Anda di halaman 1dari 1

Streptomisin

Dihidrostreptomisin
Golongan
Neomisin
Aminogliksida
ILMU KESEHATAN THT-KL Gentamisin
Kanamisin
Penatalaksanaan
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
PATTIMURA Tuli yang diakibatkan oleh obat-obat ototoksik tidak dapat
AMBON Antibiotik Eritromisin
Lainnya Vankomisin diobati. Bila pada waktu pemberian obat-obat ototoksik
terjadi gangguan pada telinga dalam dapat diketahui secara
Ototoksisitas adalah kerusakan koklea Diuretik Furosemid
atau saraf pendengaran dan organ audiometrik, maka pengobatan dengan obat-obatan
vestibuler yang berfungsi mengirimkan Salisilat Aspirin tersebut harus segera dihentikan. Berat ringan ketulian
informasi keseimbangan dan
pendengaran dari labirin ke otak yang Kina yang terjadi tergantung kepada jenis obat, jumlah dan
disebabkan oleh zat-zat kimia atau Anti Malaria
toxin (obat-obatan). Klorokuin lamanya pengobatan. Apabila ketulian sudah terjadi dapat
Cisplatin dicoba melakukan rehabilitasi antara lain dengan alat
Anti kanker
Carpolatin Bantu dengar (ABD), psikoterapi, auditory training,
Definisi dan kriteria untuk ototoksisitas telah ditetapkan oleh
Obat topical Neomisin termasuk cara menggunakan sisa pendengaran dengan
American Speech Languange Hearing Association (ASHA), the
telinga Polimiksin B alat bantu dengar, belajar komunikasi total dengan
National Cancer Institute Common Terminology Criteria for
Adverse Events (CTCAE), dan Brock.ASHA mendefinisikan belajar membaca bahasa isyarat. Pada tuli total bilateral
ototoksisitas sebagai: Menifestasi klinis dapat dipertimbangkan pemasangan implan koklea.
Tinitus, gangguan pendengaran, dan
1. Penurunan ambang batas pendengaran nada murni
pusing berputar (vertigo) merupakan
pada frekuensi 20db atau lebih, gejala utama ototoksisitas.
2. Penurunan pada 2 frekuensi berturut-turut 10db Pencegahan
atau lebih, atau
3. Hilangnya respon pada tes 3 frekuensi yang Pencegahan ini termasuk mempertimbangkan penggunaan
berurutan. obat-obat ototoksik, menilai kerentanan pasien, monitoring
ketat level obat dalam serum dan fungsi ginjal harus baik
Diagnosis
derajat ototoksisitas sebagai berikut:
CTCAE dan Brock telah menentukan

pergeseran ambang batas atau sebelum, selama dan setelah terapi.


Derajat 1 kehilangan pendengaran pada
frekuensi 15- 25 dB

pergeseran ambang batas atau Monitoring adanya ototoksisitas dapat dilakukan dengan
Derajat 2 kehilangan pendengaran pada
frekuensi >25-90 dB. pemeriksaan audiologi. Ultra-high frequency audiometry
kehilangan fungsi pendengaran dan Otoacoustic emission (OAE) mendeteksi secara dini
Derajat 3 yang memerlukan intervensi
terapeutik, termasuk alat bantu.
gangguan pendengaran akibat obat-obat ototoksik

Derajat 4 indikasi untuk implan koklea


dibandingkan dengan kovensional Pure-tone threshold
testing.

Anda mungkin juga menyukai