyumbatnya dimasukkan dalam anus sedalam
mungkin, penyumbat diangkat dan penderita disuruh bernafas panjang.
Hemoroid interna terlihat sebagai struktur vaskuler yang menonjol ke dalam
lumen. Apabila penderita diminta mengejan sedikit maka ukuran hemoroid
akan membesar dan penonjolan atau prolaps akan lebih nyata. Banyaknya
benjolan, derajatnya, letak ,besarnya dan keadaan lain dalam anus seperti
polip, fissura ani dan tumor ganas harus diperhatikan (Sjamsuhidajat & De
Jong, 2017).
Pada anoskopi, hemoroid internal yang muncul sebagai melebarnya
pembuluh darah biru keunguan, dan hemoroid internal yang prolaps muncul
berwarna merah muda gelap, berkilau, dan massa kadang-kadang lembut pada
margin anal. Hemoroid eksternal tampak berwarna merah muda dengan
konsistensi lembut. Beberapa ahli merekomendasikan kolonoskopi untuk
semua pasien yang berusia lebih dari 40 tahun yang memiliki gejala hemoroid
dan perdarahan. The American Society of Colon and Rectal Surgeons
merekomendasikan untuk melakukan pemeriksaan fisik dengan anoskopi,
menelusuri riwayat penyakit dan evaluasi endoskopi lebih lanjut jika ada
kekhawatiran untuk penyakit radang usus atau kanker (Sudarsono, 2015).
d. Pemeriksaan Proktosigmoidoskopi
Proktosigmoidoskopi perlu dikerjakan untuk memastikan keluhan
bukan disebabkan oleh proses radang atau proses keganasan di tingkat tinggi,
karena hemoroid merupakan keadaan fisiologik saja atau tanda yang
menyertai. Feses harus diperiksa terhadap adanya darah samar (Sjamsuhidajat
& De Jong, 2017).

Anda mungkin juga menyukai