DISUSUN OLEH :
KELOMPOK XIX
PRIMA ANUGRAH MUNANDAR G0016174
RADIET ADHRA NUGROHO G0016176
RIO WIJAYANTO G0016184
SEISHA MEI ZERLINA G0016200
SINDY FAJRIYATUL G0016204
SITI ZAHRA AFIFA G0016206
STEFANI DYAH G0016208
SUSANTI WAHYUDI G0016210
SYAFALIKHA DWIZAHRA G0016212
THARRA AUDREYA G0016214
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2019
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KEGIATAN FIELD LAB
TOPIK KETERAMPILAN PEMBINAAN UKS:
KESEHATAN JIWA, NAPZA DAN GANGGUAN BELAJAR
Laporan ini telah disetujui dan disahkan di Puskesmas Sragen, Kabupaten Sragen
pada tanggal 24 Apri 2019 oleh :
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masih tingginya angka kematian bayi dan balita menjadi salah satu
permasalahan di bidang kesehatan yang harus di hadapi Pemerintah
Indonesia sampai saat ini. Berdasarkan laporan pencapaian MDG Indonesia
tahun 2011, upaya penurunan angka kematian bayi dan balita perlu
difokuskan terutama pada peningkatan akses dan kualitas pelayanan
neonatal, menurunkan prevalensi dan kematian yang disebabkan oleh diare
dan pneumonia, mengurangi dan menanggulangi gizi kurang dan gizi buruk
serta meningkatkan cakupan imunisasi campak. Untuk itu, sejak tahun 2013,
pemerintah melalui Permenkes No 70 menerapkan program MTBS
(Manajemen Terpadu Balita Sakit) yaitu suatu program pemerintah yang
menitikberatkan pada poin-poin diatas sebagai upaya untuk menurunkan
angka kematian bayi dan balita (Depkes RI, 2014)
MTBS merupakan suatu manajemen melalui pendekatan
terintegrasi/terpadu dalam tatalaksana balita sakit yang datang di pelayanan
kesehatan, baik mengenai beberapa klasifikasi penyakit, status gizi, status
imunisasi maupun penanganan balita sakit tersebut dan konseling yang
diberikan (Wijaya, 2009). MTBS meliputi pendekatan secara preventif,
promotif, dan juga kuratif.
MTBS mengintegrasikan perbaikan sistem kesehatan, manajemen kasus,
praktek kesehatan oleh keluarga dan masyarakat, dan hak anak (Soenarto,
2009). Penilaian balita sakit dengan MTBS terdiri atas klasifikasi penyakit,
identifikasi tindakan, pengobatan, perawatan di rumah dan kapan kembali.
1
Kegiatan MTBS memiliki tiga komponen khas yang menguntungkan, yaitu:
meningkatkan ketrampilan petugas kesehatan dalam tatalaksana kasus
balita sakit, memperbaiki sistem kesehatan, dan memperbaiki praktek
keluarga dan masyarakat dalam perawatan di rumah dan upaya pertolongan
kasus balita sakit (Wijaya, 2009; Depkes RI, 2008).
Penyelenggaraan MTBS berbasis masyarakat (MTBS-M) diharapkan
meningkatkan akses pelayanan balita sakit di tingkat masyarakat pada daerah
yang sulit akses terhadap pelayanan kesehatan. Hal ini salah satunya terlihat
dari naiknya prosentase kunjungan neonatal pertama yaitu dari 15,2% pada
tahun 2016 menjadi 37,9% pada tahun 2018 (Riskesdas, 2018). Pelaksanaan
MTBS-M tidak terlepas dari peran petugas pelayanan kesehatan.
Pengetahuan, keyakinan dan ketrampilan petugas pelayanan kesehatan
dalam penerapan MTBS-M perlu ditingkatkan guna mencapai keberhasilan
MTBS-M dalam meningkatkan derajat kesehatan anak khususnya balita.
B. Tujuan Pembelajaran
Adapun tujuan pembelajaran pada topik keterampilan MTBS ini adalah
diharapkan mahasiswa :
1. Mampu melakukan penilaian balita sakit dengan menggunakan pedoman
MTBS.
2. Mampu menentukan klasifikasi masalah balita sakit dengan
menggunakan pedoman MTBS.
3. Mampu menilai status gizi balita (klinis dan antropometris) menurut
aturan WHO (2005) dan memeriksa adanya penyakit penyerta.
4. Mampu melakukan dan menyarankan tindakan berdasarkan klasifikasi
balita sakit pada pedoman MTBS.
2
5. Mampu melakukan pendampingan konseling balita sakit berdasarkan
pedoman MTBS berupa perawatan di rumah.
6. Mampu melakukan pendampingan konseling berupa kapan kembali
untuk tindak lanjut.
3
BAB II
Kegiatan :
B. Lapangan 1
Kegiatan :
4
Pada lapangan pertama kami melakukan kegiatan sesuai dengan
koordinasi bersama pihak puskesmas.Kami tiba di Puskesmas Sukodono
pukul 08.15 WIB. Kami menemui bagian administrasi dan langsung menuju
ruang MTBS yang menjadi satu dengan ruang imunisasi. Pada lapangan 1
kami langsung melakukan praktek sesuai teori yang telah diberikan. dua
orang pertama dari kelompok kami masuk secara bergantian dan menemani
instruktur memberi penjelasan sambil melakukan praktik langsung.
Kemudian bergantian tiap dua orang dan melakukan anamnesis dengan
pasien. Dengan pantauan dari instruktur lapangan, kami melakukan
anamnesis terhadap beberapa pasien anak yang datang. Sebelum itu kami
diberi penjelasan mengenai Buku Bagan MTBS yang biasa digunakan di
Puskesmas. Kami juga belajar untuk mengklasifikasikan kasus-kasus yang
ditemui selama melakukan anamnesis dan membantu dalam melakukan
pengisian form MTBS yang tersedia. Kegiatan berakhir pukul 11.30
dikarenakan sudah tidak ada lagi pasien MTBS yang datang. Setelah itu
kami menuju ruang kepala puskesmas dan merencanakan untuk melanjutkan
pemeriksaan MTBS pada lapangan selanjutnya. Kami pamit pukul 12.00
WIB dan kembali ke UNS
C. Lapangan 2
Kegiatan :
5
Pada kegiatan lapangan dua, kami tiba dipuksesmas pada pukul 08.00
WIB, kemudian kami langsung menuju ruang kepala puskesmas. Setelah
dibuka, kami melanjutkan kegiatan yang dilakukan pada lapangan
sebelumnya. Kami melakukan praktek anamnesis kepada pasien dengan
diawasi oleh instruktur lapangan. Dua orang bergilir terus menemani
instruktur sampai semua mendapat kesempatan. Ibu Tantri, selaku instruktur
lapangan banyak memberikan masukan dan penjelasan mengenai kegiatan
MTBS di puskesmas. Pukul 13.00 WIB kami selesai melakukan kegiatan
lapangan 2 dan kembali ke UNS
D. Lapangan 3
Kegiatan :
6
BAB III
PEMBAHASAN
A. Keberjalanan Penyuluhan
Pada hari Rabu, 20 Maret 2019 dan Rabu, 4 April 2019 kami melakukan
pelaksanaan MTBS
Hasil Penyuluhan
1. Kasus 1
Anak M. Syawal usia 2 tahun datang dengan keluhan batuk, pilek dan
demam sejak 2 hari yang lalu.
7
Kaku kuduk (-)
Nyeri perut (-)
Tidak ada bitnik
merah di kulit
atau perdarahan
di hidung/gusi
Muntah jarang
Muntah darah (-)
Tidak berak
berwarna hitam
Masalah telinga
(-)
LILA: 12,5 cm
Tanda anemia (-)
Imunisasi
lengkap
Tidak ada
keluhan lain
HIV (-)
2. Kasus 2
Anak Ghazya Adzna usia 4 tahun datang dengan keluhan utama berupa
batuk pilek.
8
Tanda Bahaya Umum Anamnesis
Bisa minum Muntah Kejang Letargis Stridor Sianosis Ujung tangan
atau menyusu dan kaki pucat
dan dingin
Bisa Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Batuk pilek sudah 3
hari
RR: 30x/menit
Retraksi dinding
dada dan wheezing
(-)
Demam (-)
Diare (-)
Masalah telinga (-)
LILA: 16 cm
Tanda anemia (-)
Imunisasi lengkap
Tidak ada keluhan
lain
Ibu belum pernah
periksa HIV
Dari data-data di atas pada anak tidak ditemukan adanya tanda-tanda
bahaya umum. Untuk keluhan batuk anak dari hasil anamnesis didapatkan
batuk bukan pneumonia sehingga anak masih dalam kategori warna hijau
sesuai dengan pedoman MTBS. Pada anak tidak ditemukan adanya
gangguan pada telinga. Status gizi anak termasuk baik dan tidak anemia.
Pada anak tidak didapatkan keluhan lain.
3. Kasus 3
Anak Askal usia 4 tahun 10 bulan datang dengan keluhan demam disertai
dengan batuk berdahak dan pilek sejak 4 minggu yang lalu.
Tanda Bahaya Umum Anamnesis
Bisa minum Muntah Kejang Letargis Stridor Sianosis Ujung tangan
atau menyusu dan kaki pucat
dan dingin
Bisa Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Batuk pilek sudah 4
9
hari
RR: 40x/menit
Retraksi dinding
dada dan wheezing
(-)
Pilek (+), lebih berat
pada malam hari
Demam (-)
Diare (-)
Masalah telinga (-)
LILA: 15,5 cm
Tanda anemia (+)
Imunisasi lengkap
Belum pernah
menerima vit. A
Keluha lain: luka dan
benjol kepala
Ibu belum pernah
periksa HIV
Dari data-data di atas pada anak tidak ditemukan adanya tanda-tanda
bahaya umum. Untuk keluhan batuk anak dari hasil anamnesis didapatkan
batuk bukan pneumonia sehingga anak masih dalam kategori warna hijau
sesuai dengan pedoman MTBS. Pada anak tidak ditemukan adanya
gangguan pada telinga. Status gizi anak termasuk baik dan terdapat
sedikit tanda anemia. Pada anak didapatkan keluhan lain berupa luka dan
benjol di kepala karena jatuh.
4. Kasus 4
Anak M. Khoirul datang dengan keluhan demam disertai batuk pilek
selama 2 hari
Tanda Bahaya Umum Anamnesis
Bisa minum Muntah Kejang Letargis Stridor Sianosis Ujung tangan
atau menyusu dan kaki pucat
dan dingin
Bisa Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Batuk pilek sudah 2
10
hari
RR: 34x/menit
Retraksi dinding
dada dan wheezing
(-)
Demam (-)
Diare (-)
Masalah telinga (-)
LILA: 12,5 cm
Tanda anemia (-)
Imunisasi lengkap
Tidak ada keluhan
lain
Ibu belum pernah
periksa HIV
Dari data-data di atas pada anak tidak ditemukan adanya tanda-tanda
bahaya umum. Untuk keluhan batuk anak dari hasil anamnesis didapatkan
batuk bukan pneumonia sehingga anak masih dalam kategori warna hijau
sesuai dengan pedoman MTBS. Pada anak tidak ditemukan adanya
gangguan pada telinga. Status gizi anak termasuk baik dan tidak anemia.
Pada anak tidak didapatkan keluhan lain.
5. Kasus 5
Anak Aminatuz usia 3 tahun 8 bulan datang dengan keluhan batuk pilek
sejak 3 hari yang lalu.
Tanda Bahaya Umum Anamnesis
Bisa minum Muntah Kejang Letargis Stridor Sianosis Ujung tangan
atau menyusu dan kaki pucat
dan dingin
Bisa Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Batuk pilek
sudah 4 hari
Retraksi dinding
dada dan
wheezing (-)
Demam (-)
11
Diare (-)
Masalah telinga
(-)
LILA: 12,5 cm
Tanda anemia (-)
Imunisasi
lengkap
Tidak ada
keluhan lain
Dari data-data di atas pada anak tidak ditemukan adanya tanda-tanda
bahaya umum. Untuk keluhan batuk anak dari hasil anamnesis didapatkan
batuk bukan pneumonia sehingga anak masih dalam kategori warna hijau
sesuai dengan pedoman MTBS. Pada anak tidak ditemukan adanya
gangguan pada telinga. Status gizi anak termasuk baik dan tidak anemia.
Pada anak tidak didapatkan keluhan lain.
6. Kasus 6
Anak Zuhal usia 3 bulan datang dengan keluhan demam disertai batuk
pilek sejak 1 hari yang lalu.
Tanda Bahaya Umum Anamnesis
Bisa minum Muntah Kejang Letargis Stridor Sianosis Ujung tangan
atau menyusu dan kaki pucat
dan dingin
Bisa Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Batuk pilek
sudah 1 hari
Retraksi dinding
dada dan
wheezing (-)
Demam (-)
Diare (-)
Masalah telinga
(-)
LILA: 12,5 cm
12
Tanda anemia (-)
Riwayat
imunisasi BCG
dan HB0
Tidak ada
keluhan lain
HIV (-)
Ibu menyusui
anak 8x/hari,
termasuk malam
hari
Anak belum
mendapat
makanan
tambahan
Dari data-data di atas pada anak tidak ditemukan adanya tanda-tanda
bahaya umum. Untuk keluhan batuk anak dari hasil anamnesis didapatkan
batuk bukan pneumonia sehingga anak masih dalam kategori warna hijau
sesuai dengan pedoman MTBS. Pada anak tidak ditemukan adanya
gangguan pada telinga. Status gizi anak termasuk baik dan tidak anemia.
Pada anak tidak didapatkan keluhan lain.
7. Kasus 7
Anak Puad usia 1 tahun 9 bulan datang dengan keluhan mata berair dan
bengkak sejak 2 hari
8. Kasus 8
Anak X usia 5 bulan datang dengan keluhan batuk pilek sejak 1 minggu
yang lalu.
Tanda Bahaya Umum Anamnesis
Bisa minum Muntah Kejang Letargis Stridor Sianosis Ujung tangan
atau menyusu dan kaki pucat
dan dingin
Bisa Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Batuk pilek sejak
1 minggu yang
lalu
Retraksi dinding
dada dan
wheezing (-)
Demam (-)
Diare (-)
Masalah telinga
(-)
LILA: 13 cm
14
Tanda anemia (-)
Imunisasi
lengkap
Ibu belum pernah
periksa HIV
Sudah mendapat
pemberian vit.A
Ibu menyusui
anak >10x/hari,
termasuk malam
hari
Anak belum
mendapat
makanan
tambahan
Tidak ada
keluhan lain
Dari data-data di atas pada anak tidak ditemukan adanya tanda-tanda
bahaya umum. Untuk keluhan batuk anak dari hasil anamnesis didapatkan
batuk bukan pneumonia sehingga anak masih dalam kategori warna hijau
sesuai dengan pedoman MTBS. Pada anak tidak ditemukan adanya
gangguan pada telinga. Status gizi anak termasuk baik dan tidak anemia.
Pada anak tidak didapatkan keluhan lain.
15
Mas Pemberi
Tanda De
Dia alah Status Status Imunisa an Keluh Pemberian
Nama Bahaya Batuk ma Anemia
re m Telin Gizi HIV si Vitamin an lain Makan
Umum
ga A
M. Syawal
Tidak Tidak ASI sampai 2
X X Baik X x Lengkap Tidak
ada ada tahun
Ghazya Ibu
Adzna belum
Tidak Tidak Tidak
dengan X X X Baik X pernah Lengkap Tidak
ada ada ditanyakan
pilek periksa
HIV
Askal Rasya Ibu
Luka
belum
Tidak Agak dan Tidak
dengan X X X Baik pernah Lengkap Tidak
ada pucat benjol ditanyakan
pilek periksa
kepala
HIV
M. Khoirul Ibu
belum
Tidak Tidak Tidak
dengan X X X Baik X pernah Lengkap Tidak
ada ada ditanyakan
pilek periksa
HIV
Aminatuz
Tidak Tidak Tidak
dengan X X X Baik X X Lengkap Tidak
ada ada ditanyakan
pilek
Zuhal Ibu menyusui
anak 8x/hari,
termasuk
Tidak BCG Tidak
dengan X X X Baik X X Tidak malam; belum
ada dan HB0 ada
pilek mendapat
makanan
tambahan
Puad Al Mata
Lathif Tidak
Tidak bengka Tidak
X X X X Baik X ditanyak Lengkap Tidak
ada k dan ditanyakan
an
berair
X Ibu menyusui
16
anak >10x/hari,
Ibu
termasuk
belum
Tidak Tidak malam hari;
dengan X X X Baik X pernah Lengkap Tidak
ada ada belum
pilek periksa
mendapat
HIV
makanan
tambahan
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
17
mahasiswa juga menggunakan bahasa awam agar mudah dimengerti oleh
orang tua balita.
Bagi Puskesmas:
Program MTBS di Puskesmas Sukodono sudah berjalan dengan baik dan
perlu dipertahankan
18
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 2015. Buku Bagan Manajemen Terpadu Balita Sakit. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI
19
LAMPIRAN
I
Pemberian pengarahan dari bidan puskesmas untuk Melakukan pemeriksaan pada balita yang akan
pengisian form MTBS diperiksa MTBS
Melakukan anamnesis pada balita saat pelayanan Foto bersama kapuskes setelah kegiatan di
MTBS puskesmas telah selesai
20