Anda di halaman 1dari 6

Hindawi Publishing Corporation

Scientifica
Volume 2016, Article ID 6391594, 6 pages
http://dx.doi.org/10.1155/2016/6391594

Artikel Penelitian
Profil Klinis Demam Dengue pada Anak: Sebuah
Studi dari Odisha Selatan, India
Shubhankar Mishra, Ramya Ramanathan, and Sunil Kumar Agarwalla
Department of Paediatrics, MKCG Medical College, Berhampur, Odisha 760004, India
Correspondence should be addressed to Shubhankar Mishra; dr.subham.scb@gmail.com
Received 31 December 2015; Revised 16 March 2016; Accepted 5 April 2016
Academic Editor: Nobuhiro Ohkohchi

Copyright © 2016 Shubhankar Mishra et al. This is an open access article distributed under the Creative Commons
Attribution License, which permits unrestricted use, distribution, and reproduction in any medium, provided the
original work is properly cited.
Latar Belakang. Epidemi dengue menjadi lebih sering di India (WHO, 2008). Mayoritas infeksi virus dengue sembuh
sendiri, tetapi komplikasinya dapat menyebabkan morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Tujuan. Untuk menilai profil
klinis infeksi dengue pada anak-anak yang berusia kurang dari 14 tahun dan untuk mengevaluasi kejadian demam dengue
dari September 2013 hingga Agustus 2015 di Bagian Anak Maharaja Krishna Chandra Gajapati Medical College, rumah
sakit perawatan tersier terbesar di Odisha Selatan. Hasil. Sebanyak 97 kasus dikelompokkan menjadi 84 (86,59%) tidak
berat dan 13 (13,40%) kasus demam dengue berat. Presentasi usia yang paling umum adalah di atas 11 tahun. Rata-rata
usia adalah 8,7 tahun. Tampilan gejala yang paling umum adalah demam yang terlihat pada 100% pasien dan temuan
fisik yang paling umum merupakan hepatomegali (43,8%). Perdarahan gastrointestinal terlihat pada demam dengue berat
(76,9%). Peningkatan aspartate transaminase (SGOT) ditemukan pada 47,42% dan trombositopenia pada 27,5%
pasien. Hubungan antara hepatomegali dan peningkatan SGOT adalah signifikan (nilai 0,0346). Case fatality rate (CFR)
adalah 1,03%. Durasi rata-rata rawat inap adalah 3,8 hari. Kesimpulan. Pada anak-anak, jika gejala seperti demam, nyeri,
ruam, dan muntah berhubungan dengan hepatomegali dan peningkatan SGOT dalam konteks TPC rendah, kemungkinan
kuat demam dengue, terutama dalam epidemi. Kecurigaan dini dan manajemen yang efektif dapat mengurangi keparahan.

1. Pendahuluan fenomena imunologis [7]. Pada 2010, 25 kasus dan


lima kematian dilaporkan dari Odisha
Secara global 50 juta infeksi dengue dilaporkan setiap [8]. Peningkatan pesat dalam kasus dengue pada tahun
tahun [1]. Demam dengue pertama kali dilaporkan di 2012 menjadi masalah kesehatan masyarakat di India
India pada tahun 1956 dari Vellore dan demam Timur karena sebagian besar kasus terjadi pada
berdarah dengue pertama terjadi di Calcutta pada remaja muda. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
tahun 1963 [2]. Di India, insiden pertahun menilai profil klinis dari infeksi dengue pada anak-
diperkirakan 7,5 hingga 32,5 juta [3]. Di Odisha, anak kurang dari 14 tahun dan untuk mengevaluasi
negara bagian India Timur, wabah pertama dilaporkan hasil dari demam dengue di bagian tenggara India di
pada tahun 2010, diikuti oleh perluasan wabah pada mana wabah dengue merajalela.
tahun 2011, yang memengaruhi banyak orang.
Menurut WHO, angka kematian kasus untuk dengue 2. Bahan dan Metode
sekitar 5% [1]. Aedes albopictus ditemukan menjadi
vektor paling banyak di daerah pengamatan, diikuti Penelitian ini merupakan penelitian prospektif
oleh Aedes aegypti. DENV-2 adalah serotipe yang observasional. Semua kemungkinan kasus yang
berlaku [4]. Angka kematian kasus pada pasien memiliki demam tinggi, limfadenopati, hepatomegali,
dengan infeksi dengue berat yang terdiri dari demam gambaran syok atau perdarahan, dan sebagainya dan
berdarah dengue (DBD) dan dengue syok sindrom dirawat dengan diagnosis sementara demam dengue
(DSS) dapat mencapai 44% [2, 5]. Jika intervensi ke Bangsal Anak Maharaja Krishna Chandra Gajapati
dilakukan dini, mortalitas kurang dari 1% [6]. Demam Sekolah Kedokteran Gajapati, Berhampur, Odisha,
dengue muncul sebagai demam virus biasa yang adalah diperhitungkan. Semua anak berusia hingga 14
menyebabkan komplikasi berbahaya. Infeksi dengue tahun dengan tes dengue positif, baik antigen NS1,
berulang diamati lebih parah pada anak-anak karena

1
Table 1: Epidemiology.
Nonsevere
Parameter Variables Numbers % Severe dengue Stats
dengue
<3 yrs 15 15.4% 15 0
4–7 yrs 22 22.6% 21 1 Mean age
Age
8–11 yrs 27 27.8% 24 3 8.7 yrs
>11 yrs 33 34% 24 9
Male 75 77.3% 66 9
Sex
Female 22 22.7% 18 4
0–3 days 28 28.8% 27 1
Duration of Mean duration
3–6 days 62 63.9% 57 5
hospitalisation 3.8 days
>6 days 7 7.2% 0 7
0–3 days 41 42.2% 38 3
Mean day
Day of admission 3–6 days 51 52.5% 43 8
3.4 days
>6 days 5 5.1% 3 2
Undifferentiated fever 31 31.9%
Classification DF (with and without warning signs) 53 54.6%
Severe dengue fever (DHF) 13 13.4%

IgM, tes serologi cepat antibodi IgG (J. Mitra dan Co. etik diperoleh dari Maharaja Krishna Chandra
Pvt. Ltd.), atau ELISA, dimasukkan ke dalam Gajapati Medical College sebelum memulai
kelompok studi. Karena durasi terjadinya demam penelitian ini.
mungkin salah, maka pada pasien dilakukan ketiga tes
serologis. Anak-anak yang positif malaria, meningitis, 3. Pengamatan dan Hasil
dan demam enterik tidak termasuk dari
penelitian. Seluruh jumlah pasien yang termasuk Jumlah total kasus adalah 97, dimana 84 di antaranya
dalam penelitian kami adalah 97 pasien. Kasus adalah kasus dengue tidak berat (demam tidak
dipantau setiap hari melalui parameter klinis dan terdiferensiasi, demam dengue dengan tanda-tanda
laboratorium. Parameter hematologis dipantau setiap bahaya, dan demam dengue tanpa tanda bahaya) dan
hari sampai terlihat perbaikan secara klinis dan 13 adalah kasus-kasus dengue berat (DBD dan DSS)
hematologis. Rata-rata dari TLC, TPC, Hb, menurut pedoman WHO [2]. Ada 75 (77,31%) laki-
hematokrit, dan sebagainya dihitung pada setiap laki dan 22 (22,68%) perempuan dalam penelitian
pasien dan dicatat. Tanda vital harian dipantau dan tes
kami. Diantara kedua kelompok dengue berat dan
tourniquet. Rontgen thorax, ultrasonografi, dan tes
tidak berat laki memiliki insiden tinggi. Rasio pria-
fungsi hati dilakukan pada hari ke 3 pada semua
pasien. Pasien dirawat dengan parasetamol oral, wanita adalah 3,4: 1. Jumlah maksimum kasus, 33
cairan intravena, produk darah, dan inotrop sesuai (34,02%) terdapat pada kelompok di atas usia 11
dengan pedoman dengue WHO tahun, di antaranya anak laki-laki 25 (33,33%) dan
terbaru.[2]. Frekuensi dari berbagai tanda dan anak perempuan 8 (36,36%). Rata-rata usia pasien
gejala dan tes laboratorium dibandingkan antara yang dirawat di rumah sakit adalah 8,7 tahun. 63,9%
yang tidak berat dengan penyakit yang pasien dirawat di rumah sakit selama 3-6 hari. Tujuh
berat. Hasilnya ditabulasi dan dikorelasikan serta dari 13 pasien demam dengue berat dirawat selama
dicatat. lebih dari 6 hari. Masa rawat inap rata-rata 3,8
Manifestasi klinis dan temuan laboratorium hari. Kelompok dengue yang berat, rata-rata rawat
seperti hemoglobin, jumlah trombosit, hematokrit, inap adalah 5,8 hari. Rata-rata keterlambatan masuk
antigen NS1, dan antibodi IgM dari masing-masing setelah terjadinya demam adalah 3,4 hari (Tabel
kelompok penyakit dibandingkan dengan 1). Total kasus dengue yang didiagnosis pada orang
menggunakan Fishers’s exact test untuk pro-
dewasa adalah 211 selama masa penelitian di rumah
porsi. Perangkat lunak GraphPad versi 6.0. dan
perangkat lunak SPSS versi 22.0.0.0 digunakan untuk sakit kami.
entri dan analisis data, nilai di bawah 0,05 dianggap Sebagian besar kasus diterima di musim hujan
signifikan. Persetujuan tertulis diperoleh dari orang dan musim dingin antara bulan Juli dan
tua sebelum terdaftar dalam penelitian. Izin komite November. Puncak penerimaan terlihat pada bulan

2
September dengan 59 kasus (60,8%). Sedikit terlihat dianjurkan untuk cairan oral; jika tidak dapat
di musim panas, khususnya di bulan April, yang ditoleransi maka cairan intravena dimulai sesuai
terdiri dari 4 kasus (4,1%). dengan pedoman WHO. Di antara 97 pasien, 27,83%
Demam terjadi pada 100% kasus; mialgia dari kasus membutuhkan cairan intravena dan
(76,8%) dan nyeri perut (54,3%) umumnya mayoritas adalah kasus infeksi dengue yang berat
terjadi. Hepatomegali (43,8%) adalah temuan fisik (76,92%). Dopamin dibutuhkan pada 4,12% dari
yang paling umum. Manifestasi perdarahan yang kasus dan semuanya adalah kasus dengue yang berat
paling umum pada demam dengue berat dan tidak (30,76%). Adrenalin hanya digunakan pada satu
berat adalah petekie (22,1%). Perdarahan pasien yang termasuk dalam kategori dengue yang
gastrointestinal secara signifikan terlihat pada kasus berat. Konsentrat trombosit diberikan untuk 4 kasus
dengue yang berat. 58,76% dari kasus memiliki demam berdarah yang parah. Transfusi darah segar
jumlah leukosit normal, sedangkan leukopoenia diperlukan pada 4,12% kasus dan semuanya
terlihat pada 25,77% dan leukositosis pada 15,46% merupakan kasus dengue yang berat (Tabel 4). Dalam
dari kasus. Di antara enzim hati, SGOT meningkat penelitian kami 84 (86,59%) dari kasus dengue yang
dalam proporsi yang lebih besar (47,42%) dari pasien tidak berat pulih. Di antara kasus-kasus dengue yang
dibandingkan dengan alanine aminotransferase berat, 13 (13,40%), 12 kasus (12,37%) pulih dan 1
(SGPT) yaitu 30,92%. Peningkatan SGOT secara kasus (1,03%) tidak dapat diselamatkan karena syok
signifikan terlihat pada mereka dengan dengue berat yang tidak dapat diatasi.
(76,92%, nilai: 0,0346) daripada dengue yang tidak
berat(42,85%). SGPT sangat tinggi ( > 1000 IU / L) 4. Diskusi
pada 3 pasien sedangkan SGOT sangat tinggi
( > 1000 IU / L) pada 5 pasien. Semua pasien dengan Infeksi Dengue adalah infeksi arboviral yang penting
enzim hati tinggi ini juga memiliki tingkat keparahan di negara tropis. Kejadian global demam dengue telah
lain. Satu dari anak yang memiliki titer sangat tinggi meningkat secara dramatis dalam beberapa dekade
dari kedua enzim hati meninggal meskipun masuk ke terakhir [6]. Sangat sedikit penelitian yang dilakukan
unit perawatan intensif. Parameter seperti waktu berdasarkan klasifikasi dengue yang baru yang telah
protrombin (PT) dan waktu tromboplastin parsial direvisi.
teraktivasi (aPTT) abnormal pada 23 (23,7%) Berdasarkan pedoman dengue WHO TDR 2009 ,
pasien. Dalam 10 (76,9%) kasus dengue berat PT / dalam penelitian kami, jumlah total kasus yang
aPTT menjadi abnormal. 27,83% pasien dengan dianalisis adalah 97, di mana 84 (86,59%)
trombositopenia (trombosit < 100000). 69,23% dikategorikan sebagai kasus dengue yang tidak berat
dengan kasus dengue berat memiliki trombositopenia termasuk demam yang tidak terdiferensiasi dan
dimana hanya 21,42% dari kasus dengue tidak berat demam dengue (baik dengan dan tanpa tanda-tanda
yang mengalami trombositopenia. Trombositopenia bahaya) dan 13 (13,40%) adalah kasus dengue berat
terlihat lebih relevan pada mereka yang menderita (DHF grade 1-4). Jumlah maksimum kasus terlihat
dengue yang berat. Salah satu temuan penting dari pada kelompok > 11 tahun (34,02%) dan kelompok
dengue adalah peningkatan hematokrit yang terlihat usia yang paling sedikit adalah bayi. Keterlibatan
pada 34,02% kasus dan secara statistik tidak lebih banyak pada anak-anak remaja dapat dijelaskan
signifikan. dengan adaptasi diurnal nyamuk Aedes dalam air yang
25,77% dari kasus terdeteksi mengalami efusi disimpan. Anak-anak ini bermain di lapangan
pleura melalui sinar X dada (PA dan oblique pada terbuka. Ini membuat mereka rentan terhadap
lateral dekubitus kanan). Efusi sisi kanan (15,46%) serangan berulang oleh nyamuk Aedes . Terdapat
paling sering terlihat diikuti oleh efusi bilateral perbedaan yang signifikan antara perbandingan pria :
(6,18%). Di antara kasus dengue yang berat wanita dalam penelitian kami (3,4: 1) sedangkan
mayoritas, 38,46%, datang dengan efusi dalam studi lain tidak ada perbedaan yang signifikan
bilateral. Ultrasonografi abdomen mendeteksi hep- [9]. Hal ini mungkin terjadi kepada anak-anak laki-
atomegalI pada 52,75% kasus, yang merupakan laki di masyarakat India. Gaun tertutup yang
temuan paling umum diikuti oleh asites (25,77%) dan digunakan oleh wanita mungkin menjadi penyebab
edema dinding kandung empedu (2,06%). lain untuk insiden yang lebih sedikit. Peningkatan
Pada penelitian kami, mayoritas pasien positif insiden di musim hujan dan musim dingin dapat
NS1 diikuti oleh IgM (Tabel 2) karena sejumlah besar dijelaskan dengan musim kawin nyamuk yang mirip
pasien sudah 4 hari demam. IgG serum diperkirakan dengan penelitian sebelumnya [10]. Durasi rawat inap
pada anak-anak dengan riwayat demam 7 hari. Tes lebih banyak pada pasien dengue berat. Tetapi
Tourniquet ditemukan negatif pada sebagian besar keterlambatan rawat inap tidak memprediksi
pasien. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa keparahan dalam penelitian kami.
manifestasi perdarahan tidak memiliki korelasi Dalam penelitian kami, demam terjadi pada semua
dengan trombositopenia, hepatomegali, dan kasus. Nyeri perut, muntah, nyeri retroorbital, dan
peningkatan SGOT (Tabel 3). Sebanyak 97 pasien distensi abdomen terlihat umum. Hal ini sesuai
mengalami demam dan mereka diobati dengan dengan penelitian sebelumnya [10]. Pendarahan pada
antipiretik (parasetamol) dalam dosis yang dengue adalah multifaktorial.
sesuai. Pasien yang datang dengan tanda-tanda bahaya
dan tanda-tanda vital yang stabil pada awalnya

3
Table 2: Investigation.
Nonsevere dengue Severe dengue Total
Investigations Variations ( =84) ( =13) ( =97) P Value
3
Leukopenia (<4000 cells/mm ) 22 (26.19%) 3 (23.07%) 25
(25.77%)
3
TLC Leukocytosis (>11000 cells/mm ) 13 (15.47%) 2 (15.38%) 15
(15.46%)
3
Normal TLC (4000–11000/mm ) 49 (58.33%) 8 (61.53%) 57
(58.7%)
Rise in SGPT (IU/L)
30
Total 25 (29.76%) 5 (38.46%) 0.5326
(30.92%)
50–200 U 23 1
200–1000 U 2 1
>1000 U 0 3
Liver enzymes Rise in SGOT (IU/L)
Total 36 (42.85%) 10 (76.92%) 46 0.0346∗
(47.42%)
50–200 U 31 1
200–1000 U 5 4
>1000 U 0 5
70
>100001 66 (78.57%) 4 (30.76%) (72.16%)
16
TPC 100000–50001 12 (14.28%) 4 (30.76%)
(16.49%)
11
<50000 6 (7.14%) 5 (38.46%)
(11.34%)
33
>36.3% 27 (32.14%) 6 (46.15%)
Haematocrit (34.02%)
64
<36.3% 57 (67.85%) 7 (53.84%)
(65.97%)
Pleural effusion 17 (20.23%) 8 (61.53%) 25 0.0037∗
(25.77%)
15
Right sided effusion 12 (14.28%) 3 (23.07%) 0.4179
Chest X-ray (15.46%)
Left sided effusion 4 (4.76%) 0 4 (4.12%)
Right + left effusion 1 (1.19%) 5 (38.46%) 6 (6.18%) 0.0001∗
51
Hepatomegaly 41 (48.80%) 10 (76.92%) (52.57%)
USG of
abdomen 25
Ascites 19 (22.61%) 6 (46.15%) (25.77%)
Gall bladder wall edema 0 2 (15.38%) 2 (2.06%)
46
NS1 43 (51.19%) 3 (23.07%)
(47.42%)
32
IgM 30 (35.71%) 2 (15.38%)
(32.98%)
Dengue
serology IgG 3 (3.57%) 0 3 (3.09%)
11
IgM & IgG 5 (5.95%) 6 (46.15%) (11.30%)
NS1 & IgM 3 (3.57%) 2 (15.38%) 5 (5.14%)

Manifestasi perdarahan yang paling umum pada kejang-kejang setelah mengalami DSS. Tidak ada
dengue berat dan tidak berat adalah ptekie, purpura korelasi antara jumlah trombosit dan manifestasi
dan ekimosis. Perdarahan gastrointestinal secara perdarahan dalam penelitian kami. Temuan serupa
signifikan terlihat pada kasus dengue yang juga dicatat dalam penelitian lain [11] Berbagai
berat. Hematemesis adalah manifestasi perdarahan faktor selain trombositopenia menyebabkan
paling umum yang dilaporkan dalam penelitian India perdarahan pada dengue. Diantaranya adalah
lainnya. Kejang karena infeksi sangat jarang. Dua penurunan fungsi trombosit, konsumsi fibrinogen,
pasien dalam kelompok dengue berat mengalami perpanjangan PT / PTT, dan vasopatopati [12]. Dalam

4
penelitian kami, sebagian besar pasien tes tourniquet dalam mencari perhatian medis. Case fatality rate
ditemukan negatif, sedangkan penelitian di negara (CFR) dari negara-negara SEAR pada tahun 2006
lain, terutama negara-negara Asia Tenggara, kurang dari 1%. India, Indonesia, Bhutan, dan Nepal
melaporkan tes tourniquet positif sebagai manifestasi masih memiliki tingkat fatalitas kasus di atas 1%
perdarahan yang paling umum [13]. Proporsi tes [18]. Diagnosis dini dan penatalaksanaan kasus
tourniquet positif yang rendah dalam penelitian di dengue yang lebih baik diperlukan untuk menurunkan
India mungkin disebabkan oleh warna kulit yang lebih CFR hingga di bawah 1%.
gelap pada anak-anak India [14]. Temuan paling
konsisten adalah hepatomegali, yang mirip dengan Table 3: Hepatic manifestations.
banyak penelitian lain [10, 11]. Di antara berbagai
temuan klinis, hipotensi, efusi pleura, dan gangguan Bleeding manifestations
P Value
pernapasan patut dicatat dan dianalogikan dengan Present Absent Total
penelitian lain. Leukopenia dapat ditemukan, yang Thrombocytopenia 0.3314
mirip dengan dua penelitian lain [10, 14]. Kelainan Present 11 16 27
hematologis yang paling awal adalah penurunan
Absent 20 50 70
progresif jumlah WBC total pada pasien dengue
[2]. Leukopenia tidak signifikan terkait dengan kasus Total 31 66 97
dengue berat yang bertentangan dengan beberapa hasil Hepatomegaly 0.2784
[15]. Dalam penelitian kami trombositopenia terlihat Present 17 26 43
lebih banyak pada mereka dengan dengue berat Absent 15 39 54
[15]. Ada proporsi anak yang rendah dengan bukti Total 32 65 97
hemokonsentrasi pada kelompok penelitian Raised SGOT 0.2808
kami. Persentase peningkatan hematokrit adalah
Present 18 28 46
indikator akurat permeabilitas pembuluh darah dan
kebocoran plasma. Tetapi juga dilaporkan dalam Absent 14 37 51
penelitian sebelumnya bahwa dalam beberapa kasus Total 32 65 97
kebocoran cairan tidak mencapai hemokonsentrasi
tingkat tinggi bahkan jika pasien syok; ini Table 4: Management.
menjelaskan temuan kami. Pada beberapa pasien DF
timbul PCV bisa jadi karena dehidrasi akibat asupan Nonsevere Severe
Total
dan muntah yang buruk [16]. Tidak ada pedoman Management dengue dengue
yang jelas untuk hemokonsentrasi pada populasi ( =84) ( =13) ( =97)
India. Peningkatan SGOT secara signifikan lebih Antipyretics 84 13 97
dibandingkan dengan SGPT dalam penelitian ini dan 17 10 27
lebih terkait dengan tingkat keparahan infeksi yang Intravenous fluids
(20.23%) (76.92%) (27.83%)
bertepatan dengan orang lain juga [14]. SGOT Platelet transfusion 0 4 (30.76%) 4 (4.12%)
meningkatkan lebih dari SGPT dalam dengue Whole fresh blood
mungkin karena keterlibatan miosit. Nilai lebih dari transfusion 0 4 (30.76%) 4 (4.12%)
1000 IU / L terlihat pada dengue berat. Tingkat SGOT
Dopamine 0 4 (30.76%) 4 (4.12%)
dan SGPT yang sangat tinggi menunjukkan tingkat
keparahan penyakit bersamaan dengan morbiditas dan Adrenaline 0 1 (7.69%) 1 (1.03%)
mortalitas. Ini berbeda dari pola yang terlihat pada
virus hepatitis [17]. Dalam penelitian ini satu anak 5. Kesimpulan
yang memiliki enzim hati > 1000 IU / L meninggal
Demam dengue adalah penyakit umum di dunia. Ini
pada hari kedua rawat inap terlepas dari semua adalah salah satu demam yang ditakuti untuk
tindakan. Peningkatan PT / aPTT juga
kelompok usia anak-anak. Penyakit ini memiliki
menggambarkan tingkat keparahan penyakit. Asites berbagai tampilan, tetapi awal diagnosis dan
dan efusi pleura adalah tampilan umum, sedangkan
manajemen dapat menurunkan angka perkembangan
rontgen dada menunjukkan efusi pleura pada
kasus secara signifikan. Dalam penelitian kami, kami
25,77%. Di USG efusi sisi kanan perut (15,46%)
telah mendaftarkan semua tampilan tipikal dan
paling sering terlihat yang mirip dengan penelitian
atipikal, data epidemiologis, investigasi, dan
sebelumnya [11]. Efusi pleura lebih signifikan pada
manajemen sesuai dengan pedoman WHO
dengue berat. Di antara jenis efusi, efusi pleura terbaru. DBD berat sangat berbahaya bagi anak-
bilateral lebih menunjukkan tingkat keparahan anak. Parameter lab seperti kenaikan SGOT sangat
penyakit. Dalam penelitian kami semua kasus dengue signifikan untuk membedakan penyakit berat dari
tidak berat pulih. Di antara kasus dengue berat, 12 tidak berat. Efusi pleura adalah gambaran dominan
kasus pulih dan 1 anak meninggal karena syok yang
dari penyakit berat. Studi ini akan menguraikan
tidak dapat diatasi.
pengetahuan tentang penyakit dan akan meningkatkan
Ada lebih sedikit kematian dalam kelompok
hasilnya.
penelitian ini, sedangkan tingkat kematian tinggi pada
penelitian sebelumnya sebelumnya. Ini bisa
Singkatan
disebabkan oleh keterlambatan pengakuan epidemi SGOT : Transartase aspartat
pada tahun-tahun sebelumnya atau keterlambatan
CFR : Tingkat fatalitas kasus

5
WHO : Organisasi Kesehatan Dunia of Tropical Medicine and Public Health, vol. 41,
DBD : Demam berdarah dengue no. 5, pp. 1088–1094, 2010.
DSS : Sindrom syok dengue 10. S. Ahmed, F. Arif, Y. Yahya et al., “Dengue
Antibodi IgM: Antibodi imunoglobulin M fever outbreak in Karachi 2006-a study of profile
Antibodi IgG: Antibodi Immunoglobulin G and outcome of children under 15 years of age,”
TLC : Jumlah leukosit total Journal of the PakistanMedical Association, vol.
TPC : Jumlah trombosit total 58, no. 1, pp. 4–8, 2008.
Hb : Hemoglobin 11. R. Joshi and V. Baid, “Profile of dengue patients
SGPT : Alanine aminotransferase admitted to a tertiary care hospital in Mumbai,”
aPTT : Waktu tromboplastin parsial yang The Turkish Journal of Pediatrics, vol. 53, no. 6,
diaktifkan pp. 626–631, 2011.
PT : Waktu protrombin 12. H. Mittal, M. M. A. Faridi, S. K. Arora, and R.
DF : Demam berdarah Patil, “Clinicohematological profile and platelet
PCV : Volume sel yang dikemas trends in children with dengue during 2010
USG : Ultrasonografi epidemic in North India,” Indian Journal of
SEAR : Wilayah asia tenggara. Pediatrics, vol. 79, no. 4, pp. 467–471, 2012.
13. C. Krishnamurti, S. Kalayanarooj, M. A. Cutting
Daftar Pustaka et al., “Mechanisms of hemorrhage in dengue
1. WHO, “Dengue and dengue haemorrhagic without circulatory collapse,” American Journal
fever,” Factsheet no. 117,World Health of Tropical Medicine andHygiene, vol. 65, no. 6,
Organization, Geneva, Switzerland, 2008, pp. 840–847, 2001.
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs117 14. S. Kalayanarooj, D. W. Vaughn, S. Nimmannitya
/en/. et al., “Early clinical and laboratory indicators of
2. Special Programme for Research, Training in acute dengue illness,” Journal of Infectious
Tropical Diseases, and World Health Diseases, vol. 176, no. 2, pp. 313–321, 1997.
Organization, Dengue: Guidelines for Diagnosis, 15. V. H. Ratageri, T. A. Shepur, P. K. Wari, S. C.
Treatment, Prevention and Control, World Health Chavan, I. B. Mujahid, and P. N. Yergolkar,
Organization, Geneva, Switzerland, 2009. “Clinical profile and outcome of dengue fever
3. N. Gupta, S. Srivastava,A. Jain, and U. C. cases,” Indian Journal of Pediatrics, vol. 72, no.
Chaturvedi, “Dengue in India,” Indian Journal of 8, pp. 705–706, 2005.
Medical Research, vol. 136, no. 3, pp. 373–390, 16. I. Shah and B. Katira, “Clinical and laboratory
2012. abnormalities due to dengue in hospitalized
4. B. Das, M. Das, B. Dwibedi, S. K. Kar, and R. K. children in Mumbai in 2004,” Dengue Bulletin,
Hazra, “Molecular investigations of dengue virus vol. 29, pp. 90–96, 2005.
during outbreaks in Orissa state, Eastern India 17. K. Wanigasuriya, P. Gurugama, A.
from2010 to 2011,” Infection, Genetics and Wijewickrama, S. L. Seneviratne, and S. B.
Evolution, vol. 16, pp. 401–410, 2013. Gunatilake, “Usefulness of World Health
5. J. G. Rigau-P´erez, G. G. Clark, D. J. Gubler, P. Organization (WHO) dengue case classifications
Reiter, E. J. Sanders, and A. V. Vorndam, in a Sri Lankan clinical setting,” Journal of the
“Dengue and dengue haemorrhagic fever,” The Ceylon College of Physicians, vol. 42, no. 1-2,
Lancet, vol. 352, no. 9132, pp. 971–977, 1998. pp. 21–27, 2012.
6. World Health Organization, “WHO report on 18. S. L. Seneviratne, G. N. Malavige, and H. J. de
global surveillance of Epidemic prone infectious Silva, “Pathogenesis of liver involvement during
diseases,”http://apps.who.int/iris/bitstream/10665 dengue viral infections,” Transactions of the
/66485/1/WHO_CDS_CSR_ISR_2000.1.pdf. Royal Society of Tropical Medicine and Hygiene,
7. O. Wichmann, S. Hongsiriwon, C. vol. 100, no. 7, pp. 608–614, 2006.
Bowonwatanuwong, K. Chotivanich, Y.
Sukthana, and S. Pukrittayakamee, “Risk factors
and clinical features associated with severe
dengue infection in adults and children during the
2001 epidemic in Chonburi, Thailand,” Tropical
Medicine & International Health, vol. 9, no. 9,
pp. 1022–1029, 2004.
8. S. Padhi, M. Dash, P. Panda et al., “A three year
retrospective study on the increasing trend in
seroprevalence of dengue infection from southern
Odisha, India,” The Indian Journal of Medical
Research, vol. 140, pp. 660–664, 2014.
9. P. S. Basuki, Budiyanto, D. Puspitasari et al.,
“Application of revised dengue classification
criteria as a severity marker of dengue viral
infection in Indonesia,” Southeast Asian Journal

Anda mungkin juga menyukai