Auskultasi bunyi dan bising jantung merupakan keterampilan yang penting dan sangat
bermanfaat dalarn pemeriksaan fisik yang secara langsung akan mengarahkan pada
beberapa diagnosis klinis. Bunyi S1 dan S2, bunyi tambahan pada sistol serta diastol,
dan bising sistolik, serta diastolik. Dengarkan jantung pasien dengan steteskop pada
ruang sela iga ke-2 dextra di dekat tulang sternum, disepanjang tepi sinistra sternum
pada setiap ruang sela iga mulai dari ruang sela iga ke-2 hingga ke-5, dan pada daerah
apeks kordis. Ruang pemeriksaan harus tenang dan tidak berisik. Pemeriksan
melakukan auskultasi pada setiap daerah tempat terdeteksinya kelainan dan pada
daerah di sekitar tempat terdengarnya bising jantung untuk menentukan letak bunyi-
bunyi tersebut terdengar paling keras dan ke daerah mana bunyi menjalar. 1
Bunyi jantung1
Jika terdengar bising jantung, perhatikan waktu, bentuk, lokasi intensitas maksimal,
radiasi, intensitas, nada dan kualitasnya. Saat terjadinya pertama-tama tentukan bising
sistolik yang jatuh diantara bunyi S1 dan S2, atau bising diastolik yang jatuh antara
bunyi S2 dan S1.1
Biasanya bising sistolik bersifat midsistolik atau pansistolik. Dapat pula terdengar
bising sistolik akhir.1
1. Bising midsistolik dimulai sesudah bunyi S1 dan berhenti sebelum bunyi S2. Jeda
yang pendek dapat didengar diantara bising dan bunyi jantung.
2. Bising pansistolik di mulai bersama dengan bunyi S1 dan berhenti pada bunyi S@
tanpa terdengarnya jeda diantara bising dan bunyi jantung.
3. Biasanya bising sistolik akhir dimulai pada mid atau akhir sistolik dan menetap
hingga terdengarnya bunyi S2
Bunyi diastolic dapat berupa diastolic awal, middiastolik, atau diastolic akhir.1
Bentuk1
Lokasi1
Lokasi ditentukan oleh tempat bising tersebut berasal. Lokasi tempat medengar bising,
jelaskan tempatnya dalam istilah ruang sela iga dan jaraknya dari tulang sternum, apeks
kordis atau linea midsternalis, linea klavikularis atau salah satu linea aksilaris.
Intensitas1
Biasanya derajat intensitas bising ditentukan pada skala 6 dan dinyatakan dalam bentuk
pecahan. Angka pembilang menjelaskan intensitas bising dimana pun bising terdengar
paling keras, sedangkan angka penyebut menjelaskan skala yang digunakan. Intensitas
dipengaruhi oleh ketebalan dinding dada dan adanya jaringan yang menghalangi.
Karakteristik ini dikategorikan sebagai nada yang tinggi, sedang atau rendah
Kualitas1
Daftar Pustaka
1. Bickley LS. Bates Buku Ajar Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan. Ed 8.
Jakarta: EGC; 2009.