TIM PENGUSUL :
UNIVERSITAS KHAIRUN
TERNATE
2019
HALAMAN PENGESAHAN
Desa Laigoma merupakan salah satu desa yang terletak di wilayah Kabupaten
Halmahera Selatan Provinsi Maluku Utara. Desa Laigoma adalah desa yang terletak di
salah satu gugusan pulau – pulau kecil yang berada di Kabupaten Halmahera Selatan. Luas
wilayah Desa Liagoma ± 176 Ha, dengan panjang pantai ± 6 KM. Sebagai desa kepulauan
sumberdaya laut khususnya perikanan sangat berlimpah, hal ini karena adanya daya
dukung lingkungan perairan yang baik, dimana terdapat hutan mangrove, lamun dan
terumbu karang sebagai habitat hidup bagi biota laut termasuk ikan yang menjadi sasaran
penangkapan.
Ketersedian sumberdaya alam yang demikian baik mendorong sebagian masyarakat
Desa Laigoma menggantungkan kegiatan ekonominya pada sektor perikanan tangkap
dengan memanfaatkan potensi spesiesikan pelagis maupun demersal. Berdasarkan hasil
observasi di lokasi bahwa jumlah nelayan yang terdapat di Desa Laigoma sebanyak 60
orang, dengan jumlah armada penangkapan ikan ± 23 unit diantaranya perahu bermotor
dan perahu tanpa motor.
Nelayan di Desa Laigoma umumnya nelayan tradisional, yang memiliki armada
penangkapan ikan berukuran kecil, dominasi alat tangkap yang digunakan yaitu pancing
(hand line) dan jaring insang (gillnet). Armada penangkapan ikan yang berukuran kecil
tentunya memiliki jangkauan operasi penangkapan ikan sangat terbatas sehingga hasil
tangkapan yang diperoleh cenderung sangat rendah. Berdasarkan hasil observasi di lokasi
melalui wawancara dapat disimpulkan bahwa untuk menjamin keberlangsungan dan
produktifitas kegiatan penangkapan ikan maka dibutuhkan alat bantu pengumpul ikan
sebagai bentuk rekayasa daerah penangkapan ikan yang dapat dijangkau oleh nelayan-
nelayan Desa Laigoma.
Fish Aggregating Device (FADs) atau Rumpon adalah salah satu teknologi alat bantu
penangkapan ikan yang berfungsi mengumpulkan atau mengkonsentrasikan ikan pada
suatu perairan untuk memudahkan penangkapan ikan dengan alat tangkap yang sesuai,
karena posisi daerah penangkapan telah diketahui sejak dini. Rumpon merupakan alat
bantu penangkapan ikan yang sejak dahulu kala telah di praktikkan oleh nelayan, rumpon
terdiri dari rumpon hanyut, rumpon perairan dalam dan rumpon dasar perairan. Namun
seiring dengan perkembangan jaman bahan pembuatan rumpon yang menggunakan bahan
sintetis sulit diperoleh oleh nelayan Desa Laigoma hal ini disebabkan oleh harga bahan
sintetis yang cukup mahal, selain itu pengetahuan nelayan Desa Laigoma tentang rumpon
dasar belum banyak diketahui. Sehingga sampai saat ini nelayan hanya mengandalkan
pengalaman secara turun temurun dalam mencari daerah penangkapan ikan. Kondisi ini
berakibat pada rendahnya produktifitas nelayan setempat yang menyebabkan rendahnya
tingkat kesejahteraan nelayan.
3. PERUMUSAN MASALAH
Dari uraian tersebut dapat dirumuskan permasalahan adalah
1. Bagaimana membantu masyarakat untuk mengembangkan minat dan ketrampilan
dalam memanfaatkan sumberdaya alam khususnya sumberdaya laut secara
berkelanjutan.
2. Bagaimana membina masyarakat nelayan dalam memanfaatkan teknologi Fish
Aggregating Device (FADs) (rumpon hanyut dan rumpon dasar ) untuk
meningkatkan produktifitas serta pendapatan nelayan.
4. TUJUAN
Tujuan dari pelaksanaan Program Hibah Bina Desa adalah :
1. Membantu masyarakat nelayan Desa Laigoma untuk peningkatan produktifitas
dan pendapatan melalui pemanfaatan rumpon hanyut dan rumpon dasar perairan.
2. Meningkatkan minat dan ketrampilan nelayan melalui kegiatan pelatihan dan
pembuatan rumpon hanyut dan rumpon dasar perairan.
7. MANFAAT
Manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan program PHBD, yaitu terdiri dari :
A. Manfaat bagi masyarakat
1. Manfaat pada saat kegiatan berlangsung
- Ikut berkonstribusi dalam kegiatan untuk peningkatan produktifitas nelayan
- Menambah pengetahuan bagi nelayan dalam penerapan alat bantu
penangkapan ikan.
2. Manfaat setelah kegiatan berlangsung
- Menumbuhkan minat dalam usaha penangkapan ikan yang berkelanjutan
melalui penggunaan alat bantu penangkapan ikan.
B. Manfaat bagi mahasiswa
1. Melatih dan menerapkan ketrampilan sosial pada masyarakat.
2. Mengaplikasikan pengetahuan dan keilmuan yang dimiliki oleh mahasiswa.
3. Melatih rasa kepedulian dan kepekaan terhadap fenomena yang dihadapi oleh
masyarakat.
Sosialisasi Program
Publikasi
Hiba Bina Desa PHBD
Pembentukan
Evaluasi
Kelompok Nelayan
6. Publikasi
Publikasi meliputi hasil serta dampak pelaksanaan kegiatan yang telah
dilaksanakan. Publikasi yang dilakukan melaui media cetak lokal, poster dan
website fakultas perikanan dan ilmu kelautan Universitas Khairun.
F. BIAYA
Biaya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan Program Hibah Bantuan Desa (PHBD)
sebesar Rp. 40.000.000.- (Empat puluh juta rupiah) yang dikeluarkan untuk pembiayaan
kebutuhan alat dan bahan, sosialisasi, pelatihan dan rekayasa serta evaluasi dan publikasi.
SURAT PERNYATAAN SURVEI DAN PELAKSANAAN PHBD 2019
Menyatakan bahwa, kami bersama-sama telah melakukan survei potensi desa dalam rangka
pelaksanaan Program PHBD 2019 Dengan potensi yang ditemukan sebagai berikut:
1. Ketersedian potensi sumberdaya manusia dalam hal ini nelayan sebanyak 60 orang.
2. Terdapat armada penangkapan sebanyak 23 unit sebagai sarana penangkapan ikan.
3. Ketersediaan sumberdaya alam, yaitu sumberdaya ikan pelagis dan demersal
Jika proposal ini diterima dan didanai, kami siap melaksanakan kegiatan yang meliputi : Kegiatan
sosialisasi, pelatihan dan rekayasa teknologi Fish Aggregating Device (FAD) serta
pengoperasinnya.
Demikian pernyataan survei dan kerjasama ini kami buat dengan sebenarnya, dalam rangka
mengoptimalkan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan tujuan pelaksanaan program PHBD.