Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL

PROGRAM HIBAH BINA DESA

PEMANFAATAN TEKNOLOGI FADs (Fish Aggregating Device ) UNTUK


PENINGKATAN PRODUKTIFITAS DAN PENDAPATAN NELAYAN
DESA LAIGOMA KABUPATEN HALMAHERA SELATAN

TIM PENGUSUL :

Yasmin Abdullah 05191411009 2014 Ketua


Gusman M.Saleh 05181411020 2014 Anggota
Nini Hartini Lapalanti 05191511002 2015 Anggota
Aksal U. Hakim 05191611023 2016 Anggota
Rais Muhamat 05191611003 2016 Anggota
Sofyan Muhammad 05191611031 2016 Anggota
Risaldy Prayitno 05161611066 2016 Anggota
Sulfahri Noldin 05171611024 2016 Anggota
Fikram Dj. Taib 05161611036 2016 Anggota
Nurleli Kalsaba 05191611002 2016 Anggota

UNIVERSITAS KHAIRUN
TERNATE
2019
HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul : Pemanfaatan Teknologi Fish Aggregating Device


(FADs) Untuk Peningkatan Produktivitas dan
Pendapatan Nelayan Desa Laigoma Kabupaten
Halmahera Selatan

2. Tema : Pengentasan Kemiskinan


3. Nama Organisasi : Mahasiswa Pecinta Alam Pesisir (MAPASIR)
4. Ketua Pengusul
Nama Lengkap : Yasmin Abdullah
Program Studi : Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan
Perguruan Tinggi : FPIK Universitas Khairun
No. Telp/HP : 081243934208
Email : Abdullahyasmin802@gmail.com

5. Jumlah Anggota Pengusul : 10 Orang


6. Dosen Pendamping
Nama Lengkap, Gelar : Darmawaty, S.Pi, M.Si
NIP/NIDN : 197106152005012001 / 0019067113
No. Telp/HP : 081340426075
7. Lokasi Kegiatan : Pulau Laigoma
Desa : Desa Laigoma
Kecamatan : Kayoa
Kabupaten : Halmahera Selatan
Jarak Tempuh PT ke
Lokasi (Nautical Mile) : 45,36
8. Jangka waktu Pelaksanaan : 5 Bulan
9. Biaya : Rp. 40.000.000.-
Ditjen Belmawa : Rp. 38.000.000.-
MAPASIR : Rp. 2.000.000.-

Ternate, 27 Maret 2019


Mengetahui,
Pimpinan Organisasi Mahasiswa Ketua Tim,

TAUFAN NANALIS YASMIN ABDULLAH


NPM. 051912013 NPM. 05191411009
Wakil Rektor
Bidang Kemahasiswaan

SYAWAL ABDULAJID, SH., M.Hum


NIP. 196612232001121001
1. JUDUL
“Pemanfaatan Teknologi Fish Aggregating Device (FADs) Untuk Peningkatan
Produktifitas dan Pendapatan Nelayan Desa Laigoma Kabupaten Halmahera Selatan”

2. LATAR BELAKANG MASALAH

Desa Laigoma merupakan salah satu desa yang terletak di wilayah Kabupaten
Halmahera Selatan Provinsi Maluku Utara. Desa Laigoma adalah desa yang terletak di
salah satu gugusan pulau – pulau kecil yang berada di Kabupaten Halmahera Selatan. Luas
wilayah Desa Liagoma ± 176 Ha, dengan panjang pantai ± 6 KM. Sebagai desa kepulauan
sumberdaya laut khususnya perikanan sangat berlimpah, hal ini karena adanya daya
dukung lingkungan perairan yang baik, dimana terdapat hutan mangrove, lamun dan
terumbu karang sebagai habitat hidup bagi biota laut termasuk ikan yang menjadi sasaran
penangkapan.
Ketersedian sumberdaya alam yang demikian baik mendorong sebagian masyarakat
Desa Laigoma menggantungkan kegiatan ekonominya pada sektor perikanan tangkap
dengan memanfaatkan potensi spesiesikan pelagis maupun demersal. Berdasarkan hasil
observasi di lokasi bahwa jumlah nelayan yang terdapat di Desa Laigoma sebanyak 60
orang, dengan jumlah armada penangkapan ikan ± 23 unit diantaranya perahu bermotor
dan perahu tanpa motor.
Nelayan di Desa Laigoma umumnya nelayan tradisional, yang memiliki armada
penangkapan ikan berukuran kecil, dominasi alat tangkap yang digunakan yaitu pancing
(hand line) dan jaring insang (gillnet). Armada penangkapan ikan yang berukuran kecil
tentunya memiliki jangkauan operasi penangkapan ikan sangat terbatas sehingga hasil
tangkapan yang diperoleh cenderung sangat rendah. Berdasarkan hasil observasi di lokasi
melalui wawancara dapat disimpulkan bahwa untuk menjamin keberlangsungan dan
produktifitas kegiatan penangkapan ikan maka dibutuhkan alat bantu pengumpul ikan
sebagai bentuk rekayasa daerah penangkapan ikan yang dapat dijangkau oleh nelayan-
nelayan Desa Laigoma.
Fish Aggregating Device (FADs) atau Rumpon adalah salah satu teknologi alat bantu
penangkapan ikan yang berfungsi mengumpulkan atau mengkonsentrasikan ikan pada
suatu perairan untuk memudahkan penangkapan ikan dengan alat tangkap yang sesuai,
karena posisi daerah penangkapan telah diketahui sejak dini. Rumpon merupakan alat
bantu penangkapan ikan yang sejak dahulu kala telah di praktikkan oleh nelayan, rumpon
terdiri dari rumpon hanyut, rumpon perairan dalam dan rumpon dasar perairan. Namun
seiring dengan perkembangan jaman bahan pembuatan rumpon yang menggunakan bahan
sintetis sulit diperoleh oleh nelayan Desa Laigoma hal ini disebabkan oleh harga bahan
sintetis yang cukup mahal, selain itu pengetahuan nelayan Desa Laigoma tentang rumpon
dasar belum banyak diketahui. Sehingga sampai saat ini nelayan hanya mengandalkan
pengalaman secara turun temurun dalam mencari daerah penangkapan ikan. Kondisi ini
berakibat pada rendahnya produktifitas nelayan setempat yang menyebabkan rendahnya
tingkat kesejahteraan nelayan.

3. PERUMUSAN MASALAH
Dari uraian tersebut dapat dirumuskan permasalahan adalah
1. Bagaimana membantu masyarakat untuk mengembangkan minat dan ketrampilan
dalam memanfaatkan sumberdaya alam khususnya sumberdaya laut secara
berkelanjutan.
2. Bagaimana membina masyarakat nelayan dalam memanfaatkan teknologi Fish
Aggregating Device (FADs) (rumpon hanyut dan rumpon dasar ) untuk
meningkatkan produktifitas serta pendapatan nelayan.
4. TUJUAN
Tujuan dari pelaksanaan Program Hibah Bina Desa adalah :
1. Membantu masyarakat nelayan Desa Laigoma untuk peningkatan produktifitas
dan pendapatan melalui pemanfaatan rumpon hanyut dan rumpon dasar perairan.
2. Meningkatkan minat dan ketrampilan nelayan melalui kegiatan pelatihan dan
pembuatan rumpon hanyut dan rumpon dasar perairan.

5. INDIKATOR KEBERHASILAN PROGRAM


Melalui pelaksanaan program ini masyarakat terdapat beberapa indikator keberhasilan
yang akan dicapai, yaitu :
1. Adanya peran masyarakat nelayan dalam pelaksanaan program hibah bina desa.
2. Nelayan Desa Laigoma mampu mendesain teknik dasar pembuatan rumpon hanyut
dan rumpon dasar perairan.
3. Nelayan desa laigoma dapat memanfaatkan rumpon hanyut dan rumpon dasar
sebagai daerah penangkapan ikan alternatif.
4. Adanya minat berusaha dalam meningkatkan produktifitas serta pendapatan
nelayan.

6. LUARAN YANG DIHARAPKAN


Luaran yang yang dihasilkan dari pelaksanan program yaitu :
1. Terciptanya alat bantu penangkapan ikan (rumpon hanyut dan rumpon dasar
perairan).
2. Tersedianya daerah penangkapan ikan alternative bagi nelayan.
3. Terbentuknya 2 (dua) kelompok nelayan yaitu kelompok rumpon hanyut dan
kelompok rumpon dasar perairan di Desa Laigoma
4. Publikasi kegiatan pada media cetak dan elektronik dengan cakupan lokal,
regional maupun nasional.

7. MANFAAT
Manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan program PHBD, yaitu terdiri dari :
A. Manfaat bagi masyarakat
1. Manfaat pada saat kegiatan berlangsung
- Ikut berkonstribusi dalam kegiatan untuk peningkatan produktifitas nelayan
- Menambah pengetahuan bagi nelayan dalam penerapan alat bantu
penangkapan ikan.
2. Manfaat setelah kegiatan berlangsung
- Menumbuhkan minat dalam usaha penangkapan ikan yang berkelanjutan
melalui penggunaan alat bantu penangkapan ikan.
B. Manfaat bagi mahasiswa
1. Melatih dan menerapkan ketrampilan sosial pada masyarakat.
2. Mengaplikasikan pengetahuan dan keilmuan yang dimiliki oleh mahasiswa.
3. Melatih rasa kepedulian dan kepekaan terhadap fenomena yang dihadapi oleh
masyarakat.

C. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN

Masyarakat Desa Laigoma Kabupaten Halmahera Selatan umumnya kelas ekonomi


menengah kebawah, serta tingkat pendidikan rendah, berdasarkan hasil observasi kurang
lebih 46 % masyarakat tidak menyelasaikan pendidikan sekolah dasar, 38 % lulus sekolah
dasar, 9 % lulus sekolah menengah pertama, 6 % menyelesaikan pendidikan sekolah
menengah atas dan hanya 1 % yang menyelesaikan studi sarjana. Sebagian besar
masyarakat Desa Laigoma memiliki mata pencaharian sebagai petani, yakni kurang lebih
70 %, sedangkan nelayan tetap sebanyak 20 % dan 10% lainnya tidak memiliki pekerjaan
tetap.
Ketersediaan potensi sumberdaya manusia dan sumberdaya alam di Desa Laigoma
khususnya sektor perikanan tangkap seharusnya dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat khususnya nelayan setempat, namun pada kenyataannya hal tersebut tidak
terwujud. Kondisi sarana penangkapan ikan merupakan salah satu faktor pembatas dalam
usaha penangkapan ikan dimana kemampuan armada untuk menjangkau daerah
penangkapan yang lebih luas sangat terbatas, serta tidak tersedianya teknologi alat bantu
penangkapan ikan sebagai daerah penangkapan ikan alternatif.
D. METODE PELAKSANAAN
Dari hasil observasi lapangan serta wawancara dengan kepala desa, tokoh masyarakat
dan nelayan setempat, maka dapat disusun tahapan-tahapan pelaksanaan kegiatan sebagai
berikut :

Sosialisasi Program
Publikasi
Hiba Bina Desa PHBD

Pembentukan
Evaluasi
Kelompok Nelayan

Pelatihan Rekayasa Pengoperasian Alat


Alat Bantu Bantu Penagkapan
Penangkapan Ikan Ikan

1. Sosialisasi Program Hibah Bina Desa (PHBD)


Sosialisasi program dimaksudkan agar masyarakat mengetahui serta memahami
ruang lingkup dan tujuan pelaksanaan program. Sosialisasi program melibatkan
institusi kampus, Dinas kelautan dan perikanan kabupaten Halmahera Selatan serta
Pemerintah desa Laigoma.
2. Pembentukan kelompok nelayan
Pembentukan kelompok terdiri dari 2 (dua) kelompok, yaitu kelompok nelayan
dengan sasaran tangkapan spesies pelagis dan kelompok nelayan dengan sasaran
tangkapan spesies demersal. Pembagian menurut spesies target penangkapan ikan
dimaksudkan agar masing-masing kelompok dapat merekayasa alat bantu
penangkapan ikan berdasarkan kebutuhan dari masing-masing kelompok.
3. Pelatihan rekayasa alat bantu penangkapan ikan
Pelatihan bertujuan untuk memberikan gambaran serta manfaat alat bantu
penangkapan ikan baik pelagis maupun demersal. Alat bantu penangkapan ikan
untuk spesies pelagis menggunakan rumpon hanyut, sedangkan spesies demersal
menggunakan rumpon dasar perairan. Rekayasa alat bantu penangkapan ikan
melibatkan partisipasi kedua kelompok nelayan yang telah terbentuk.
4. Pengoperasian alat bantu penangkapan ikan
Setelah pelatihan dan rekayasa dilaksanakan selanjutnya dilakukan pengoperasian
alat bantu penangkapan ikan. Pengoperasian alat bantu penangkapan ikan
didasarkan pada hasil survey lokasi dimana titik-titik potensial pemasangan alat
bantu penangkapan ikan.
5. Evaluasi
Evaluasi terhadap alat bantu penangkapan ikan dilakukan setiap bulan,
dimaksudkan untuk melihat perkembangan kondisi di sekitar lokasi pemasangan
alat bantu. Parameter yang diamati meliputi aspek teknis dan biologi disekitar alat
bantu penangkapan ikan.

6. Publikasi
Publikasi meliputi hasil serta dampak pelaksanaan kegiatan yang telah
dilaksanakan. Publikasi yang dilakukan melaui media cetak lokal, poster dan
website fakultas perikanan dan ilmu kelautan Universitas Khairun.

E. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN


Jangka waktu pelaksanaan kegiatan selama kurang lebih 5 (lima) bulan, mulai dari
tahap sosialisasi sampai dengan evaluasi. Program ini diharapkan dapat ditindak lanjuti
oleh kelompok nelayan dan pemeritah Kabupaten Halmahera Selatan khususnya Dinas
Kelautan dan Perikanan serta institusi perguruan tinggi.

F. BIAYA
Biaya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan Program Hibah Bantuan Desa (PHBD)
sebesar Rp. 40.000.000.- (Empat puluh juta rupiah) yang dikeluarkan untuk pembiayaan
kebutuhan alat dan bahan, sosialisasi, pelatihan dan rekayasa serta evaluasi dan publikasi.
SURAT PERNYATAAN SURVEI DAN PELAKSANAAN PHBD 2019

Kami yang bertandatangan di bawah ini:

1. Ketua Kelompok Pengusul PHBD : “Pemanfaatan Teknologi Fish Aggregating Device


(FADs) Untuk Peningkatan Produktivitas dan Pendapatan Nelayan”

Nama : Yasmin Abdullah


NPM : 05191411009
Alamat : Kel. Salero Kec. Ternate Utara Kota Ternate
Telp/Hp/ email : 081243934208/Abdullahyasmin802@gmail.com
Ormawa : Mahasiswa Pecinta Alam Pesisir
Jabatan di Ormawa : Anggota
Perguruan Tinggi : Universitas Khairun

2. Kepala Desa : Desa Laigoma


Kecamatan : Kayoa
Kabupaten : Halmahera Selatan
Provinsi : Maluku Utara
Nama : Hasanudin Hi. Saleh
Alamat : Desa Laigoma
Telp/Hp/email : 081355722731

Menyatakan bahwa, kami bersama-sama telah melakukan survei potensi desa dalam rangka
pelaksanaan Program PHBD 2019 Dengan potensi yang ditemukan sebagai berikut:

1. Ketersedian potensi sumberdaya manusia dalam hal ini nelayan sebanyak 60 orang.
2. Terdapat armada penangkapan sebanyak 23 unit sebagai sarana penangkapan ikan.
3. Ketersediaan sumberdaya alam, yaitu sumberdaya ikan pelagis dan demersal
Jika proposal ini diterima dan didanai, kami siap melaksanakan kegiatan yang meliputi : Kegiatan
sosialisasi, pelatihan dan rekayasa teknologi Fish Aggregating Device (FAD) serta
pengoperasinnya.
Demikian pernyataan survei dan kerjasama ini kami buat dengan sebenarnya, dalam rangka
mengoptimalkan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan tujuan pelaksanaan program PHBD.

Ternate, 27 Maret 2019


Tokoh Masyarakat Ketua Tim Pelaksana PHBD

Salimun Jumati Yasmin Abdullah


NPM. 05191411009
Mengetahui :
Dosen Pendamping Kepala Desa

Darmawaty, S.Pi, M.Si


NIP.197106152005012001 Hasanudin Hi. Saleh

Anda mungkin juga menyukai