Anda di halaman 1dari 57

Upaya Mempertahankan Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia

A. Negara Kesatuan Republik Indonesia

Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 menandai lahirnya bangsa Indonesia.


Sejak saat itu, Indonesia menjadi negara yang berdaulat dan berhak untuk
menentukan nasib dan tujuannya sendiri. Bentuk negara yang dipilih oleh para
pendiri bangsa adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) merupakan negara kesatuan berbentuk republik dengan
sistem desentralisasi (pasal 18 UUD 1945), di mana pemerintah daerah
menjalankan otonomi seluas-luasnya di luar bidang pemerintahan yang oleh
undang-undang ditentukan sebagai urusan pemerintah pusat. Pasal 18 UUD 1945
menyebutkan bahwa:

Negara Kesatuan Republik Indonesia bagi atas daerah profinsi dan daerah provinsi
itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten dan kota
itu mempunyai pemerintahan daerah yang diatur dengan undang-undang.

Pemerintahan Daerah Provinsi, daerah kabupaten dan kota mengatur dengan


mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas
pembantuan.

Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten dan kota memiliki DPRD yang
anggotanya dipilih melalui pemilihan umum.

Gubernur, Bupati dan Walikota masing-masing sebagai kepala pemerintahan


daerah provinsi, kabupaten dan kota dipilih secara demokrasi.

Pemerintah daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya kecuali urusan


pemerintahan yang oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan pemerintah
pusat.

Pemerintahan daerah berhak menetapkan peraturan daerah dan peraturan-


peraturan lain untuk melaksanakan otonomi dan tugas pembantuan.
Susunan dan tata cara penyelenggaran pemerintahan daerah diatur dalam
undang-undang.

B. Hakikat dan Tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia

Menurut kamus umum bahasa Indonesia, Negara adalah persekutuan bangsa


yang hidup dalam suatu wilayah dengan batas-batas tertentu yang diperintah dan
diurus oleh suatu badan pemerintah dengan teratur. Negara dalam arti sempit
sama dengan pemerintahan dalam arti luas yang merupakan alat untuk mencapai
kepentingan bersama, sedangkan Negara dalam arti luas adalah kesatuan sosial
yang mengatur, memimpin, dan mengkoordinasi masyarakat supaya dapat hidup
wajar dan berkembang terus.

Tujuan Negara Republik Indonesia tercantum didalam undang-undang dasar


Negara Indonesia, yaitu pada Alinea keempat pembukaan UUD 1945 yang
berbunyi: “untuk membentuk suatu pemerintahan Negara Indonesia yang
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruuh tumpah darah Indonesia dan
untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan
ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi, dan keadilan sosial, dengan berdasarkan kepada ketuhanan Yang Maha Esa,
kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratuan/ perwakilan serta
dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.

C. Upaya Dalam Mempertahankan Keutuhan NKRI

Hal yang harus kita tanggulangi dalam rangka mempertahankan keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia adalah ancaman. Ancaman adalah setiap upaya dan
kegiatan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri yang dinilai mengancam atau
membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan
segenap bangsa.

Bagaimana agar keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia tetap terjaga?


Salah satu caranya adalah kita sebagai warga negara berpartisipasi dalam upaya
menjaga keutuhan wilayah dan bangsa Indonesia. Berpartisipasi artinya turut
serta atau terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang dapat menjaga keutuhan wilayah
dan bangsa Indonesia. Untuk turut menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia diperlukan sikap-sikap:

1) Cinta Tanah Air

Sebagai warga negara Indonesia kita wajib mempunyai rasa cinta terhadap tanah
air. Cinta tanah air dan bangsa dapat diwujudkan dalam berbagai hal, antara lain:

Menjaga keamanan wilayah negaranya dari ancaman yang datang dari luar
maupun dari dalam negeri.

Menjaga kelestarian lingkungan dan mencegah terjadinya pencemaran


lingkungan.

Mengolah kekayaan alam dengan menjaga ekosistem guna meningkatkan


kesejahteraan rakyat.

Rajin belajar guna menguasai ilmu pengetahuan dari berbagai disiplin untuk
diabdikan kepada negara.

2) Membina Persatuan dan Kesatuan

Pembinaan persatuan dan kesatuan harus dilakukan di manapun kita berada, baik
di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, bangsa, dan negara. Tindakan yang
menunjukkan usaha membina persatuan dan kesatuan, antara lain:

Menyelenggarakan kerja sama antar daerah.


Menjalin persahabatan antarsuku bangsa.

Memberi bantuan tanpa membedakan suku bangsa atau asal daerah.

Mempelajari berbagai kesenian dari daerah lain,

Memperluas pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

Mengerti dan merasakan kesedihan dan penderitaan orang lain, serta tidak
mudah marah atau menyimpan dendam.

Menerima teman tanpa mempertimbangkan perbedaan suku, agama, maupun


bahasa dan kebudayaan

3) Rela Berkorban

Sikap rela berkorban adalah sikap yang mencerminkan adanya kesediaan dan
keikhlasan memberikan sesuatu yang dimiliki untuk orang lain, walaupun akan
menimbulkan penderitaan bagi diri sendiri. Partisipasi dalam menjaga keutuhan
NKRI dapat dilakukan dengan hal-hal sebagai berikut:

Partisipasi tenaga

Partisipasi pikiran

4) Pengetahuan Budaya dalam Mempertahankan NKRI

Era globalisasi yang ditandai dengan perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan,


teknologi, komunikasi, dan informasi telah mendorong perubahan dalam aspek
kehidupan manusia, baik pada tingkat individu, tingkat kelompok, maupun tingkat
nasional. Untuk menghadapi era globalisasi agar dapat dimanfaatkan semaksimal
mungkin dan ditangkap secara tepat, kita memerlukan perencanaan yang matang
diantaranya adalah sebagai berikut :
Kesiapan SDM, terutama kesiapan dengan pengetahuan yang dimiliki dan
kemampuannya.

Kesiapan sosial budaya untuk terciptanya suasana yang kompetitif dalam berbagai
sektor kehidupan.

Kesiapan keamanan, baik stabilitas politik dalam negeri maupun luar negeri /
regional.

Kesiapan perekonomian rakyat.

Di bidang Pertahanan Negara, kemajuan tersebut sangat mempengaruhi pola dan


bentuk ancaman. Ancaman terhadap kedaulatan negara yang semula bersifat
konvensional berkembang menjadi multidimensional (fisik dan nonfisik), baik
berasal dari luar negeri maupun dari dalam negeri. Oleh karena itu kebijakan
strategis penggunaan kekuatan pertahanan diarahkan untuk menghadapi
ancaman atau gangguan terhadap keamanah nasional. Kekuatan pertahanan tidak
hanya digunakan untuk menghadapi ancaman tetapi juga untuk membantu
pemerintah dalam upaya pembangunan nasional dan tugas-tugas internasional.

5) Sikap dan Perilaku Menjaga Kesatuan NKRI

Berikut beberapa sikap dan perilaku mempertahankan NKRI :

Menjaga wilayah dan kekayaan tanah air Indonesia, artinya menjaga seluruh
kekayaan alam yang terkandung di dalamnya.

Menciptakan ketahanan nasional, artinya setiap warga negara menjaga keutuhan,


kedaulatan Negara dan mempererat persatuan bangsa.

Menghormati perbedaan suku, budaya, agama dan warna kulit. Perbedaan yang
ada akan menjadi indah jika terjadi kerukunan, bahkan menjadi sebuah
kebanggaan karena merupakan salah satu kekayaan bangsa.

Mempertahankan kesamaan dan kebersamaan, yaitu kesamaan memiliki bangsa,


bahasa persatuan, dan tanah air Indonesia, serta memiliki pancasila, Undang-
Undang Dasar 1945, dan Sang saka merah putih. Kebersamaan dapat diwujudkan
dalam bentuk mengamalkan nilai-nilai pancasila dan UUD 1945.

Memiliki semangat persatuan yang berwawasan nusantara, yaitu semangat


mewujudkan persatuan dan kesatuan di segenap aspek kehidupan sosial, baik
alamiah maupun aspek sosial yang menyangkut kehidupan bermasyarakat.
Wawasan nusantara meliputi kepentingan yang sama, tujuan yang sama, keadilan,
solidaritas, kerja sama, kesetiakawanan terhadap ikrar bersama.

Menaati peraturan. Salah satu cara menjaga keutuhan Indonesia adalah dengan
menaati peraturan. Peraturan dibuat untuk mengatur kehidupan berbangsa dan
bernegara.Tujuannya agar Indonesia menjadi lebih baik. Melalui peraturan,
Indonesia akan selamat dari kekacauan. Taat kepada undang-undang dan
peraturan berlaku bagi seluruh rakyat Indonesia. Peraturan berlaku baik untuk
presiden maupun rakyat biasa, baik tua maupun muda, baik yang kaya maupun
yang miskin, baik laki-laki maupun perempuan.

Referensi :

http://ramliberbagiilmu.blogspot.com/2012/04/upaya-dalam-menjaga-keutuhan-
nkri.html

http://makalahcyber.blogspot.com/2012/11/upaya-mempertahankan-
nkri_28.html

zenosoft.files.wordpress.com/2013/01/nkri.docx

Upaya Dalam Menjaga Keutuhan NKRI


A. Hakikat dan Tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia

Menurut kamus umum bahasa Indonesia Negara adalah persekutuan bangsa


yang hidup dalam suatu wilayah dengan batas-batas tertentu yang diperintah dan
diurus oleh suatu badan pemerintha dengan teratur. Negara dalam arti sempit
sama dengan pemerintahan dalam arti luas yang merupakan alat untuk mencapai
kepentingan bersama, sedangkan Negara dalam arti luas adalah kesatuan sosial
yang mengatur, memimpin, dan mengkoordinasi masyarakat supaya dapat hidup
wajar dan berkembang terus.

Tujuan Negara Republik Indonesia tercantum didalam undang-undang dasar


Negara Indonesia, yaitu pada Alinea keempat pembukaan UUD 1945 yang
berbunyi :

“untuk membentuk suatu pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi


segenap bangsa Indonesia dan seluruuh tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi, dan keadilan sosial”. Dengan berdasarkan kepada ketuhanan Yang Maha
Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratuan / perwakilan
serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.

B. Upaya Dalam Menjaga Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia

Hal yang harus kita tanggulangi dalam rangka mempertahankan keutuhan


Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah ancaman. Ancaman adalah setiap
upaya dan kegiatan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri yang dinilai
mengancam atau membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara,
dan keselamatan segenap bangsa.
Bagaimana agar keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia tetap terjaga?
Salah satu caranya adalah kita sebagai warga negara berpartisipasi dalam upaya
menjaga keutuhan wilayah dan bangsa Indonesia. Berpartisipasi artinya turut
serta atau terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang dapat menjaga keutuhan wilayah
dan bangsa Indonesia.

Untuk turut menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia diperlukan


sikap-sikap:

1. Cinta tanah air

Sebagai warga negara Indonesia kita wajib mempunyai rasa cinta terhadap
tanah air. Cinta tanah air dan bangsa dapat diwujudkan dalam berbagai hal, antara
lain:

a. Menjaga keamanan wilayah negaranya dari ancaman yang datang dari luar
maupun dari dalam negeri.

b. Menjaga kelestarian lingkungan dan mencegah terjadinya pencemaran


lingkungan.

c. Mengolah kekayaan alam dengan menjaga ekosistem guna meningkatkan


kesejahteraan rakyat.

d. Rajin belajar guna menguasai ilmu pengetahuan dari berbagai disiplin untuk
diabdikan kepada negara.

2. Membina persatuan dan kesatuan

Pembinaan persatuan dan kesatuan harus dilakukan di manapun kita berada,


baik di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, bangsa, dan negara. Tindakan
yang menunjukkan usaha membina persatuan dan kesatuan, antara lain:

a. Menyelenggarakan kerja sama antar daerah.

b. Menjalin pergaulan antarsuku bangsa.

c. Memberi bantuan tanpa membedakan suku bangsa atau asal daerah.


d. Mempelajari berbagai kesenian dari daerah lain.

e. Memperluas pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

f. Mengerti dan merasakan kesedihan dan penderitaan orang lain, serta tidak
mudah marah atau menyimpan dendam.

g. Menerima teman tanpa mempertimbangkan perbedaan suku, agama,


maupun bahasa dan kebudayaan

3. Rela Berkorban

Sikap rela berkorban adalah sikap yang mencerminkan adanya kesediaan dan
keikhlasan memberikan sesuatu yang dimiliki untuk orang lain, walaupun akan
menimbulkan penderitaan bagi diri sendiri. Dalam pengertian yang lebih
sederhana, rela berkorban adalah sikap dan perilaku yang tindakannya dilakukan
dengan ikhlas serta mendahulukan kepentingan orang lain dari pada kepentingan
diri sendiri. Sikap rela berkorban ditunjukkan dengan cara membiasakan
merelakan sebagian kepentingan kita untuk kepentingan orang lain atau
kepentingan bersama. Partisipasi dalam menjaga keutuhan NKRI dapat dilakukan
dengan hal-hal sebagai berikut:

a. Partisipasi tenaga

b. Partisipasi pikiran

4 Upaya Menjaga Keutuhan NKRI

Advertisement

Saat UUD 1945 diamandemen, terdapat dua hal penting yang tidak akan pernah
mengalami perubahan, yaitu mengenai bentuk Negara dan Pembukaan UUD
1945. Negara Kesatuan Republik Indonesia yang lahir saat Proklamasi
Kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945 tidak dapat diganggu gugat oleh siapapun
dan eksistensinya dijamin oleh UUD 1945 sesuai dengan Pasal 37 ayat 5 yang
berbunyi : “Khusus mengenai bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak
dapat dilakukan perubahan”.

Pembukaan UUD 1945 adalah hal kedua yang tidak akan pernah mengalami
perubahan karena merupakan kaidah Negara yang bersifat paling mendasar yang
memuat dasar Negara, tujuan Negara, cita-cita, serta asas politik Negara.

Terdapat empat pikiran pokok yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945
yaitu :

Negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah


Indonesia dengan berdasar atas persatuan dengan mewujudkan keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia.

Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat.

Negara Indonesia adalah Negara yang berkedaulatan rakyat berdasar atas


kerakyatan dan permusyawaratan perwakilan.

Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa menurut Dasar kemanusiaan
yang adil dan beradab.

Arti Negara Kesatuan Republik Indonesia

Melalui buku Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara, Susilo Budi
Soepandji menulis :

“Negara Kesatuan Republik Indonesia itu adalah negara yang memiliki satu
kesatuan teritori (sesuai dengan UNCLOS 1982) dari Sabang sampai Merauke dan
dari Miangas sampai pulau Rote, satu kesatuan bangsa yang disebut bangsa
Indonesia (Sumpah Pemuda 1928), satu kesatuan kepemilikan sumber kekayaan
alam yang peruntukannya sebesar-besarnya untuk kesejahteraan rakyat, satu
kesatuan ideologi negara yaitu ideologi Pancasila, satu kesatuan politik nasional
yang harus selalu berpihak pada kepentingan nasional (national interest), satu
kesatuan perekonomian nasional yang harus selalu berpihak pada upaya
mensejahterakan rakyat Indonesia, satu kesatuan budaya nasional yang memiliki
jati diri Indonesia sebagai karakter nasional dan sistem pertahanan keamanan
nasional yang khas menurut kharakteristik Indonesia, itulah makna yang dalam
dari Negara Kesatuan Republik Indonesia” (2012 : 164).

Jadi, Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah Negara yang mempunyai satu
kesatuan dalam wilayah, bangsa, kekayaan alam, ideologi Pancasila, sistem politik,
sistem ekonomi, sosial budaya dan sistem hankamnas yang bersifat “Indonesia”.

Permasalahan yang Dihadapi Negara Kesatuan Republik Indonesia

Setelah Indonesia mencapai kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945, yang


menjadi musuh Indonesia selanjutnya adalah ada dalam Negara sendiri. Pada
masa mengisi dan mempertahankan kemerdekaan ini dinamika kehidupan sosial
politik, ekonomi, serta budaya telah mewarnai perjalanan hidup Indonesia.
Berbagai persoalan timbul baik yang berupa ancaman, tantangan, hambatan atau
gangguan.

Berbagai macam persoalan yang menjadi ancaman bagi Negara Kesatuan Republik
Indonesia adalah sebagai berikut:

Potensi perpecahan. Kemajemukan Indonesia yang merupakan kelebihan


Indonesia di mata dunia internasional yang harus dikelola sedemikian rupa agar
menjadi kekuatan besar yang mampu menghadapi permasalahan yang datang.
Namun, seringkali kemajemukan itu justru menjadi bibit perpecahan diantara
warga bangsa. Tak luput hal ini dimanfaatkan pihak luar untuk kepentingan
tertentu yang dapat merusak keberlangsungan hidup Negara Kesatuan Republik
Indonesia.

Memudarnya fungsi Pancasila sebagai dasar Negara. Setelah reformasi bergulir,


tidak ada lagi doktrin ideologi Pancasila yang dilakukan pemerintah seperti saat
Orde Baru berkuasa dengan BP7 dan Penataran P4-nya. Akibatnya, generasi
sekarang dianggap tidak menjiwai nilai-nilai Pancasila.

Penyebab lunturnya Bhinneka Tunggal Ika memicu timbulnya konflik di Indonesia.

Akibat negatif globalisasi. Arus globalisasi yang sangat pesat membuat segala hal
benar-benar mudah diakses. Tanpa adanya filter tentunya dapat mendatangkan
permasalahan bagi Negara Indonesia.
Gerakan separatis. Di Indonesia terdapat beberapa gerakan separatis yang dapat
merongrong Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Ketimpangan sosial ekonomi. Selama ini wilayah timur Indonesia kurang


mendapat perhatian yang cukup dari pemerintah. Hal ini memberi dampak
ketimpangan sosial di masyarakat yang bukan tidak mungkin menjadi bibit
separatis baru.

Pelanggaran HAM. Masalah pelanggaran HAM merupakan masalah yang sering


muncul di Indonesia. Berbagai jenis-jenis pelanggaran HAM terjadi di misalnya
kerusuhan Mei 1998.

Konflik sosial. Konflik sosial sangat rentan terjadi di Indonesia. Hal ini terkait
dengan lunturnya Bhinneka Tunggal Ika dan memudarnya fungsi Pancasila sebagai
dasar Negara serta memudarnya fungsi toleransi dalam kehidupan sehari-
hari. Dampak akibat konflik sosial yang ditimbulkan tidaklah sedikit seperti
kerugian materiil dan jatuhnya korban jiwa. Tak jarang mereka menjadi pengungsi
di Negara sendiri yang bukan tidak mungkin menimbulkan bibit-bibit konflik baru.

Terjadinya korupsi sebagai penyebab terjadinya tindakan penyalahgunaan


wewenang yang dilakukan baik oleh pejabat pemerintah maupun swasta.

Narkoba merajalela di Indonesia. Saat ini Indonesia tengah gencar-gencarnya


perang melawan narkoba. Berbagai kasus penyalahgunaan narkoba terjadi hampir
di berbagai kalangan dan tempat. Bahkan aparat pemerintah dan aparat hukum
yang seyogyanya menjadi suri tauladan bagi rakyat justru terjerat narkoba.

Potensi intervensi yang dilakukan pihak asing. Indonesia dengan segala kekayaan
yang dimiliki tentu tidak luput dari gangguan yang berasal dari Negara lain.
Mungkin bukan berbentuk agresi militer, tetapi intervensi bidang ideologi dan
perekonomian.

Pelanggaran batas wilayah Negara juga menjadi ancaman keutuhan Negara


Kesatuan Republik Indonesia. Pelanggaran ini dapat memicu terjadinya konflik
dengan Negara lain.

Upaya Menjaga Keutuhan NKRI


sponsored links

Banyak sekali upaya yang bisa dilakukan guna menjaga keutuhan Negara Republik
Indonesia. Namun, semua mengerucut pada 4 hal penting berikut yaitu kembali
kepada Pancasila, UUD 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika serta usaha pertahanan
negara. Berikut adalah upaya menjaga keutuhan NKRI :

1. Mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dalam kehidupan


sehari-hari.

Pancasila sebagai ideologi Negara Indonesia, dasar Negara Indonesia, serta


falsafah hidup sejatinya benar-benar menjadi pedoman hidup yang harus dihayati
dan diamalkan ke dalam setiap sendi kehidupan berbangsa dan bernegara.
Dengan mengamalkan nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila maka
keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dapat terjaga. Nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila pada zaman Orde Baru dikenal dengan 36 Butir
Pancasila. Setelah masa reformasi bergulir, nilai-nilai ini mengalami perubahan
menjadi 45 butir Pancasila.

Berikut adalah ke-45 butir Pancasila yang menjadi pedoman perilaku bagi seluruh
rakyat Indonesia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sekaligus menjaga
keutuhan NKRI :

Sila Pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa

Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya terhadap Tuhan


Yang Maha Esa.

Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai
dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan
yang adil dan beradab.

Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk


agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.
Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang
menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.

Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai


dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.

Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
kepada orang lain.

Sila Kedua: Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab

Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya


sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.

Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap


manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis
kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.

Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.

Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.

Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.

Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.

Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.

Berani membela kebenaran dan keadilan.

Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.

Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa


lain.

Sila Ketiga: Persatuan Indonesia


Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan
bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan
golongan.

Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila
diperlukan.

Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.

Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.

Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi,


dan keadilan sosial.

Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.

Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

Sila Keempat: Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam


Permusyawaratan/ Perwakilan

Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia


mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama.

Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.

Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan


bersama.

Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.

Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil
musyawarah.

Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil
keputusan musyawarah.

Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan


pribadi dan golongan.
Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang
luhur.

Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada


Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai
kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi
kepentingan bersama.

Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk


melaksanakan pemusyawaratan.

Sila Kelima: Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana


kekeluargaan dan kegotongroyongan.

Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.

Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.

Menghormati hak orang lain.

Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.

Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan


terhadap orang lain.

Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya
hidup mewah.

Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan


kepentingan umum.

Suka bekerja keras.

Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan
kesejahteraan bersama.
Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan
berkeadilan sosial.

2. Menggelorakan semangat Bhinneka Tunggal Ika sebagai persatuan bangsa

Bhinneka Tunggal Ika adalah semboyan Negara yang berarti berbeda-beda tetapi
satu jua. Bhinneka Tunggal Ika merupakan ikatan kemajemukan yang Indonesia
miliki. Salah satu cara merawat kemajemukan bangsa Indonesia adalah dengan
belajar menerima ke Bhinnekaan itu sendiri sebagai sebuah kenyataan agar
menjadi kekuatan.

3. Menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara sesuai konstitusi/UUD 1945.

Dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara hendaknya mengacu


pada konstitusi. Dalam UUD 1945 telah diatur secara jelas mengenai hak dan
kewajiban warga Negara. Kewajiban warga Negara hendaknya didahulukan dari
pada menuntut hak. Dengan demikian akan tercipta tatanan kehidupan berbangsa
dan bernegara yang aman dan tertib. (baca ; Hak dan Kewajiban Warga Negara
dalam UUD 1945 – Peran Konstitusi dalam Negara Demokrasi)

4. Melaksanakan usaha pertahanan Negara

Segala ketentuan mengenai pertahanan Negara tercantum dalam UU Nomor 3


Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara. Sesuai dengan ketentuan dalam UU
Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara yang dimaksud dengan
pertahanan Negara adalah : “usaha untuk mempertahankan kedaulatan negara,
keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan keselamatan segenap
bangsa dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan Negara”.

Hakikat, Dasar, Tujuan, dan Fungsi Pertahanan Negara

Adapun yang menjadi hakikat, dasar, tujuan dan fungsi pertahanan Negara sesuai
dengan UU Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara adalah sebagai
berikut :
Pasal 2 berbunyi : “Hakikat pertahanan negara adalah segala upaya pertahanan
bersifat semesta yang penyelenggaraannya didasarkan pada kesadaran atas hak
dan kewajiban warga negara serta keyakinan pada kekuatan sendiri”.

Pasal 3 berbunyi :
(1) Pertahanan negara disusun berdasarkan prinsip demokrasi, hak asasi manusia,
kesejahteraan umum, lingkungan hidup, ketentuan hukum nasional, hukum
internasional dan kebiasaan internasional, serta prinsip hidup berdampingan
secara damai.
(2) Pertahanan negara disusun dengan memperhatikan kondisi geografis Indonesia
sebagai negara kepulauan.

Pasal 4 berbunyi :

“Pertahanan negara bertujuan untuk menjaga dan melindungi kedaulatan negara,


keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan keselamatan segenap
bangsa dari segala bentuk ancaman.

Pasal 5 berbunyi :

“Pertahanan negara berfungsi untuk mewujudkan dan mempertahankan seluruh


wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai satu kesatuan pertahanan”.

Penyelenggaraan Pertahanan Negara

Penyelenggaraan pertahanan Negara sebagaimana yang tercantum dalam UU No


3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara adalah :

Pasal 6 berbunyi :

“Pertahanan negara diselenggarakan melalui usaha membangun dan membina


kemampuan, daya tangkal negara dan bangsa, serta menanggulangi setiap
ancaman”.

Pasal 7 :

(1) Pertahanan negara, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, diselenggarakan


oleh pemerintah dan dipersiapkan secara dini dengan sistem pertahanan negara.
(2) Sistem pertahanan negara dalam menghadapi ancaman militer menempatkan
Tentara Nasional Indonesia sebagai komponen utama dengan didukung oleh
komponen cadangan dan komponen pendukung.
(3) Sistem pertahanan negara dalam menghadapi ancaman non militer
menempatkan lembaga pemerintah di luar bidang pertahanan sebagai unsur
utama, sesuai dengan bentuk dan sifat ancaman yang dihadapi dengan didukung
oleh unsur-unsur lain dari kekuatan bangsa.

Sponsors Link

Pasal 8 berbunyi :

(1) Komponen cadangan, terdiri atas warga negara, sumber daya alam, sumber
daya buatan, serta sarana dan prasarana nasional yang telah disiapkan untuk
dikerahkan melalui mobilisasi guna memperbesar dan memperkuat komponen
utama.
(2) Komponen pendukung, terdiri atas warga negara, sumber daya alam, sumber
daya buatan, serta sarana dan prasarana nasional yang secara langsung atau tidak
langsung dapat meningkatkan kekuatan dan kemampuan komponen utama dan
komponen cadangan.
(3) Komponen cadangan dan komponen pendukung, sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) dan ayat (2), diatur dengan undang-undang.

Pasal 9 berbunyi :

(1) Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela negara yang
diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan negara.
(2) Keikutsertaan warga negara dalam upaya bela negara, sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1), diselenggarakan melalui:

a. pendidikan kewarganegaraan;
b. pelatihan dasar kemiliteran secara wajib;
c. pengabdian sebagai prajurit Tentara Nasional Indonesia secara sukarela atau
secara wajib; dan
d. pengabdian sesuai dengan profesi.

(3) Ketentuan mengenai pendidikan kewarganegaraan, pelatihan dasar kemiliteran


secara wajib, dan pengabdian sesuai dengan profesi diatur dengan undang-
undang.

Pasal 10 berbunyi :

(1) Tentara Nasional Indonesia berperan sebagai alat pertahanan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
(2) Tentara Nasional Indonesia, terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan
Angkatan Udara.
(3) Tentara Nasional Indonesia bertugas melaksanakan kebijakan pertahanan
negara untuk:

a. mempertahankan kedaulatan negara dan keutuhan wilayah;


b. melindungi kehormatan dan keselamatan bangsa;
c. melaksanakan Operasi Militer Selain Perang; dan
d. ikut serta secara aktif dalam tugas pemeliharaan perdamaian regional dan
internasional.

(baca : Bentuk-bentuk Usaha Pembelaan Negara di Indonesia – Kekuatan Militer


Indonesia – Tugas dan Fungsi TNI-Polri)

Itulah upaya menjaga keutuhan NKRI yang mengerucut pada 4 hal, yaitu kembali
ke Pancasila sebagai dasar negara, UUD 1945 sebagai pedoman kehidupan
berbangsa dan bernegara yang dibalut dengan ikatan Bhinneka Tunggal Ika
sebagai pemersatu bangsa serta usaha pertahanan Negara.

Lima Sikap Dalam Menjaga Keutuhan NKRI


Saat ini, bangsa Indonesia sudah mempunyai pemimpin baru yakni Joko Widodo
dan Jusuf Kalla. Dan seperti kita ketahui, rivalitas antara Jokowi dan Prabowo
sudah cair setelah kedua pemimpin bertemu dan berkomitmen untuk menjaga
keutuhan bangsa. Massa di akar rumput pun harus mencontoh kedua pemimpin
untuk mementingkan hal yang lebih besar yakni kemajuan bangsa ke depan. Tak
ada lagi saling sikat dan saling sikut di tengah masyarakat termasuk saling serang
di media sosial.

Permasalahan bangsa ke depan semakin komplek baik dari ideology, sosial,


ekonomi dan pertahanan keamanan. Bangsa ini masih banyak pekerjaan rumah
untuk menjadi bangsa yang besar dan bermartabat. Tantangan yang semakin
besar ini menuntut seluruh komponen anak bangsa bersatu, bahu membahu
untuk mengejar ketertinggalan dengan bangsa lain di dunia. Setiap jiwa yang lahir
di bumi pertiwi harus mempunyai peranan untuk ikut berkontribusi memajukan
bangsa sesuai dengan jabatan dan kompetensinya.
Bila bangsa ini terus bersiteru di internal, maka akan sulit untuk unjuk gigi dalam
percaturan dunia yang sangat kompetitif. Konflik hanya akan membuat bangsa ini
mengalami perpecahan dan bila dibiarkan akan mengganggu stabilitas Negara.
Yang apada gilirannya mengguncang keutuhan Negara kesatuan Republik
Indonesia.
Hal yang harus kita tanggulangi dalam rangka mempertahankan keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia adalah ancaman. Ancaman adalah setiap upaya dan
kegiatan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri yang dinilai mengancam atau
membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan
segenap bangsa.

Bagaimana agar keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia tetap terjaga?


Salah satu caranya adalah kita sebagai warga negara berpartisipasi dalam upaya
menjaga keutuhan wilayah dan bangsa Indonesia. Berpartisipasi artinya turut
serta atau terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang dapat menjaga keutuhan wilayah
dan bangsa Indonesia. Untuk turut menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia diperlukan sikap-sikap:

1) Cinta Tanah Air


Sebagai warga negara Indonesia kita wajib mempunyai rasa cinta terhadap tanah
air. Cinta tanah air dan bangsa dapat diwujudkan dalam berbagai hal, antara lain:
• Menjaga keamanan wilayah negaranya dari ancaman yang datang dari luar
maupun dari dalam negeri.
• Menjaga kelestarian lingkungan dan mencegah terjadinya pencemaran
lingkungan.
• Mengolah kekayaan alam dengan menjaga ekosistem guna meningkatkan
kesejahteraan rakyat.
• Rajin belajar guna menguasai ilmu pengetahuan dari berbagai disiplin untuk
diabdikan kepada negara.

2) Membina Persatuan dan Kesatuan


Pembinaan persatuan dan kesatuan harus dilakukan di manapun kita berada, baik
di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, bangsa, dan negara. Tindakan yang
menunjukkan usaha membina persatuan dan kesatuan, antara lain:
• Menyelenggarakan kerja sama antar daerah.
• Menjalin persahabatan antarsuku bangsa.
• Memberi bantuan tanpa membedakan suku bangsa atau asal daerah.
• Mempelajari berbagai kesenian dari daerah lain,
• Memperluas pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
• Mengerti dan merasakan kesedihan dan penderitaan orang lain, serta tidak
mudah marah atau menyimpan dendam.
• Menerima teman tanpa mempertimbangkan perbedaan suku, agama, maupun
bahasa dan kebudayaan

3) Rela Berkorban
Sikap rela berkorban adalah sikap yang mencerminkan adanya kesediaan dan
keikhlasan memberikan sesuatu yang dimiliki untuk orang lain, walaupun akan
menimbulkan penderitaan bagi diri sendiri. Partisipasi dalam menjaga keutuhan
NKRI dapat dilakukan dengan hal-hal sebagai berikut:

• Partisipasi tenaga
• Partisipasi pikiran

4) Pengetahuan Budaya dalam Mempertahankan NKRI


Era globalisasi yang ditandai dengan perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan,
teknologi, komunikasi, dan informasi telah mendorong perubahan dalam aspek
kehidupan manusia, baik pada tingkat individu, tingkat kelompok, maupun tingkat
nasional. Untuk menghadapi era globalisasi agar dapat dimanfaatkan semaksimal
mungkin dan ditangkap secara tepat, kita memerlukan perencanaan yang matang
diantaranya adalah sebagai berikut :
• Kesiapan SDM, terutama kesiapan dengan pengetahuan yang dimiliki dan
kemampuannya.
• Kesiapan sosial budaya untuk terciptanya suasana yang kompetitif dalam
berbagai sektor kehidupan.
• Kesiapan keamanan, baik stabilitas politik dalam negeri maupun luar negeri /
regional.
• Kesiapan perekonomian rakyat.
Di bidang Pertahanan Negara, kemajuan tersebut sangat mempengaruhi pola dan
bentuk ancaman. Ancaman terhadap kedaulatan negara yang semula bersifat
konvensional berkembang menjadi multidimensional (fisik dan nonfisik), baik
berasal dari luar negeri maupun dari dalam negeri. Oleh karena itu kebijakan
strategis penggunaan kekuatan pertahanan diarahkan untuk menghadapi
ancaman atau gangguan terhadap keamanah nasional. Kekuatan pertahanan tidak
hanya digunakan untuk menghadapi ancaman tetapi juga untuk membantu
pemerintah dalam upaya pembangunan nasional dan tugas-tugas internasional.

5) Sikap dan Perilaku Menjaga Kesatuan NKRI


Berikut beberapa sikap dan perilaku mempertahankan NKRI :
• Menjaga wilayah dan kekayaan tanah air Indonesia, artinya menjaga seluruh
kekayaan alam yang terkandung di dalamnya.
• Menciptakan ketahanan nasional, artinya setiap warga negara menjaga
keutuhan, kedaulatan Negara dan mempererat persatuan bangsa.
• Menghormati perbedaan suku, budaya, agama dan warna kulit. Perbedaan yang
ada akan menjadi indah jika terjadi kerukunan, bahkan menjadi sebuah
kebanggaan karena merupakan salah satu kekayaan bangsa.
• Mempertahankan kesamaan dan kebersamaan, yaitu kesamaan memiliki
bangsa, bahasa persatuan, dan tanah air Indonesia, serta memiliki pancasila,
Undang-Undang Dasar 1945, dan Sang saka merah putih. Kebersamaan dapat
diwujudkan dalam bentuk mengamalkan nilai-nilai pancasila dan UUD 1945.
• Memiliki semangat persatuan yang berwawasan nusantara, yaitu semangat
mewujudkan persatuan dan kesatuan di segenap aspek kehidupan sosial, baik
alamiah maupun aspek sosial yang menyangkut kehidupan bermasyarakat.
Wawasan nusantara meliputi kepentingan yang sama, tujuan yang sama, keadilan,
solidaritas, kerja sama, kesetiakawanan terhadap ikrar bersama.
• Menaati peraturan. Salah satu cara menjaga keutuhan Indonesia adalah dengan
menaati peraturan. Peraturan dibuat untuk mengatur kehidupan berbangsa dan
bernegara.Tujuannya agar Indonesia menjadi lebih baik. Melalui peraturan,
Indonesia akan selamat dari kekacauan. Taat kepada undang-undang dan
peraturan berlaku bagi seluruh rakyat Indonesia. Peraturan berlaku baik untuk
presiden maupun rakyat biasa, baik tua maupun muda, baik yang kaya maupun
yang miskin, baik laki-laki maupun perempuan.

Menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia

smkn1palu 11 Agustus 2015 28642 Views Komentar Ditutup

0
Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia

Indonesia merupakan negara kaya akan sumber daya alam, negara luas yang
terdiri atas daratan dan lautan. Wilayah Indonesia membentang dari sabang
sampai merauke dengan Luas wilayah meliputi daratan dan lautan mencapai
5.193.252 km² dengan hamparan pulau sekitar 17.508 pulau.

Ditinjau dari letak geografis yaitu dari letak tempat atau wilayah/negara
berdasarkan kenyataan di permukaan bumi, wilayah Indonesia terletak diantara 2
benua yaitu benua asia dan benua australia serta 2 samudera, yaitu samudera
hindia dan samudera pasifik.

Ditinjau dari letak astronomis, yaitu kedudukan suatu wilayah pada garis lintang
dn garis bujur. Wilayah Indonesia terletak antara 6˚ LU – 11˚ LS dan antara 95˚ BT –
141˚ BT.

Pada awal kemerdekaan, wilayah Indonesia terdiri atas 8 provinsi yaitu Provinsi
Sumatera, Provinsi Jawa Barat, Provinsi Maluku, Provinsi Kalimantan, Provinsi
Sulawesi, Provinsi Jawa Tengah, Provinsi Jawa Timur dan Provinsi Sunda Kecil,
hingga sampai saat ini provinsi di Indonesia 33 provinsi.

Wilayah Indonesia dibagi menjadi tiga wilayah waktu, yaitu :


1. Waktu Indonesia bagian barat (WIB), meliputi Pulau Jwa, Pulau Sumatera,
Pulau Madura, dan Wilayah Kalimantan Barat.

2. Waktu Indonesia bagian tengah (WITA), meliputi Pulau Bali, wilayah


Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Pulau Sulawesi,
wilayah NTB, NTT

3. Waktu Indonesia bagian timur (WIT) meliputi wilayah Maluku dan Papua

Wilayah daratan dan lautan harus dijaga karena merupakan salah satu kekayaan
negara. menerapkan Hukum Laut Internasional yang berlaku di seluruh dunia
untuk mengatur wilayah lautan Indonesia. Wilayah laut di Indonesia dibagi atas
batas-batas wilayah sebagai berikut:

a. Batas Zona Ekonomi Ekslusif

Zona Ekonomi Eksklusif disingkat ZEE adalah batas wilayah laut dilihat dari segi
ekonomi. Batas ZEE Indonesia sejauh 200 mil diukur dari garis pantai ke arah laut
bebas. Batas ini ditetapkan sejak tanggal 21 Maret 1980.

b. Batas Laut Teritorial

Batas laut teritorial adalah batas wilayah laut sejauh 12 mil diukur dari garis
pantai paling luar Indonesia. Jika berbatasan dengan negara tetangga batas laut
teritorial ditetapkan menurut perjanjian dengan negara yang bersangkutan.

c. Batas Landas Kontinen

Batas landas kontinen adalah wilayah dasar laut yang didalamnya tidak lebih
dari 200 meter dan jauhnya tidak lebih dari 200 mil. Batas ini ditetapkan tanggal
17 Februari 1969 yang dikukuhkan dengan UU No. 01 tahun 1973 tentang landas
kontinen Indonesia.

Pentingnya Menjaga Keutuhan Wilayah NKRI

Penduduk Indonesia dengan keanekaragaman suku bangsa tersebar di seluruh


wilayah kepulauan Indonesia. Keadaan penduduk yang tersebar dipelosok
nusantara akan mudah terpecah belah jika masih menonjolkan kepentingan suku,
dan golongan oleh karena itu penting untuk menjaga persatuan dan kesatuan
dengan senantiasa berpegang pada semboyan bhinneka tunggal ika. Bhinneka
Tunggal Ika berasal dari Bahasa Sansekerta, artinya walau berbeda-beda tetap
satu jua. Meskipun kita berasal dari suku bangsa yang berbeda-beda, tetapi tetap
satu bangsa, yaitu bangsa Indonesia.

Mengingat wilayah Indonesia sangat luas dan hidup beraneka ragam suku bangsa,
budaya, bahasa, dan agama, maka keutuhan NKRI sangat rawan terpecah. Oleh
karena itu harus ada rasa saling menghargai dan menghormati. Negara yang tidak
terpecah-belah akan mudah mencapai tujuan nasionalnya. Rakyat yang mendiami
wilayah negara tersebut akan merasa aman, nyaman, dan damai. Pembangunan
akan berjalan lancar sehingga kesejahteraan rakyat akan meningkat. Dampak
positif akan dirasakan oleh rakyat.

Sebaliknya, jika negara terpecah belah, suasana menjadi tidak aman. Jika suasana
tidak aman maka pembangunan akan terhambat. Pembangunan yang terhambat
akan merugikan seluruh rakyat. Dengan demikian, cita-cita untuk mencapai suatu
negara yang berdaulat, adil, makmur, sejahtera, dan bermartabat tidak akan
tercapai.

Menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah tugas seluruh


rakyat Indonesia. Bangsa Indonesia harus selalu bersatu mempertahankan
keutuhan wilayah NKRI. Ancaman terhadap suatu daerah adalah ancaman
terhadap seluruh bangsa Indonesia. Aset kekayaan negara harus tetap dijaga
sampai titik darah penghabisan jangan sampai pindah ke tangan penjajah.

Diera pembangunan ini, tugas dan kewajiban kita adalah mengisi kemerdekaan
dengan pembangunan. Sebagai pelajar, kita dapat mengisi pembangunan ini
dengan cara bekerja keras dan tekun dalam belajar.

Gangguan Terhadap NKRI

Sebuah bangsa akan kuat jika rakyatnya bersatu. Seperti lidi, jika hanya satu akan
mudah patah, namun jika bergabung diikat menjadi satu akan menjadi kuat. Tidak
adanya persatuan atau perpecahan akan mengancam keutuhan suatu negara.
Banyak ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara, ancaman
dapat datang baik dari dalam maupun luar.

1. Ancaman dari Luar

Ancaman yang datang dari luar, meliputi bidang-bidang berikut :

a. Bidang Politik

Ancaman atau gangguan dalam bidang politik. Antara lain:

– Ikut campunya negara lain dalam masalah dalam negeri Indonesia

– Tindakan mengklaim sebagian wilayah Indonesia oleh negara lain.

b. Bidang Ekonomi

Ancaman dalam bidang ekonomi, contohnya berupa pengambilalihan sumber


daya alam Indonesia oleh negara lain secara tidak bertanggungjawab sehingga
menyengsarakan rakyat Indonesia.

c. Bidang Sosial Budaya

Bidang Sosial Budaya yaitu masuknya budaya asing yang negatif yang mengikis
kebudayaan asli Indonesia yang pada akhirnya merusak moral bangsa dan negara.

2. Ancaman dari Dalam

Ancaman dari dalam antara lain:

a. Peristiwa kerusuhan

b. Bentrokan antar suku

c. Separatisme (kegiatan untuk memisahkan diri dari NKRI)

Berikut ini contoh gerakan-gerakan separatisme yang pernah mengancam


persatuan dan kesatuan NKRI

1. DI/TII
Gerakan DI/TII singkatan dari Darul Islam/ Tentara Islam Indonesia. Gerakan ini
terjadi di beberapa tempat, yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Aceh
dan Kalimantan Selatan. Gerakan DI/TII di setiap daerah dipimpin oleh orang yang
berbeda, yaitu sebagi berikut :

a. Pimpinan DI/TII di Jawa Barat adalah Sekarmaji Marijan Kartosuwiryo

b. Pimpinan DI/TII di Jawa Tengah adalah Amir Fatah

c. Pimpinan DI/TII di Sulawesi Selatan adalah Kahar Muzakar

d. Pimpinan DI/TII di Aceh adalah Daud Beureuh

e. Pimpinan DI/TII di Kalimantan Selatan adalah Ibnu Hajar

2. Gerakan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA)

Peristiwa pemberontakan APRA terjadi pada tanggal 23 Januari 1950 di


Bandung. Gerakan ini dipimpin oleh kapten Belanda Reymond Westerling. Ia juga
memmpin gerakan pembunuhan massal terhadap rakyat Sulawesi Selatan. Pada
tanggal 24 Januari 1950 di daerah Pacet, TNI berhasil menghancurkan sisa
gerombolan APRA.

3. Pemberontakan Andi Azis

Pemberontakan Andi Azis berlangsung di Makassar pada tanggal 5 April 1950.


Penumpasan dipimpin Kolonel Alex Kawilarang. Andi Azis ditangkap dan diadili
pada tahun 1953.

4. Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS)

RMS terjadi pada tanggal 25 April 1950, dipimpin oleh Dr. Soumokil berpusat di
Seram Ambon. Dalam penumpasan ini letkol Slamet Riyadi tertembak dan gugur
seketika. Dr. Soumokil ditangkap tanggal 2 Desember 1963 dan dihukum mati.

5. Gerakan Aceh Merdeka (GAM)

Gerakan Aceh Merdeka bertujuan agar daeerah Aceh lepas dari NKRI. GAM
dipimpin oleh Hasan Tiro. Pada tanggal 15 Agustus 2005 ditandatangani Nota
Kesepakatan Damai antara Indonesia dengan GAM di Vantar, Helsinki, Finlandia.
Isinya antara lain pemerintah Indonesia turut menfasilitasi pembentukan partai
politik lokal di Aceh dan pemberian amnesti bagi anggota GAM.

6. Gerakan Papua Merdeka (GPM)

Gerakan papua merdeka didirikan pada tahun 1965. Tujuannya mewujudkan


kemerdekaan bagian barat pulau Papua dari pemerintah Indonesia. Pada tanggal 1
Juli 1971, Oom Nicolas Jovwe dan dua komandan GPM, Seth Jafeth Raemkorem
dan Jacob Hendrik Prai menaikkan bendera bintang fajar dan memproklamasikan
berdirinya Papua Barat. Namun militer Indonesia segera dapat menumpasnya.
Tapi tahun 1982, Dewan Revolusioner GPM mencari dukungan PBB, GNB, Forum
Pasifik Selatan dan ASEAN.

Dalam sejarahnya, NKRI telah mengalami kehilangan sebagian wilayah Indonesia.


Wilayah yang lepas dari NKRI tersebut, di antaranya:

a. Timor timur

Lepas dari NKRI pada tahun 1999 ketika Indonesia dipimpin oleh presiden BJ.
Habibie melalui proses referendum (jajak pendapat).

b. Lepasnya Pulau Sipadan dan Ligitan

Pulau Sipadan dan Ligitan adalah dua pulau yang berada di wilayah
Kalimantan Timur. Pulau tersebut disengketa antara Indonesia dan Malaysia dan
dimahkamah Internasional Indonesia kalah sehingga pada tanggal 17 Desember
2002 dinyatakan sebagai bagian dari Malaysia.

Kedua peristiwa lepasnya wilayah Indonesia itu merupakan pelajaran bagi kita
agar kita lebih sungguh-sungguh dan berhati-hati lagi dalam menjaga keutuhan
NKRI.

Upaya-upaya dalam Menjaga Keutuhan Wilayah NKRI

Usaha-usaha dalam menjaga keutuhan NKRI, antara lain:

1. Memelihara ketertiban dan keamanan yang dilakukan oleh masyarakat


2. Menjaga agar tidak terjadi bentrokan antarsuku yang dilakukan oleh
masyarakat

3. Memberantas setiap usaha untuk memisahkan diri dari NKRI (separatisme)

4. Menanamkan sikap toleransi

5. Menjaga persatuan dan kesatuan

6. Menghargai perbedaan

7. Menjaga perbatasan Indonesia dengan negara lain.

8. Menjaga pulau-pulau paling luar dari Indonesia yang berbatasan dengan


negara lain yang dilakukan TNI.

Sikap yang dapat kita lakukan untuk mempertahankan tanah air, antara lain:

1. Aktif dalam kegiatan bersama

2. Merasa ikut memiliki fasilitas umum

3. Mengembangkan sikap tertib dan disiplin

4. Memberi bantuan tanpa pamrih

5. Membina diri sebagai generasi yang dapat diandalkan

Perilaku dalam menjaga keutuhan bangsa dan negara harus diterapkan di


lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Perilaku untuk menjaga keutuhan
bangsa yang harus diterapkan di lingkungan keluarga, antara lain:

a. Menciptakan suasana rukun di rumah

b. Melaksanakan tanggung jawab kita sebagai anggota keluarga

c. Saling menghormati antarsesama anggota keluarga

Perilaku untuk menjaga keutuhan bangsa yang harus diterapkan di lingkungan


sekolah, antara lain :
a. Mematuhi peraturan yang berlaku

b. Saling tolong menolong dengan sesama teman

c. Menghargai teman yang berbeda suku bangsa, agama, dan adat istiadat

d. Mengikuti upacara bendera dengan khidmat.)

“UPAYA MEMPERTAHANKAN NKRI”

Diajukan untuk memenuhi tugas Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

Disusun oleh :

DWI ENDANG AFRIANTI

NPM. 210110110024
UNIVERSITAS PADJADJARAN

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

2011

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT. atas berkat rahmat dan hidayah-
Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya.

Di dalam makalah ini, saya telah berusaha menguraikan sebaik mungkin semua
hal yang berkaitan dengan upaya mempertahankan NKRI. Besar harapan saya agar
pembaca mampu memahami lebih jauh tentang berbagai hal yang berkaitan
dengan hal tersebut.

Akan tetapi, saya menyadari bahwa di dalam makalah ini, masih terdapat banyak
kekurangan yang tentunya mengakibatkan makalah ini masih dikatakan jauh dari
sempurna. Maka dari itu, saya harapkan pembaca dapat memaklumi serta
memberi kritik dan saran yang membangun demi terwujudnya makalah yang lebih
baik di masa yang akan datang.

Bandung, September 2011

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Situasi akhir-akhir ini kita melihat ada upaya kelompok-kelompok tertentu yang
berupaya untuk memecah belah NKRI baik dari dalam maupun negara asing. Saat
ini Indonesia telah kehilangan arah dan pegangan ideologi dalam kehidupan
berbangsa & bernegara. Hal ini sangat berbahaya karena pemerintah tidak tahu
harus membawa Indonesia kemana tanpa visi yang jelas, sementara digerogoti
oleh elit yang korup. Pemerintah hanya bersifat reaktif dalam menjalankan
tugasnya, tidak mempunyai program rencana ke depan. Rakyat terlantar, terutama
setelah kenaikan BBM yang memukul roda perkonomian rakyat. Rakyat yang
daerahnya kaya sumber daya alam harus mengalami kelaparan, busung lapar,
penyakit merajalela. Permasalahan lain adalah penggusuran dengan ganti rugi
yang tidak mencukupi, harga barang-barang membumbung tinggi, biaya berobat
yang mahal, pendidikan mahal akibatnya rakyat menjadi bodoh. Rakyat menuntut
kemerdekaan karena ketidak adilan, sumber daya alam dikuras oleh negara asing
sementara Indonesia hanya mendapatkan sebagian kecil. Situasi ini dimanfaatkan
oleh negara asing seperti Amerika, Australia, dan sekutu-sekutunya untuk
mendukung kemerdekaan daerah-daerah tersebut dengan maksud apabila daerah
tsb merdeka, mereka akan lebih menguasai secara keseluruhan sumber daya alam
dan pemerintahaan baru akan sangat bergantung pada negara asing seperti
Amerika, Australia, dll untuk mendapatkan pinjaman. Siklus ini akan terus
diterapkan didaerah-daerah lain. Negara-negara imperialis semakin mengukuhkan
dirinya pada negara yang baru berdiri.Contohnya adalah Timor Leste dan yang
berikutnya adalah Aceh dan Papua.
Rakyat dihadapkan dengan aparat polisi dan TNI dalam memperjuangkan hak-hak
rakyat tertindas. Sementara Pemerintah dan para elit hanya mementingkan
keutuhan NKRI, tidak memperdulikan rakyat. Kemerdekaan yang telah
diperjuangkan oleh pendiri bangsa, saat ini tidak dirasakan oleh rakyat kecil. Hak-
hak rakyat seperti Pendidikan, Pekerjaan dengan gaji yang layak, Tempat tinggal
yang layak, Kebutuhan dasar telah dilupakan oleh pemerintah dengan alasan uang
negara tidak mencukupi harus hutang dengan negara-negara asing. Rakyat telah
dibodohi, nyatanya adalah pemerintah tidak becus dalam menjalankan
ketatanegaraan. Gerakan-gerakan rakyat harus menghentikan siklus tersebut,
dengan tidak mendukung kemerdekaan suatu daerah tetapi harus
memperjuangkan kemerdekaan hak-hak rakyat yang tertindas oleh rezim.
Menjaga kemerdekaan Rakyat Indonesia = keutuhan NKRI. Kemerdekaan Rakyat
tidak dapat ditawar-tawar oleh kebijakan politik apa pun bentuknya.

Di dalam makalah ini, saya mencoba untuk menguraikan upaya apa saja yang
dapat dilakukan untuk menjaga dan mempertahankan keutuhan NKRI dimulai dari
diri kita sendiri.

2. RUMUSAN MASALAH

Bagaimana upaya kita untuk mempertahankan keutuhan NKRI?

BAB II

PEMBAHASAN
1. PENGETAHUAN BUDAYA DALAM MEMPERTAHANKAN NKRI

Era globalisasi yang ditandai dengan perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan,


teknologi, komunikasi, dan informasi telah mendorong perubahan dalam aspek
kehidupan manusia, baik pada tingkat individu, tingkat kelompok, maupun tingkat
nasional. Menurut Michael Haralambos dan Martin Holborn, Globalisasi adalah
suatu proses dimana batas-batas negara luluh dan tidak penting lagi dalam
kehidupan sosial. Untuk menghadapi era globalisasi agar dapat dimanfaatkan
semaksimal mungkin dan ditangkap secara tepat, kita memerlukan perencanaan
yang matang diantaranya adalah sebagai berikut :

Kesiapan SDM, terutama kesiapan dengan pengetahuan yang dimiliki dan


kemampuannya.

Kesiapan sosial budaya untuk terciptanya suasana yang kompetitif dalam berbagai
sektor kehidupan.

Kesiapan keamanan, baik stabilitas politik dalam negeri maupun luar negeri /
regional.

Kesiapan perekonomian rakyat.

Di bidang Pertahanan Negara, kemajuan tersebut sangat mempengaruhi pola dan


bentuk ancaman. Ancaman terhadap kedaulatan negara yang semula bersifat
konvensional berkembang menjadi multidimensional (fisik dan nonfisik), baik
berasal dari luar negeri maupun dari dalam negeri. Oleh karena itu kebijakan
strategis penggunaan kekuatan pertahanan diarahkan untuk menghadapi
ancaman atau gangguan terhadap keamanah nasional. Kekuatan pertahanan tidak
hanya digunakan untuk menghadapi ancaman tetapi juga untuk membantu
pemerintah dalam upaya pembangunan nasional dan tugas-tugas internasional.
Dari hasil perkiraan ancaman, Indonesia mempunyai kepentingan strategis untuk
mencegah dan mengatasi ancaman keamanan tradisional dan nontradisional.

Ancaman keamanan tradisional yaitu ancaman yang berbentuk kekuatan militer


negara lain yang membahayakan kemerdekaan, kedaulatan dan kebutuhan
wilayah NKRI. Dalam menghadapi ancaman terhadap kedaulatan dan kebutuhan
wilayah, kebijakan pertahanan Indonesia tetap mengacu pada prinsip sebagai
bangsa yang cinta damai tetapi lebih cinta kemerdekaan, yaitu mengutamakan
tindakan pencegahan dengan mengoptimalkan upaya diplomatik dalam kerangka
Confidence Building Measure (CBM) dan Preventive Diplomacy. Penggunaan
kekuatan militer untuk tujuan perang merupakan tindakan terpaksa yang harus
dilakukan sebagai jalan terakhir apabila cara-cara damai tidak membuahkan hasil.

Ancaman Keamanan Non-Tradisional yaitu ancaman yang terjadi akibat dinamika


politik di sejumlah negara serta kesenjangan ekonomi dunia yang makin lebar
telah menyebabkan kondisi timpang yang lambat laun berkembang dan menjalar
melampaui batas-batas negara. Ancaman keamanan non tradisional yang timbul
di dalam negeri dengan motivasi separatisme, akan dihadapi dengan
mengedepankan cara-cara dialogis.

Penyelesaian masalah melalui cara cinta damai, diplomatik atau cara-cara dialogis
harus menggunakan pendekatan budaya. Pendekatan budaya dalam
pembangunan dan pembinaan kekuatan pertahanan adalah sebagai fenomena
yang mengelilingi kita setiap saat, yang secara terus menerus terjadi dan tercipta
oleh adanya interaksi dengan orang lain. Ciri utama dari “Budaya” adalah sesuatu
yang merupakan hasil bersama (shared), atau kesepakatan kelompok (held in
common). Beberapa produk hasil bersama antara lain adalah : bahasa, tradisi,
kebiasaan, norma-norma kelompok, nilai-nilai pendukung, seperti “kualitas
produk”, filosofi kelompok, aturan main, iklim kerja, kemampuan terpendam, cara
berpikir, pengertian yang sama serta simbol-simbol yang mempersatukan mereka.
Tanggap akan pengaruh budaya dengan memahami keragaman dan perbedaan
budaya akan mengurangi dampak negatif globalisasi (kegoncangan budaya dan
ketimpangan/ketertinggalan budaya).

2. SIKAP DAN PERILAKU MENJAGA KESATUAN NEGARA RI

Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa dan latar belakang budaya
yang berbeda-beda. Perbedaan suku bangsa ini bias menjadi sumber konflik yang
dapat menyebabkan perpecahan di tubuh NKRI.
Keanekaragaman itu seharusnya dapat menjadi sebuah kekuatan yang dahsyat
untuk menangkal semua gangguan atau ancaman yang ingin memecah belah
persatan bangsa.

Berikut beberapa sikap dan perilaku mempertahankan NKRI :

 Menjaga wilayah dan kekayaan tanah air Indonesia, artinya menjaga seluruh
kekayaan alam yang terkandung di dalamnya.

 Menciptakan ketahanan nasional, artinya setiap warga negara menjaga


keutuhan, kedaulatan Negara dan mempererat persatuan bangsa.

 Menghormati perbedaan suku, budaya, agama dan warna kulit. Perbedaan


yang ada akan menjadi indah jika terjadi kerukunan, bahkan menjadi sebuah
kebanggaan karena merupakan salah satu kekayaan bangsa.

 Mempertahankan kesamaan dan kebersamaan, yaitu kesamaan memiliki


bangsa, bahasa persatuan, dan tanah air Indonesia, serta memiliki pancasila,
Undang-Undang Dasar 1945, dan Sang saka merah putih. Kebersamaan dapat
diwujudkan dalam bentuk mengamalkan nilai-nilai pancasila dan UUD 1945.

 Memiliki semangat persatuan yang berwawasan nusantara, yaitu semangat


mewujudkan persatuan dan kesatuan di segenap aspek kehidupan sosial, baik
alamiah maupun aspek sosial yang menyangkut kehidupan bermasyarakat.
Wawasan nusantara meliputi kepentingan yang sama, tujuan yang sama, keadilan,
solidaritas, kerja sama, kesetiakawanan terhadap ikrar bersama. Memiliki
wawasan nusantara berarti memiliki ketentuan-ketentuan dasar yang harus
dipatuhi, ditaati dan dipelihara oleh semua komponen masyarakat. Ketentuan-
ketentuan itu antara lain pancasila sebagai landasan idiil, dan UUD 1945 sebagai
landasan konstitusional. Ketentuan lainnya dapat berupa peraturan-peraturan
yang berlaku di daerah yang mengatur kehidupan bermasyarakat.

 Mentaati peraturan agar kehidupan berbangsa dang bernegara berjalan


dengan tertib dan aman. Jika peraturan saling dilanggar, akan terjadi kekacauan
yang dapat menimbulkan perpecahan.
BAB III

KESIMPULAN

Jadi, upaya untuk mempertahankan NKRI bias ditempuh dengan cara mengetahui
kebudayaan di Indonesia. Dengan adanya pengetahuan budaya Indonesia, kita
dapat menyaring budaya-budaya asing yang masuk ke dalam Negara Indonesia,
sehingga tidak timbul perpecahan antar daerah karena budaya yang ada.

Selain itu, sikap dan perilaku kita juga dapat mencerminkan bahwa kita sedang
mempertahankan keutuhan NKRI ini. Salah satunya dengan cara mengamalkan
nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila, bukan hanya sekedar memahami saja.
DAFTAR PUSTAKA

Buku Putih Pertahanan Negara : “Mempertahankan Tanah air Memasuki Abad 21,
Indonesia” Dephan, 2003, Jakarta.

Juwono Sudarsono, “Mengembangkan Pertahanan Nir-militer Indonesia”,


Ceramah Menhan RI pada Peserta Training of Trainer (TOT) anggota Badiklat
Dephan, 30 September 2005, Jakarta.

Koentjaraninggrat, Sejarah Teori Antropologi II, cetakan pertama, UI-Press,


Jakarta, 1990.

Marsekal Muda TNI Pieter L.D. Wattimena, S.IP., Pointer Ceramah Dirjen Ranahan
pada Peserta Training of Trainer : “Minimum Essential Force (MEF), 27 September
2005, Jakarta.

Maas D.P., Buku Materi Pokok : Antropologi Budaya, Depdikbud, UT, Jakarta 1985.

Peraturan Menteri Pertahanan Nomor : PER/01/M/VIII/2005 tanggal 25 Agustus


2005 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dephan.

Studi Pertahanan Nomor : 1 “Monographe : Pokok-Pokok Pikiran tentang


Hankamneg”, Badiklat Dephan, Agustus 2005, Jakarta.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 tahun 2002 tentang Pertahanan


Negara, Biro Hukum Setjen Dephan, 2002, Jakarta.
http://books.google.co.id/

Jelaskan upaya yang dapat dilakukan dalam mempertahankan NKRI

1) Cinta Tanah AirSebagai warga negara Indonesia kita wajib mempunyai rasa
cinta terhadap tanah air. Cinta tanah air dan bangsa dapat diwujudkan dalam
berbagai hal, antara lain:Menjaga keamanan wilayah negaranya dari ancaman
yang datang dari luar maupun dari dalam negeri.Menjaga kelestarian lingkungan
dan mencegah terjadinya pencemaran lingkungan.Mengolah kekayaan alam
dengan menjaga ekosistem guna meningkatkan kesejahteraan rakyat.Rajin belajar
guna menguasai ilmu pengetahuan dari berbagai disiplin untuk diabdikan kepada
negara.
2) Membina Persatuan dan Kesatuan Pembinaan persatuan dan kesatuan harus
dilakukan di manapun kita berada, baik di lingkungan keluarga, sekolah,
masyarakat, bangsa, dan negara. Tindakan yang menunjukkan usaha membina
persatuan dan kesatuan, antara lain:Menyelenggarakan kerja sama antar
daerah.Menjalin persahabatan antarsuku bangsa.Memberi bantuan tanpa
membedakan suku bangsa atau asal daerah.Mempelajari berbagai kesenian dari
daerah lain,Memperluas pergaulan demi persatuan dan kesatuan
bangsa.Mengerti dan merasakan kesedihan dan penderitaan orang lain, serta
tidak mudah marah atau menyimpan dendam.Menerima teman tanpa
mempertimbangkan perbedaan suku, agama, maupun bahasa dan
kebudayaan 3) Rela BerkorbanSikap rela berkorban adalah sikap yang
mencerminkan adanya kesediaan dan keikhlasan memberikan sesuatu yang
dimiliki untuk orang lain, walaupun akan menimbulkan penderitaan bagi diri
sendiri. Partisipasi dalam menjaga keutuhan NKRI dapat dilakukan dengan hal-hal
sebagai berikut:
Partisipasi tenagaPartisipasi pikiran

4) Pengetahuan Budaya dalam Mempertahankan NKRIEra globalisasi yang


ditandai dengan perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi,
komunikasi, dan informasi telah mendorong perubahan dalam aspek kehidupan
manusia, baik pada tingkat individu, tingkat kelompok, maupun tingkat nasional.
Untuk menghadapi era globalisasi agar dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin
dan ditangkap secara tepat, kita memerlukan perencanaan yang matang
diantaranya adalah sebagai berikut :Kesiapan SDM, terutama kesiapan dengan
pengetahuan yang dimiliki dan kemampuannya.Kesiapan sosial budaya untuk
terciptanya suasana yang kompetitif dalam berbagai sektor kehidupan.Kesiapan
keamanan, baik stabilitas politik dalam negeri maupun luar negeri /
regional.Kesiapan perekonomian rakyat.Di bidang Pertahanan Negara, kemajuan
tersebut sangat mempengaruhi pola dan bentuk ancaman. Ancaman terhadap
kedaulatan negara yang semula bersifat konvensional berkembang menjadi
multidimensional (fisik dan nonfisik), baik berasal dari luar negeri maupun dari
dalam negeri. Oleh karena itu kebijakan strategis penggunaan kekuatan
pertahanan diarahkan untuk menghadapi ancaman atau gangguan terhadap
keamanah nasional. Kekuatan pertahanan tidak hanya digunakan untuk
menghadapi ancaman tetapi juga untuk membantu pemerintah dalam upaya
pembangunan nasional dan tugas-tugas internasional. 5) Sikap dan Perilaku
Menjaga Kesatuan NKRI Berikut beberapa sikap dan perilaku mempertahankan
NKRI :Menjaga wilayah dan kekayaan tanah air Indonesia, artinya menjaga seluruh
kekayaan alam yang terkandung di dalamnya.Menciptakan ketahanan nasional,
artinya setiap warga negara menjaga keutuhan, kedaulatan Negara dan
mempererat persatuan bangsa.Menghormati perbedaan suku, budaya, agama dan
warna kulit. Perbedaan yang ada akan menjadi indah jika terjadi kerukunan,
bahkan menjadi sebuah kebanggaan karena merupakan salah satu kekayaan
bangsa.Mempertahankan kesamaan dan kebersamaan, yaitu kesamaan memiliki
bangsa, bahasa persatuan, dan tanah air Indonesia, serta memiliki pancasila,
Undang-Undang Dasar 1945, dan Sang saka merah putih. Kebersamaan dapat
diwujudkan dalam bentuk mengamalkan nilai-nilai pancasila dan UUD
1945.Memiliki semangat persatuan yang berwawasan nusantara, yaitu semangat
mewujudkan persatuan dan kesatuan di segenap aspek kehidupan sosial, baik
alamiah maupun aspek sosial yang menyangkut kehidupan bermasyarakat.
Wawasan nusantara meliputi kepentingan yang sama, tujuan yang sama, keadilan,
solidaritas, kerja sama, kesetiakawanan terhadap ikrar bersama.Menaati
peraturan. Salah satu cara menjaga keutuhan Indonesia adalah dengan menaati
peraturan. Peraturan dibuat untuk mengatur kehidupan berbangsa dan
bernegara.Tujuannya agar Indonesia menjadi lebih baik. Melalui peraturan,
Indonesia akan selamat dari kekacauan. Taat kepada undang-undang dan
peraturan berlaku bagi seluruh rakyat Indonesia. Peraturan berlaku baik untuk
presiden maupun rakyat biasa, baik tua maupun muda, baik yang kaya maupun
yang miskin, baik laki-laki maupun perempuan.

UPAYA MEMPERTAHANKAN NKRI

Pertahanan negara adalah segala usaha untuk mempertahankan kedaulatan


negara,keutuhan wilayah NKRI,dan keselamatan segenap bangsa dari ancaman
dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara(Pasal 1 Ayat (1)UU No 3
Rahun 2002)Usaha Pembelaan Negara penting dilakukan

Beberapa alasan mengapa usaha pembelaan negara penting dilakukan oleh setiap
warga negara Indonesia,diantaranya :

Untuk mempertahankan negara dari berbagai ancaman

Untuk menjaga keutuhan wilayah negara

Merupakan panggilan sejarah

Merupakan kewajiban setiap warga negara

Alasan diatas adapat dihubungkan dengan :

Teori fungsi negara

Unsur-unsur negara

Aspek sejarah perjuangan bangsa

Peraturan per-UU ttg kewajiban membela negara

1. Fungsi negara dalam kaitannya dgn pembelaan negara


Fungsi Minimun adalah fungsi negara tersebut bisa berkembang lebih luas sesuai
dengan tujuan yang hendak dicapai negara.

v Beberapa contoh Fungsi Minimun menurut ahli bernama Miriam Budiardjo


adalah sebagai berikut :

Fungsi Penertiban

Fungsi Kesejahteraan dan Kemakmuran

Fungsi Pertahan

Fungsi Keadilan

Dalam UU No 3 Tahun 2003 mengatakan “setiap warga negara berhak dan wajib
ikut serta dalam upaya bela negara yang diwujudkan dalam penyelenggaraan
pertahanan negara(pasal 9 ayat 1).Maka menyangkut hal ini,fungsi pertahan tidak
dapat lagi dipisahkan dari pembelaan negara.

Unsur-Unsur Negara

v Dalam Konvensi Montevideo pada tahun 1993 yang dilaksanan oleh negara-
negara Pan-Amerika,suatu negara harus mempunyai unsur-unsur sebagai
berikut :

Penduduk yang tetap

Wilayah tertentu

Pemerintah

Kemampuan mengadakan hubungan dengan negara lain

v Menurut Oppenheim-Lauterpacht,unsur-unsur negara adalah :

Harus ada rakyat

Harus ada daerah

Pemerintah yang berdaulat


Landasan Hukum tentang Kewajiban Membela Negara

Dalam UUD 1945 Pasal 30 :

 Ayat 1 :”tiap-tiap warga negara berhak dan wajb ikut serta dalam usaha
pertahanan dan keamanan negara”

 Ayat 2 :”usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui


sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh TNI dan POLRI sebagai
kekuatan utama,dan rakyat sebagai kekuatan pendukung”.

Dalam UUD 1945 Pasal 30 Ayat 1 dan 2,ada beberapa hal yang perlu
dipahami,yaitu :

 Keikutsertaan warga negar dalam pertahanan dan keamanan negara


merupakan hak dan kewajiban

 Pertahanan dan keamanan negara menggunakan sistem pertahan dan


keamanan rakyat semesta

 Kekuatan utama dalam sistem pertahanan adalah TNI,sedangkan keamanan


adalah POLRI

 Kedudukan rakyat dalam pertahanan dan keamanan sebagai kekuatan


pendukung

Konsep bela negara yang diatur dalam UUD 1945 Pasal 27 ayat 3 adalah “setiap
warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara”.

UURI No 3 Tahun 2002,pasal 9 ayat 1 mengatakan “setiap warga negara berhak


dan wajib ikut serta dalam upaya bela negara yang diwujudkan dalam
penyelenggaraan pertahanan negara”.

UU RI no 3 Tahun 2002 (c) “dalam penyelenggaraan pertahanan negara setiap


warga negara mempunyai hak dan kewjiban untuk ikut seta dalam upaya
pembelaan negar..”

B. Bentuk-Bentuk Usaha Pembelaan Negara


Bentuk Penyelenggaraan Usaha Bela Negara

v Menurut Psal 9 Ayat (2) UURI No 3 Tahun 2002 ttg pertahanan


negara,keikutsertaan warga negara dalam usaha pembelaan negara
diselenggarakan melalui :

Pendidikan kewarganegaraan

Pelatihan dasar kemiliteran secara wajib

Pengabdian sebagai prajurit TNI secara suka rela atau wajib

Pengabdian sesuai dengan profesi

Pengabdian sebagai parjurit TNI

POLRI merupakan alat negara yang berperan dalam memelihara kemananan dan
ketertiban masyarakat,menegakkan hukum,serta memberikan terpeliharanya
keamana dalam negeri.

TNI berperan sebagai alat pertahanan NKRI.

Tugas TNI adalah :

 Mempertahankan kedaulatan negara dan keutuhan wilayah

 Melindungi kehormatan dan keselamatan bangsa

 Melaksanan operasi milliter selain perang

 Ikit serta secara aktif dalam tugas pemeliaraan perdamaian regional dan
intermasional.

v Ancama militer adalah ancaman yang menggunakan kekuatan bersenjata yang


teroganisasi dan dinilai mempunyai kemampuan yang membahayakan kedaulatan
negara.

v UURI No 3 Tahun 2002,ancama militer dapat berbentuk :


Agresi berupa penggunaan kekuatann bersenjata oleh negara lain terhadap
kedaulatan negara,dan keselamatan segenao bangsa

Pelanggaran wilayah yang dilakukan oleh negara lain,baik menggunakan kapal


maupun pesawat non komersial

Pemberontakan bersenjata

Pengabdian sesuai profesi

v Pengabdian sesuai profesi adalah pengabdian warga negara yang mempunyai


profesi tertentu untuk kepentingan pertahanan negra termasuk dalam
menanggulangi dan atau memperkecil akibat yang ditimbulkan oleh perang,atau
bencana alam.

c. Peran Serta Dalam Usaha Pembelaan Negara

1. Contoh Tindakan Usaha Pembelaan Negara

v Beberapa contoh tindakan usaha pembelaan negara yang dilakukan komponen


rakyat,diantaranya :

Dibentuknya Organisasi Paukan Gerilya Desa yang termasuk mobilisasi pelajar


sebagai bentuk perrkembangan dari barisan cadangan.

Munculnya Organisasi Keamanan Desa(OKD) dan Organisasi Perlawanan Rakyat


yang merupakan bentuk kelanjutan Pager Desa

Perwira cadangan yang dibentuk sejak tahun 1963

Partisipasi Dalam Usaha Bela Negara di Lingkungan

v UURI No 3 Tahun 2002 menegaskan,bahwa pertahan negara berfungsi untuk


mewujudkan dan mempertahankan seluruh wilayah NKRI sebagai satu
kesatuan(Pasal 5).

v Adapun bentuk parrtisipasi warga masyarakat dalam menjaga lingkungannya


antara lain :
 Mengikuti kegiatan SISKAMLING

 Mengatasi kerusuhab masal

 Menanggulangi bencana alam

Upaya Bela Negara adalah sikapa dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh
kecintaannya pada NKRI yg berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dlm menjamin
kelangsungan hidup bangsa dan negara

Contoh dalam Usaha Bela Negara adalah dengan sikap hormat kepada
bendera,menyanyikan lagu kebangsaan,dan menolak campur tangan pihak asing
terjadap kedaulatan NKRI.

UPAYA PEMERINTAH MEMPERTAHANKAN KEDAULATAN NKRI

Era globalisasi yang ditandai dengan perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan,


teknologi, komunikasi, dan informasi telah mendorong perubahan dalam aspek
kehidupan manusia, baik pada tingkat individu, tingkat kelompok, maupun tingkat
nasional. Menurut Michael Haralambos dan Martin Holborn, Globalisasi adalah
suatu proses dimana batas-batas negara luluh dan tidak penting lagi dalam
kehidupan sosial. Untuk menghadapi era globalisasi agar dapat dimanfaatkan
semaksimal mungkin dan ditangkap secara tepat, kita memerlukan perencanaan
yang matang diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Kesiapan SDM, terutama kesiapan dengan pengetahuan yang dimiliki dan


kemampuannya.

2. Kesiapan sosial budaya untuk terciptanya suasana yang kompetitif dalam


berbagai sektor kehidupan.

3. Kesiapan keamanan, baik stabilitas politik dalam negeri maupun luar negeri /
regional.

4. Kesiapan perekonomian rakyat.

Di bidang Pertahanan Negara, kemajuan tersebut sangat mempengaruhi pola dan


bentuk ancaman. Ancaman terhadap kedaulatan negara yang semula bersifat
konvensional berkembang menjadi multidimensional (fisik dan nonfisik), baik
berasal dari luar negeri maupun dari dalam negeri. Oleh karena itu kebijakan
strategis penggunaan kekuatan pertahanan diarahkan untuk menghadapi
ancaman atau gangguan terhadap keamanah nasional. Kekuatan pertahanan tidak
hanya digunakan untuk menghadapi ancaman tetapi juga untuk membantu
pemerintah dalam upaya pembangunan nasional dan tugas-tugas internasional.
Dari hasil perkiraan ancaman, Indonesia mempunyai kepentingan strategis untuk
mencegah dan mengatasi ancaman keamanan tradisional dan nontradisional.

Ancaman keamanan tradisional yaitu ancaman yang berbentuk kekuatan militer


negara lain yang membahayakan kemerdekaan, kedaulatan dan kebutuhan
wilayah NKRI. Dalam menghadapi ancaman terhadap kedaulatan dan kebutuhan
wilayah, kebijakan pertahanan Indonesia tetap mengacu pada prinsip sebagai
bangsa yang cinta damai tetapi lebih cinta kemerdekaan, yaitu mengutamakan
tindakan pencegahan dengan mengoptimalkan upaya diplomatik dalam kerangka
Confidence Building Measure (CBM) dan Preventive Diplomacy. Penggunaan
kekuatan militer untuk tujuan perang merupakan tindakan terpaksa yang harus
dilakukan sebagai jalan terakhir apabila cara-cara damai tidak membuahkan hasil.

Ancaman Keamanan Non-Tradisional yaitu ancaman yang terjadi akibat dinamika


politik di sejumlah negara serta kesenjangan ekonomi dunia yang makin lebar
telah menyebabkan kondisi timpang yang lambat laun berkembang dan menjalar
melampaui batas-batas negara. Ancaman keamanan non tradisional yang timbul
di dalam negeri dengan motivasi separatisme, akan dihadapi dengan
mengedepankan cara-cara dialogis.

Penyelesaian masalah melalui cara cinta damai, diplomatik atau cara-cara dialogis
harus menggunakan pendekatan budaya. Pendekatan budaya dalam
pembangunan dan pembinaan kekuatan pertahanan adalah sebagai fenomena
yang mengelilingi kita setiap saat, yang secara terus menerus terjadi dan tercipta
oleh adanya interaksi dengan orang lain. Ciri utama dari “Budaya” adalah sesuatu
yang merupakan hasil bersama (shared), atau kesepakatan kelompok (held in
common). Beberapa produk hasil bersama antara lain adalah : bahasa, tradisi,
kebiasaan, norma-norma kelompok, nilai-nilai pendukung, seperti “kualitas
produk”, filosofi kelompok, aturan main, iklim kerja, kemampuan terpendam, cara
berpikir, pengertian yang sama serta simbol-simbol yang mempersatukan mereka.
Tanggap akan pengaruh budaya dengan memahami keragaman dan perbedaan
budaya akan mengurangi dampak negatif globalisasi (kegoncangan budaya dan
ketimpangan/ketertinggalan budaya).

Kegoncangan budaya (Culture shock) yaitu goncangan jiwa atau mental seseorang
atau masyarakat sebagai akibat belum adanya kesiapan menerima kebudayaan
asing yang datang secara tiba-tiba. Pada tahap awal, orang atau masyarakat akan
merasa mendapatkan pengalaman baru yang menarik. Tetapi pada saat ia harus
terlibat di dalamnya, ia merasa tertekan, frustasi dan tidak berdaya. Bila Keadaan
ini terus berlanjut dan dibiarkan, akan mengganggu keseimbangan jiwanya dan
berdampak negatif, seperti bunuh diri atau gila. Sedangkan ketimpangan budaya
(Culture lag) adalah ketimpangan salah satu unsur kebudayaan untuk
menyesuaikan diri dengan unsur kebudayaan lain yang sudah berubah karena
adanya kelambanan untuk menyesuaikan diri.

Permasalahannya adalah bagaimana kita mengatasi hal tersebut di atas terutama


dalam melaksanakan tugas operasi militer selain perang baik di dalam negeri
maupun di luar negeri. Hal ini membuat Dephan bertanggungjawab mengelola
sumber daya nasional untuk kepentingan pertahanan dan memiliki kewenangan
dalam penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan melalui Badiklat Dephan yang
mempunyai tugas melaksanakan pendidikan dan pelatihan di bidang pertahanan.

Pendidikan dan pelatihan menduduki posisi sentral pada era globalisasi. Tanpa
pendidikan dan pelatihan maka pelaksanaan kehidupan di era globalisasi tidak
terlaksana dengan baik, di kehidupan sosial politik maupun dalam kehidupan
ekonomi dan budaya. Oleh karena itu, pendidikan dan pelatihan seyogianya
berorientasi pada peningkatan kualitas meskipun segi kuantitas tidak diabaikan.

Pendidikan dan pelatihan merupakan upaya formal pengembangan SDM. Oleh


karena itu, sebagai unsur pengembangan SDM, Badiklat harus berusaha mengerti
dan dapat mengantisipasi kebutuhan nyata Dephan/TNI di bidang pertahanan
serta harus selalu mengikuti perkembangan strategis yang berlaku. Dengan
demikian Badiklat akan senantiasa dapat mempersiapkan program-program diklat
yang dibutuhkan tepat pada waktunya. Pemilihan jenis diklat disesuaikan dengan
kebutuhan Dephan/TNI di lapangan. Saat ini, pendidikan dan pelatihan yang
diselenggarakan oleh Badiklat Dephan sebanyak 30 jenis diklat terdiri dari : diklat
teknis fungsional pertahanan, diklat bahasa dan diklat manajemen pertahanan.

Terdapat 11 (sebelas) Diklat, baik secara tersirat maupun tersurat, yang memuat
aspek budaya dalam mata pelajaran, seperti diklat yang diselenggarakan di
Pusdiklat Bahasa yaitu bahasa daerah, bahasa Indonesia dan bahasa asing.
Sayangnya diklat bahasa daerah baru terlaksana KIB Aceh. Dan diklat bahasa
Indonesia dilaksanakan bagi siswa mancanegara. Serta diklat bahasa asing
terdapat 8 bahasa (Arab, Belanda, Inggris, Mandarin, Jepang, Jerman, Prancis dan
Rusia). Program pada diklat bahasa sebaiknya bukan hanya mengajar sebagai alat
komunikasi namun juga ditekankan pada pengetahuan budaya masyarakat
pengguna bahasa tersebut. Misalnya, diklat bahasa Aceh, selain belajar bahasa
Aceh, siswa diberikan juga pengetahuan budaya Aceh (akan lebih baik lagi bila
yang memberikannya orang Aceh sendiri). Hal ini dimaksudkan agar siswa dapat
memahami bagaimana orang/masyarakat pengguna bahasa itu secara utuh
sehingga tidak akan terjadi kesalahpahaman budaya atau bahkan
ketimpangan/kegoncangan budaya. Dengan bekal budaya maka pendekatan
persuasif akan tercapai sehingga untuk mempertahankan kedaulatan NKRI tidak
sampai menggunakan cara kekerasan. Pendekatan personal budaya ternyata lebih
efektif dan lebih mudah diterima oleh masyarakat.

Budaya bercirikan nilai yang dianut dengan kuat, diatur dengan baik dan dirasakan
bersama secara luas dalam kelompok atau masyarakat. Pengetahuan budaya
melalui diklat bahasa daerah sangat dibutuhkan terutama untuk mengatasi
permasalahan atau konflik yang ada di daerah karena budaya terwujud dan
tersalurkan dari sikap dan perilaku manusia, misalnya : Masalah-masalah integrasi
kebudayaan di Papua. Secara politik Papua sudah terintegrasi ke dalam NKRI dan
lebih disempurnakan dengan adanya Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) tahun
1968-1969. akan tetapi, secara budaya belum selesai. Keadaan ini berawal dari
sikap prasangka stereotype dari kedua belah pihak. Berbagai suku bangsa di Papua
masih curiga terhadap orang Indonesia lainnya. Sebaliknya, orang Indonesia
lainnya masih menganggap orang Papua masih terbelakang. Orang Papua, pada
dasarnya curiga terhadap orang asing karena mereka baru satu atau dua generasi
bebas dari isolasi budaya, bahkan ada yang hidup terisolasi sampai sekarang.
Sebagai contoh kasus bakti sosial di suku bangsa Dani, di wilayah lembah Baliem,
Papua. Masyarakat Dani diberi pakaian untuk mengganti pakaian tradisional
mereka. Mereka mau memakainya bahkan sampai berhari-hari sehingga mereka
menderita sakit gatal-gatal dan mereka tidak mau menggunakannya lagi.

Kemudian pemerintah melakukan pendekatan budaya dengan mengirim


Koentjaraningrat, seorang antropolog dari UI, dengan beberapa model yang akan
memperagakan penggunaan dan perawatan pakaian di tempat strategis (banyak
masyarakat Papua yang melewati tempat tersebut) agar orang Papua
memperhatikan mereka. Dan akhirnya masyarakat papua mengerti dan
memahami cara berpakaian.

Begitu juga dengan konflik yang terjadi di Kalimantan antara suku Dayak dan suku
Madura. Konflik yang terus menerus terjadi pada suku bangsa tersebut karena
adanya perbedaan persepsi tentang alam/lingkungan. Contoh konflik seperti ini
akan lebih efektif penyelesaiannya dengan pendekatan budaya bukan dengan cara
kekerasan. Penyelesaian konflik dengan kekerasan tidak membuahkan hasil yang
optimal, tetapi melalui pendekatan budaya, masalah tersebut dapat didamaikan.
Pengetahuan budaya sangat dibutuhkan bagi pihak ketiga dalam menyelesaikan
masalah antar suku. Hal terakhir yang tidak kalah penting yaitu pengetahuan
sejarah/asal usul masyarakat/suku bangsa pengguna bahasa tersebut untuk
meminimalkan kesalahpahaman dalam kehidupan bermasyarakat.

Pusdiklat Bahasa memiliki peran dalam meningkatkan profesionalisme SDM dalam


kerjasama nasional, regional dan internasional khususnya di bidang bahasa dan
budaya. Untuk mendukung hal tersebut, Pusdiklat Bahasa harus mempunyai
personel yang profesional, berkualitas, mampu menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi. Dengan tersedianya personel tersebut, Pusdiklat Bahasa akan mudah
untuk melaksanakan tugas dan fungsinya dalam menyelenggarakan diklat atau
mengembangkan SDM. Untuk menjamin ketersediaan personel tersebut,
Pusdiklat Bahasa harus selalu membina personelnya untuk terus berkembang
mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta budaya. Kegiatan
tersebut berupa seminar, lokakarya, penataran, kursus singkat atau Ceramah
tentang berbagai pengetahuan yang baru atau sedang berkembang di masyarakat
khususnya budaya sehingga pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh akan
selalu diperbaharui. Pengenalan budaya dapat juga melalui bahan bacaan, video,
dan pengalaman tenaga pendidik.

Dalam proses belajar mengajar, widyaiswara dituntut untuk memiliki kemampuan


mengajar :

Pengetahuan bahasa sebagai alat komunikasi yang utama.

Pengetahuan budaya mencakup nilai, norma, adat istiadat, kebiasaan.

Pengetahuan sejarah/asal usul daerah tersebut yang menyangkut legenda


maupun kepercayaan.

Pembekalan bagi TNI dalam melaksanakan OMSP tidak hanya membutuhkan


keterampilan dan keahlian tetapi juga membutuhkan ketiga pengetahuan tersebut
di atas dimana mereka akan ditempatkan. Dengan demikian mereka diharapkan
dapat menyelesaikan tugasnya dengan optimal

Upaya Dalam Mempertahankan Keutuhan NKRI

Hal yang harus kita tanggulangi dalam rangka mempertahankan keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia adalah ancaman. Ancaman adalah setiap upaya dan
kegiatan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri yang dinilai mengancam atau
membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan
segenap bangsa.

Bagaimana agar keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia tetap terjaga?


Salah satu caranya adalah kita sebagai warga negara berpartisipasi dalam upaya
menjaga keutuhan wilayah dan bangsa Indonesia. Berpartisipasi artinya turut
serta atau terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang dapat menjaga keutuhan wilayah
dan bangsa Indonesia. Untuk turut menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia diperlukan sikap-sikap:
1. Cinta Tanah Air

Sebagai warga negara Indonesia kita wajib mempunyai rasa cinta terhadap tanah
air. Cinta tanah air dan bangsa dapat diwujudkan dalam berbagai hal, antara lain:

Menjaga keamanan wilayah negaranya dari ancaman yang datang dari luar
maupun dari dalam negeri.

Menjaga kelestarian lingkungan dan mencegah terjadinya pencemaran


lingkungan.

Mengolah kekayaan alam dengan menjaga ekosistem guna meningkatkan


kesejahteraan rakyat.

Rajin belajar guna menguasai ilmu pengetahuan dari berbagai disiplin untuk
diabdikan kepada negara.

2. Membina Persatuan dan Kesatuan

Pembinaan persatuan dan kesatuan harus dilakukan di manapun kita berada, baik
di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, bangsa, dan negara. Tindakan yang
menunjukkan usaha membina persatuan dan kesatuan, antara lain:

Menyelenggarakan kerja sama antar daerah.

Menjalin persahabatan antarsuku bangsa.

Memberi bantuan tanpa membedakan suku bangsa atau asal daerah.

Mempelajari berbagai kesenian dari daerah lain,

Memperluas pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

Mengerti dan merasakan kesedihan dan penderitaan orang lain, serta tidak
mudah marah atau menyimpan dendam.

Menerima teman tanpa mempertimbangkan perbedaan suku, agama, maupun


bahasa dan kebudayaan
Rela Berkorban

Sikap rela berkorban adalah sikap yang mencerminkan adanya kesediaan dan
keikhlasan memberikan sesuatu yang dimiliki untuk orang lain, walaupun akan
menimbulkan penderitaan bagi diri sendiri. Partisipasi dalam menjaga keutuhan
NKRI dapat dilakukan dengan hal-hal sebagai berikut:

Partisipasi tenaga

Partisipasi pikiran

3. Pengetahuan Budaya dalam Mempertahankan NKRI

Era globalisasi yang ditandai dengan perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan,


teknologi, komunikasi, dan informasi telah mendorong perubahan dalam aspek
kehidupan manusia, baik pada tingkat individu, tingkat kelompok, maupun tingkat
nasional. Untuk menghadapi era globalisasi agar dapat dimanfaatkan semaksimal
mungkin dan ditangkap secara tepat, kita memerlukan perencanaan yang matang
diantaranya adalah sebagai berikut :

Kesiapan SDM, terutama kesiapan dengan pengetahuan yang dimiliki dan


kemampuannya.

Kesiapan sosial budaya untuk terciptanya suasana yang kompetitif dalam berbagai
sektor kehidupan.

Kesiapan keamanan, baik stabilitas politik dalam negeri maupun luar negeri /
regional.

Kesiapan perekonomian rakyat.

Di bidang Pertahanan Negara, kemajuan tersebut sangat mempengaruhi pola dan


bentuk ancaman. Ancaman terhadap kedaulatan negara yang semula bersifat
konvensional berkembang menjadi multidimensional (fisik dan nonfisik), baik
berasal dari luar negeri maupun dari dalam negeri. Oleh karena itu kebijakan
strategis penggunaan kekuatan pertahanan diarahkan untuk menghadapi
ancaman atau gangguan terhadap keamanah nasional. Kekuatan pertahanan tidak
hanya digunakan untuk menghadapi ancaman tetapi juga untuk membantu
pemerintah dalam upaya pembangunan nasional dan tugas-tugas internasional.

4. Sikap dan Perilaku Menjaga Kesatuan NKRI

Berikut beberapa sikap dan perilaku mempertahankan NKRI :

Menjaga wilayah dan kekayaan tanah air Indonesia, artinya menjaga seluruh
kekayaan alam yang terkandung di dalamnya.

Menciptakan ketahanan nasional, artinya setiap warga negara menjaga keutuhan,


kedaulatan Negara dan mempererat persatuan bangsa.

Menghormati perbedaan suku, budaya, agama dan warna kulit. Perbedaan yang
ada akan menjadi indah jika terjadi kerukunan, bahkan menjadi sebuah
kebanggaan karena merupakan salah satu kekayaan bangsa.

Mempertahankan kesamaan dan kebersamaan, yaitu kesamaan memiliki bangsa,


bahasa persatuan, dan tanah air Indonesia, serta memiliki pancasila, Undang-
Undang Dasar 1945, dan Sang saka merah putih. Kebersamaan dapat diwujudkan
dalam bentuk mengamalkan nilai-nilai pancasila dan UUD 1945.

Memiliki semangat persatuan yang berwawasan nusantara, yaitu semangat


mewujudkan persatuan dan kesatuan di segenap aspek kehidupan sosial, baik
alamiah maupun aspek sosial yang menyangkut kehidupan bermasyarakat.
Wawasan nusantara meliputi kepentingan yang sama, tujuan yang sama, keadilan,
solidaritas, kerja sama, kesetiakawanan terhadap ikrar bersama.

Menaati peraturan. Salah satu cara menjaga keutuhan Indonesia adalah dengan
menaati peraturan. Peraturan dibuat untuk mengatur kehidupan berbangsa dan
bernegara.Tujuannya agar Indonesia menjadi lebih baik. Melalui peraturan,
Indonesia akan selamat dari kekacauan. Taat kepada undang-undang dan
peraturan berlaku bagi seluruh rakyat Indonesia. Peraturan berlaku baik untuk
presiden maupun rakyat biasa, baik tua maupun muda, baik yang kaya maupun
yang miskin, baik laki-laki maupun perempuan.

Anda mungkin juga menyukai