BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Era kemajuan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta
mengantisipasi era globalisasi, menjadikan manajemen keperawatan perlu mendapat
perhatian yang lebih luas, baik pada tingkat makro (nasional), maupun pada tingkat
mikro yaitu pada tingkat organisasi dengan segala jenis, bentuk, dan kegiatannya.
Manajemen keperawatan dimasa depan perlu mendapatkan prioritas utama dalam
pengembangan keperawatan. Hal ini berkaitan dengan tuntutan profesi dan tuntutan
global bahwa setiap perkembangan dan perubahan perlu pengelolaan secara
profesional dan memperhatikan setiap perubahan yang terjadi di Indonesia (Nursalam,
2013).
Manajemen didefinikasikan sebagai proses menyelesaikan pekerjaan melalui
orang lain untuk mencapai tujuan organisasi dalam suatu lingkungan yang berubah.
Manajemen juga merupakan proses pengumpulan dan mengorganisasi sumber-
sumber dalam mencapai tujuan (melalui kerja orang lain) yang mencerminkan
dinamika suatu organisasi. Tujuan ditetapkan berdasarkan visi, misi, filosofi dan
tujuan organisasi. Proses manajemen meliputi kegiatan mencapai tujuan organisasi
melalui perencanaan orgnisasi, pengarahan dan pengendalian sumber daya manusia,
fisik dan teknologi. Semua perawat yang terlibat dalam manajemen keperawatan serta
kerangka konsep kerjanya (Ma’irifin, 2010).
Keperawatan sebagai profesi merupakan bagian dari masyarakat, ini akan
terus berubah seirama dengan berubahnya masyarakat yang terus menerus
berkembang dan mengalami perubahan, demikian pula dengan keperawatan.
Keperawatan dapat dilihat dari berbagai aspek, antara lain keperawatan sebagai
bentuk asuhan profesional kepada masyarakat, keperawatan sebagai iptek, serta
keperawatan sebagai kelompok masyarakat ilmuwan dan kelompok masyarakat.
1
2
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah melaksanakan praktek manajemen keperawatan mahasiswa mampu
menerapkan konsep, teori dan prinsip, serta prilaku kepemimpinan sederhana
secara bertanggung jawab dalam melaksanakan asuhan keperawatan tingkat dasar
di tatanan pelayanan kesehatan.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti praktek manajemen, mahasiswa mampu :
a. Mengidentifikasi masalah-masalah yang terkait fungsi manajemen.
b. Melaksanakan fungsi dan peran dalam pelaksanaan MAKP dengan metode
Tim.
c. Melaksanakan pendokumentasian asuhan keperawatan.
d. Melaksanakan peran manajemen sederhana.
e. Membuat laporan.
2. Alokasi Waktu
Praktik manajemen keperawatan meliputi pengkajian, analisa data, diseminasi awal,
pengaplikasian MAKP, diseminasi akhir, evaluasi, dan ujian akhir departemen
manajemen keperawatan di Ruang Nusa Indah Rumah Sakit Daerah Tingkat III
Brawijaya Surabaya dilakukan selama 7 minggu mulai tanggal 27 Agustus s/d 1 6
oktober 2016.
D. Manfaat
1. Bagi Ruangan
a. Dapat menemukan masalah yang ada diruang Nusa Indah berkaitan dengan
model asuhan keperawatan profesional.
b. Dapat melakukan analisa masalah dengan metode SWOT dengan menyusun
rencana strateginya.
c. Dapat menerapkan model asuhan keperawatan profesional.
2. Bagi Mahasiswa
4
BAB II
PENGKAJIAN
Dalam bab ini akan disajikan tentang tahapan proses manajemen keperawatan yang
meliputi data, analisa SWOT dan identifikasi masalah.
b. Misi
1) Menyelenggarakan pengobatan dan perawatan bermutu.
2) Mengembangkan propesionalitas sumberdaya manusia
3) Menciptakan suasana nyaman dan berazas
4) Peduli terhadap pengguna jasa dan lingkungan
c. Motto
1) Motivasi staf/kepla ruangan/unit agar selanjutnya mereka memacu dan
memotivasi.
2) Menata ulang infrastruktur dan pemeliharaan agar tetap uptodate.
3) Merefresh sumber daya manusia
4) Merancang instalasi/unit pendiikan berkelanjutan.
5) Mencegah dan mengurangi kebocoran dan meningkan efisiensi agar lebih
bisa membangun rumah sakit.
6) Tidak ada pelanggaran.
2. Visi dan Misi Ruang Nusa Indah RSAD Tingkat III Brawijaya
Menjadi ruangan yang selangkah lebih maju dari ruangan terbaik.
a. Misi
1) Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dengan sentuhan
manusiawi.
5
6
Kepala Ruang
Administrasi
Katim I Katim II
Berdasakan diagram diatas, sudah ada pembagian tugas dan wewenang pada
masing – masing perawat.
7
b. Tenaga Perawat
Jumlah tenaga medis dan non medis di ruang Nusa Indah RSAD Tingkat III
Brawijaya.
1) Tenaga Medis
No. Nama Pendidikan Status Lama Kerja
1 Supi’ah.,Amd.kep D3 PNS 20 th
4 Sabrina.,S.kep,Ns S1 Honorer 2 th
5 Silvia.,S.kep,Ns S1 Honorer 3 th
9 Vira.,Amd.kep D3 Honorer 2 th
10 Merista.,S.kep,Ns S1 Honorer 3 th
11 Suryatiningsih.,Amd.kep D3 Honorer 1 th
12 Farid.,Amd.Kep D3 Honorer 1 th
Pagi : 5 orang
Siang : 3 orang
Malam : 2 orang +
10 orang
86 x 10 = 774 = 3,08 = 3
279 279
Keterangan :
Tenaga yang tersedia 13 orang
Kelebihan tenaga 0 orang
Kekurangan tenaga 2 orang
Jumlah Perawat yang dibutuhkan untuk bertugas di Ruang Nusa Indah adalah 15
orang.
9
Malam : 2 orang +
8 orang
86 x 8 = 688 = 2,46= 2
279 279
Keterangan :
Tenaga yang tersedia 13 orang
Kekurangan tenaga 1 orang
Kelebihan tenaga 0 orang
Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas di Ruang Nusa Indah adalah 14
orang.
10
Pagi : 5 orang
Siang : 3 orang
Malam : 2 orang +
10 orang
86 x 10 = 860 =3,08 = 3
279 279
Keterangan :
Tenaga yang tersedia 13 orang
Kekurangan tenaga 3 orang
Kelebihan tenaga 0 orang
Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas di Ruang Nusa Indah adalah 16
orang.
25
25
12
25
13
PASIEN PASIEN
SPMRS
RUJUKAN RUJUKAN
IGD PERJETUJUAN RI POLIKLINIK
PENDAFTARAN RI
(ADMISSION)
ENTERY DATA
PEMBUATAN BRM
RI DAN GALANG
PASIEN
RUANG PERAWATAN
PAVILIUN
ADMINISTRASI /
KEUANGAN
KELUAR
RUMAH SAKIT
14
No Penyakit Jumlah
1 GEA 48
2 DHF 35
3 DM 30
4 FEBRIS 18
5 HT 17
6 CVA 8
7 BP 8
8 GASTRITIS 7
9 TF 7
10 COLIK ABDOMEN 6
KETERANGAN
:T.Tidur
:Pintu
:R.depan
K
:R.Perawat
1 2 : ADM
: R. Ganti
1 2 : K.M
1 2
1 2
1 2
1 2 3
1 2 3
1 2 3
1 2 3
1 2 3
17
b. Lingkungan Kerja
Berdasarkan pengkajian pada tanggal 23 agustus di dapatkan hasil
bahwa lingkungan kerja perawat di rumah sakit tingkat III Brawijaya di ruang
Nusa Indah didapatkan hasil yaitu 10 kamar dengan kelas I ( 5 kamar dengan
jumlah 10 bed) dan kelas II ( 5 kamar dengan jumlah 15 bed).
c. Peralatan
1) Peralatan
No Nama barang Jumlah kondisi
1 Bengkok 3 Baik
2 Gunting 2 Baik
3 Korentang 1 Baik
4 Pinset anatomis 2 Baik
5 Pinset cirugis 2 Baik
6 Regulator O2 3 Baik
7 Standar infuse 25 Baik
8 Bak instrument 2 Baik
9 Stetoskop 4 Baik
10 Tensimeter digital 1 Baik
11 Tensimeter airaksa 2 Baik
12 Termometer 2 Baik
13 Densifeksi kom 1 Baik
14 Bak injeksi 1 Baik
15 Cucing 2 Baik
16 Oropharing tube 2 Baik
17 Tromol besar 1 Baik
18 Tromol kecil 1 Baik
19 Ambubag 1 Baik
20 Nebuleizer 1 Baik
21 ECG 1 Baik
22 Spatel 2 Baik
23 Pispot 2 Baik
24 Nasal O2 2 Baik
18
f. Ruang penunjang
Berdassarkan pengkajian yang dilakukan di ruang nusa indah pada tanggal 25
Agustus 2016 didapatkan hasil bahwa diruangan nusa indah tidak mem[punyai
ruangan penunjang untuk tindakan keperawtan.
e) Buku Visite
f) Buku Apotek
g) Buku Timbang Terima
h) Buku TTV
B. TIMBANG TERIMA
Timbang terima di Ruang Nusa Indah dilakukan di Nurse Station
kemudian diteruskan dengan berkeliling ke kamar-kamar pasien tiga kali dalam
sehari, yaitu pada pergantian shift malam menuju shift pagi (pukul 07.00), dari
shift pagi menuju shift sore (pukul 14.00), dan shift sore menuju shift malam
(pukul 20.00).
21
C. SUPERVISI KEPERAWATAN
Supervisi di Ruang Nusa Indah sudah dilakukan diantaranya supervisi
dokumentasi keperawatan, supervisi tindakan keperawatan, dan administrasi
ruangan. Kegiatan supervisi dilakukan langsung oleh Kepala Ruangan kepada
ketua tim selanjutnya ketua tim menyampaikan kepada perawat pelaksana,
dimana kepala ruangan mendukung kegiatan supervisi demi peningkatan mutu
pelayanan keperawatan. Pelaksanaan supervisi di Ruang Nusa Indah masih
terdapat beberapa kekurangan, diantaranya belum ada uraian yang jelas tentang
aturan supervisi keperawatan, belum tersedianya format yang baku, program
pelatihan dan sosialisasi tentang supervisi belum maksimal, serta
pendokumentasian supervisi belum maksimal tetapi hal ini bukan menjadi salah
22
D. SENTRALISASI OBAT
Pengelolaan obat sudah dilakukan di Ruang Nusa Indah RSAD Tingkat III
Brawijaya, Kepala Ruang Nusa Indah mendukung kegiatan sentralisasi obat
dan menyediakan sarana untuk sentralisasi obat yang memadai sesuai dengan
program. Kebutuhan obat pasien di Ruang Nusa Indah berasal dari farmasi,
selanjutnya obat injeksi (intravena), obat oral dan cairan infus (parenteral)
disentralisasi oleh perawat di ruangan dan ditempatkan pada loker menurt
kamar dan bad yang di tempati pasien.
Alur sentralisasi obat adalah obat diresepkan oleh dokter kemudian untuk
pasien umum resepnya di serahkan ke kluarga untuk mengambil resep ke
apotik setelah itu obat diserahkan ke perawat dan disimpan di tempat
penyimpanan obat sesuai dengan nama. Sedangkan utuk pasien BPJS resepnya
di hantar oleh perawat ke apotek menggunakan buku sentralisasi obat. Obat di
kemas oleh petugas apotek dan dihantar ke ruangan Nusa Indah dengan bukti
lembar serah terima obat dari apotek keruangan.
23
Doktervisite
Untuk pasien umum resep diserahkan Untuk pasien BPJS redep dihantar
kepada keluarga oleh perawat ke apotek
Obat diserahkan oleh keluarga pasien Obat dihantar oleh petugas apotek ke
kepada perawat ruangan dan diserahkan ke perawat
E. Discharge Planning
Discharge planning di ruangan Nusa Indah sudah dilakukan hampir pada
semua pasien pulang dengan menggunakan kartu discharge planing. Proses
pelaksanaan DP dilakukan di nurse station dengan cara memanggil keluarga
pasien. Kartu Discharge planning sudah ada sesuai dengan standart : identitas
pasien, tanggal kontrol, aturan diet, aturan penggunaan obat, aktivitas dan
istirahat, dan hasil pemeriksaan yang dibawa pulang.
Discharge planning dilakukan oleh perawat juga tepat pada saat pasien
dinyatakan boleh pulang oleh Dokter. Beberapa kendala ini disebabkan oleh
kurangnya ketenagaan di ruangan terutama pada pasien yang pulang pada saat
shift sore dan shift malam dimana tenaga perawat lebih sedikit yang bertugas.
Semua perawat diruangan menyatakan mengerti discharge planning, ada format
perencanaan pulang dan sudah dijalankan.
24
F. Ronde Keperawatan
Ronde keperawatan di ruang Nusa Indah RSAD Tingkat III Brawijaya
sudah dilakukan tetapi belum optimal, masing-masing tim medis tidak dapat
hadir secara bersamaan saat pelaksanaan ronde keperawatan karena jadwal
kegiatan yang berbeda-beda. Ronde Keperawatan didukung oleh Kepala
Ruangan dan tim medis (dokter, ahli gizi, fisioterapi, analis kesehatan), selain
itu tenaga perawat yang telah selesai menempuh pendidikan S1, pengalaman
kerja lebih dari 2 tahun, dan sudah menjalani pelatihan memungkinkan untuk
melakukan ronde keperawatan. Prosentase tenaga S1 keperawatan di Ruang
Nusa Indah RSAD Tingkat III Brawijaya adalah 30,76 % sedangkan D3
keperawatan 69,23 % hal ini sangat mempengaruhi kualifikasi untuk
melakukan ronde keperawatan yang tidak merata.
Ronde keperawatan yang dilakukan secara baik, teratur, dan benar akan
memecahkan masalah keperawatan pasien, dalam hal ini harus melibatkan
pasien dan tim medis, sehingga dapat terjalin kerjasama yang baik antara
pasien, perawat dan tim medis lain. Salah satu kendala ronde keperawatan
adalah memadukan jadwal antar tim medis, tetapi jika ronde keperawatan tidak
dilaksanakan maka akan memperpanjang masa perawatan pasien di rumah
sakit.
G. Dokumentasi Keperawatan
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, didapatkan
pendokumentasian yang berlaku di Ruangan Nusa Indah adalah sistem SOR
(Sources Orientid Record) yaitu suatu sistem pendokumentasian yang
berorientasi dari berbagai sumber tenaga kesehatan, misalnya dari dokter,
25
perawat, ahli gizi dan lain – lain. Berdasarkan status pasien yang ada ,
didapatkan :
1. Pendokumentasian dilakukan satu kali pada setiap shift dan
pendokumentasian mencakup asuhan keperawatan mulai dari keluhan
utama, data subjektif, data objektif dan tindakan keperawatan.
2. Rekem medik disusun sesuai urutan berdasarkan nomor register dan
identitas pasien dicantumkan, ada jam pendokumentasian dan keluhan
pasien.
3. Pendokumentasian perawat terdapat pada daftar tersendiri yang terdiri dari
lembar penerimaan pasien baru, lembar persetujuan tindakan medis,
pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi,
serta format discharge planning.
Adapun bagan uraian lembar dokumentasi medik yang ada di Ruangan Nusa
Indah antara lain :
No Tarif Kelas
Uraian
Satuan I II
1 Kamar Perhari 200.000 100.00
2 Visit Dokter Pertindakan 100.000 80.000
3 Dokter Per Konsulen Perhari - -
4 Biaya Makan (catering) Perhari 30.000 30.000
5 Radiologi - - -
6 Laboratorium - - -
7 Konsul Gizi perhari 30.000 30.000
8 Cek GDA Pertindakan 15.000 15.000
9 Administrasi - - -
Jenis Tindakan
1 ECG Pertindakan 40.000 40.000
2 Aff catheter Pertindakan 17.500 15.000
3 Aff Infus Pertindakan 10.000 10.000
4 Aff Drainage Pertindakan 17.500 15.000
5 Ambil darah ( V/A ) - - -
6 Ganti Cairan /hari - - -
7 Injeksi Pertindakan 22.500 20.000
8 Lavemenet Pertindakan 21.500 21.000
9 Pasang Kateter Pertindakan 25.000 22.500
10 Pasang NGT Pertindakan 23.000 15.000
11 Pasang O2 Perhari 10.000 10.000
12 Pasang Infus Anak Pertindakan 25.000 22.500
13 Pasang Infus Dewasa Pertindaan 22.500 20.000
14 Rawat Luka Pertindakan 27.000 25000
15 Rawat Jenazah Pertindakan 40.000 40.000
16 Therapy Nebuleizer Pertindakan 45.000 45.000
17 Rujuk Pasien Peritndakan 50.000 50.000
18 Mengantar Pasien Pertindakan 4.500 4.500
dengan Brancard
19 Observasi Transfusi Pertindakan 25.000 22.000
21 Memberiakn obat oral Pertindakan 5.000 5.000
22 Membantu Toileting Perhari 10.000 7.500
23 Rawat Luka Khusus Pertindakan 80.000 80.000
24 Rawat Luka Besar Pertindakan 65.000 65.000
25 Rawat Luka Sedang Pertindakan 55.000 55.000
26 Rawat Luka Kecil Pertindakan 45.000 45.000
5. MUTU (M5)
Indikator mutu pelayanan keperawatan dari keselamatan pasien (patient
safety), perawatan diri (self care), kenyamanan, kecemasan, pengetahuan pasien
tentang penyakitnya, discharge palnning, dan kepuasan pasien.
1. Patient safety
Angka kejadian patient safety di ruang Nusa Indah belum terdokumentasi secara
terperinci. Semua bed pasien pada ruang Nusa Indah sudah memiliki pagar
pelindung. Sebagian besar merupakan pasien yang mempunyai tingkat
ketergantunagn parsial sehingga angka kejadian plebitis sering terjadi.
2. Kepuasan pasien
Kepuasan pasien adalah terpenuhinya kebutuhan pasien dan keluarga terhadap
pelayanan keperawatan yang diharapkan. Indikator kepuasan pada pasien adalah
kehandalan, jaminan, kenyataan, empati, tanggung jawab dalam pelayanan
keperatan. Berdasarkan survey tingkat kepuasan klien pada tanggal 14
September 2016 adalah :
Kategori Presentasi
Sangat tidak puas 0.5 %
Tidak puas 4.8 %
Puas 80.8 %
Sangatpuas 14 %
4.80%
14% 0.50%
Puas
Sangat puas
Tidak Puas
sangat tidak puaas
80.80%
3. Kenyamanan
Fenomena nyeri timbul karena adanya kemampuan sistem saraf untuk merubah
berbagai stimulus mekanis, kimia, termal, elektris menjadi potensial aksi yang
dijalarkan ke sistem saraf pusat. Di ruangan Nusa Indah, aspek kenyamanan
pasien sudah terdokumentasi secara tertulis dengan menggunakan lembar
pengkajian nyeri dan untuk meniai tingkat kenyamanan pasien menggunakan
pengkajian nyeri yaitu dengan menggunakan angka dari 0 sampai 10 :
0 : tidak nyeri
1–3 : nyeri ringan
4–6 : nyeri sedang
7 -10 : nyeri berat
4. Kecemasan, perawatan diri dan pengetahuan
Aspek kecemasan, perawatan diri dan pengetahuan pasien belum terdokumentasi
secara tertulis diruang Nusa Indah dan masih dalam proses pembuatan panduan
operasional
30
BAB III
N BOBOT X
ANALISIS SWOT BOBOT RATING HASIL
o RATING
1 M1 (Ketenagaan )
IFAS
STRENGTH
1. Ada pembagian tugas tertulis bagi 0,1 3 0,3
masing - masing perawat S–W
2. Jenis Ketenagaan : 0,4 2 0,8 = 2,9 – 2,2
a. S1 Keperawatan : 4 orang = 0,7
b. D3 Keperawatan : 9 orang
c. Clenaning service : 2 orang
3. Sudah ada petugas administrasi 0,2 3 0,6
sendiri.
4. Sudah pernah ada mahasiswa 0,3 4 1,2
praktek manajemen keperawatan
di Ruang Nusa Indah RSAD
Brawijaya Surabaya.
JUMLAH 1 2,9
WEAKNESS
1. Sumber tenaga perawat belum 0,5 2 1,0
seimbang dengan jumlah pasien
2. Perawat berpendidikan DIII 69% 0,4 3 1,2
JUMLAH 1 2,2
EFAS
OPPORTUNITY
1. Kepala ruang mampu merangkap 0,2 2 0,4
sebagai manager asuhan
keperawatan. O–T
2. Ada mahasiswa praktek di ruang 0,5 3 1,5 = 2,8 – 2,3
Nusa Indah = 0,5
3. Adanya kerjasama yang baik 0,3 3 0,9
antara mahasiswa yang sedang
praktik menejemen dengan
perawat
JUMLAH 1 2,8
30
31
THREATENED
1. Banyaknya permasalahan pasien 0,3 3 0,9
dengan berbagai jenis penyakit
sehingga perawat harus
meningkatkan pengetahuan
2. Ada tuntutan dari pasien untuk 0,4 2 0,8
mendapatkan perawatan yang lebih
profesional
3. Makin tingginya kesadaran 0,3 2 0,6
masyarakat akan pentingnya
kesehatan.
JUMLAH 1 2,3
No BOBOT X
ANALISIS SWOT BOBOT RATING HASIL
RATING
2 M2 ( Sarana Prasarana )
IFAS
STRENGTH
1. Mempunyai sarana dan prasarana 0,1 3 0,3 S–W
untuk pasien. = 3,3 – 3
2. Mempunyai sarana dan prasarana 0,1 4 0,4 = 0,3
untuk petugas seperti tempat
istirahat untuk petugas.
3. Tersedianya Nurse Station. 0,2 3 0,6
4. Terdapat administrasi penunjang 0,2 3 0,6
seperti buku injeksi, buku TTV,
buku bantu timbang terima, buku
sentralisasi obat, dan buku
laboratorium.
5. Sudah ada tempat sampah khusus 0,3 4 1,2
untuk sampah medis dan non
medis.
6. Mempunyai ECG dan semua 0,1 2 0,2
perawat ruangan mampu
menggunakannya.
JUMLAH 1 3,3
WEAKNESS
1. Oksigen sentral belum ada di 0,4 3 1,2
semua kamar (kelas I & II)
2. Belum adanya ruang khusus 0,3 3 0,9
untuk konsultasi dokter dan
ruangan khusus untuk kepala
ruangan
JUMLAH 1 3
O–T
EFAS = 2,4 –2,7
OPPORTUNITY = - 0,3
1. Sudah ada permintaan 0,4 3 1,2
penambahan oksigen central.
2. Mengalih fungsikan wastafel 0,6 2 1,2
sebagai tempat mencuci alat
JUMLAH 1 2,4
THREATENED
1. Adanya tuntutan dari keluarga dan 0,7 3 2,1
pasien untuk memberikan sarana
dan prasarana yang memadai.
2. Jumlah alat kesehatan tidak 0,3 2 0,6
seimbang dengan jumlah pasien
JUMLAH 1 2,7
BOBOT X
No ANALISIS SWOT BOBOT RATING
RATING
3 A M3 – METODE MAKP
IFAS
STRENGTH.
1. Ada dokumentasi SOAP. 0,2 4 0,8 S–W
2. Mempunyai Standar Asuhan 0,2 3 0,6 = 3 – 2,7
Keperawatan. = 0,3
3. Mempunyai Protap setiap 0,1 3 0,3
tindakan keperawatan.
4. Terlaksananya komunikasi yang 0,2 2 0,4
adekuat: Perawat dan tim
kesehatan lain.
5. Sudah pernah dilakukan MAKP 0,3 3 0,9
Tim
JUMLAH 1 3
WEAKNESS
1. Dokumentasi SOAP sudah ada 0,3 2 0,6
tetapi belum di laksanakan
secara optimal.
2. Tindakan keperawatan sebagian 0,3 3 0,9
kurang mengacu pada protap.
3. Semua tenaga medis mengerti 0,4 3 1,2
tentang MAKP Tim tetapi
pelaksanaanya belum optimal
33
THREATENED
0,2 3 0,6
1. Adanya tuntutan masyarakat yang
semakin tinggi terhadap
peningkatan pelayanan
keperawatan yang lebih
profesional.
0,4 2 0,8
2. Makin tinggi kesadaran
masyarakat akan pentingnya 0,4 0,8
2
kesehatan
3. Semakin tingginya persaingan
dengan ruangan lain.
JUMLAH 1 2,2
No BOBOT X HASIL
ANALISIS SWOT BOBOT RATING
RATING
3 B TIMBANG TERIMA
IFAS
STRENGTH
1 Adanya laporan jaga setiap shift 0,1 4 0,4 S-W = 3,5
2 Karu memimpin kegiatan timbang 0,2 4 0,8 - 2,5
terima shift pagi = 1,0
3 Timbang terima sudah merupakan 0,2 4 0,8
kegiatan rutin yang telah
dilaksanakan setiap shift jaga.
4 Adanya kemauan perawat untuk 0,2 3 0,6
melakukan timbang terima sesuai
standar keperawatan.
5 Adanya buku khusus untuk 0,3 3 0,9
pelaporan timbang terima
34
JUMLAH 1 3,5
WEAKNESS
1. Isi timbang terima belum terfokus 0,2 2 0,4
pada masalah keperawatan
2. Belum maksimalnya format 0,3 2 0,6
timbang terima
3. Adanya perawat yang tidak 0,2 3 0,6
mengikuti timbang terima
4. Materi timbang terima lebih 0.3 3 0,9
terfokus pada masalah medis
JUMLAH 1 2,5
TREATHENED
1. Adanya tuntutan yang lebih tinggi 0,7 3 2,1
dari pasien dan keluarga untuk
mendapatkan pelayanan perawatan
yang lebih optimal.
2. Meningkatnya kesadaran perawat 0,3 2 0,6
sebagai pemberi asuhan
keperawatan.
JUMLAH 1 2,7
No BOBOT X
ANALISIS SWOT BOBOT RATING HASIL
RATING
3 C SUPERVISI
IFAS
STRENGTH
1. Adanya dukungan dari pihak 0,3 3 0,9 S-W
rumah sakit untuk melakukan = 3,3– 2
supervisi. = 1,3
2. Adanya kemauan perawat untuk 0,4 3 1,2
berubah menjadi lebih profesional
3. Kepala ruangan mendukung 0,3 4 1,2
kegiatan supervisi demi
peningkatan mutu pelayanan
35
keperawatan.
JUMLAH 1 3,3
WEAKNESS
1. Belum ada uraian yang jelas 0,1 2 0,2
tentang supervisi.
2. Belum mempunyai format yang 0,4 2 0,8
baku dalam pelaksanaan supervisi.
3. Belum maksimalnya program 0,3 2 0,6
pelatihan dan sosialisasi tentang
supervisi.
4. Belum maksimalnya dokumentasi 0,2 2 0,4
supervisi.
JUMLAH 1 2
EFAS
OPPORTUNITY
1. Adanya kerja sama yang baik 0,3 3 0,9 O-T
antar perawat dan mahasiswa = 3 - 2,3
praktik manajemen = 0,7
2. Adanya mahasiswa praktek 0,7 3 2,1
manajemen keperawatan untuk
mengembangkan sistem supervisi
karena tuntunan pasien sebagai
konsumen untuk mendapatkan
pelayanan yang profesional.
JUMLAH 1 3
TREATHENED
1. Tuntutan pasien sebagai 0,7 2 1,4
konsumen untuk mendapatkan
pelayanan yang profesional dan
bermutu sesuai dengan
peningkatan biaya perawatan.
2. Mahasiswa praktik manajemen 0,3 3 0,9
mengembangkan sistem supervisi
keperawatan.
JUMLAH 1 2,3
36
No BOBOT X
ANALISIS SWOT BOBOT RATING HASIL
RATING
3 D SENTRALISASI OBAT
IFAS
STRENGTH
1. Sentralisasi obat sudah dilakukan 0,3 3 0,9 S-W
di Ruang Nusa Indah = 3,0- 2,0
2. Tersedianya sarana untuk 0,4 3 1,2 = 1,0
pengelolaan sentralisasi obat
injeksi dan cairan infus.
3. Kepala ruangan mendukung 0,1 3 0,3
kegiatan sentralisasi obat.
4. Adanya kemauan perawat untuk 0,2 3 0,6
melakukan sentralisasi obat.
JUMLAH 1 3
WEAKNESS
1. Belum ada lembar informed 0,6 2 1,2
consent tentang sentralisasi obat
2. Belum ada pembagian tugas dan 0,4 2 0,8
tanggung jawab yang jelas tentang
sentralisasi obat.
JUMLAH 1 2
EFAS
OPPORTUNITY
1. Adanya mahasiswa yang praktik 0,3 3 0,9 O-T
manajemen keperawatan = 3 - 1,67
2. Kerjasama yang baik antara 0,7 3 2,1 = 1,33
perawat dan mahasiswa.
JUMLA 1 3
TREATHENED
1. Adanya tuntutan pasien untuk 0,33 1 0,33
mendapatkan pelayanan yang
profesional.
2. Resiko tinggi untuk obat injeksi 0,67 2 1,34
misalnya pecah dan harga obat
yang terlalu mahal
JUMLAH 1 1,67
37
No BOBOT X
ANALISIS SWOT BOBOT RATING HASIL
RATING
3 E DISCHARGE PLANNING
IFAS
STRENGTH
1. Tersedianya resume keperawatan 0,3 3 0,9 S-W =
untuk pasien pulang. 2,8 - 2,3
2. Adanya kemauan/ kemampuan 0,2 3 0,6 = 0,5
untuk memberikan pendidikan
kesehatan kepada
pasien/keluarga.
3. Adanya surat kontrol. 0,2 3 0,4
4. Adanya kerjasama yang baik 0,3 3 0, 9
antara medis dan para medis
dalam rangka memberikan
pendidikan kesehatan kepada
pasien/keluarga selama dirawat
atau pulang.
JUMLAH 1 2,8
WEAKNESS
1. Tidak ada arsip discharge planning 0,2 2 0,4
yang tersimpan untuk ruangan
2. Keterbatasan waktu perawat 0,3 2 0,6
dalam memberikan pendidikan
kesehatan.
3. Pemberian pendidikan kesehatan 0,3 3 0,9
di lakukan secara lisan pada
setiap pasien atau keluarga.
4. Tidak tersedianya leaflet pasien 0,2 2 0,4
saat pulang.
JUMLAH 1 2,3
EFAS
OPPORTUNITY
1. Pemberian HE secara lengkap 0,4 2 0,8
dapat meningkatkan pengetahuan
pasien dan keluarga. O-T
0,6 2 1,2 = 2 – 1,6
2. Adanya kerjasama yang baik = 0, 4
antara perawat, pasien, dan
keluarga pasien. 1 2
JUMLAH
TREATHENED
1. Adanya tuntutan dari pasien dan 0,3 2 0,6
keluarga pasien untuk
38
mendapatkan pelayanan
keperawatan yang profesional.
2. Makin tingginya kesadaran 0,4 1 0,4
masyarakat akan pentingnya
kesehatan
3. Persaingan antar ruangan yang 0,3 2 0,6
semakin ketat.
JUMLAH 1 1,6
No BOBOT X
ANALISIS SWOT BOBOT RATING HASIL
RATING
3 F RONDE KEPERAWATAN
IFAS
STRENGTH
1. Kepala Ruang dan tim medis 0,4 4 1,6 S-W
mendukung adanya kegiatan = 3,1 - 2,5
ronde keperawatan. = 0,6
2. SDM, pengalaman kerja, dan 0,3 3 0,9
pelatihan yang diikuti oleh
perawat ruangan sangat
memungkinkan untuk melakukan
kegiatan ronde keperawatan yang
terstruktur dan terjadwal dengan
baik.
3. Perawat dengan masa jabatan 0,3 2 0,6
lebih dari 2 tahun dan
berpendidikan S1 sudah dilatih
ronde keperawatan.
JUMLAH 1 3,1
WEAKNESS
1. Ronde keperawatan adalah 0,2 3 0,6
kegiatan yang sudah dilakukan
tetapi belum dapat dilaksanakan
secara optimal di Ruang Nusa
Indah
2. Perwakilan dari masing-masing 0,2 2 0,4
tim medis belum dapat hadir
secara bersamaan
3. Karakteristik tenaga yang 0,3 2 0,6
memenuhi kualifikasi untuk
melakukan ronde tidak merata.
4. Jumlah tenaga keperawatan yang 0,3 3 0,9
tidak merata dengan tingkat
ketergantungan pasien.
39
JUMLAH 1 2,5
EFAS
OPPORTUNITY
1. Pelaksanaan ronde keperawatan 0,4 3 1,2 O-T
dapat memecahkan masalah = 3- 2,3
keperawatan pasien. = 0,7
2. Menjalin kerjasama yang baik 0,6 3 1,8
antara perawat dan tim medis lain.
JUMLAH 1 3
TREATHENED
1. Banyaknya jadwal kegiatan tim 0,3 3 0,9
medis mengakibatkan sulitnya
memadukan jadwal ronde
keperawatan.
2. Adanya pelatihan dan seminar 0,3 2 0,6
tentang manajemen keperawatan
3. Adanya kesempatan dari kepala 0,4 2 0,8
ruangan untuk mengadakan ronde
keperawatan pada perawat dan
mahasiswa praktik.
JUMLAH 1 2,3
(IFAS)
STRENGTH
1. Pengelolaan ruangan rawat inap 0,3 4 1,2 S-W
Nusa Indah oleh RSAD 3,7-2
Brawijaya. = 1,7
2. Ada kerjasama dengan pihak 0,4 4 1,6
asuransi kesehatan (BPJS)
3. Daftar biaya perawatan dan tarif 0,2 3 0,6
ruangan di ruang Dahlia sudah
tertera.
4. Adminitrasi pembayaran dapat 0,1 3 0,3
dilakukan 24 jam dan pada hari
libur adminitrasi tetap dapat
dilayani
JUMLAH 1 3,7
40
WEAKNESS
1. Hanya kerjasama dengan satu 0,3 2 0,6
asuransi kesehatan.
2. Masyarakat harus mematuhi dan 0,7 2 1,4
mengikuti aturan dari asuransi
kesehatan
JUMLAH 1 2
(EFAS)
OPPORTUNITY
1. Tersedianya dana operasional 0,4 3 1,2 O-T
untuk ruangan. 3-2,6
2. Manajerial yang baik dapat 0,6 3 1,8 = 0,4
mengembangkan fasilitas-fasilitas
yang belum terpenuhi.
JUMLAH 1 3
THREATHENED
1. Dengan sistem asuransi, 0,6 3 1,8
masyarakat menilai pelayanan
kurang memuaskan.
2. Adanya tuntutan yang lebih tinggi 0,4 2 0,8
dari masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan
yang lebih profesional sehingga
membutuhkan pendanaan yang
cukup besar untuk mendanai
sarana dan prasarana.
JUMLAH 1 2,6
(IFAS)
STRENGTH
1. Kepuasan pasien terhadap 0,4 4 0,8 S-W
pelayanan keperawatan di ruangan 2,6-3
Nusa Indah = - 0,4
2. Rata – rata BOR cukup baik 0,3 3 0,9
3. Adanya variasi karakteristik dari 0,2 3 0,6
pasien BPJS, umum dan asuransi
swasta
4. Sebagai tempat praktek 0,1 3 0,3
mahasiswa keperawatan D-3 dan
S-1 keperawatan
JUMLAH 1 2,6
41
WEAKNESS
1. LOS yang memanjang karena 1.0 3 3
perawatanyang lama
JUMLAH 1 3
(EFAS)
OPPORTUNITY
1. Adanya mahasiswa S-1 0,4 3 1,2 O-T
keperawatan praktek manajemen 3,6-2
2. Adanya kerjasama yang baik 0,6 4 2,4 = 1,6
antara perawat ruangan dan
mahasiswa praktek.
JUMLAH 1 3,6
THREATHENED
1. Adanya peningkatan standar 0,3 2 0,6
masyarakat yang harus dipenuhi
2. Adanya persaingan antar ruangan 0,7 2 1,4
dalam memberikan asuhan
keperawatan
JUMLAH 1 2
BAB IV
2. Discharge 5.Pemberian pendidikan Disharge Planning 1. Menentukan materi dan 1. Perawat melakukan Dilakukan Johan G.
Planning kesehatan di lakukan dapat dilaksanakan leaflet discharge planning, rencana pulang ketika pasien Ossok, S.Kep
secara lisan pada setiap 2. Menentukan klien yang sesuai dengan pulang selama
pasien atau keluarga. akan dijadikan subyek perencanaan rencana 15 menit
6.Tidak tersedianya discharge planning pulang
leaflet pasien saat 3. Menentukan jadwal 2. Pasien dan keluarga
pulang. pelaksanaan discharge mengerti dengan
planning perencanaan rencana
4. Melaksanakan discharge pulang sesuai
planning standart
3. Adanya leaflet
tentang penyakit
yang diderita oleh
masing-masing
pasien
4. Terdokumentasinya
rencana pulang yang
sudah dilakukan
oleh perawat
46
3.Ronde Ronde keperawatan Ronde Keperawatan 1. Menentukan klien yang akan 1.Ronde keperawatan 50 menit : Harrys
Keperawatan adalah kegiatan yang dapat dilaksanakan dijadikan subyek dalam dapat terlaksana 10 menit Bachtiar,
sudah dilakukan tetapi tanpa menunggu ronde keperawatan sesuai dengan pembukaan, S.Kep
belum dapat adanya mahasiswa 2. Menentukan strategi ronde jadwal yang telah 30 menit
dilaksanakan secara praktek manajemen keperawatan yang akan ditetapkan dan pelaksanaan,
optimal di Nusa Indah dilakukan dipimpin oleh kepala 10 menit pasca
3. Menentukan materi dalam ruangan. ronde
pelaksanaan ronde 2.Tim ronde
keperawatan keperawatan yang
4. Menyiapkan petunjuk teknis dibentuk dalam
pelaksanaan ronde pelaksanaan ronde
keperawatan keperawatan mampu
5. Melaksanakan ronde mengatasi masalah
keperawatan bersama-sama keperawatan yang
kepala ruangan dan staf terjadi dan
keperawatan membantu dalam
39 pelaksanaan ronde
keperawatan agar
lebih optimal
47
4. M1 Jumlah tenaga perawat Memodifikasi/meng Mengatur dan Tidak ada komplain Tergantung Achmat
Misbakhul
(Ketenagaan) belum seimbang dengan optimalkan tenaga menjadwalkan kembali dari pasien dan kebijaksaan
Munir, S.Kep
jumlah pasien keperawatan yang perawat ruangan, ketika ada keluarga, karena institusi Rumah
ada sehingga proses perawat yang seharusnya pemenuhan Sakit
asuhan keperawatan dinas tetapi tidak bisa hadir kebutuhan dasar
bisa berjalan dengan karena keperluan mendadak pasien terpenuhi dan
baik dengan tenaga maka diperkenankan untuk pasien menyatakan
yang terbatas mengatur ulang jadwal puas dengan
dinas pelayanan yang ada
5. Timbang Timbang terima sudah Timbang terima 1. Menentukan penanggung 1. Timbang terima Dilakukan I Wayan
terima efektif dan sesuai dilakukan secara jawab timbang terima dilakukan di nurse detiap Nabala, S.Kep
dengan konten. efektif dan sesuai 2. Menyusun format timbang station dan di pasien pergantian shift
dengan konten terima pasien srta petunjuk 2. Isi timbang terima
teknis pengisiannya lebih tentang masalah
menekankan pasda aspek keperawatan yang
keperawatan sudah dan belum
3. Melaksanakan timbang teratasi
teriam setiap pergantian 3. Timbang terima
sift terdokumentasi
48
6. Supervisi Supervisi sudah berjalan Mampu menerapkan 1. Mengajukan proposal alur Supervisi Dilakukan pada Sri
tapi belum optimal supervusi supervisi terdokumentasi minggu ke V Nurhidayah,
dalam keperawatan dengan 2. Melaksanakan supervisi dengan baik dan S.Kep
pendokumentasian benar keperawatan bersama – benar
sama perawat dan kepala
ruangan
3. Mendokumentasikan hasil
pelaksanaan supervisi
keperawatan
4. Membuat format supervisi
49
II. Perencanaan
1. Mendiskusikan bentuk dan penetapan Model Praktek
Keperawatan Profesional yang akan dilaksanakan.
2. Mendiskusikan tentang format pengkajian yang sesuai dengan
kasus ruangan.
3. Mengatur kebutuhan tenaga keperawatan.
4. Mengatur tugas dan wewenang perawat.
5. Melaksanakan sentralisasi obat.
6. Melaksanakan timbang terima sesuai standart.
50
Pengorganisasian
Merumuskan metode penugasan yang
digunakan
Merumuskan tujuan metode penugasan
Membuat rincian tugas ketua tim dan
anggota tim secara jelas
Membuat rentang kendali, kepala ruang
membawahi 2 ketua tim, dan ketua tim
membawahi 2 – 3 perawat
Mengatur dan mengendalikan tenaga
keperawatan : membuat proses dinas,
mengatur tenaga yanga ada setiap hari,
dan lain –lain.
Mengatur dan mengendalikan logistik
ruangan
Mengatur dan mengendalikan situasi
tempat praktik
Mendrlrgasikan tugas, saat kepala ruangan
tidak ada di tempat kepada ketua tim
Memberi wewenang kepada tata usaha
untuk mengurus administrasi pasien
Mengatur penugasan jadwal pos dan
pakarnya
Identifikasi masalah dan cara
penganannya
Pengarahan
Memberi pengarahan tentang penugasan
kepada tim
Memberi pujian kepada anggota tim yang
melaksanakan tugas dengan baik
54
- evaluasi
- mengevaluasi upaya pelaksanaan dan
membandingkan dengan rencana
keperawatan yang telah disusun
bersama ketua tim
- audit keperawatan.
1) Penerapan MAKP Tim
a) Penanggung jawab: Achmat Misbakhul Munir, S.Kep
b) Tujuan: diharapkan setelah dilakukan praktek
manajemen keperawatan oleh mahasiswa di ruang
Nusa Indah mampu menerapkan MAKP Tim secara
baik.
2) Rencana Strategis
a) Mendiskusikan bentuk dan penerapan Model Asuhan
Keperawatan Profesional yang akan dilaksanakan yaitu
MAKP Tim.
b) Merencanakan kebutuhan tenaga perawat.
c) Melakukan deskripsi tugas dan tanggung jawab
perawat.
d) Melakukan pembagian jadwal serta pembagian tenaga
perawat.
e) Menerapkan model MAKP yang direncanakan.
3) Kriteria Evaluasi
a) Struktur
(1) Menentukan penaggung jawab MAKP.
(2) Mendiskusikan bentuk dan penerapan MAKP Tim.
(3) Merencanakan kebutuhan tenaga perawat.
(4) Melakukan pembagian peran perawat.
(5) Menentukan diskripsi tugas dan tanggung jawab
perawat.
(6) Melakukan pembagian jadwal serta pembagian
tenaga perawat.
56
b. Timbang Terima
Timbang terima pasien (operan) merupakan teknik atau cara
untuk menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang
berkaitan dengan keadaan pasien. Timbang terima pasien harus
dilakukan secara efektif, mungkin dengan menjelaskan secara
singkat , jelas, dan lengkap tentang tindakan mandiri perawat,
tindakan kolaboratif yang sudah dilakukan/belum dan
perkembangan pasien saat itu. Informasi yang disampaikan harus
akurat sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat
berjalan dengan baik. Timbang terima dilakukan oleh ketua tim
kepada perawat anggota tim (penanggung jawab) dinas sore atau
dinas malam secara tertulis dan secara lisan.
1) Metode Pelaporan
a) Perawat yang bertanggung jawab terhadap klien
melaporkan langsung pada perawat penanggung jawab
berikutnya dengan membawa laporan timbang terima.
b) Pelaksanaan timbang terima dapat dilakukan diruang
perawat, kemudian dilanjutkan dengan mengunjungi
pasien satu persatu terutama pada klien yang memiliki
masalah khusus serta memerlukan observasi lebih
lanjut.
57
PERKEMBANGAN
KEADAAN PASIEN
MASALAH:
1. TERATASI
2. BELUM TERATASI
3. TERATASI SEBAGIAN
4. MUNCUL MASALAH
BARU
e) Kriteria hasil
(1) Evaluasi struktur
(a) Menentukan penanggung jawab timbang terima.
(b) Menyusun teknik timbang terima bersama staf
keperawatan.
(c) Menentukan materi timbang terima.
(d) Menyiapkan status pasien.
(e) Persiapan laporan dan buku pesanan khusus.
(2) Evaluasi Proses
(a) Melaksanakan timbang terima bersama Kepala
Ruangan dan staf keperawatan pada saat
pergantian shift.
60
Penetapan
Pasien
Persiapan Pasien :
Informed Consent
Hasil Pengkajian/Validasi Data
Validasi Data
Evaluasi
Kesimpulan dan
Pasca Ronde
Rekomendasi Masalah
63
d) Pembagian obat
(1) Obat yang telah diterima untuk selanjutnya disalin
dalam buku daftar pemberian obat.
(2) Obat yang telah disimpan untuk selanjutnya
diberikan oleh perawat dengan memperhatikan alur
yang tercantum dalam buku daftar pemberian obat,
dengan terlebih dahulu dicocokkan dengan terapi
yang diinstruksikan dokter dan daftar obat yang ada
pada pasien.
(3) Pada saat pemberian obat, perawat menjelaskan
macam obat, kegunaan obat, jumlah obat, dan efek
samping. Usahakan tempat atau wadah obat kembali
ke perawat setelah di konsumsi. Pantau efek
samping pada pasien.
(4) Sediaan obat yang ada selanjutnya di periksa setiap
pagi oleh kepala ruang atau petugas yang ditunjuk
dan di dokumentasikan dalam buku masuk obat.
(5) Obat–obatan yang hampir habis akan
diinformasikan kepada keluarga dan kemudian
dimintakan resep (jika masih perlu dilanjutkan)
kepada dokter penanggung jawab pasien (Nursalam,
2015).
e) Penambahan obat baru
(1) Bilamana terdapat penambahan atau perubahan
jenis, dosis atau perubahan alur pemberian obat,
maka informasi ini akan dimasukkan dalam buku
masuk obat dan sekaligus dilakukan perubahan
dalam kartu sediaan obat.
(2) Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin
(sewaktu saja), maka dokumentasi hanya dilakukan
pada buku masuk obat dan selanjutnya
68
DOKTER
Pendekatan Perawat
PASIEN/KELUARGA
FARMASI/APOTEK
PENGATURAN DAN
PENGELOLAAN OLEH PERAWAT
e. Supervisi Keperawatan
Supervisi adalah suatu teknik pelayanan yang tujuan
utamanya adalah mempelajari dan memperbaiki bersama-sama.
Dimana merupakan proses pemberian sumber-sumber yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas dalam rangka mencapai
tujuan.
1) Langkah-Langkah Supervisi
a) Pra Supervisi
(1) Sepervisor menetapkan kegiatan yang akan
disupervisi
(2) Supervisor menetapkan tujuan
71
b) Pelaksanaan supervisi
(1) Supervisor menilai kinerja perawat berdasarkan alat
ukur atau instrumen yang telah disiapkan
(2) Supervisor memanggil perawat primer dan perawat
associate untuk mengadakan pembinaan dan
klasifikasi permasalahan
(3) Pelaksanaan supervisi dengan inspeksi, wawancara,
dan memvalidasi data sekunder
Supervisor mengklarifikasikan permasalahan yang
ada.
Supervisor melakukan tanya-jawab dengan
perawat.
c) Pasca supervisi
(1) Supervisor memberikan penilaian supervisi (F-Fair)
(2) Supervisor memberikan feedback dan klarifikasi
(3) Supervisor memberikan reinforcement dan follow up
perbaikan
2) Alur supervisi
Supervisi
Menetapkan Kegiatan dan
Tujuan serta instrumen/alat Kepala Ruangan
ukur Supervisi
Keterangan:
Kegiatan supervisi
Delegasi dan supervisi
3) Pelaksanaan supervisi
a) Penanggung jawab : Sri Nurhidayah, S. Kep
b) Tujuan : setelah dilaksanakannya praktek
manajemen mahasiswa dan perawat ruang Nusa Indah
mampu melaksanakan supervisi secara baik, benar dan
terjadwal.
c) Waktu: pelaksanaan aplikasi supervisi keperawatan
dilaksanakan mulai minggu VI pada tanggal 27 – 28
September 2016.
d) Rencana strategi
(1) Mengajukan proposal supervisi
(2) Mendokumentasikan hasil pelaksanaan supervisi
keperawatan dan merevisi konsep supervisi yang
selama ini dijalankan ruangan
(3) Menentukan materi supervisi keperawatan
(4) Merevisi format supervisi
(5) Melaksanakan supervisi keperawatan bersama-sama
perawat atau kepala ruangan
(6) Mendokumentasikkan hasil supervisi keperawatan.
e) Kriteria evaluasi
(1) Evaluasi Struktur
(a) Menentukan penanggung jawab supervisi
keperawatan
(b) Menentukan konsep supervisi keperawatan
(c) Menentukan materi supervisi
(2) Evaluasi Proses
(a) Melaksanakan supervisi keperawatan bersama
perawat ruangan dan supervisor
73
Keadaan pasien :
1. Klinis dan
pemeriksaan
penunjang lain
2. Tingkat ketergantungan
pasien
Perencanaan pulang
Keterangan :
a) Tugas Ketua Tim :
(1) Membuat rencana discharge planning
(2) Membuat leaflet
(3) Memberikan konseling
(4) Memberikan pendidikan kesehatan
(5) Menyediakan format discharge planning
(6) Mendokumentasikan discharge planning
77