Anda di halaman 1dari 7

APA ITU KEANEKARAGAMAN HAYATI ?

Perlindungan keanekaragamn hayati merupakan inti sari dari biokonservasi. Definisi


keanekaragaman hayati berdasarkan U.S Office of Technology Assessment (1987) adalah
variasi dan variabilitas di antara makhluk hidup dan lingkungan yang kompleks tempat mereka
hidup. Keanekaragamn hayati merupakan tingkat dasar yang mencakup semua spesies di bumi,
meliputi bakteri, virus, dan protista sampai organisme multiseluler seperti tumbuhan , binatang,
dan fungi. Untuk tingkat yang lebih kecil mencakup variasi genetik dalam spesies, diantara
populasi yang terpisah secara geografi dan diantara individu dalam popualsi. Dalam skala yang
lebih luas keanekaragaman hayati mencakup variasi dalam komunitas, ekosistem suatu
komunitas tersebut dan interaksi antara komunitas dan ekosistem. Semua tingkatan dalam
keanekaragaman hayati diperlukan untuk ketahanan hidup dari spesies dan komunitas, dan
semua itu tergantung kepada apa yang dilakukan manusia.

ASAL DARI SPESIES BARU

Kemiripan biokimia dari semua spesies yang hidup mengindikasi bahwa kehidupan di
bumi kemungkinan hanya sekali, dari 3,5 triliun yang lalu. Dari satu spesies original muncul
jutaan spesies yang dapat ditemukan dibumi saat ini. Proses terbentuknya spesies baru dikenal
sebagai spesiasi, yang tetap berlangsung sampai saat ini dan akan berlangsung sampai masa
yang akan datang. Proses dimana satu organisme original berevolusi menjadi spesies baru,
spesies yang berbeda pertamakali diperkenlakan oleh Charles Darwin dan Alfred Russel
Wallace lebih dari 100 tahun yang lalu. Teori The Origin New Species ini diterima di kalangan
ilmuan. Banyaknya informasi baru ditunjang oleh rekam fosil dan dengan penelitian biologi
molekuler modern dilanjutkan untuk melanjutkan untuk mendukung teori ini.

Dalam proses evolusi, populasi secara berkala beradaptasi secara genetik karena
terjadinya perubahan dalam habitat mereka. Perubahan ini bisa secara biologis( sumber
makanan baru, kompetisi baru, mangsa baru ) dan juga perubahan ekologi (perubahan iklim,
ketersediaan air karakter tanah). Ketika suatu populasi mengalami perubahan genetik yang
sangat banyak maka tidak bisa lagi kawin dengan populasi aslinya. Proses dimana satu spesies
secara gradual berubah menjadi spesies yang lain disebut Phyletic Evolution.

Yang dibutuhkan oleh spesies baru untuk berkembang dari spesies asalnya, harus
adanya pemisahan geografi yang membatasi pergerakan individu diantara populasi dari spesies
tersebut. Untuk spesies terestrial, pembatas tersebut dapat berupa sungai, gunung atau lautan
dimana spesies tersebut tidak dapat melaluinya. Spesiasi sangat cepat dalam sebuah pulau.
Populasi asal berdaptasi secara genetik terhadap perubahan lingkungan dari daerah tanpa
penghuni seperti pulau, gunung, dan lembah yang terisolasi yang cukup menyimpang dari
spesies asalnya yang sekarang dipertimbangkan menjadi spesies yang berbeda. Proses ini dari
adaptasi lokal dan selanjutnya spesiasi dikenal sebagai Adaptive Radiation.

Spesies asal dari spesies baru secara normal memiliki proses yang lambat, dapat
memakan waktu ratusan atau ribuan generasi. Evolusi dari genus dan famili baru memili proses
yang lebih lambat, berlangsung ratusan dari ribuan atau bahkan triliunan tahun. Namun,
mekanisme dimana spesies baru dapat muncul dalam satu generasi. Terutama pada tumbuhan,
yang mungkin mengalami pembelahan yang tidak biasa dan tidak rata dari pasangan kromosom
saat reproduksi yang hasilnya dalam keturunan dengan set kromosom ekstra, keturunan ini
dikenal sebagai poliploidi. Individu poliploidi bisa memiliki morfologi atau fisiologi yang
berbeda dari indukan mereka dan jika cocok dengan lingkungan tempat hidup mereka maka
dapat membentuk suatu spesies baru.

Meskipun spesies baru muncul setiap saat, tingkat kepunahan saat ini mungkin 1000
kali lebih cepat dari pada rerata dari spesiasi. Situas ini lebih buruk dari pada statistik yang
dilaporkan. Pertama, rerata spesiasi melambat karena banyak dari permukaan bumi telah di
penuhi oleh manusia dan tidak ada lagi pendukung untuk berkembangnya komunitas biologi.
Sekarang lebih sedikit populasi dari setiap spesies dan sedikitnya peluang evolusi. Banyak area
perlindungan dan taman nasional yang mungkin terlalu kecil untuk membiarkan proses dari
spesiasi untuk terjadi. Kedua, banyak dari spesies yang terancam punah dengan kepunahan
merupakan satu satu nya wakil yang tersisa dari genus atau family mereka.

GENETIC DIVERSITY

Dalam setiap tingkatan keanekaragaman hayati, genetik, spesies dan komunitas, ahli
biologi mempelajari mekanisme untuk mengubah atau mempertahankan keanekaragaman
hayati. Keragaman genetik dalam suatu spesies sering terpengaruh oleh kebiasaan reproduksi
dari individu dalam suatu populasi. Populasi adalah kelompok individu dari spesies yang sama
dan dapat kawin dengan individu yang ada dalam kelompok tersebut dan menghasilkan
keturunan yang fertil. Sebuah populasi bisa memuat hanya beberapa individu atau triliunan
individu, dimana individu tersebut menghasilkan keturunan.

Individu dalam populasi sering memiliki perbedaan genetik satu dengan yang lainnya.
Variasi genetik ini muncul karena individu memiliki bentuk yang sedikit berbeda dari gen
mereka. Bentuk yang sedikit berbeda ini disebut alel dan perbedaan dapat muncul melalui
mutasi. Perubahan terjadi di DNA, yang merupakan kromosom indivdu, berbagai alel dari gen
dapat mengahsilkan suatu bentuk protein yang dibedakan secara struktur dan fungsi, yang pada
waktunya mempengaruhi perkembangan dan psikologi dari organisme.

Variasi genetik meningkat ketiaka keturunan meneriama kombinasi gen dan kromosom
yang unik dari induknya melalui rekombinasi gen yang terjadi selama reproduksi seksual. Gen
berpindah antar kromosom dan pembentukan kembali selama proses Crossing Over yang
terjadi selama pembelahan sel meiosis, dan kombinasi baru terbentuk ketika gamet kedua induk
membentuk keturunan dengan komposisi genetik yang unik. Meskipun mutasi menyediakan
material dasar untuk variasi genetik , kemampuan reproduksi seksual spesies sampai
pembentukan kembali secara random suatu alel dalam kombinasi yang berbeda meningkatkan
potensi dari variasi genetik.

Jumlah variasi genetik dalam populasi ditunjukkan dengan jumlah gen yang memiliki
lebih dari satu alel (yang dimasuksud adalah gen polimorfik) dan jumlah alel untuk setiap gen
polimorfik. Kehadiran gen polimorfik membuat individu dalam populasi menjadi heterozigot
untuk gen, ini untuk menerima dua alel yang berbeda dari gen kedua indukan. Pada beberapa
macam populasi tumbuhan dan binatang telah di katakan bahwa individu heterozigot memiliki
peluang kehidupan lebih tinggi dari pada individu homozigot. Individu heterozigot cenderung
untuk tumbuh, bertahan dan berkembang biak lebih berhasil dibanding dengan individu
homozigot. Mekanisme ini tampaknya : (1) memiliki dua bentuk berbeda, dikatakan enzim
memberi individu fleksibilitas lebih besar dalam urusan dengan tantangan hidup dan (2) tidak
fungsinya berbahaya nya alel yang diterima dari satu induk yang disamarkan oleh alel
fungsional yang diterima dari induk lainnya. Fenomena ini meningkatkan peluang hidup
dengan tingginya individu heterozigot, juga disebut sebagai hybrid vigor.

Variasi genetik dalam populasi dapat diukur sebagai :

1. Jumlah dan presentase dari gen dalam populasi yang polimorfik (memiliki lebih dari
satu alel)
2. Jumlah alel dari setiap gen polimorfik
3. Jumlah dan presentasi dari gen per individu yang polimorfik

Variasi genetik dapat mempengaruhi keragaman dalam tingkat spesies, spesies terdiri
dari satu atau lebih populasi, meskipun banyak perkawinan terjadi dalam populasi, individu
sesekali berpindah dari satu populasi ke populasi yang lainnya, yang memungkinkan
transfer alel baru dan kombinasi genetik antar populasi. Transfer genetik disebut dengan
gene flow.

COMMUNITIES AND ECOSYSTEMS

Komunitas biologi didefinisikan sebagai spesies yang menempati lokasi tertentu dan
terjadi interaksi antar spesies dalam populasi dan antar populasi. Komunitas biologi
digabungkan dengan lingkungan fisik dikenal dengan istilah ekosistem. Dalam sebuah
ekosistem, evaporasi air dari komunitas biologi dan permukaan bumi, sampai kembali lagi
sebagai hujan atau salju dan mengisi kembali terestrial dan lingkungan akuatik. Tanah
dibentuk dari bahan bebatuan dan pembusukan organik. Fotosintesis tumbuhan menyerap
energi cahaya matahari, dan energi ini dilepaskan kembali ke atmosfer sebagai panas
selama hidup tumbuhan dan hewan, dan juga setelah mereka mati dan terdekomposisi.
Tumbuhan menyerap karbondioksida dan melepaskan oksigen selama respirasi, sedangkan
hewan dan jamur menyerap oksigen dan melepaskan karbon dioksida. Nutrisi mineral
seperti nitrogen dan fosfor, siklus antara kehidupan dan tak hidup kompartemen dari
ekosistem.

Lingkungan fisik mempengaruhi struktur dan karakteristik dari suatu komunitas ,


namun komunitas juga dapat berpengaruh pada struktur dan karakteristik ekosistem. Pada
ekosistem terstrial, contohnya kecepatan angin, kelembapan dan suhu di lokasi tertentu
dapat terpengaruh oleh tumbuhan dan hewan yang hadir didalamnya. Di ekosistem akuatik,
seperti karakteristik seperti pergolakan air dan kejernihan, kimia air, dan kedalaman air
mempengaruhi karakteristik dari sebuah komunitas , namun komunitas biologi seperti
hutan rumput laut dan terumbu karang dapat mempengaruhi lingkungan fisik.

Dalam komunitas masing masing spesies memanfaatkan set unik dari sumber daya
yang merupakan Relung. Relung dari spesies tumbuhan dapat memuat tipe – tipe tanah
yang ditemukan, jumlah sinar matahari ynag diterima, jumlah kelembapan tanah yang
diperlukan, tipe sistem polinasi yang dimiliki, dan mekanisme persebaran biji. Relung dari
hewan dapat memuat habitat yang ditempati, tipe makanan, syarat pembuatan sarang.
Relung setiap spesies dalam adalah ruang dimana spesies ada di alam dan tidak kalah
dengan spesies lainnya.

Komposisi dari komunitas sering terpengaruh oleh kompetisi dan predasi. Predator
sering mengurangi jumlah populasi dari spesies sebagai mangsanya dan bisa mengeliminasi
beberapa spesies mangsa dari habitat tertentu. Predator juga bisa secara tidak langsung
meningkatkan keanekaragaman hayati dalam komunitas dengan menjaga
densitas/kepadatan dari spesies lain sehingga persaingan untuk mendapat sumber daya
tidak terlalu tinggi. Contoh yang bagus untuk konsep ini adalah ekosistem intertidal laut
yaitu bintang laut besar, Pisater, yang memakan 15 spesies moluska yang melekat ke
bebatuan. Selama bintang laut predator hadir, spesies moluska tidak bersaing dengan
sesamanya untuk ruang di bebatuan, karena mereka dimakan terlalu cepat sebelum
mencapai kepadatan populasi yang tinggi. Dalam keadaan seperti ini, semua 15 spesies
dapat menempati relung yang ada. Jika bintang laut berkurang, namun terjadi peningkatan
kelimpahan moluska dan mulai berkompetisi untuk ruang di bebatuan. Tidak adanya
predasi, kompetisi antar spesies mengurangii jumlah spesies, akhirnya hanya sedikit dari
15 speies asli yang tersisa., dengan beberapa bebatuan diambil alih oleh satu spesies saja.

Jumlah individu dari spesies tertentu merupakan sumber daya dari lingkungan yang
dapat mendukung baiasa disebut dengan daya dukung. Jumlah populasi sering jauh
dibawah daya dukung dibanding dengan populasi predator. Jika predator dikurangi,
populasi akan meningkat dimana dapat mencapai daya dukung atau bahkan melebihi daya
dukung ke poin dimana terjadinya kerusakan lingkungan. Jumlah populasi dari suatu
spesies juga dikendalikan oleh spesies lainnya dengan kompetisi untuk sumber daya yang
sama. Komposisi komunitas juga terpengaruh oleh hubungan mutualisme, yang mana dua
spesies tersebut saling menguntungkan.

Trophic Level

Komunitas biologi terorganisir ke tingkat makannya disebut tingkat tropik yang


memperlihatkan cara cara bagaimana energi di dapatkan dari lingkungan.

1. Spesies fotosintetik (disebut juga dengan produsen primer), mendapatkan energi


langsung dari matahari, di lingkungan terestrial, tumbuhan tungkat tinggi seperti
tumbuhan berbunga, gymnosperma, dan paku pakuan bertanggung jawab untuk
fotosintesis, sedangkan di lingkuangan akuatik adalah, rumput laut, alga bersel satu dan
cyanobakteria (alga hijau biru). Semua spesies tersebut menggunakan energi matahari
untuk membentuk molekul organik yang mereka butuhkan untuk hidup. Hanya
presentase kecil dari energi cahaya matahari jatuh ke permukaan bumi yang sebenarnya
ditangkap untuk proses fotosintesis. Kebanyakan energi cahaya matahari dipantulkan
kembali ke angkasa atau di serap oleh udara, tanah, dan air dan dihantarkan lagi menjadi
panas. Faktanya banyak dari energi tertangkap oleh setiap tingkatan tropik selanjutnya
yang digunakan dalam proses metabolisme dasar untuk menjaga organisme tersebut
bertahan hidup, dan dilepaskan ke lingkungan sebagai panas.
2. Herbivora (juga dikenal sebagai konsumen primer), yang memakan spesies
fotosintetik. Sebagai contoh di lingkungan terestrial belalang yang memakan rumput,
sedangkan di lingkungan akuatik Cruatceae dan ikan memakan alga. Karena banyak
materi tumbuhan, seperti selulosa dan lignin, yang hanya bisa dicerna oleh oranisme
tertentun hanya presentase kecil dari energi yang tertangkap oleh tumbuhan yang
sebenarnya ditransfer ke herbivora.
3. Karnivora (juga dikenal sebagai konsumen sekunder atau predator) yang memakan
hewan lainnya. Karnivora primer (seperti rubah) memakan hewan herbivor (seperti
kelinci), sedangkan karnivora sekunder (seperti ikan karnivor) yang memakan
karnivora lainnya (yaitu katak). Selama karnivora tidak menangkap semua mangsa
potensial mereka, dan selama banyak bagian tubuh mangsa dapat dicerna, hanya
presentase kecil dari energi herbivor di transfer ke hewan karnivora. Karnivora
biasanya merupakan predator, meskipun beberapa menggabungkan langsung predasi
dengan memakan sampah dikenal sebagai Omnivora, memiliki proporsi yang besar
dari makanan tumbuhan dan dalam diet mereka. Secara umum predator lebih besar dari
dan lebih kuat dari pada mangsanya, namun mereka memiliki kepadatan populasi yang
lebih rendah dari pada mangsanya.
4. Parasit, merupakan subkelas penting dari predator. Parasit memiliki ukuran yang kecil
dan tidak membunuh mangsa mereka secepatnya. Efek dari serangan parasit mulai dari
melemahkan sel inangnya dari waktu ke waktu sampai terbunuh. Parasit termasuk
berabagai macam spesies, seperti penyebab penyakit seperti bakteri dan protista, cacing
perut, jamur parasit, larva kumbang yang memakan kulit bagian dalam pohon. Parasit
sering kali merupakan pengendali kepadatan sel inangnya. Ketika populasi sel inangnya
memiliki kepadan populasi yang tinggi, parasit dapat menyebar dari satu sel inang ke
sel inang lain, menyebabkan serangan yang intens yang dapat menyebabkan penurunan
densitas populasi sel inang. Namun ketika kepadatan populasi sel inang rendah, parasit
kurang bisa bergerak dari satu inang ke inang lainnya, dan efek parasit terhadap
populasi sel inang nya lemah.
5. Detritifor, juga dikenal sebagai dekomposer. Adalah spesies yang memakan tumbuhan
yang telah mati atau jaringan hewan dan sampah., mengurai jaringan dan molekul
organik. Detritivor melepaskan mineral seperti nitrogrn dan fosfor agar kembali ke
lingkungan, dimana mineral tesebut dapat diserap kembali oleh tumbuhan dan alga.
Detritivor paling penting adalah jamur dan bakteri, tetapi berbagai spesies lainnya
berperan dalam penguraian materi organik, sebagai contoh burung bangkai memakan
hewan yang telah mati, kumbang kotoran mengubur dan memakan kotoran hewan dan
cacing memecah daun yang jatuh dan materi organik lainnya.

Anda mungkin juga menyukai