Anda di halaman 1dari 2

5.

Hasil dan Pembahasan


a) Percobaan Enzim Lipase

Tabung Filtrat Warna Hasil Reaksi


1 Pankreas Orange
2 Duodenum Orange kemerahan
3 Lambung Pink
4 Kantong Empedu Peach
5 Air Liur Pink fanta

6. Analisis
e) Percobaan Enzim Lipase

Triasil Gliserol Hidrolase atau lipase merupakan suatu asil hidrolase yang bersifat
dapat larut dengan baik dalam air. Enzim ini mengkatalisis reaksi hidrolisis lemak dan
minyak dengan cara memutuskan rantai panjang trigliserida pada lemak menjadi bentuk
lipid polarnya. Lipase menghidrolisis trigliserida menjadi asam lemak bebas, gliserida
parsial, dan gliserol. Trigliserida sebagai substrat terdiri dari asam lemak rantai panjang
yang tidak larut dalam air. (Shahani, 1975)
Trigliserid + 2H2O 2 – Monogliserid + 2 Asam lemak
Menurut Murni (2011), aktivitas enzim lipase tertinggi dicapai pada pH 7 dan
suhu 30°C sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh Al-Khaliq (2011), enzim lipase
memiliki karakteristik aktivitas optimum pada pH 8, temperatur 45°C, sehingga dapat
disimpulkan bahwa enzim lipase dapat bekerja optimal pada pH 7-8 dan lingkungan
bersuhu 30-45 °C. Aktivitas enzim lipase dapat bertambah dengan adanya ion Ca2+ asam
empedu.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Pratama (2012) terhadap organ
pencernaan mencit, didapatkan bahwa pH mulut yaitu basa (8), lambung yaitu asam (5)
dan usus halus yaitu netral (7). Pankreas dan kantong empedu memiliki pH 6-7.
Fenol merah digunakan sebagai indikator pH. Warna awal fenol merah adalah
merah muda. Fenol merah akan berubah warna makin mendekati kuning jika
ditambahkan pada larutan atau media yang memiliki pH <6,4 dan akan mendekati warna
merah jika ditambahkan pada larutan atau media yang memiliki pH >8,0.
Penggunaan minyak kelapa sebagai sumber trigliserida yang akan dihidrolisis
oleh enzim lipase. NaOH digunakan pada campuran larutan awal berperan sebagai
pembuat suasana basa pada larutan, sehingga warna awal larutan menjadi ungu-fanta
bening setelah ditetesi fenol merah.
Karena lipase bekerja pada pH 7-8, maka urutan emulsi minyak dari yang paling
baik adalah:
Duodenum (orange) – Pankreas (orange) – kantong empedu (orange) –
saliva (tidak berubah) – lambung (tidak berubah)
Menurut hasil percobaan yang telah dilakukan, didapatkan hasil yang mendekati
warna indikator yang seharusnya. Kerja enzim lipase menyebabkan suasana filtrat makin
asam, sehingga warna akan mendekati kuning, seperti pada kantong empedu, pankreas
dan duodenum yang menghasilkan warna peach hingga orange. Ketiga organ ini
mendukung dalam menyediaan suasana basa sehingga kerja enzim menjadi optimal.
Pada saliva tidak akan mengalami perubahan warna karena pada filtrat ini selain
pH yang sangat basa (setelah ditambah NaOH) juga memang tidak ditemukannya enzim
lipase sehingga minyak tidak akan terhidrolisis. Begitu pula pada lambung yang
suasananya masih terlalu asam (setelah ditambah NaOH) sehingga enzim lipase tidak
dapat bekerja secara optimal. Oleh karena itu, pada kedua filtrat ini tidak menghasilkan
perubahan warna yang signifikan tehadap warna larutan awalnya.

Anda mungkin juga menyukai