Anda di halaman 1dari 6

AUSKULTASI JANTUNG

Auskultasi bunyi dan bising jantung merupakan keterampilan yang penting dan sangat
bermanfaat dalarn pemeriksaan fisik yang secara langsung akan mengarahkan pada
beberapa diagnosis klinis. Bunyi S1 dan S2, bunyi tambahan pada sistol serta diastol,
dan bising sistolik, serta diastolik. Dengarkan jantung pasien dengan steteskop pada
ruang sela iga ke-2 dextra di dekat tulang sternum, disepanjang tepi sinistra sternum
pada setiap ruang sela iga mulai dari ruang sela iga ke-2 hingga ke-5, dan pada daerah
apeks kordis. Ruang pemeriksaan harus tenang dan tidak berisik. Pemeriksan
melakukan auskultasi pada setiap daerah tempat terdeteksinya kelainan dan pada
daerah di sekitar tempat terdengarnya bising jantung untuk menentukan letak bunyi-
bunyi tersebut terdengar paling keras dan ke daerah mana bunyi menjalar. 1

Gambar 1.1 Lokasi auskultasi pada jantung


Sumber : Bickley LS. Bates Buku Ajar Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan. Ed 8. 1
Penggunaan Membran (diafragma) dan Sungkup (bell) pada steteskop :1
1. Membran (diafragma). Bagian membaran steteskop merupakan bagian yang lebih
baik untuk mendengarkan bunyi bernada-tinggi S1 dan S2, bising pada regurgitasi
aorta dan mitral, serta bunyi gesekan pericardium. Dengarkan didaerah perikordial
dengan menggunakan ujung membrane yang ditekan dengan cukup kuat pada
permukaan dinding.
2. Sungkup (bell). Ujung sungkup (bell) lebih sensitive untuk mendengarkan bunyi
bernada-rendah S1 dan S2, dan bising stenosis mitral. Tekan ujung steteskop ini
secara lembut dengan kekuatan yang cukup untuk menghasilkan keadaan kedap
udara ketika keseluruhan bingkai singkup tersebut mengenai permukaan dada
pasien secara penuh. Gunakan ujung sungkup untuk mendengarkan bunyi jantung
didaerah apeks, kemudiaan gerakkan ke medial disepanjang tepi bawah sternum.

Bunyi jantung1

Gambar 1.2 Bunyi jantung


Sumber : Bickley LS. Bates Buku Ajar Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan. Ed 8. 1
Gambar 1.3 Bunyi tambahan jantung
Sumber : Bickley LS. Bates Buku Ajar Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan. Ed 8.1

Jika terdengar bising jantung, perhatikan waktu, bentuk, lokasi intensitas maksimal,
radiasi, intensitas, nada dan kualitasnya. Saat terjadinya pertama-tama tentukan bising
sistolik yang jatuh diantara bunyi S1 dan S2, atau bising diastolik yang jatuh antara
bunyi S2 dan S1.1

Biasanya bising sistolik bersifat midsistolik atau pansistolik. Dapat pula terdengar
bising sistolik akhir.1

1. Bising midsistolik dimulai sesudah bunyi S1 dan berhenti sebelum bunyi S2. Jeda
yang pendek dapat didengar diantara bising dan bunyi jantung.
2. Bising pansistolik di mulai bersama dengan bunyi S1 dan berhenti pada bunyi S@
tanpa terdengarnya jeda diantara bising dan bunyi jantung.
3. Biasanya bising sistolik akhir dimulai pada mid atau akhir sistolik dan menetap
hingga terdengarnya bunyi S2
Bunyi diastolic dapat berupa diastolic awal, middiastolik, atau diastolic akhir.1

1. Bising diastolic awal dimulai tepat sesudah terdengarnya bunyi S2 tanpa


terdengarnya jeda yang bisa dibedakan, dan kemudian bising tersebut berangsur-
angsur berkurang hingga tidak terdengar lagi sebelum bunyi S2 yang berikutnya.
2. Bising middiastolik dimulai dalam waktu yang singkat setelah terdengar bunyi S2.
Bising ini dapat berangsur-angsur menghilang atau menyatu dengan bising
diastolic akhir.
3. Bsiing diastolic akhir (presistolik) dimulai pada akhir diastole dan secara khas
berlanjut sampai terdengar bunyi S1.

Bentuk1

Bentuk atau konfigurasi bising ditentukan oleh intensitasnya di sepanjang waktu.

1. Bising kresendo terdengar bertambah keras

2. Bising dekresendo terdengar bertambah pelan

3. Bising kresendo-dekresendo pada awalnya menunjukkan peningkatan intensitas,


tetapi kemudian intensitas bisingnya menurun
4. Bising Plateu memiliki intensitas yang sema disepanjang waktu.

Lokasi1

Lokasi ditentukan oleh tempat bising tersebut berasal. Lokasi tempat medengar bising,
jelaskan tempatnya dalam istilah ruang sela iga dan jaraknya dari tulang sternum, apeks
kordis atau linea midsternalis, linea klavikularis atau salah satu linea aksilaris.

Intensitas1

Biasanya derajat intensitas bising ditentukan pada skala 6 dan dinyatakan dalam bentuk
pecahan. Angka pembilang menjelaskan intensitas bising dimana pun bising terdengar
paling keras, sedangkan angka penyebut menjelaskan skala yang digunakan. Intensitas
dipengaruhi oleh ketebalan dinding dada dan adanya jaringan yang menghalangi.

Gambar 1.4 menilai bising atau murmur


Sumber : Bickley LS. Bates Buku Ajar Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan. Ed 8. 1
Nada1

Karakteristik ini dikategorikan sebagai nada yang tinggi, sedang atau rendah

Kualitas1

Karakteristik ini dinyatakan dengan istilah hembusan (blowing), kasar (harsh),


gemericik (rumbling) dan musikal.

Daftar Pustaka

1. Bickley LS. Bates Buku Ajar Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan. Ed 8.
Jakarta: EGC; 2009.

Anda mungkin juga menyukai