Jefri Januanto BAB II PDF
Jefri Januanto BAB II PDF
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Konsep Spiritual
a. Definisi
puasa, zakat, haji, doa, dan sebagainya (As‟ad & Al Rosyid, 1994).
b. Aspek Spiritual
kebutuhan akan keyakinan pada diri sendiri, dan Tuhan. Ada 5 dasar
(Hawari, 2002).
c. Dimensi Spiritual
(Kozier, 2004).
2. Kebutuhan Spiritual
dalam kondisi sakit menjadi lemah dalam segala hal, tidak ada yang
pelayanan kesehatan tidak hanya berupa aspek biologis, tetapi juga aspek
alam sekitarnya.
5. Kebutuhan akan bebas dari rasa bersalah dan dosa. Rasa bersalah dan
berdosa ini merupakan beban mental bagi seseorang dan tidak baik
bagi kesehatan jiwa seseorang. Kebutuhan ini mencakup dua hal yaitu
6. Kebutuhan akan penerimaan diri dan harga diri (self acceptance dan
self esteem), setiap orang ingin dihargai, diterima, dan diakui oleh
lingkungannya.
harapan masa depan. Bagi orang beriman hidup ini ada dua tahap yaitu
manusia. Manusia hidup saling tergantung satu sama lain. Oleh karena
suatu faktor yang kuat dalam penyembuhan dan pemulihan fisik (Hamid,
2000). Oleh karena itu, menjadi suatu hal penting bagi perawat untuk
Perry, 2005).
dan saling berhubungan satu sama lain. Konsep religius biasanya berkaitan
Potter dan Perry mendefinisikan religi sebagai suatu sistem keyakinan dan
(Hawari, 2002).
Tuhan ada dan slalu mengawasi) atau theism (Keyakinan akan Tuhan
dalam bentuk personal tanpa bentuk fisik) seperti dalam Kristen dan Islam.
istilah agama. Di dunia ini, banyak agama yang dianut oleh masyarakat
spiritual secara normal pada diri seorang individu. Ada beberapa agama
seni seperti astrologi atau obat atau tari atau musik dan kemudian
karena dari pola tersebut dapat menciptakan suatu bentuk perilaku adaptif
aspek spiritual pada pasien tidak terlepas dari pandangan terhadap lima
mulai dari bayi, anak-anak, pra sekolah, usia sekolah, remaja, dewasa,
muda, dewasa muda, dewasa pertengahan, dewasa akhir, dan lanjut usia.
individu yang berusia 0-18 bulan, yang sedang dalam proses tumbuh-
dan spiritual) yang berbeda dengan orang dewasa. Anak adalah individu
perkembangan spiritual yang baik pada bayi. Oleh karena itu, perawat
dapat menjalin kerjasama dengan orang tua bayi tersebut untuk membantu
dan buruk untuk melanjuti peran kemandirian yang lebih besar. Tahap
dari kebiasaan yang sederhana seperti cara berdoa sebelum tidur dan
berdoa sebelum makan, atau cara anak memberi salam dalam kehidupan
Anak usia pra sekolah mulai memahami kebutuhan sosial, norma, dan
anak pada masa pra sekolah adalah mengetahui filosofi yang mendasar
peningkatan kualitas kognitif pada anak. Anak usia sekolah (6-12 tahun)
mereka. Minat anak sudah mulai ditunjukan dalam sebuah ide, dan anak
dapat diajak diskusi dan menjelaskan apakah keyakinan. Orang tua dapat
(Hamid, 2000).
Remaja (12-18 tahun). Pada tahap ini individu sudah mengerti akan
Secara alami, mereka dapat bingung ketika menemukan perilaku dan role
model yang tidak konsisten. Pada tahap ini kepercayaan pada kelompok
paling tinggi perannya dari pada keluarga. Tetapi keyakinan yang diambil
dari orang lain biasanya lebih mirip dengan keluarga, walaupun mereka
protes dan membrontak saat remaja. Bagi orang tua ini merupakan tahap
paling sulit karena orang tua melepas otoritasnya dan membimbing anak
untuk bertanggung jawab. Seringkali muncul konflik orang tua dan ramaja
(Hamid, 2000).
sendiri. Spiritual bukan merupakan perhatian utama pada usia ini, mereka
yang benar dan yang salah, mereka menggunakan keyakinan moral, agama
dan etik sebagai dasar dari sistem nilai. Mereka sudah merencanakan
spiritual, kemampuan intraspeksi ini sama baik dengan dimensi yang lain
dari diri individu tersebut. Biasanya kebanyakan pada tahap ini kebutuhan
yang agamanya tidak baik menunjukkan tujuan hidup yang kurang , rasa
Sedangkan pada lansia yang spiritualnya baik ia tidak takut mati dan dan
terhadap kematian disebabkan cemas pada proses bukan pada kematian itu
berdasarkan nilai dan keyakinan mereka yang mereka percaya. Setiap fase
1) Perkembangan
2) Keluarga
3) Ras/Suku
5) Kegiatan Keagamaan
tanda-tanda fisik seperti nafsu maka terganggu, kesulitan tidur dan tekanan
bantuan spiritual
1) Pasien kesepian
Pasien dalam keadaan sepi dan tidak ada yang menemani akan
Tuhan.
karena akan timbul perasaan antara hidup dan mati. Pada saat itulah
B. Dukungan Keluarga
(Friedman, 1998).
sebagai masukan atau penjelasan kepada anggota lain atas informasi atau
segera diatasi. Jenis informasi ini dapat berupa nasehat, saran, petunjuk,
ataupun kritikan.
angggota keluarga.
pada anak yang sakit. Selain itu dengan adanya dukungan dan keterlibatan
C. Kecemasan
a. Pengertian
Perdana & Niswah Z (2011) Pembedahan adalah suatu stressor yang dapat
adalah manusia yang bersifat unik dan kompleks yang dipengaruhi oleh
Sundeen, 1998).
dalam bentuk perilaku seperti rasa tak berdaya, rasa tidak mampu, rasa
b. Sebab Cemas
1998) :
1) Teori psikoanalisa
2) Teori interpersonal
3) Teori Perilaku
4) Teori keluarga
1998).
c. Jenis kecemasan
kecelakaan pada dirinya atau takut menyalakan korek api karena takut
beberapa kali seorang anak mengalami hukuman dari orang tua akibat
oleh Id. Hal yang perlu diperhatikan adalah ketakutan terjadi bukan
atas apa yang akan terjadi bila insting tersebut dipuaskan. Konflik
yang terjadi adalah diantara Id dan Ego yang kita ketahui mempunyai
superego individu itu maka ia akan merasa malu atau bersalah. Pada
superego biasanya individu dengan kata hati yang kuat dan puritan
sedang dalam ancaman dan oleh karena itu apabila tidak ada tindakan
maka ego akan terbuang secara keseluruhan. Ada berbagai cara ego
dapat mengikuti kata hatinya. Atau jika tidak ada teknik rasional yang
2009).
1) Manifestasi kognitif
seperti kematian, tak berdaya, cacat, jatuh miskin. Tanda lain seperti
2) Perilaku motorik
3) Perubahan somatik
Saluran kemih : tak dapat menahan buang air kecil. Sistem kulit :
4) Afektif
berlebihan.
5) Emosi
cepat marah, kecewa, menangis dan rasa tidak berdaya (Sue dalam
Trismiati, 2006).
e. Tingkat Kecemasan
1) Kecemasan ringan
dan tekanan darah naik, gejala ringan pada lambung, muka berkerut
Pada perilaku dan emosi tidak dapat duduk tenang, tremor halus pada
2) Kecemasan sedang
pendek, nadi ekstra systole dan tekanan darah naik, mulut kering,
nyaman.
3) Kecemasan berat
yang lain. Individu tidak mampu berfikir berat lagi dan membutuhkan
4) Panik
sudah tidak dapat mengendalikan diri lagi dan tidak dapat melakukan
menyempit, tidak dapat berfijir lagi, respon perilaku dan emosi berupa
1. Faktor internal
a) Pengalaman
Trismiati, 2006)
c) Usia
d) Gender
dibanding perempuan.
2. Faktor eksternal
a) Dukungan keluarga
c) Kondisi lingkungan
g. Skala Kecemasan
HARS akan diperoleh hasil yang valid dan reliable. Skala HARS menurut
tersinggung.
lesu.
konsentrasi.
7) Gejala somatic : nyeri pada otot-otot dan kaku, gertakan gigi, suara
dahi atau kening, muka tegang, tonus otot meningkat dan napas pendek
dan cepat.
kategori 0 = tidak ada gejala sama sekali, 1 = Satu dari gejala yang ada, 2
= sangat berat semua gejala ada. Penentuan derajat kecemasan dengan cara
terjadi, suatu ancaman terhadap ego yang harus dihindari atau dilawan.
Dalam hal ini ego harus mengurangi konflik kemauan Id dan Superego.
Konflik ini akan selalu ada dalam kehidupan manusia karena insting akan
beberapa mekanisme pertahanan pada satu saat yang bersamaan. Ada dua
Kita sebenarnya berbohong pada diri kita sendiri namun tidak menyadari
telah berlaku demikian. Tentu saja jika kita mengetahui bahwa kita
segala ancaman tetap berada di luar kesadaran kita. Sebagai hasilnya kita
tidak dapat mengetahui kebenaran tentang diri kita sendiri. Kita telah
macam lainnya.
1) Represi
2) Reaksi formasi
mengancam dan tidak sesuai serta tidak dapat diterima norma sosial
menjadi orang yang ramah dan sangat bersahabat. Hal ini bukan berarti
dan keekstrimannya.
3) Proyeksi
menganggap suatu impuls yang tidak baik, agresif dan tidak dapat
seseorang berkata “Aku tidak benci dia dialah yang benci padaku”.
4) Regresi
menyenangkan dan bebas dari frustasi dan kecemasan yang saat ini
dependen.
5) Rasionalisasi
menjadi lebih rasional dan dapat diterima oleh kita. Kita berusaha
yang mengancam kita dengan meyakinkan diri kita sendiri bahwa ada
alasan yang rasional dibalik pikiran dan tindakan itu. Misalnya seorang
memang tidak terlalu bagus untuknya. Jika anda sedang bermain tenis
Hal ini dilakukan karena dengan menyalahkan objek atau orang lain
6) Pemindahan/Displacement
tersedia. Misalnya seorang anak yang kesal dan marah dengan orang
tuanya, karena perasaan takut berhadapan dengan orang tua maka rasa
kesal dan marahnya itu ditimpakan kepada adiknya yang kecil. Pada
7) Sublimasi
lain, yang secara sosial bukan hanya diterima namun dipuji. Misalnya
8) Isolasi
peristiwa tersebut tanpa emosi. Hal ini sering terjadi pada psikoterapi.
9) Undoing
ritual dalam upaya untuk mencegah impuls yang tidak dapat diterima.
yang mengganggu.
10) Intelektualisasi
yang lebih jauh dari emosinya dan menutupi hal tersebut dengan
analisis intelektual yang abstrak dari individu itu sendiri (Freud, 2009).
D. Pre Operasi
(Depkes, 1989). Persiapan pasien pre operasi meliputi persiapan fisik dan
1) Persiapan fisik
2) Persiapan mental
kemungkinan cacat atau mati. Dalam hal ini, hubungan baik antar
yang dapat dihadapi dengan sikap yang terbuka dan penerangan dari
2005).
(Hamid, 2000).
E. Kerangka Teori
F. Kerangka Konsep
Variabel bebas
Dukungan
Keluarga
G. Hipotesis Penelitian
Hipotesis yang akan di uji dalam penelitian ini yaitu “Ada Pengaruh