Anda di halaman 1dari 3

Teori Administrasi Negara

1. Paradigma
Secara umum pengertian paradigma adalah seperangkat kepercayaan atau keyakinan dasar
yang menuntun seseorang dalam bertindak dalam kehidupan sehari-hari.mustopaadidjaja (2001)
secara sederhana mengartikan paradigma sebagai “teori dasar “ atau cara pandang fundamental,
dilandasi nilai-nilai tertentu, berisikan teori pokok, konsep, metodologi atau cara pendekatan
yang dapat dipergunakan para teoritisasi dan praktisi dalam menanggapi suatu permasalahan aik
dalam kaitan pengembangan ilmumaupun dalam upaya pemecahan permasalahan agi kemajuan
hidup dan kehidupan manusia.
Selain itu, paradigma juga diartikan sebagai “a framework of basic assumtions including
standard for determining the validity of knowledge, rules of evidence and inference, and basic
priciples of cause and effects shared by a scientific community “ (Kuhn dan Harmon dalam
Mustopaadidjaja, 2001).
2. Administrasi Negara Lama
Merupakan awal perkembangan study Administrasi negara Dengan tokoh Wodrow Wilson
yang terkenal dengan konsepnya yaitu Dikotomi Politik-Administrasi. Proses pembuatan
kebijakan adalah proses politik sedangkan pelaksanaan kebijakan adalah proses administrasi.
Istilah publik dalam Administrasi Negara Lama diartikan sebagai negara sehinggga
membuat administrasi negara terfokus pada organisasi dan manajemen internal dari aktifitas-
aktifitas pemerintah, seperti anggaran negara, manajemen kepegawaian, dan pelayanan jasa.
Perkembangan paradigma administrasi Negara lama:
1) Paradigma 1: Dikotomi Politik dan Administrasi
2) Paradigma 2: Prinsip – Prinsip Administrasi
3) Paradigma 3: Administrasi Negara sebagai Ilmu Politik
4) Paradigma 4: Administrasi Negara sebagai Ilmu Administrasi
5) Paradigma 5: Administrasi Negara sebagai Administrasi Negara
3. Administrasi Negara Baru
Muncul pada tahun 1970-an, Konsep ini merupakan kritik terhadap konsep paradigma
administrasi negara lama. Pada dasarnya administrasi publik baru itu ingin mengetengahkan
bahwa administrasi tidak boleh bebas nilai dan harus menghayati, memperhatikan, serta
mengatasi masalah-masalah sosial yang mencerminkan nilai-nilai yang berkembang dalam
masyarakat. Frederickson (1971), seorang pelopor gerakan ini lebih tegas lagi menyatakan
bahwa administrasi publik harus memasukkan aspek pemerataan dan keadilan sosial (social
equity) ke dalam konsep administrasi. Ia bahkan menegaskan bahwa administrasi tidak dapat
netral. Dengan begitu, 3 administrasi publik harus mengubah pola pikir yang selama ni
menghambat terciptanya keadilan sosial. Kehadiran gagasan-gagasan baru itu menggambarkan
lahirnya paradigma baru dalam ilmu administrasi.
4. Perbedaan Administrasi Negara Lama dengan Administrasi Negara Baru
Perbedaaan Administrais Negara Lama dan Administrasi Negara Baru dapat digambarkan
dalam bagan berikut :

Pengertian Administrasi Negara Lama Administrasi Negara Baru


Publik Diartikan sebagai government atau  Pemerintah atau negara hanya
negara salah satu aspek penting dari
publik
 Publik berati keseluruhan sarana
atau aktor kelembagaan yang
terlibat atau menjalankan fungsi
publik.
Administrasi Menggambarkan manajemen urusanAdministrasi dan implementasi
Publik publik atau aspek implementasi dairmerupakan keseluruhan aspek dari
hukum-hukum negara atau kebijakanbentuk-bentuk atau manifestasi
publik. aktifitas publik yang bersifat
kolektif.
Fokus  Organisasi dan manajemen internal  Orientasi eksternal
atau aktifitas-aktifitas pemerintah  Pola-pola organisasi manusia
 Eksekutif atau administrasi seperti nilai-nilai kelompok dan
pemerintahan di tingkat pusat samapai organisasi dan bagaimana nilai-
daerah. nilai itu diekspresikan.
 Memperkuat lembaga administrasi  Bagaimana fungsi-fungsi yang
negara (big bureaucrasy) dijalankan oleh organisasi sukarela,
 Hirarki dan spesialis organisasi non-profit, organisasi
 Penetapan manajemen ilmiah/prinsip- bisnis, dan organisasi pemerintah.
prinsip  Bagaimana interaksi antara
 Pemisahan politik dan administrasi organisasi pemerintah, organisasi
non-pemerintah dan organisasi
bisnis.
 Bagaimana lembaga pemerintah
membentuk kemitraan dengan
aktor-aktor non-pemerintah.
Nilai  Efisiensi  Keadilan
 Ekonomi  Transparansi
 Efektifitas  Responsivitas
 Akuntabilitas publik
 Partisipasi
Relasi Atasan dan bawahan (hirarki formal) Principal dan agent (kontraktual)
Organisasi  Meliputi juga “shadow
bureaucrasy”
 Pemerintah sebagai supervisor dan
fasilitator
Struktur  Birokratis  Non birokratis
 Mekanisme komando dan kontrol  Network
 Desentralisasi
 Tawar-menawar (bargaining) dan
persuasi
Hakekat Makhluk yang mekanistik  Makhluk rasional yang bisa
Manusia melakukan “rational choice”
 Individu cenderung
mengutamakan kepentingan
pribadinya karena itu lebih suka
berada di bawah sistem pasar bebas

Daftar Pustaka

Frederickson, George.The Spirit of Publik Adminstration.1997.San Fransisco: Jossey-


Bass Publishers
Toha, Miftah.Ilmu Administrasi Publik Kontemporer.2008.Jakarta:Prenada Media Group
www.stialan.ac.id/artikel%20Ginanjar.pdf. diakses tanggal 26 Oktober 2009 pukul 14.25
WIB

Anda mungkin juga menyukai