Anda di halaman 1dari 5

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Dari Filsafat Pancasila


Filsafat secara harfiah berarti mencintai kebijaksaana, mencintai hikmat atau
mencintai pengetahuan. Sedangkan filsafat pancasila sediri berarti refleksi kritis
dan rasional tentang pancasila sebagai dasar negara dan kenyataan budaya bangsa
dengan tujuan untuk mendapatkan pokok-pokok pengetahuan mendasar dan
menyeluruh. Pancasila juga merupakan hasil perenungan jiwa yang mendalam yang
dilakukan oleh the founding father kita, yang dituangkan kedalam suatu sistem.
Filsafat sendiri merupakan suatu dari tiga aspek yakni; proses dan produk,
ilmu atau metode dan pandangan hidup, serta teoritis dan praktis. Pancasila;produk,
sebagai pandangan hidup dan arti praktis, pancasila mempunyai fungsi dan peranan
sebagai pedoman dan pegangan dalam sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam
kehidupan sehari-hari, dalam bermaasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Filsafat
pancasila sendiri memiliki ciri-ciri yakni sebagai berikut:
 Sila 1, meliputi, mendasari dan menjiwai sila 2,3,4,5
 Sila 2, diliputi, didasari, dijiwai sila 1, dan mendasari dan menjiwai sila 3, 4,
dan 5
 Sila 3, diliputi, didasari, dijiwai sila 1, 2, dan mendasari dan menjiwai sila 4 dan
5
 Sila 4, diliputi, didasari, dijiwai sila 1,2,3 dan mendasari dan menjiwai sila 5
 Sila 5, diliputi, ddasari, dijiwai sila 1,2,3,4

Selain itu pancasila juga sebagai falsafah yakni, lima sila dari pancasila pada
hakikatnya adalah suatu nilai, nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan,
nilai kerakyatan dan nilai keadilan, nilai itu selanjutnya menjadi sumber nilai bagi
peyelenggaraan kehidupan bernegara indonesia

B. Hakikat Nilai - Nilai Pancasila


Nilai adalah suatu ide atau konsep tentang apa yang seseorang pikirkan merupakan
hal yang penting dalam hidupnya. Nilai berada dalam dua hubungan: kognitif dan
afektif. Nilai adalah ide bisa dikatakan konsep dan bia dikatakan abstraksi. Nilai
merupakan hal yang terkanung dalam hati nurani manusia yang lebih memberi
prinsip lebih dasar yang merupkan standar dari keindahan dan efisien atau keutuhan
hati. Langkah-langkah awal dari nilai adalah seperti halnya ide manusia yang
merupakan potensi pokok human being, nilai tidaklah tampak dalam dunia
pengalaman. Dia nyata dalam jiwa manusia. Dalam ungkapan lain ditegaskan
Sidney B. Simon, bahwa sesungguhya yang dimaksud dengan nilai adalah jawaban
yang jujur tapi benar dari pertanyaan “what you are really, really, really, want”

Studi tentang nilai termsuk dalam ruang lingkup estetika dan etika. Ettika
cenderung kepada studi dan justufukasi yang menyangkut tentang manusia
memikirkan keindahan, atau apa yang merka senangi. Refleksi filsafat yang
dikembangkan oleh notonegoro untuk menggali nilai-nilai pancaasila, ternyata
kemudian dijadikan pangkal tolak pelaksanaannya yang berujud konsep pengamalan
yang bersifat subyektif dan obyektif. Pengamalam secara obyektif adalah
pengamalan dibidang kehidupan negara atau kemasyarakatan, yang penjelasannya
berupa satu perangkat ketentuan hukum yang secara hierarkis berupa pasal-pasal
UUD, TAP MPR, undang-undang organik dan peraturan-peraturan pelaksanaan
lainnya. Pengamalan secara subyektif adalah adalah pengamalan yang dilakukan
oleh manusia individual, baik sebagai pribadi maupun sebagai warga masyarakat
ataupun sebagai pemegang kekuasaan, yang penjelmaannya berupa tingkah laku dan
sikap dalam hidup sehari hari.

C. Nilai-Nilai Filosofis Pancasila


1. Nilai ketuhanan
Sifat tuhan yang maha esa menjiwai keempat sila lainnya. Yang didalamnya
trkandung sebuah nilai kutuhanan yang merupakan sebuha kenyakinan bangsa
terhadap adanya tuhan yang menjadi pencipta alam semesta. Dengan adanya
nilai ketuhanan semakin mempertegas bahwa bangsa indonesia bukan
merupakan sebuah bangsa atheis.
Nilai ketuhanan pun memiliki makna persamaan kedudukan warga nergara
di dalam negara yang memiliki serta berubadat sesuai agama yang diyakini,
menghirmati kebebasan dalam beragama yang diyakini, menghirmati kebebasan
dalam beragama, tidak saling paksa maupun bertindak diskriminatif antar
sesama umat beragama.
2. Nilai Kemanusiaan
Didalam sila kemanusian yang adil dan beradad mengandung nilai bahwa
negara menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia yang merupakan
mahkluk beradap. Sebuah nilai kesadaran moral serta perilaku yang berdasarkan
pada budi pekerti maupun nurani individu, yang berhungan nilai norma
kebudayaan yang memiliki adab.
3. Nilai Persatuan
Sila persatuan indonesia mengandung sebuah nilai yakni negara merupakan
sebuah persekutuan hidup bersama yang memiliki faktor-faktor dalam
membentuk sebuah negara seperti suku, ras, budaya, maupun agama. Perbedaan
yang dimiliki sesungguhnya merupakan kodrat manusia yang merupakan ciri
khas masing-masing elemen tersebut. Sebagai cerminan kemajemukan bangsa
maka terciptalah sebuah semboyan bhineka tunggal ika yang menjadi dasar
untuk saling menerima perbedaan menjadi sebuah pemersatu bangsa
4. Nilai Kerakyatan
Secara mutlak sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan mengandung sebuah nilai demokrasi. Nilai-nilai
demokrasi keerakyatan yang terkandung didalam sila keempat menjadi dasar
sistem demokrasi di indonesia. Sebagaimana berikut penjelasannya
 Sebuah perbedaan haruslah disertai dengan tanggung jawab baik
terhadap masyarakat maupun tuhan yang maha esa
 Menjunjung tingi harkat dan martabat diri serta menjamin dan
memperkokoh persatuan dan keatuan hidup dalam masyarakat,
berbangsa maupun bernegara.
 Mengakui perbedaan dan juga mengakui persamaan hak yang melekat
pada setiap individu maupun kelompok
 Menjunjung tinggi azaz musyawarah dan diwujudkan serta menjadikan
asas tersebut sebagai dasar suatu keadilan dalam kehidupan sosial agar
tercapainya sebuah tujuan bersama
5. Nilai Keadilan
Nilai keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia memiliki sebuah makna
sebagai sebuah dasar yang sekaligus menjadi tujuan, yakni tercapainya sebuah
tujuan masyarakat indonesia yang adil dan makmur secara lahir maupun batin.
Nilai-nilai dasar tersebut bersifat abstrak dan normatof. Sehingga dalam
mewujudkan adanya sebuah keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia
haruslah tercapai sebuah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksaan
dlam permusyawaratan permwakilan.
Yang didasari karena adanya persatuan dan rasa kemanusiaan yang asil dan
beradab yang berpedoman terhadap ketuhanan yang maha esa. Disinilah
perwujudan manusia sebagai mahluk sosial yang berkeykinan dalam etika
kehidupan berbangsa dan bernegara, dan sebagai nilai dasar, nilai-nilai yang
telah dijabarkan tersebut menjadi dasar dalam bertindak berperilaku yang
merupakan fungsi pancasila sebagai sumber nilai.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Filsafat secara harfiah berarti mencintai kebijaksaana, mencintai hikmat atau


mencintai pengetahuan. Sedangkan filsafat pancasila sediri berarti refleksi kritis dan
rasional tentang pancasila sebagai dasar negara dan kenyataan budaya bangsa dengan
tujuan untuk mendapatkan pokok-pokok pengetahuan mendasar dan menyeluruh.

Filsafat sendiri merupakan suatu dari tiga aspek yakni; proses dan produk, ilmu atau
metode dan pandangan hidup, serta teoritis dan praktis.

Nilai adalah suatu ide atau konsep tentang apa yang seseorang pikirkan merupakan
hal yang penting dalam hidupnya. Nilai berada dalam dua hubungan: kognitif dan afektif.

Nilai-Nilai Filosofis Pancasila, nilai ketuhanan sifat tuhan yang maha esa menjiwai
keempat sila lainnya. Didalam sila kemanusian yang adil dan beradad mengandung nilai
bahwa negara menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia yang merupakan mahkluk
beradap. Sila persatuan indonesia mengandung sebuah nilai yakni negara merupakan
sebuah persekutuan hidup bersama yang memiliki faktor-faktor dalam membentuk sebuah
negara seperti suku, ras, budaya, maupun agama. ecara mutlak sila kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan mengandung
sebuah nilai demokrasi. Nilai keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia memiliki sebuah
makna sebagai sebuah dasar yang sekaligus menjadi tujuan, yakni tercapainya sebuah
tujuan masyarakat indonesia yang adil dan makmur secara lahir maupun batin. Nilai-nilai
dasar tersebut bersifat abstrak dan normatof.

Anda mungkin juga menyukai