Disusun Oleh:
Kelompok 5 Offering GHIL 2016
1. Krismonik Dwi Maulida (160342606270)
2. Miftakhul Rahmadani A (160342606253)
3. Mochammad Abdul Hafidh (160342606252)
4. Retno Elvinawati (160342606271)
5. Rika Nur Azizah (160342606265)
D. Dasar Teori
Nama Coleoptera berasal dari kata ―Koleos‖ yang artinya perisae dan
―ptera‖ yang artinya sayap. Sayap depan ordo ini (elytra) mengeras dan berfungsi
melindungi tubuh serta sayap belakang yang terlipat dibawah sayap depan pada
saat hinggap. Pada sayap hinggap kedua sayap depan membentuk satu garis lurus
(Borror, 1992 dalam Falahudin, 2015). Memiliki alat mulut pengigit pengunyah,
ada yang mulutnya muncul di ujung moncong yang memanjang. Tarsus terdiri
atas 2-5 segmen. Sayap belakang membraneus dan terlihat dibawah sayap depan
pada saat serangga ini istirahat. Sayap belakang ini umumnya lebih panjang dari
pada sayap depan dan digunakan untuk terbang (Jumar, 2000 dalam Falahudin,
2015).
Alat :
1.Mikroskop Stereo
2.Jarum Pentul
3.Cawan Petri
4.Pinset
5.Kuas
Bahan
1.Kloroform
2.Kapas
3.Tungau
4.Kepik hijau
5.Ampal
6.Katimumul
F. Prosedur Kerja
Yang diamati :
c. caput
d. torax
e. abdomen Sumber:
bugguide.net
2 Nama Species: Nezara a. proboscis
viridula pengunyah
b. antenna
d c
c. caput
e
d. torax
e. abdomen
Sumber:
cybexpertanian.go.id
b. Phyllophaga sp
Pengamatan morfologi pada Phyllophaga sp ini mmeliputi bagina kepala,
thorax dan juga abdomen. Pada bagian kepala terdapat antena tipe antena pada
hewan ini yaitu serrata, pada bagian kepala juga terdapat mata majemuk.
Selanjutnya pada bagian thorax dan abdomen terdapat beberapa segmen, selain
segmen abdomen juga terdapat sepasang sayap dan juga terdapat kaki, jumlah
kaki pada hewan ini yaitu sebanyak 3 pasang. Bagian dari kaki yaitu meliputi
trochanter, femur, tibia dan juga tarsus. Hal ini sesuai dengan rujukan yang ada
yang menyatakan bahwa pada Phyllophaga sp memiliki panjang sekitar 21 mm.
Memiliki punggung dengan sisik bewarna agak kekuning-kuningan, pronotum
serta sayap sebagai penutup (Berry, 1998). Kumbang ini aktif di malam hari,
datang ke lampu dalam jumlah besar.
Phypllophaga ini bewarna coklat kemerah-merahanan dan sering agak berbulu
bagian perut., yang biasanya ditemukan di tanaman, dimana tumbuhan ini juga
dapat merusak umbi-umbian. Larva dari hewan ini bewarna putih dengan kepala
coklat dan tiga pasang kaki yang menonjol di dada. (Berry, 1998). Larva dari
hewan ini biasanya hidup di tanah dan memakan akar tanaman, terutama rumput
dan sereal, dan hama sesekali di padang rumput, pembibitan, taman,
J. Kesimpulan
1. Hasil pengamatan anatomi ordo Coleoptera yaitu hewan Ampal (Lepidiata
stigma) memiliki bagian tubuh yaitu kepala, toraks dan abdomen, memliki
sepasang mata, memiliki kaki 3 pasang, abdomen terdapat 5-6 segmen,
sayap menutupi abdomen, terdapat 1 pasang kaki pada abdomen, toraks
pendek, sayap memiliki sayap tipis dan tebal untuk terbang. Hewan
Katimumul (Phillophaga sp.) hampir sama ciri deengan Ampal tetapi
ukurannya lebih kecil, memiliki 3 pasang kaki, 1 pasang kaki pada toraks
dan 2 pasang kaki pada abdomen, memiliki sepasang sayap, memiliki
sepasang antenna dan tipe mulut pengunyah.
2. Hasil pengamatan anatomi ordo Hymenoptera yaitu hewan kutu busuk
(Cimex sp.) dengan tipe mulut penghisap, antenna terdiri atas 4 segmen,
sepasang mata faset memiliki proboisi penusuk dan penghisap, memiliki 3
pasang kaki pada toraks, kaki terdiri atas koksa, trokanter, femur, tibia dan
tarsus. Kepik hijau (Nezara viridula) memiliki tipe mulut pengunyah, sayap
menutupi abdomen, memiliki 3 pasang kaki, memiliki antenna sepasang
dengan jumlah segmen 4.
Diskusi
1. Ciri-ciri morfologi secara umum apa sajakah yang dimiliki serangga yang
termasuk dalam ordo Coleoptera?
Jawab
a. Mempunyai dua pasang sayap.
b. Sayap depan keras dan tebal, sedangkan sayap belakang seperti
selaput.
c. Mengalami metamorfosis sempurna.
d. Memiliki tipe mulut menggigit dan mengunyah.
2. Sebutkan beberapa tipe kaki serangga anggota ordo Coleoptera dan ciri
khusus yang dimilikinya!
Jawab
Larva umumnya memiliki kaki thoracal (tipe oligopoda), namun ada beberapa
yang tidak berkaki (apoda). Sayap depan mengeras dan menebal serta tidak
memiliki vena sayap dan disebut elytra. Apabila istirahat, elytra seolah-olah
terbagi menjadi dua (terbelah tepat di tengah-tengah bagian dorsal). Sayap
belakang membranus dan jika sedang istirahat melipat di bawah sayap depan.
3. Amati beberapa contoh serangga hama yang termasuk anggota ordo
Coleoptera, tumbuhan apakah yang diserang, bagaimana caranya merusak
jaringan tanaman tersebut?
Jawab
Kelapa, Mengambil bagian-bagian tertentu tanaman untuk dijadikan sarang
atau tempat meletakkan telur, sehingga merusak tanaman. Perusakan diawali
dengan bentuk mulut yang mencorong dan merusak sebagian sistem tubuh
tumbuhan.
4. Ciri morfologi umum apa sajakah yang dimiliki oleh serangga yang termasuk
dalam Hymenoptera!
Jawab
Ciri-ciri morfologi yang dimiliki serangga-serangga ordo Hemiptera,
yaitu: memiliki sungut, probosis (mulut penusuk-penghisap) yang beruas-ruas
dan ramping, tungkai-tungkai depan bersifat pemangsa yang dimodifikasi
menjadi struktur-struktur pendekap dan dikatakan sebagai tungkai perenggut,
memiliki tipe sayap hemelytron, struktur sayap depan menebal dan seperti
kulit dan bagian ujung berselaput tipis, struktur sayap belakang lebih tipis dan
lebih pendek.
5. Pada serangga anggota subordo Apocrita, bagian apa yang bersifat ciri
parasitik? Apa fungsinya?
Jawab
Bagian mulut, pada bagian mulut subordo Apocrita memiliki tipe mulut
menggigit sehingga akan menjadi bagian parasitik disubordo Apocrita
6. Adakah hubungan antara ada dan tidak adanya ciri-ciri parasitik dengan cara
hidup serangga ini? Jelaskan!
Jawab
Ada, karena pada bagian mulut tersebut digunakan untuk mencari makan yang
digunakan untuk bertahan hidup dan terus berkembang biak.
DAFTAR RUJUKAN
Bayu, M.S.Y.I. 2015. Tingkat Serangan Berbagai Hama Polong Pada Plasma Nutfah
Kedelai. Prosiding Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia.
Vol. 1(4) : 878 – 883.
Berry, R.E. 1998. Insect and Mites Importance in the Northwest. 2nd Ed.221p
Borror DJ, Triplehorn CA, Johnson NF. 1996. Pengenalan Pelajaran Serangga. Eds 6.
Gadjah Mada University Press, penerjemah. Yogyakarta: UGM Press.
Terjemahan dari An Introduction to the Study of Insects.
Borror, D.J, Teiplehorn.C.A dan Jhonson. 1992. Pengenalan Pelajaran Serangga
Edisi keenam (terjemahan) : Partosoedjono S. Yogyakarta : Gadjah Mada
University Press.
Falahudin, I., Pane A. R., Mawar. E. 2015. Identifikasi Serangga Ordo Coleoptera
pada Tanaman Mentimun (Cucumis Sativus L) di Desa Tirta Mulya
Kecamatan Makarti Jaya Kabupaten Banyuasin II. Jurnal Biota. 1(1). UIN
Raden Fatah: Palembang.
Harlan,H.J, Faulde,M.K, Baumann,G.J. 2008. Bedbugs. Di dalam : Xavier
Bonnefoy, Helge Kampen dan Kevin Swwney editor. Public Health
Significance of Urban Pest. Denmark DK-2100 Copenhagen: World Health
Organization Regional Office for Europe. p 132.
Hidayat, P. 2013. Pengenalan Ordo dan Beberapa Famili serta Anggota Spesiesnya.
Pengantar Perlindungan Tanaman.
Jumar. 2000. Entomologi Pertanian. Jakarta : Rineka cipta (diakses pada 01 Oktober
2018).
Khan,H.R, Rahman,M.D.M. 2012. Morphology and biology of the bedbug Cimex
hemipterus (Hemiptera: Cimicidae) in the laboratory. Dhaka Univ J Biol Sci.
21(2):125-130
La Salle J, Gauld ID. 1993. Hymenoptera: their diversity and their impact on the
diversity of other organisms. Di dalam La Salle J, Gauld ID, editor.
Hymenoptera and Biodiversity. CAB International Oxon.
Nurjanah, S. 2008. Penyuluhan Pertanian Madya Pasbangluhtan. BPTP. Yogyakarta
Septiane, E. 2015. Studi Infestasi dan Resistensi Kutu Busuk Cimex hemipterus
(Hemiptera: Cimicidae) Terhadap Tiga Golongan Insektisida di Bogor. Bogor.
LAMPIRAN
Ordo Coleoptera