Anda di halaman 1dari 6

A.

Data Pengamatan
No. Nama Gambar Gambar Literatur Keterangan
Burung
1. Burung h a. Esofagus
Hantu b.Proventrikulus
c. Ventrikulus
d. Usus Halus
f e. Usus Besar
f. Rektum
g. Kloaka
a
h. Paruh
Sumber : Hidayat, 2014
g e c d b
2. Ayam a. Esofagus
b. Tembolok
c. Proventrikulus
a
d. Ventrikulus
b
e. Usus Kecil
h c f. Usus Besar
d g. Rektum
Sumber : Jacquie Jacob,
h. Kloaka
g f e University of Kentucky
3. Burung a. Paruh
Kutilang a b. Esofagus
c. Tembolok
i
d. Proventrikulus
b
e. Ventrikulus
c
f. Usus Halus
d
Sumber : Modul g. Usus Besar
f e
g Praktikum Biologi h. Rektum
h
Hewan Ternak, 2016
i. Kloaka
4. Burung a. Esofagus
a
Tekukur b. Tembolok
b
Biasa c. Ventrikulus
d
c d. Proventrikulus
e. Usus Besar
f
e Sumber : Hidayat, 2014 f. Usus Halus
g. Kloaka
g

5. Burung a a. Paruh
Cekakak b. Esofagus
Sungai b c. Tembolok
d. Ventrikulus
c e. Usus Halus
d
Sumber : Hidayat, 2014 f. Usus Besar
h
g. Kloaka
f e
h. Proventrikulus
g

B. Analisis Data

Sistem pencernaan beberapa burung yang telah diamati memiliki susunan


yang sama. Burung hantu, ayam, burung kutilang, burung tekukur biasa dan
burung cekakak sungai memiliki susunan sistem pencernaan yang sama, yaitu
mulai dari paruh, kerongkongan (esofagus), tembolok (crop), lambung kelenjar
(proventrikulus), lambung otot (ventrikulus), usus halus (duodenum, jejunum, dan
ileum), caecum (usus buntu), colon (usus besar), dan kloaka. Burung hantu juga
memiliki susunan sistem pencernaan yang sama, namun yang membedakan adalah
pada burun hantu tidak dilengkapi dengan tembolok.

C. Pembahasan
Sistem pencernaan semua jenis burung secara umum memiliki susunan yang
sama mulai dari paruh, kerongkongan (esofagus), tembolok (crop), lambung
kelenjar (proventrikulus), lambung otot (ventrikulus), usus halus (duodenum,
jejunum, dan ileum), caecum (usus buntu), colon (usus besar), dan kloaka
(Sturkie, 2000). Hasil pengamatan awetan basah menunjukkan burung kutilang,
ayam, burung cekakak sungai dan burung tekukur biasa memiliki susunan sistem
pencernaan yang sama. Paruh pada burung merupakan modifikasi dari rahang atas
dan rahang bawah. Paruh memberi banyak manfaat di antaranya untuk mencari
makan, pertahanan, membuat sarang dan menelisik bulu (Sukiya, 2001). Makanan
dari paruh kemudian dengan gerak peristaltik di kerongkongan (esofagus)
disalurkan menuju tembolok. Tembolok merupakan bagian setelah esofagus yang
melebar di salah satu sisinya berbentuk kantung berperan sebagai tempat
penyimpanan makanan sementara. Sedikit bahkan tidak ada proses pencernaan di
dalam tembolok kecuali pencampuran sekresi saliva dari mulut yang dilanjutkan
pada bagian ini (Polana dan Fadillah, 2004).
Lambung burung terdiri dari dua bagian, yaitu lambung kelenjar (glandular
stomach) atau proventrikulus dan lambung otot (muscular stomach) atau
ventrikulus. Proventrikulus berfungsi menerima makanan dari esofagus serta
mensekresikan mukus, HCl, dan pepsinogen yang dihasilkan oleh kelenjar yang
terdapat di dinding mukosa proventrikulus. Pepsinogen merupakan enzim
pencernaan yang disekresikan dalam bentuk inaktif dan akan dirubah/diaktivasi
oleh HCl menjadi pepsin yang berfungsi sebagai enzim proteolitik (Ritchison,
2006). Bagian pencernaan burung setelah proventrikulus adalah ventrikulus atau
gizzard. Ventrikulus sering juga disebut muscular stomach (lambung otot).
Lokasinya berada di antara proventrikulus dan bagian usus halus. Ventrikulus
memiliki dua pasang otot yang sangat kuat sehingga burung mampu
menggunakan tenaga yang kuat. Partikel makanan yang lebih besar menyebabkan
kontraksi semakin cepat. Biasanya di dalam ventrikulus terkandung material yang
bersifat membantu dalam penggilingan, seperti grit, karang, dan kerikil. Material
halus akan masuk dan keluar lagi dalam beberapa menit kemudian menuju saluran
usus, tetapi pakan berupa material kasar akan tinggal di dalam ventrikulus untuk
beberapa jam (Murwani, 2010).
Bagian usus halus pada burung memiliki panjang yang seragam, terdiri dari
duodenum, jejunum, dan ileum. Duodenum memiliki vili paling panjang dan
menebal pada bagian pangkal (Bacha LM & Bacha WJ, 2000). Colon relatif
berbentuk lurus dan pendek dan berfungsi untuk reabsorbsi dan terhubung ke
kloaka. Kloaka merupakan gabungan saluran urogenital, tempat keluar feses, dan
saluran reproduksi (Frandson et al. 2009).
Sistem pencernaan burung hantu hampir sama dengan jenis burung yang
diamati lainnya, namun yang membedakan adalah tidak adanya tembolok pada
susunan sistem pencernaannya. Burung serak jawa, langsung menelan mangsanya
secara utuh jika mangsanya berukuran kecil, atau dicabik dengan paruhnya
menjadi potongan yang lebih kecil jika mangsanya berukuran besar sehingga
dapat ditelan (Parry-Jones, 2001). Saluran pencernaan burung hantu meliputi
paruh, rongga mulut, esofagus, proventrikulus, gizzard, usus halus, , usus besar
dan kloaka. Burung hantu tidak memiliki tembolok untuk menampung sementara
makanan, sehingga makanan yang masuk akan langsung menuju lambung dan
diproses secara enzimatis (Bastarache, 2006). Proses pencernaan pada burung
hantu yaitu tetap mempertahankan makanan yang masuk dalam gizzard. Aktifitas
kontraksi dan relaksasi gizzard akan menyebabkan makanan tercerna secara
mekanik. Hasil pencernaan makanan akan diteruskan menuju usus halus melalui
adanya kontraksi dari gizzard sehingga nutrisi dari makanan dapat diserap di usus
halus, sedangkan material yang tidak tercerna seperti tulang, bulu atau rambut,
serta kuku, akan dikeluarkan kembali menjadi pellet (Grimm dan Whitehouse,
1963; Steven dan Hume, 1995). Pellet akan dikeluarkan jika proses pencernaan
telah selesai dan nutrisi yang terkandung dalam makanan tersebut sudah diserap.
Pada saat akan mengeluarkan pellet, burung hantu memperlihatkan perilaku yang
khas, seperti leher ditekuk sampai paruh mendekati dada, lalu leher diregangkan
sampai kepala menengadah ke atas. Proses ini dilakukan berkali-kali sambil
menutup kedua mata sampai pellet keluar melalui rongga mulut (Parry-Jones,
2001). Burung hantu tidak akan melakukan aktifitas makan lagi jika pellet belum
diregurgitasi (Bastarache, 2006).
D. Kesimpulan
Susunan sistem pencernaan burung terdiri dari paruh, kerongkongan
(esofagus), tembolok (crop), lambung kelenjar (proventrikulus), lambung otot
(ventrikulus), usus halus (duodenum, jejunum, dan ileum), caecum (usus buntu),
colon (usus besar), dan kloaka. Namun pada sistem pencernaan burung hantu
tidak dilengkapi dengan tembolok.
Daftar Rujukan

Bacha, L.M. dan Bacha, W.J. Jr. (2000). Color Atlas of Veterinary Histology
Second Edition. Lippincott Williams & Wilkins. USA : 70, 71, 83.
Bastarache G. 2006. Owl pellet analysis activity. (Online).
http://www.appstate.edu/~goodmanj/4401/labnotes/owlpellets/owlpellets.
diakses 3 April 2019
Frandson RD, Wilke WL, Fais AD. 2009. Anatomy and Physiology of Farm
Grimm RJ, Whitehouse WM. 1963. Pellet formation in a great horned owl :
roentgenographic study. Auk. 80(3) : 301-306
Hidayat S. 2014. Morfologi Esofagus Dan Lambung Burung Serak Jawa (Tyto
Alba). Skripsi Institut Pertanian Bogor. (Online).
https://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/73923/1/B14shi.pdf,
diakses 3 April 2019
Jacob J. Tanpa Tahun. Avian Digestive System. (Online).
articles.extension.org/pages/65376/avian-digestive-system, diakses 3 April
2019
Modul Praktikum Biologi Hewan Ternak. 2016. Morfologi dan Anatomi Dasar
Unggas. (Online). http://fmipa.itb.ac.id/wp
content/uploads/sites/168/2018/02/Modul-4-Kualitas-Telur.pdf. diakses 3
April 2019
Murwani, R. 2010. Broiler Modern. Cetakan Pertama. Widya Karya. Semarang.
Parry-Jones J. 2001. Understanding Owl. Cincinnati (US) : David and Charles
Polana A dan Fadilah R. 2004. Aneka Penyakit pada Ayam dan Cara
Mengatasinya. Depok. PT. Agromedia Pustaka.
Ritchison G. 2006. Digestive system : Food and Feeding Habit. (Online).
http://people.eku.edu/ ritchisong/birddigestion.html, diakses 3 April 2019
Stevens CE, Hume ID. 1995. Comparative Physiology of the Vertebrate Digestive
System. Cambridge (EN): Cambridge Univ Pr.
Sturkie, P.D. 2000. Avian Physiology 3th ed. Springer-Verlag. New York. 533-
537
Sukiya. 2001. Biologi Vertebrata. Universitas Negeri Yogyakarta: Yogyakarta.
Animals. 7th edition. Colorado : Wiley-Blackwell.
Lampiran

Gambar Sistem Pencernaan Burung Gambar Sistem Pencernaan


Cekakak Sungai Ayam

Gambar Sistem Pencernaan Burung Gambar Sistem Pencernaan Burung


Hantu Kutilang

Gambar Sistem Pencernaan Burung


Tekukur Biasa

Anda mungkin juga menyukai