Anda di halaman 1dari 2

Tugas Edukasi dan Informasi Obat (EIO)

Kelompok 1
1. Vigha Ilmanafi
2. Zuhra Nur Jauza O
3. Astari Agati P
4. Adhi Nafianti
5. Arief Putra Ananda
6. Annisa Firdaus Sukmana
7. Dhefi Martha Anggoro
8. Farah Fadhila
9. Fatihah Ramadhani
10. Hasty Aliyah
11. Luthfiah Eka S

Saat ini, menggunakan vaporizer/rokok elektrik merupakan salah satu alternatif yang dapat
dilakukan sebagai pengganti rokok, karena rokok ini tidak mengandung tar dan karbonmonoksida
yang terkandung di rokok tembakau, tetapi tetap mengandung senyawa nikotin yang dapat
diturunkan dosisnya hingga dosis 0 miligram. Sampai saat ini tidak ada bukti ilmiah yang
menunjukkan bahwa rokok elektrik/vapour memberikan efek toksik pada tubuh. Beberapa
penelitian membuktikan bahwa para pecandu rokok terbantu dengan adanya rokok elektrik/vapour.
Namun FDA tidak pernah merekomendasikan rokok elektrik/vapour sebagai terapi penghentian
merokok. Meskipun rokok elektrik/vapour belum dibuktikan secara ilmiah memiliki efek toksik,
tetapi menggunakan rokok elektrik di tempat umum dapat mengganggu kenyamanan orang-orang
di sekitar (Callahan, 2014).
Dari segi kandungan cairan/liquid pada rokok elektrik, Saffari dan Daher (2014)
mengungkapkan bahwa kandungan unsur chromium dan nikel yang ditemukan pada liquid rokok
elektrik 4x lebih banyak dibandingkan rokok tembakau. Selain itu kandungan zat pada liquid
vapour sebagian besar adalah nikotin yang dapat memberikan efek ketergantungan sehingga
dikhawatirkan akan menimbulkan efek jangka panjang karena digunakan terus menerus.

Daftar Pustaka :
Saffari, A., & Daher, N. (2014). Particulate metals and organic compounds from electronic and
tobacco-containing cigarettes: Comparison of emission rates and secondhand exposure.
Environmental Science: Processes & Impacts, 2259-2267.
Callahan, Priscilla.,(2014), Electronic cigarettes: Human health effects,US National Library of
Medicine : PMCID: PMC3995250

Anda mungkin juga menyukai