Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PEDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Masalah remaja (usia >10-19 tahun) merupakan masalah yang perlu diperhatikan dalam
pembangunan nasional di Indonesia. Masalah remaja terjadi karena mereka tidak dipersiapkan
mengenai pengetahuan tentang aspek yang berhubungan dengan masalah peralihan dari masa anak
ke dewasa. Masalah kesehatan remaja mencangkup aspek fisik biologis dan mental social. Pada
masa remaja adalah masa-masa yang rawan terhadap penyakit dan masalah kesehatan reproduksi,
kehamilan remaja dengan segala konsekuensinya.

Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut system,
fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki remaja. Pengertian sehat disini tidak semata-mata
berarti bebas dari penyakit atau bebas dari kecacatan namun juga sehat secara mental serta social.

Kegiatan seksual menempatkan remaja pada tantangan resiko terhadap berbagai masalah
kesehatan reproduksi. Setiap tahun kira-kira 15 juta remaja berusia 15-19 tahun melahirkan, 4 juta
melakukan aborsi, dan hampir 100 juta terinfeksi Penyakit Menular Seksual (PMS) yang dapat
disembuhkan. Secara global 40% dari semua kasus infeksi HIV terjadi pada kaum muda yang
berusia 15-24 tahun. Perkiraan terakhir adalah, setiap hari ada 7.000 remaja terinfeksi HIV (PATH,
1998). Oleh karena itu penyebaran informasi kesehatan dikalangan remaja, perlu diupayakan
secara tepat guna agar dapat memberi informasi yang benar dan tidak terjerumus terutama di
institusi pendidikan sekolah.

Remaja perlu mengetahui kesehatan reproduksi agar memiliki informasi yang benar
mengenai proses reproduksi serta berbagai faktor yang ada disekitarnya. Dengan informasi yang
benar, diharapkan remaja memiliki sikap dan tingkah laku yang bertanggung jawab mengenai
proses reproduksi
1.2 Perumusan Masalah

Apa itu kesehatan reproduksi remaja?

Mengapa remaja perlu mengetahui kesehatan reproduksi?

Apa saja dampak negatifnya jika kita tidak bisa menjaga kesehatan reproduksi sendiri?

Apa saja penyakit yang penyerang sistem reproduksi?

Bagaimana cara menjaga kebersihan dan kesehatan pribadi bagi remaja

1.3 Tujuan Penelitian

Agar remaja mengetahui arti dari kesehatan reproduksi remaja (KRR).

Agar remaja dapat mengetahui betapa pentingnya kesehatan reproduksi remaja pada masa
pubertas.

Untuk mengetahui dampak negativenya jika kita tidak menjaga kesehatan reproduksi sendiri.

Agar kita mengetahui berbagai penyakit yang menyerang alat reproduksi.

Agar remaja dapat mengetahui cara yang baik dan benar tentang bagaimana menjaga kebersihan
dan kesehatan diri sendiri.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kesehatan Reproduksi Remaja


Dalam proses tumbuh kembang, masa remaja merupakan peralihan antara masa kanak-
kanak ke masa dewasa. Proses ini ditandai dengan pertumbuhan fisik dan pematangan fungsi
organ hormonal serta pengaruh lingkungan. Factor-faktor ini berhubungan dengan Kesehatan
Reproduksi Remaja yang didefinisikan sebagai seuatu keadaan kesehatan yang sempurna
secara fisik, mental dan social dan bukan semata-mata terbebas dari penyakit atau kecacatan
dalam segala aspek yang berhubungan dengan system reproduksi.
Reproduksi adalah suatu proses kehidupan manusia dalam menghasilkan keturunan demi
kelestarian hidup (ICPD, 1994). Kesehatan reproduksi adalah keadaan sehat jasmani, rohani
dan bukan hanya terlepas dari ketidakhadiran penyakit atau kecacatan semata, yang
berhubungan dengan sistem, fungsi dan proses reproduksi.
Kesehatan reproduksi menurut Depkes (2004) adalah keadaan kesejahteraan fisik, mental,
dan sosial yang utuh (tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan) dalam segala hal
yang berkaitan dengan sistem reproduksi dan fungsi serta prosesnya. Iskandar (1995),
menambahkan bahwa kesehatan reproduksi yaitu mencakup kondisi dimana wanita dan pria
dapat melakukan hubungan seks secara aman, dengan atau tanpa tujuan terjadinya kehamilan,
dan bila kehamilan diinginkan, wanita dimungkinkan menjalankan kehamilan dengan aman,
melahirkan anak yang sehat serta didalam kondisi siap merawat anak yang dilahirkan.
Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem, fungsi dan
proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja. Pengertian sehat disini tidak semata-mata berarti
bebas penyakit atau bebas dari kecacatan namun juga sehat secara mental serta sosial kultur
(BKKBN, 2001 ).
B. Hal yang berhubungan dengan Kesehatan Reproduksi Remaja
Hal yang berhubungan dengan Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) yaitu pubertas yang
mempunyai arti awal masa remaja. Pada masa pubertas terjadi perubahan badaniah yang
menandai adanya kemampuan untuk melanjutkan keturunan (reproduksi). Ada uang menyebut
pubertas sebagai saat pematangan seksual. Perubahan ini disertai perubahanmental dan akan
mempengaruhi perilakumu.
Perubahan yang terjadi pada setiap orang itu berbeda-beda, karena setiap orang memiliki
perbedaan saat kematangan sekseual. Biasanya perempan mengalami pubertas lebih awal pada
usia 11-12 tahun, sedangkan laki-laki pada usia 13-15 tahun.
Di Indonesia, batasan remaja mendekati batasan PBB tentang pemuda kurun usia 14-24
tahun yang dikemukakan dalam Sensus Penduduk 2010. Menurut sensus ini, jumlah remaja
Indonesia adalah 147.338.075 jiwa atau 18,5% dari seluruh penduduk Indonesia. Pedoman
umum masyarakat Indonesia untuk menentukan batasan usia remaja yaitu 11 – 24 tahun dan
belum menikah.
Adapun J.J. Rosseau membagi perkembangan jiwa manusia menurut perkembangan
perasaannya, yang membaginya menjadi 4 tahap yaitu:
1. Umur 0-4 atau 5 tahun: masa kanak- kanan (infancy).
2. Umur 5 –12 tahun: masa bandel (savage stage).
3. Umur 12 –15 tahun: bangkitnya akal (rasio), nalar (reason) dan kesadaran diri (self
consciousness).
4. Umur 15-20 tahun: masa kesempurnaan remaja (adolescence proper) dan merupakan
puncak perkembangan emosi.
a. Perkembangan Fisik pada Remaja
Pada masa remaja seseorang mengalami pertumbuhan fisik yang lebih cepat
dibandingkan dengan masa sebelumnya. Ini nampak pada organ seksualnya, dimana
biologik sampai pada kesiapan untuk melanjutkan keturunan. Ciri sekunder individu
dewasa adalah pada pria tampak tumbuh kumis, jenggot dan rembut sekitar alat kelamin
dan ketiak. Rambut yang tumbuh relatif lebih kasar. Suara menjadi lebih besar, dada
melebar dan berbentuk segitiga, serta kulit relatif lebih kasar. Dan pada wanita tampak
rambut mulai tumbuh di sekitar alat kelamin dan ketiak, payudara dan panggul mulai
membesar, dan kulit relatif lebih halus.
Sedangkan organ kelamin juga mengalami perubahan ke arah pematangan yaitu:

1. Pada pria, sejak usia ini testis akan menghasilkan sperma yang tersimpan dalam
skrotum. Kelenjar prostat menghasilkan cairan semen, dan penis dapat digunakan
untuk bersenggama dalam perkawinan. Seorang pria dapat menghasilkan puluhan
sampai jutaan sperma sekali ejakulasi dan mengalami mimpi basah, dimana sperma
keluar dengan sendirinya secara alamiah.
2. Pada wanita, kedua indung telur (ovarium) akan menghasilkan sel telur (ovum).
Hormon kelamin wanita mempersiapkan uterus (rahim) untuk menerima hasil konsepsi
bila ovum dibuahi oleh sperma, juga mempersiapkan vagina sebagai penerima penis
saat senggama. Sejak saat ini wanita akan mengalami ovulasi dan menstruasi. Pada
masa menjelang menstruasi pertama (menarch) remaja putri sangatlah sensitif. Mereka
juga seringkali mengalami masa prementruasi syndrome (PMS) yang sangat berat.
Ovulasi adalah proses keluarnya ovum dari ovarium dan jika tidak dibuahi, maka
ovum akan mati dan terjadilah menstruasi. Menstruasi adalah peristiwa alamiah
keluarnya darah dari vagina yang berasal dari uterus akibat lepasnya endometrium
sebagai akibat dari ovum yang tidak dibuahi.
b. Perkembangan Psikosial pada Remaja
Kesadaran akan bentuk fisik yang bukan lagi anak-akan menjadikan remaja sadar
meninggalkan tingkah laku anakanaknya dan mengikuti norma serta aturan yang berlaku.
Menurut Havigrust aspek psikologis yang menyertainya yaitu:
1. Menerima kenyataan (realitas) jasmani
2. Mencapai hubungan sosial yanglebih matang dengan teman sebaya.
3. Menjalankan peran-peran sosial menurut jenis kelamin sesuaikan dengan norma.
4. Mencapai kebebasan emosional (tidak tergantung) pada orang tua atau orang dewasa
lain.
5. Mengembangkan kecakapan intelektual serta konsep untuk bermasyarakat.
6. Memilih dan mempersiapkan diri untuk suatu pekerjaan atau jabatan.
7. Mencapai kebebasan ekonomi, merasa mampu hidup dengan nafkah sendiri.
C. Masalah Kesehatan Reproduksi Remaja
1. Hamil yang Tidak Dikehendaki (Unwanted Pregnancy)
Kehamilan yang tidak dikehendaki (Unwanted pregnancy) merupakan salah satu
akibat dari kurangnya pengetahuan remajamengenai perilaku seksual remaja. Faktor lain
penyebab semakin banyaknya terjadi kasus kehamilan yang tidak dikehendaki (unwanted
pregnancy) yaitu anggapan-anggapan remaja yang keliru seperti kehamilan tidak akan
terjadi apabila melakukan hubungan seks baru pertama kali, atau pada hubungan seks yang
jarang dilakukan, atau hubungan seks dilakukan oleh perempuan masih muda usianya, atau
bila hubungan seks dilakukan sebelum atau sesudah menstruasi, atau hubungan seks
dilakukan dengan menggunakan teknik coitus interuptus (senggama terputus)
(Notoadmodjo, 2007).
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Khisbiyah (1995) terdapat responden yang
mengatakan untuk menghindari kehamilan maka hubungan seks dilakukan di antara dua
waktu menstruasi. Informasi itu melakukan hubungan seks diantara dua menstruasi ini
tentu saja bertentangan dengan kenyataan bahwa sebenarnya masa anatara dua siklus
menstruasi merupakan masa subur bagi seorang wanita (Notoatmodjo, 2007).
Kehamilan yang tidak dikehendaki (unwanted pregnancy) membawa remaja pada
dua pilihan yaitu melanjutkan kehamilan kemudian melahirkan dalam usia remaja (early
childbearing) atau menggugurkan kandungan merupakan pilihan yang harus remaja itu
jalani. Banyak remaja putri yang mengalami kehamilan yang tidak diinginkan (unwanted
pregnancy) terus melanjutkan kehamilannya.
Menurut Affandi (1995) cit Notoatmodjo (2007) konsekuensi dari keputusan untuk
melanjutkan kehamilan adalah melahirkan anak yang dikandungnya dalam usia yang relatif
muda. Hamil dan melahirkan dalam usia remaja merupakan salah satu faktor resiko
kehamilan yang tidak jarang membawa kematian ibu. Kematian ibu yang hamil dan
melahirkan pada usia kurang dari 20 tahun lebih besar 3-4 kali dari kematian ibu yang
hamil dan melahirkan pada usia 20-35 tahun. Dari sudut kesehatan obstetri, hamil pada
usia remaja dapat mengakibatkan resiko komplikasi pada ibu dan bayi antara lain yaitu
terjadi perdarahan pada trimester pertama dan ketiga, anemia, preeklamsia, eklamsia,
abortus, partus prematurus, kematian perinatal, berat bayi lahir rendah (BBLR) dan
tindakan operatif obstetri (Sugiharta, 2004) cit (Soetjiningsih, 2004).
2. Aborsi
Aborsi (pengguguran) berbeda dengan keguguran. Aborsi atau pengguguran
kandungan adalah terminasi (penghentian) kehamilan yang disengaja (abortus provokatus).
Abortus provocatus yaitu kehamilan yang diprovokasi dengan berbagai macam cara
sehingga terjadi pengguguran. Sedangkan keguguran adalah kehamilan berhenti karena
faktor-faktor alamiah (abortus spontaneus) (Hawari, 2006). Data yang tersedia dari
1.000.000 aborsi sekitar 60,0% dilakukan oleh wanita yang tidak menikah, termasuk para
remaja. Sekitar 70,0- 80,0% merupakan aborsi yang tidak aman (unsafe abortion). Aborsi
tidak aman (unsafe abortion) merupakan salah satu faktor menyebabkan kematian ibu.
Menurut Hawari (2006), aborsi yang disengaja (abortus provocatus) ada dua
macam yaitu pertama, abortus provocatus medicalis yakni penghentian kehamilan
(terminasi) yang disengaja karena alasan medik. Praktek ini dapat dipertimbangkan, dapat
dipertanggungjawabkan dan dibenarkan oleh hukum. Kedua, abortus provocatus
criminalis, yaitu penghentian kehamilan (terminasi) atau pengguguran yang melanggar
kode etik kedokteran, melanggar hukum agama, haram menurut syariat Islam dan
melanggar Undang-Undang (kriminal).
3. Penyakit Menular Seksual (PMS)
Menurut Notoatmodjo (2007), penyakit menular seksual merupakan suatu penyakit
yang mengganggu kesehatan reproduksi yang muncul akibat dari prilaku seksual yang
tidak aman. Penyakit Menular Seksual (PMS) merupakan penyakit anak muda atau remaja,
karena remaja atau anak muda adalah kelompok terbanyak yang menderita penyakit
menular seksual (PMS) dibandingkan kelompok umur yang lain. PMS adalah golongan
penyakit yang terbesar jumlahnya (Duarsa, 2004) cit (Soetjiningsih, 2004) Remaja sering
kali melakukan hubungan seks yang tidak aman, adanya kebiasaan bergani-ganti pasangan
dan melakukan anal seks menyebabkan remaja semakin rentan untuk tertular Penyakit
Menular Seksual (PMS), seperti Sifilis, Gonore, Herpes, Klamidia. Cara melakukan
hubungan kelamin pada remaja tidak hanya sebatas pada genital-genital saja bisa juga
orogenital menyebabkan penyakit kelamin tidak saja terbatas pada daerah genital, tetapi
juga pada daerah-daerah ekstra genital (Notoatmodjo, 2007).
Faktor-faktor yang mempengaruhi meningkatnya resiko penularan penyakit
menular seksual (PMS) pada remaja adalah faktor biologi, faktor psikologis dan
perkembangan kognitif, perilaku seksual, faktor legal dan etika dan pelayanan kesehatan
khusus remaja.
4. HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus and Acquired Immunodeficiency Syndrome)
AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) adalah suatu sindrom atau
kumpulan gejala penyakit dengan karakteristik defisiensi kekebalan tubuh yang berat dan
merupakan manifestasi stadium akhir infeksi virus “HIV” (Tuti Parwati, 1996) cit
(Notoatmodjo, 2007). HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah retrovirus RNA
tunggal yang menyebabkan AIDS (Limantara, dkk, 2004) cit (Soetjiningsih, 2004).
Menurut Limantara (2004) cit Soetjiningsih (2004) faktor yang beresiko menyebabkan
HIV pada remaja adalah perubahan fisiologis, aktifitas sosial, infeksi menular seksual,
prilaku penggunaan obat terlarang dan anak jalanan dan remaja yang lari dari rumah.
Perubahan fisiologis yang dapat menjadi resiko penyebab infeksi dan perjalanan alamiah
HIV meliputi perbedaan perkembangan sistem imun yang berhubungan dengan jumlah
limfosit dan makrofag pada stadium pubertas yang berbeda dan perubahan pada sistem
reproduksi.
Aktifitas seksual tanpa proteksi merupakan resiko perilaku yang paling banyak
pada remaja. Hubungan seksual dengan banyak pasangan juga meningkatkan resiko kontak
dengan virus HIV. Ada tiga tipe hubungan seksual yang berhubungan dengan transmisi
HIV yaitu vaginal, oral, dan anal.
Penyebab timbulnya penyakit PMS/HIV yang menyerang kesehatan reproduksi
remaja
1. Hubungan seks dengan pasangan yang mengidap HIV, naik melalui vagina, dubur,
maupun mulut.
2. Jarum suntik dan alat-alat penusuk (tindik, tattoo, cukur kumis jenggot) yang tercemar
HIV.
3. Transfursi darah atau produk darah yang mengandung HIV.
4. Ibu hamil yang mengidap HIV kepada bayi dalam kandungan.
Cara menanggulangi penyakit PMS/HIV yang penyerang system reproduksi

1. Hindari perbuatan-perbuatan yang beresiko untuk kehidupanmu kelak.


2. Tidak melakukan hubungan seksual sebelum menika.
3. Berani menolak ajakan yang beresiko tertular PMS atau HIV/AIDS.
4. Pilih teman yang berakhlak baik.
5. Bagi remaja yang sudah menikah harus saling setia. Artinya tidak melakukan
hubungan seksual dengan orang lain.
6. Gunakannlah masa remajamu untuk hal-hal yang bermanfaat.

D. Jenis-jenis penyakit yang menyerang Reproduksi Remaja


Jenis-jenis penyakit yang menyerang reproduksi remaja antara lain:
1. Syphilis (Raja Singa)
Kuman penyebabnya disebut Treponema Pallidum. Masa tanpa gejala berlangsung
3-4 minggu, kadang-kadang sampai 13 minggu. Kemudian timbul benjolan di sekitar alat
kelamin. Kadang-kadang disertai pusing-pusing dan nyeri tulang seperti flu, yang akan
hilang sendiri tanpa diobati. Ada bercak kemerahan pada tubuh sekitar 6-12 minggu setelah
hubungan seks. Gejala ini akan hilang dengan sendirinya dan seringkali penderita tidak
memperhatikan hal ini.
Selama 2-3 tahun pertama penyakit ini tidak menunjukkan gejala apa-apa, atau
disebut masa laten. Setelah 5-10 tahun penyakit sifillis akan menyerang susunan syaraf
otak, pembuluh darah dan jantung. Pada perempuan hamil sifillis dapat ditularkan kepada
bayi yang dikandungnya dan bisa lahir dengan kerusakan kulit, hati, limpa dan
teterbelakangan mental.
2. Gonore/GO (Kencing Nanah)
Kuman penyebabnya adalah Neisseria Gonorrhoe. Ada masa tenggang selama 2-10
hari setelah kuman masuk ke dalam tubuh melalui hubungan seks.
Tanda-tanda penyakitnya adalah nyeri, merah, bengkak dan bernanah. Gejala pada
laki-laki adalah rasa sakit pada saat kencing,keluarnya nanah kental kuning kehijauan,
ujung penis tampak merah dan agak bengkak. Pada perempuan, 60% kasus tidak
menunjukkan gejala. Namun ada juga rasa sakit pada saat kencing dan terdapat keputihan
kental berwarna kekuningan.
Akibat penyakit GO, pada laki-laki dan perempuan, seringkali berupa kemandulan.
Pada perempuan bisa juga terjadi radang panggul, dan dapat diturunkan kepada bayi yang
baru lahir berupa infeksi pada mata yang dapat menyebabkan kebutaan.
3. Herpes Genitalis
Penyakit yang disebabkan oleh virus Herpes Simplex dengan masa tenggang 4-7 hari
sesudah virus masuk ke dalam tubuh melalui hubungan seks.
Gejala dan tanda-tandanya adalah :
 Bintik-bintik berair (berkelompok seperti anggur) yang sangat nyeri pada sekitar alat
kelamin
 Kemudian pecah dan meninggalkan luka yang kering mengerak, lalu hilang sendiri
 Gejala kambuh lagi seperti di atas namun tidak senyeri tahap awal bila ada factor
pencetus (stress, haid, minuman/makanan berakohol) dan biasanya menetap hilang
timbul seumur hidup
 Pada perempuan, seringkali menjadi kanker mulut rahim beberapa tahun kemudian.
Penyakit ini belum ada obat yang benar-benar mujarab tetapi pengobatan anti virus bisa
mengurangi rasa sakit dan lamanya episode penyakit.
4. Klamida
Penyakit ini disebabkan oleh Chlamydia Trachomatis. Masa tanpa gejala berlangsung
7-21 hari. Gejalanya adalah timbul peradangan pada alat reproduksi laki-laki dan
perempuan.
Pada perempuan, gejalanya bisa berupa :
 Keluarnya cairan dari alat kelamin atau “keputihan encer” berwarna putih kekuningan
 Rasa nyeri di rongga panggul
 Perdarahan setelah hubungan seksual
Pada laki-laki gejalanya adalah :
 Rasa nyeri saat kencing
 Keluar cairan bening dari saluran kencing
 Bila ada infeksi lebih lanjut, cairan semakin sering keluar dan bercampur darah
 Tidak jarang pula, gejala tidak muncul sama sekali, padahal proses infeksi sedang
berlangsung. Oleh karena itu penderita tidak sadar sedang menjadi pembawa IMS dan
menularkannya kepada pasangannya melalui hubungan seksual.
 Akibat terkena Klamidia pada perempuan adalah cacatnya saluran telur dan
kemandulan, radang saluran kencing, robeknya saluran ketuban sehingga terjadi
kelahiran bayi sebelum waktunya (prematur). Sementara pada laki-laki akibatnya
adalah rusaknya saluran air mani dan mengakibatkan kemandulan, serta radang saluran
kencing. Pada bayi, 60%-70% terkena penyakit mata atau saluran pernafasan
(pneumonia).
5. Trikomoniasis Vaginalis
Trikomoniasis adalah IMS yang disebabkan oleh parasit Trikomonas Vaginalis.
Gejala dan tanda-tandanya adalah :
 Cairan vagina encer, berwarna kuning kehijauan, berbusa dan berbau busuk
 Vulva agak bengkak, kemerahan, gatal dan terasa tidak nyaman
 Nyeri saat berhubungan seksual atau saat kencing
6. Kandidiasis Vagina
Kandidiasis vagina merupakan keputihan yang disebabkan oleh jamur Candida
Albicans. Pada keadaan normal, jamur ini terdapat di kulit maupun di dalam liang
kemaluan perempuan. Tetapi pada keadaan tertentu jamur ini meluas sedemikian rupa
sehingga menimbulkan keputihan.
Gejalanya berupa keputihan berwarna putih susu, bergumpal, disertai rasa gatal panas dan
kemerahan pada kelamin dan di sekitarnya.
Penyakit ini tidak selalu tergolong IMS, tetapi pasangan seksual dari perempuan yang
terinfeksi jamur ini dapat mengeluh gatal dengan gejala bintik-bintik kemerahan di kulit
kelamin.
7. Kutil Kelamin
Penyebanya adalah Human Papiloma Virus (HPV) dengan gejala yang khas yaitu terdapat
satu atau beberapa kutil di sekitar kemaluan.
Pada perempuan, dapat mengenai kulit di daerah kelamin sampai dubur, selaput lender
bagian dalam liang kemaluan sampai leher rahim. Bila perempuan hamil, kutil dapat
tumbuh sampai besar sekali. Kutil kelamin kadang-kadang bisa mengakibatkan kanker
leher rahim atau kanker kulit di sekitar kelamin.
Pada laki-laki mengenai alat kelamin dan saluran kencing bagian dalam. Kadang-kadang
kutil tidak terlihat sehingga tidak di sadari. Biasanya laki-laki baru menyadari setelah ia
menulari pasangannya.
Sampai sekarang belum ada obat yang dapat secara tuntas menyembuhkan kutil kelamin.
Pengobatan hanya sampai pada tahap menghilangkan kutilya saja.
Tanda atau Gejala
Tanda atau gejala PMS bisa dilihat atau tergantung dari jenis penyakitnya. Secara umum
yang dapat dirasakan adalah :
1) Ada cairan yang keluar dari penis, vagina, atau dubur
2) Terasa perih atau panas sewaktu buang air kecil dan ketika melakukan hubungan seks
3) Nyeri di perut bagian bawah (wanita), buah pelir (laki-laki)d) Melepuh, lecet, kutil,
ruam dan/atau pembengkakan di sekitar kelamin dan/atau mulut
4) Demam, pusing, nyeri otot, pembengkakan kelenjar

E. Pentingnya kebersihan dan kesehatan pribadi bagi remaja


Kebersihan merupakan hal yang penting dalam pencegahan berbagai pengakit infeksi, menjaga
kesegaran dan keindahan tubuh. Menjaga kebersihan tubuh sangat penting bagi semua orang
terlebih pada remaja dengan banyak aktivitas gerak dan olahraga.tubuh cepat berkeringat dan
debu menempel pada tubuh sehingga perlu dibersihkan dengan segera. Kemungkinan penyakit
infeksi yang timbul antara lain
1. Infeksi pencernaan
2. Kulit
3. Tangan
4. Kaki
5. Kuku
6. Alat kelamin
F. Penanganan yang Dilakukan Untuk Mencegah Masalah Kesehatan Reproduksi Remaja
Penanganan yang dilakukan untuk mencegah masalah kesehatan reproduksi remaja adalah
melalui empat pendekatan yaitu institusi keluarga, kelompok sebaya (peer group), institusi
sekolah dan tempat kerja. Institusi keluarga disini diharapkan orang tua harus mampu
menyampaikan informasi tentang kesehatan reproduksi dan sekaligus memberikan bimbingan
sikap dan prilaku kepada remaja.
Peer group diharapkan mampu tumbuh menjadi peer educator yang diharapkan dapat
membahas dan menangani permasalahan kesehatan reproduksi remaja. Institusi sekolah dan
tempat kerja merupakan jalur yang sangat potensial untuk melatih peer group ini, karena
institusi sekolah dan tempat kerja ini sangat mempengaruhi kehidupan dan pergaulan remaja.
DAFTAR PUSTAKA

www.crayonpedia.org/mw/Sistem_Reproduksi_Dan_Penyakit_Yang_Berhubunga_De
gan_Sistem_Reproduksi_Pada_Manusia_9.1

www.google.com/gtw/x?client=ms-
samsung&a=kesehatan+reproduksi+remaja&channel=mm&ei=_3Byr9c7

www.google.com/gwt/x?site=universal&client=ms-
samsung&q=latar+belakang+masalah+kesehatan+reproduksi+remaja&channel=mm&ei=Jh1XT
8CCFKWwiQe6RQ&ved=0CASQFjAC&hl=id&source=m&rd=1&u=http://bungamasamba.blo
gspot.com/2011/04/makalah-kesempatan

http://yudhim.blogspot.com/2008/01/contoh-skripsi.html

http://yundahamasah.blogspot.com/2013/01/kesehatan-reproduksi-remaja.html

http://ilmu-pasti-pengungkap-kebenaran.blogspot.com/2012/07/makalah-kesehatan-reproduksi-
remaja.html

Anda mungkin juga menyukai