Kemiripan biokimia dari semua spesies yang hidup mengindikasi bahwa kehidupan di
bumi kemungkinan hanya sekali, dari 3,5 triliun yang lalu. Dari satu spesies original muncul
jutaan spesies yang dapat ditemukan dibumi saat ini. Proses terbentuknya spesies baru dikenal
sebagai spesiasi, yang tetap berlangsung sampai saat ini dan akan berlangsung sampai masa
yang akan datang. Proses dimana satu organisme original berevolusi menjadi spesies baru,
spesies yang berbeda pertamakali diperkenlakan oleh Charles Darwin dan Alfred Russel
Wallace lebih dari 100 tahun yang lalu. Teori The Origin New Species ini diterima di kalangan
ilmuan. Banyaknya informasi baru ditunjang oleh rekam fosil dan dengan penelitian biologi
molekuler modern dilanjutkan untuk melanjutkan untuk mendukung teori ini.
Dalam proses evolusi, populasi secara berkala beradaptasi secara genetik karena
terjadinya perubahan dalam habitat mereka. Perubahan ini bisa secara biologis( sumber
makanan baru, kompetisi baru, mangsa baru ) dan juga perubahan ekologi (perubahan iklim,
ketersediaan air karakter tanah). Ketika suatu populasi mengalami perubahan genetik yang
sangat banyak maka tidak bisa lagi kawin dengan populasi aslinya. Proses dimana satu spesies
secara gradual berubah menjadi spesies yang lain disebut Phyletic Evolution.
Yang dibutuhkan oleh spesies baru untuk berkembang dari spesies asalnya, harus
adanya pemisahan geografi yang membatasi pergerakan individu diantara populasi dari spesies
tersebut. Untuk spesies terestrial, pembatas tersebut dapat berupa sungai, gunung atau lautan
dimana spesies tersebut tidak dapat melaluinya. Spesiasi sangat cepat dalam sebuah pulau.
Populasi asal berdaptasi secara genetik terhadap perubahan lingkungan dari daerah tanpa
penghuni seperti pulau, gunung, dan lembah yang terisolasi yang cukup menyimpang dari
spesies asalnya yang sekarang dipertimbangkan menjadi spesies yang berbeda. Proses ini dari
adaptasi lokal dan selanjutnya spesiasi dikenal sebagai Adaptive Radiation.
Spesies asal dari spesies baru secara normal memiliki proses yang lambat, dapat
memakan waktu ratusan atau ribuan generasi. Evolusi dari genus dan famili baru memili proses
yang lebih lambat, berlangsung ratusan dari ribuan atau bahkan triliunan tahun. Namun,
mekanisme dimana spesies baru dapat muncul dalam satu generasi. Terutama pada tumbuhan,
yang mungkin mengalami pembelahan yang tidak biasa dan tidak rata dari pasangan kromosom
saat reproduksi yang hasilnya dalam keturunan dengan set kromosom ekstra, keturunan ini
dikenal sebagai poliploidi. Individu poliploidi bisa memiliki morfologi atau fisiologi yang
berbeda dari indukan mereka dan jika cocok dengan lingkungan tempat hidup mereka maka
dapat membentuk suatu spesies baru.
Meskipun spesies baru muncul setiap saat, tingkat kepunahan saat ini mungkin 1000
kali lebih cepat dari pada rerata dari spesiasi. Situas ini lebih buruk dari pada statistik yang
dilaporkan. Pertama, rerata spesiasi melambat karena banyak dari permukaan bumi telah di
penuhi oleh manusia dan tidak ada lagi pendukung untuk berkembangnya komunitas biologi.
Sekarang lebih sedikit populasi dari setiap spesies dan sedikitnya peluang evolusi. Banyak area
perlindungan dan taman nasional yang mungkin terlalu kecil untuk membiarkan proses dari
spesiasi untuk terjadi. Kedua, banyak dari spesies yang terancam punah dengan kepunahan
merupakan satu satu nya wakil yang tersisa dari genus atau family mereka.
GENETIC DIVERSITY
Dalam setiap tingkatan keanekaragaman hayati, genetik, spesies dan komunitas, ahli
biologi mempelajari mekanisme untuk mengubah atau mempertahankan keanekaragaman
hayati. Keragaman genetik dalam suatu spesies sering terpengaruh oleh kebiasaan reproduksi
dari individu dalam suatu populasi. Populasi adalah kelompok individu dari spesies yang sama
dan dapat kawin dengan individu yang ada dalam kelompok tersebut dan menghasilkan
keturunan yang fertil. Sebuah populasi bisa memuat hanya beberapa individu atau triliunan
individu, dimana individu tersebut menghasilkan keturunan.
Individu dalam populasi sering memiliki perbedaan genetik satu dengan yang lainnya.
Variasi genetik ini muncul karena individu memiliki bentuk yang sedikit berbeda dari gen
mereka. Bentuk yang sedikit berbeda ini disebut alel dan perbedaan dapat muncul melalui
mutasi. Perubahan terjadi di DNA, yang merupakan kromosom indivdu, berbagai alel dari gen
dapat mengahsilkan suatu bentuk protein yang dibedakan secara struktur dan fungsi, yang pada
waktunya mempengaruhi perkembangan dan psikologi dari organisme.
Variasi genetik meningkat ketiaka keturunan meneriama kombinasi gen dan kromosom
yang unik dari induknya melalui rekombinasi gen yang terjadi selama reproduksi seksual. Gen
berpindah antar kromosom dan pembentukan kembali selama proses Crossing Over yang
terjadi selama pembelahan sel meiosis, dan kombinasi baru terbentuk ketika gamet kedua induk
membentuk keturunan dengan komposisi genetik yang unik. Meskipun mutasi menyediakan
material dasar untuk variasi genetik , kemampuan reproduksi seksual spesies sampai
pembentukan kembali secara random suatu alel dalam kombinasi yang berbeda meningkatkan
potensi dari variasi genetik.
Jumlah variasi genetik dalam populasi ditunjukkan dengan jumlah gen yang memiliki
lebih dari satu alel (yang dimasuksud adalah gen polimorfik) dan jumlah alel untuk setiap gen
polimorfik. Kehadiran gen polimorfik membuat individu dalam populasi menjadi heterozigot
untuk gen, ini untuk menerima dua alel yang berbeda dari gen kedua indukan. Pada beberapa
macam populasi tumbuhan dan binatang telah di katakan bahwa individu heterozigot memiliki
peluang kehidupan lebih tinggi dari pada individu homozigot. Individu heterozigot cenderung
untuk tumbuh, bertahan dan berkembang biak lebih berhasil dibanding dengan individu
homozigot. Mekanisme ini tampaknya : (1) memiliki dua bentuk berbeda, dikatakan enzim
memberi individu fleksibilitas lebih besar dalam urusan dengan tantangan hidup dan (2) tidak
fungsinya berbahaya nya alel yang diterima dari satu induk yang disamarkan oleh alel
fungsional yang diterima dari induk lainnya. Fenomena ini meningkatkan peluang hidup
dengan tingginya individu heterozigot, juga disebut sebagai hybrid vigor.
1. Jumlah dan presentase dari gen dalam populasi yang polimorfik (memiliki lebih dari
satu alel)
2. Jumlah alel dari setiap gen polimorfik
3. Jumlah dan presentasi dari gen per individu yang polimorfik
Variasi genetik dapat mempengaruhi keragaman dalam tingkat spesies, spesies terdiri
dari satu atau lebih populasi, meskipun banyak perkawinan terjadi dalam populasi, individu
sesekali berpindah dari satu populasi ke populasi yang lainnya, yang memungkinkan
transfer alel baru dan kombinasi genetik antar populasi. Transfer genetik disebut dengan
gene flow.
Komunitas biologi didefinisikan sebagai spesies yang menempati lokasi tertentu dan
terjadi interaksi antar spesies dalam populasi dan antar populasi. Komunitas biologi
digabungkan dengan lingkungan fisik dikenal dengan istilah ekosistem. Dalam sebuah
ekosistem, evaporasi air dari komunitas biologi dan permukaan bumi, sampai kembali lagi
sebagai hujan atau salju dan mengisi kembali terestrial dan lingkungan akuatik. Tanah
dibentuk dari bahan bebatuan dan pembusukan organik. Fotosintesis tumbuhan menyerap
energi cahaya matahari, dan energi ini dilepaskan kembali ke atmosfer sebagai panas
selama hidup tumbuhan dan hewan, dan juga setelah mereka mati dan terdekomposisi.
Tumbuhan menyerap karbondioksida dan melepaskan oksigen selama respirasi, sedangkan
hewan dan jamur menyerap oksigen dan melepaskan karbon dioksida. Nutrisi mineral
seperti nitrogen dan fosfor, siklus antara kehidupan dan tak hidup kompartemen dari
ekosistem.
Dalam komunitas masing masing spesies memanfaatkan set unik dari sumber daya
yang merupakan Relung. Relung dari spesies tumbuhan dapat memuat tipe – tipe tanah
yang ditemukan, jumlah sinar matahari ynag diterima, jumlah kelembapan tanah yang
diperlukan, tipe sistem polinasi yang dimiliki, dan mekanisme persebaran biji. Relung dari
hewan dapat memuat habitat yang ditempati, tipe makanan, syarat pembuatan sarang.
Relung setiap spesies dalam adalah ruang dimana spesies ada di alam dan tidak kalah
dengan spesies lainnya.
Komposisi dari komunitas sering terpengaruh oleh kompetisi dan predasi. Predator
sering mengurangi jumlah populasi dari spesies sebagai mangsanya dan bisa mengeliminasi
beberapa spesies mangsa dari habitat tertentu. Predator juga bisa secara tidak langsung
meningkatkan keanekaragaman hayati dalam komunitas dengan menjaga
densitas/kepadatan dari spesies lain sehingga persaingan untuk mendapat sumber daya
tidak terlalu tinggi. Contoh yang bagus untuk konsep ini adalah ekosistem intertidal laut
yaitu bintang laut besar, Pisater, yang memakan 15 spesies moluska yang melekat ke
bebatuan. Selama bintang laut predator hadir, spesies moluska tidak bersaing dengan
sesamanya untuk ruang di bebatuan, karena mereka dimakan terlalu cepat sebelum
mencapai kepadatan populasi yang tinggi. Dalam keadaan seperti ini, semua 15 spesies
dapat menempati relung yang ada. Jika bintang laut berkurang, namun terjadi peningkatan
kelimpahan moluska dan mulai berkompetisi untuk ruang di bebatuan. Tidak adanya
predasi, kompetisi antar spesies mengurangii jumlah spesies, akhirnya hanya sedikit dari
15 speies asli yang tersisa., dengan beberapa bebatuan diambil alih oleh satu spesies saja.
Jumlah individu dari spesies tertentu merupakan sumber daya dari lingkungan yang
dapat mendukung baiasa disebut dengan daya dukung. Jumlah populasi sering jauh
dibawah daya dukung dibanding dengan populasi predator. Jika predator dikurangi,
populasi akan meningkat dimana dapat mencapai daya dukung atau bahkan melebihi daya
dukung ke poin dimana terjadinya kerusakan lingkungan. Jumlah populasi dari suatu
spesies juga dikendalikan oleh spesies lainnya dengan kompetisi untuk sumber daya yang
sama. Komposisi komunitas juga terpengaruh oleh hubungan mutualisme, yang mana dua
spesies tersebut saling menguntungkan.
Trophic Level