Anda di halaman 1dari 1

STUDY KASUS TEORI ORGANISASI PADA SEKOLAH

Di suatu sekolah dasar terdapat murid ABK duduk di kelas 2.murid tersebut mengalami cacat
mental di karenakan insiden pasca kecelakaan yang membuat murid tersebut mengalami sedikit
gangguan mental yang sewaktu-waktu dapat menganggu teman sebayanya.karena cacat yang di
alaminya tidak begitu parah sehingga orang tuanya tetap menyekolahkan anaknya
tersebut.Namun,keadaan berkata lain anak tersebut malah menjadi bahan gunjingan teman-
temanya.Melihat keadaan tersebut,guru kelas mencoba memberitahu murid-muridnya agar tidak
mengunjingnya lagi,tetapi muri-murid tetap saja melakukannya.Akhirnya dengan kata lain guru
kelas melapor pada kepala sekolah selakyaknya seorang pemimpin di sekolah tersebut guna
mengintruksikan agar orang tua wali anak tersebut didatangkan untuk mensosialisasikan kondisi
itu.kepala sekolah dan para guru menyarankan agar anaknya di pindah k sekolah luar biasa
(SLB) ,agar kondisi pendidikannya terpenuhi dan psikologisnya lebih baik,dalam arti anak
tersebut tidak mempunyai beban mental.namun kali ini hal berkata lain juga,orang tuannya tidak
mau memindahkan anaknya k SLB di karenakan gengsi dan malu.Berbagai saran dari para guru
tetap di hiraukan oleh orangtuanya,melihat keadaan seperti ini apa yang di lakukan kepala sekolah
agar murid ABK tersebut mendapatkan pendidikan yang tepat dan tidak menganggu teman-taman
sebayanya.

PENYELESAIAN

Dengan melihat keadaan ini,kepala sekolah hendaknya mengambil tindakan untuk berkonsultasi
pada guru SLB,dan setelah itu menyosialisasikannya pada orang tua anak tersebut dengan
melihatkan secara fakta bagaimana dampak kalau cacat seperti itu di biarkan larut atau di anggap
seperti anak-anak seperti biasa,padahal anaknya tersebut membutuhkan pendidikan tersendiri agar
bisa mengimbangi kehidupan di masyarakat.tentunya kalau sosialisasi ini di lakukan secara rutin
maka orangtuannya akan berfikir sendiri bagaimana anak tersebut kelak.

Disini,pemimpin menunjukkan sikap yang supportif pada bawahannya maupun stake


holdernya.sehingga antara murid,guru,dan orangtua wali tidak ada miss komunikasi.kalau
seumpama anak tersebut di biarkan tetap sekolah n campur pada anak biasa maka aln secara
perlahan menganggu sistem pada organisasi yaitu sekolah itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai