Dinamika Persatuan Dan Kesatuan Bangsa S
Dinamika Persatuan Dan Kesatuan Bangsa S
Negara Kesatuan Republik Indonesia bagi atas daerah profinsi dan daerah provinsi
itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten dan kota
itu mempunyai pemerintahan daerah yang diatur dengan undang-undang.
Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten dan kota memiliki DPRD yang
anggotanya dipilih melalui pemilihan umum.
Hal yang harus kita tanggulangi dalam rangka mempertahankan keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia adalah ancaman. Ancaman adalah setiap upaya dan
kegiatan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri yang dinilai mengancam atau
membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan
segenap bangsa.
Sebagai warga negara Indonesia kita wajib mempunyai rasa cinta terhadap tanah
air. Cinta tanah air dan bangsa dapat diwujudkan dalam berbagai hal, antara lain:
Menjaga keamanan wilayah negaranya dari ancaman yang datang dari luar
maupun dari dalam negeri.
Rajin belajar guna menguasai ilmu pengetahuan dari berbagai disiplin untuk
diabdikan kepada negara.
Pembinaan persatuan dan kesatuan harus dilakukan di manapun kita berada, baik
di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, bangsa, dan negara. Tindakan yang
menunjukkan usaha membina persatuan dan kesatuan, antara lain:
Mengerti dan merasakan kesedihan dan penderitaan orang lain, serta tidak
mudah marah atau menyimpan dendam.
3) Rela Berkorban
Sikap rela berkorban adalah sikap yang mencerminkan adanya kesediaan dan
keikhlasan memberikan sesuatu yang dimiliki untuk orang lain, walaupun akan
menimbulkan penderitaan bagi diri sendiri. Partisipasi dalam menjaga keutuhan
NKRI dapat dilakukan dengan hal-hal sebagai berikut:
Partisipasi tenaga
Partisipasi pikiran
Kesiapan sosial budaya untuk terciptanya suasana yang kompetitif dalam berbagai
sektor kehidupan.
Kesiapan keamanan, baik stabilitas politik dalam negeri maupun luar negeri /
regional.
Menjaga wilayah dan kekayaan tanah air Indonesia, artinya menjaga seluruh
kekayaan alam yang terkandung di dalamnya.
Menghormati perbedaan suku, budaya, agama dan warna kulit. Perbedaan yang
ada akan menjadi indah jika terjadi kerukunan, bahkan menjadi sebuah
kebanggaan karena merupakan salah satu kekayaan bangsa.
Menaati peraturan. Salah satu cara menjaga keutuhan Indonesia adalah dengan
menaati peraturan. Peraturan dibuat untuk mengatur kehidupan berbangsa dan
bernegara.Tujuannya agar Indonesia menjadi lebih baik. Melalui peraturan,
Indonesia akan selamat dari kekacauan. Taat kepada undang-undang dan
peraturan berlaku bagi seluruh rakyat Indonesia. Peraturan berlaku baik untuk
presiden maupun rakyat biasa, baik tua maupun muda, baik yang kaya maupun
yang miskin, baik laki-laki maupun perempuan.
Referensi :
http://ramliberbagiilmu.blogspot.com/2012/04/upaya-dalam-menjaga-keutuhan-
nkri.html
http://makalahcyber.blogspot.com/2012/11/upaya-mempertahankan-
nkri_28.html
zenosoft.files.wordpress.com/2013/01/nkri.docx
Sebagai warga negara Indonesia kita wajib mempunyai rasa cinta terhadap
tanah air. Cinta tanah air dan bangsa dapat diwujudkan dalam berbagai hal, antara
lain:
a. Menjaga keamanan wilayah negaranya dari ancaman yang datang dari luar
maupun dari dalam negeri.
d. Rajin belajar guna menguasai ilmu pengetahuan dari berbagai disiplin untuk
diabdikan kepada negara.
f. Mengerti dan merasakan kesedihan dan penderitaan orang lain, serta tidak
mudah marah atau menyimpan dendam.
3. Rela Berkorban
Sikap rela berkorban adalah sikap yang mencerminkan adanya kesediaan dan
keikhlasan memberikan sesuatu yang dimiliki untuk orang lain, walaupun akan
menimbulkan penderitaan bagi diri sendiri. Dalam pengertian yang lebih
sederhana, rela berkorban adalah sikap dan perilaku yang tindakannya dilakukan
dengan ikhlas serta mendahulukan kepentingan orang lain dari pada kepentingan
diri sendiri. Sikap rela berkorban ditunjukkan dengan cara membiasakan
merelakan sebagian kepentingan kita untuk kepentingan orang lain atau
kepentingan bersama. Partisipasi dalam menjaga keutuhan NKRI dapat dilakukan
dengan hal-hal sebagai berikut:
a. Partisipasi tenaga
b. Partisipasi pikiran
Advertisement
Saat UUD 1945 diamandemen, terdapat dua hal penting yang tidak akan pernah
mengalami perubahan, yaitu mengenai bentuk Negara dan Pembukaan UUD
1945. Negara Kesatuan Republik Indonesia yang lahir saat Proklamasi
Kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945 tidak dapat diganggu gugat oleh siapapun
dan eksistensinya dijamin oleh UUD 1945 sesuai dengan Pasal 37 ayat 5 yang
berbunyi : “Khusus mengenai bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak
dapat dilakukan perubahan”.
Pembukaan UUD 1945 adalah hal kedua yang tidak akan pernah mengalami
perubahan karena merupakan kaidah Negara yang bersifat paling mendasar yang
memuat dasar Negara, tujuan Negara, cita-cita, serta asas politik Negara.
Terdapat empat pikiran pokok yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945
yaitu :
Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa menurut Dasar kemanusiaan
yang adil dan beradab.
Melalui buku Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara, Susilo Budi
Soepandji menulis :
“Negara Kesatuan Republik Indonesia itu adalah negara yang memiliki satu
kesatuan teritori (sesuai dengan UNCLOS 1982) dari Sabang sampai Merauke dan
dari Miangas sampai pulau Rote, satu kesatuan bangsa yang disebut bangsa
Indonesia (Sumpah Pemuda 1928), satu kesatuan kepemilikan sumber kekayaan
alam yang peruntukannya sebesar-besarnya untuk kesejahteraan rakyat, satu
kesatuan ideologi negara yaitu ideologi Pancasila, satu kesatuan politik nasional
yang harus selalu berpihak pada kepentingan nasional (national interest), satu
kesatuan perekonomian nasional yang harus selalu berpihak pada upaya
mensejahterakan rakyat Indonesia, satu kesatuan budaya nasional yang memiliki
jati diri Indonesia sebagai karakter nasional dan sistem pertahanan keamanan
nasional yang khas menurut kharakteristik Indonesia, itulah makna yang dalam
dari Negara Kesatuan Republik Indonesia” (2012 : 164).
Jadi, Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah Negara yang mempunyai satu
kesatuan dalam wilayah, bangsa, kekayaan alam, ideologi Pancasila, sistem politik,
sistem ekonomi, sosial budaya dan sistem hankamnas yang bersifat “Indonesia”.
Berbagai macam persoalan yang menjadi ancaman bagi Negara Kesatuan Republik
Indonesia adalah sebagai berikut:
Akibat negatif globalisasi. Arus globalisasi yang sangat pesat membuat segala hal
benar-benar mudah diakses. Tanpa adanya filter tentunya dapat mendatangkan
permasalahan bagi Negara Indonesia.
Gerakan separatis. Di Indonesia terdapat beberapa gerakan separatis yang dapat
merongrong Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Konflik sosial. Konflik sosial sangat rentan terjadi di Indonesia. Hal ini terkait
dengan lunturnya Bhinneka Tunggal Ika dan memudarnya fungsi Pancasila sebagai
dasar Negara serta memudarnya fungsi toleransi dalam kehidupan sehari-
hari. Dampak akibat konflik sosial yang ditimbulkan tidaklah sedikit seperti
kerugian materiil dan jatuhnya korban jiwa. Tak jarang mereka menjadi pengungsi
di Negara sendiri yang bukan tidak mungkin menimbulkan bibit-bibit konflik baru.
Potensi intervensi yang dilakukan pihak asing. Indonesia dengan segala kekayaan
yang dimiliki tentu tidak luput dari gangguan yang berasal dari Negara lain.
Mungkin bukan berbentuk agresi militer, tetapi intervensi bidang ideologi dan
perekonomian.
Banyak sekali upaya yang bisa dilakukan guna menjaga keutuhan Negara Republik
Indonesia. Namun, semua mengerucut pada 4 hal penting berikut yaitu kembali
kepada Pancasila, UUD 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika serta usaha pertahanan
negara. Berikut adalah upaya menjaga keutuhan NKRI :
Berikut adalah ke-45 butir Pancasila yang menjadi pedoman perilaku bagi seluruh
rakyat Indonesia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sekaligus menjaga
keutuhan NKRI :
Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai
dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan
yang adil dan beradab.
Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang
menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
kepada orang lain.
Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila
diperlukan.
Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil
musyawarah.
Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil
keputusan musyawarah.
Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya
hidup mewah.
Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan
kesejahteraan bersama.
Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan
berkeadilan sosial.
Bhinneka Tunggal Ika adalah semboyan Negara yang berarti berbeda-beda tetapi
satu jua. Bhinneka Tunggal Ika merupakan ikatan kemajemukan yang Indonesia
miliki. Salah satu cara merawat kemajemukan bangsa Indonesia adalah dengan
belajar menerima ke Bhinnekaan itu sendiri sebagai sebuah kenyataan agar
menjadi kekuatan.
Adapun yang menjadi hakikat, dasar, tujuan dan fungsi pertahanan Negara sesuai
dengan UU Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara adalah sebagai
berikut :
Pasal 2 berbunyi : “Hakikat pertahanan negara adalah segala upaya pertahanan
bersifat semesta yang penyelenggaraannya didasarkan pada kesadaran atas hak
dan kewajiban warga negara serta keyakinan pada kekuatan sendiri”.
Pasal 3 berbunyi :
(1) Pertahanan negara disusun berdasarkan prinsip demokrasi, hak asasi manusia,
kesejahteraan umum, lingkungan hidup, ketentuan hukum nasional, hukum
internasional dan kebiasaan internasional, serta prinsip hidup berdampingan
secara damai.
(2) Pertahanan negara disusun dengan memperhatikan kondisi geografis Indonesia
sebagai negara kepulauan.
Pasal 4 berbunyi :
Pasal 5 berbunyi :
Pasal 6 berbunyi :
Pasal 7 :
Sponsors Link
Pasal 8 berbunyi :
(1) Komponen cadangan, terdiri atas warga negara, sumber daya alam, sumber
daya buatan, serta sarana dan prasarana nasional yang telah disiapkan untuk
dikerahkan melalui mobilisasi guna memperbesar dan memperkuat komponen
utama.
(2) Komponen pendukung, terdiri atas warga negara, sumber daya alam, sumber
daya buatan, serta sarana dan prasarana nasional yang secara langsung atau tidak
langsung dapat meningkatkan kekuatan dan kemampuan komponen utama dan
komponen cadangan.
(3) Komponen cadangan dan komponen pendukung, sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) dan ayat (2), diatur dengan undang-undang.
Pasal 9 berbunyi :
(1) Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela negara yang
diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan negara.
(2) Keikutsertaan warga negara dalam upaya bela negara, sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1), diselenggarakan melalui:
a. pendidikan kewarganegaraan;
b. pelatihan dasar kemiliteran secara wajib;
c. pengabdian sebagai prajurit Tentara Nasional Indonesia secara sukarela atau
secara wajib; dan
d. pengabdian sesuai dengan profesi.
Pasal 10 berbunyi :
(1) Tentara Nasional Indonesia berperan sebagai alat pertahanan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
(2) Tentara Nasional Indonesia, terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan
Angkatan Udara.
(3) Tentara Nasional Indonesia bertugas melaksanakan kebijakan pertahanan
negara untuk:
Itulah upaya menjaga keutuhan NKRI yang mengerucut pada 4 hal, yaitu kembali
ke Pancasila sebagai dasar negara, UUD 1945 sebagai pedoman kehidupan
berbangsa dan bernegara yang dibalut dengan ikatan Bhinneka Tunggal Ika
sebagai pemersatu bangsa serta usaha pertahanan Negara.
3) Rela Berkorban
Sikap rela berkorban adalah sikap yang mencerminkan adanya kesediaan dan
keikhlasan memberikan sesuatu yang dimiliki untuk orang lain, walaupun akan
menimbulkan penderitaan bagi diri sendiri. Partisipasi dalam menjaga keutuhan
NKRI dapat dilakukan dengan hal-hal sebagai berikut:
• Partisipasi tenaga
• Partisipasi pikiran
0
Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
Indonesia merupakan negara kaya akan sumber daya alam, negara luas yang
terdiri atas daratan dan lautan. Wilayah Indonesia membentang dari sabang
sampai merauke dengan Luas wilayah meliputi daratan dan lautan mencapai
5.193.252 km² dengan hamparan pulau sekitar 17.508 pulau.
Ditinjau dari letak geografis yaitu dari letak tempat atau wilayah/negara
berdasarkan kenyataan di permukaan bumi, wilayah Indonesia terletak diantara 2
benua yaitu benua asia dan benua australia serta 2 samudera, yaitu samudera
hindia dan samudera pasifik.
Ditinjau dari letak astronomis, yaitu kedudukan suatu wilayah pada garis lintang
dn garis bujur. Wilayah Indonesia terletak antara 6˚ LU – 11˚ LS dan antara 95˚ BT –
141˚ BT.
Pada awal kemerdekaan, wilayah Indonesia terdiri atas 8 provinsi yaitu Provinsi
Sumatera, Provinsi Jawa Barat, Provinsi Maluku, Provinsi Kalimantan, Provinsi
Sulawesi, Provinsi Jawa Tengah, Provinsi Jawa Timur dan Provinsi Sunda Kecil,
hingga sampai saat ini provinsi di Indonesia 33 provinsi.
3. Waktu Indonesia bagian timur (WIT) meliputi wilayah Maluku dan Papua
Wilayah daratan dan lautan harus dijaga karena merupakan salah satu kekayaan
negara. menerapkan Hukum Laut Internasional yang berlaku di seluruh dunia
untuk mengatur wilayah lautan Indonesia. Wilayah laut di Indonesia dibagi atas
batas-batas wilayah sebagai berikut:
Zona Ekonomi Eksklusif disingkat ZEE adalah batas wilayah laut dilihat dari segi
ekonomi. Batas ZEE Indonesia sejauh 200 mil diukur dari garis pantai ke arah laut
bebas. Batas ini ditetapkan sejak tanggal 21 Maret 1980.
Batas laut teritorial adalah batas wilayah laut sejauh 12 mil diukur dari garis
pantai paling luar Indonesia. Jika berbatasan dengan negara tetangga batas laut
teritorial ditetapkan menurut perjanjian dengan negara yang bersangkutan.
Batas landas kontinen adalah wilayah dasar laut yang didalamnya tidak lebih
dari 200 meter dan jauhnya tidak lebih dari 200 mil. Batas ini ditetapkan tanggal
17 Februari 1969 yang dikukuhkan dengan UU No. 01 tahun 1973 tentang landas
kontinen Indonesia.
Mengingat wilayah Indonesia sangat luas dan hidup beraneka ragam suku bangsa,
budaya, bahasa, dan agama, maka keutuhan NKRI sangat rawan terpecah. Oleh
karena itu harus ada rasa saling menghargai dan menghormati. Negara yang tidak
terpecah-belah akan mudah mencapai tujuan nasionalnya. Rakyat yang mendiami
wilayah negara tersebut akan merasa aman, nyaman, dan damai. Pembangunan
akan berjalan lancar sehingga kesejahteraan rakyat akan meningkat. Dampak
positif akan dirasakan oleh rakyat.
Sebaliknya, jika negara terpecah belah, suasana menjadi tidak aman. Jika suasana
tidak aman maka pembangunan akan terhambat. Pembangunan yang terhambat
akan merugikan seluruh rakyat. Dengan demikian, cita-cita untuk mencapai suatu
negara yang berdaulat, adil, makmur, sejahtera, dan bermartabat tidak akan
tercapai.
Diera pembangunan ini, tugas dan kewajiban kita adalah mengisi kemerdekaan
dengan pembangunan. Sebagai pelajar, kita dapat mengisi pembangunan ini
dengan cara bekerja keras dan tekun dalam belajar.
Sebuah bangsa akan kuat jika rakyatnya bersatu. Seperti lidi, jika hanya satu akan
mudah patah, namun jika bergabung diikat menjadi satu akan menjadi kuat. Tidak
adanya persatuan atau perpecahan akan mengancam keutuhan suatu negara.
Banyak ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara, ancaman
dapat datang baik dari dalam maupun luar.
a. Bidang Politik
b. Bidang Ekonomi
Bidang Sosial Budaya yaitu masuknya budaya asing yang negatif yang mengikis
kebudayaan asli Indonesia yang pada akhirnya merusak moral bangsa dan negara.
a. Peristiwa kerusuhan
1. DI/TII
Gerakan DI/TII singkatan dari Darul Islam/ Tentara Islam Indonesia. Gerakan ini
terjadi di beberapa tempat, yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Aceh
dan Kalimantan Selatan. Gerakan DI/TII di setiap daerah dipimpin oleh orang yang
berbeda, yaitu sebagi berikut :
RMS terjadi pada tanggal 25 April 1950, dipimpin oleh Dr. Soumokil berpusat di
Seram Ambon. Dalam penumpasan ini letkol Slamet Riyadi tertembak dan gugur
seketika. Dr. Soumokil ditangkap tanggal 2 Desember 1963 dan dihukum mati.
Gerakan Aceh Merdeka bertujuan agar daeerah Aceh lepas dari NKRI. GAM
dipimpin oleh Hasan Tiro. Pada tanggal 15 Agustus 2005 ditandatangani Nota
Kesepakatan Damai antara Indonesia dengan GAM di Vantar, Helsinki, Finlandia.
Isinya antara lain pemerintah Indonesia turut menfasilitasi pembentukan partai
politik lokal di Aceh dan pemberian amnesti bagi anggota GAM.
a. Timor timur
Lepas dari NKRI pada tahun 1999 ketika Indonesia dipimpin oleh presiden BJ.
Habibie melalui proses referendum (jajak pendapat).
Pulau Sipadan dan Ligitan adalah dua pulau yang berada di wilayah
Kalimantan Timur. Pulau tersebut disengketa antara Indonesia dan Malaysia dan
dimahkamah Internasional Indonesia kalah sehingga pada tanggal 17 Desember
2002 dinyatakan sebagai bagian dari Malaysia.
Kedua peristiwa lepasnya wilayah Indonesia itu merupakan pelajaran bagi kita
agar kita lebih sungguh-sungguh dan berhati-hati lagi dalam menjaga keutuhan
NKRI.
6. Menghargai perbedaan
Sikap yang dapat kita lakukan untuk mempertahankan tanah air, antara lain:
c. Menghargai teman yang berbeda suku bangsa, agama, dan adat istiadat
Disusun oleh :
NPM. 210110110024
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT. atas berkat rahmat dan hidayah-
Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya.
Di dalam makalah ini, saya telah berusaha menguraikan sebaik mungkin semua
hal yang berkaitan dengan upaya mempertahankan NKRI. Besar harapan saya agar
pembaca mampu memahami lebih jauh tentang berbagai hal yang berkaitan
dengan hal tersebut.
Akan tetapi, saya menyadari bahwa di dalam makalah ini, masih terdapat banyak
kekurangan yang tentunya mengakibatkan makalah ini masih dikatakan jauh dari
sempurna. Maka dari itu, saya harapkan pembaca dapat memaklumi serta
memberi kritik dan saran yang membangun demi terwujudnya makalah yang lebih
baik di masa yang akan datang.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Situasi akhir-akhir ini kita melihat ada upaya kelompok-kelompok tertentu yang
berupaya untuk memecah belah NKRI baik dari dalam maupun negara asing. Saat
ini Indonesia telah kehilangan arah dan pegangan ideologi dalam kehidupan
berbangsa & bernegara. Hal ini sangat berbahaya karena pemerintah tidak tahu
harus membawa Indonesia kemana tanpa visi yang jelas, sementara digerogoti
oleh elit yang korup. Pemerintah hanya bersifat reaktif dalam menjalankan
tugasnya, tidak mempunyai program rencana ke depan. Rakyat terlantar, terutama
setelah kenaikan BBM yang memukul roda perkonomian rakyat. Rakyat yang
daerahnya kaya sumber daya alam harus mengalami kelaparan, busung lapar,
penyakit merajalela. Permasalahan lain adalah penggusuran dengan ganti rugi
yang tidak mencukupi, harga barang-barang membumbung tinggi, biaya berobat
yang mahal, pendidikan mahal akibatnya rakyat menjadi bodoh. Rakyat menuntut
kemerdekaan karena ketidak adilan, sumber daya alam dikuras oleh negara asing
sementara Indonesia hanya mendapatkan sebagian kecil. Situasi ini dimanfaatkan
oleh negara asing seperti Amerika, Australia, dan sekutu-sekutunya untuk
mendukung kemerdekaan daerah-daerah tersebut dengan maksud apabila daerah
tsb merdeka, mereka akan lebih menguasai secara keseluruhan sumber daya alam
dan pemerintahaan baru akan sangat bergantung pada negara asing seperti
Amerika, Australia, dll untuk mendapatkan pinjaman. Siklus ini akan terus
diterapkan didaerah-daerah lain. Negara-negara imperialis semakin mengukuhkan
dirinya pada negara yang baru berdiri.Contohnya adalah Timor Leste dan yang
berikutnya adalah Aceh dan Papua.
Rakyat dihadapkan dengan aparat polisi dan TNI dalam memperjuangkan hak-hak
rakyat tertindas. Sementara Pemerintah dan para elit hanya mementingkan
keutuhan NKRI, tidak memperdulikan rakyat. Kemerdekaan yang telah
diperjuangkan oleh pendiri bangsa, saat ini tidak dirasakan oleh rakyat kecil. Hak-
hak rakyat seperti Pendidikan, Pekerjaan dengan gaji yang layak, Tempat tinggal
yang layak, Kebutuhan dasar telah dilupakan oleh pemerintah dengan alasan uang
negara tidak mencukupi harus hutang dengan negara-negara asing. Rakyat telah
dibodohi, nyatanya adalah pemerintah tidak becus dalam menjalankan
ketatanegaraan. Gerakan-gerakan rakyat harus menghentikan siklus tersebut,
dengan tidak mendukung kemerdekaan suatu daerah tetapi harus
memperjuangkan kemerdekaan hak-hak rakyat yang tertindas oleh rezim.
Menjaga kemerdekaan Rakyat Indonesia = keutuhan NKRI. Kemerdekaan Rakyat
tidak dapat ditawar-tawar oleh kebijakan politik apa pun bentuknya.
Di dalam makalah ini, saya mencoba untuk menguraikan upaya apa saja yang
dapat dilakukan untuk menjaga dan mempertahankan keutuhan NKRI dimulai dari
diri kita sendiri.
2. RUMUSAN MASALAH
BAB II
PEMBAHASAN
1. PENGETAHUAN BUDAYA DALAM MEMPERTAHANKAN NKRI
Kesiapan sosial budaya untuk terciptanya suasana yang kompetitif dalam berbagai
sektor kehidupan.
Kesiapan keamanan, baik stabilitas politik dalam negeri maupun luar negeri /
regional.
Penyelesaian masalah melalui cara cinta damai, diplomatik atau cara-cara dialogis
harus menggunakan pendekatan budaya. Pendekatan budaya dalam
pembangunan dan pembinaan kekuatan pertahanan adalah sebagai fenomena
yang mengelilingi kita setiap saat, yang secara terus menerus terjadi dan tercipta
oleh adanya interaksi dengan orang lain. Ciri utama dari “Budaya” adalah sesuatu
yang merupakan hasil bersama (shared), atau kesepakatan kelompok (held in
common). Beberapa produk hasil bersama antara lain adalah : bahasa, tradisi,
kebiasaan, norma-norma kelompok, nilai-nilai pendukung, seperti “kualitas
produk”, filosofi kelompok, aturan main, iklim kerja, kemampuan terpendam, cara
berpikir, pengertian yang sama serta simbol-simbol yang mempersatukan mereka.
Tanggap akan pengaruh budaya dengan memahami keragaman dan perbedaan
budaya akan mengurangi dampak negatif globalisasi (kegoncangan budaya dan
ketimpangan/ketertinggalan budaya).
Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa dan latar belakang budaya
yang berbeda-beda. Perbedaan suku bangsa ini bias menjadi sumber konflik yang
dapat menyebabkan perpecahan di tubuh NKRI.
Keanekaragaman itu seharusnya dapat menjadi sebuah kekuatan yang dahsyat
untuk menangkal semua gangguan atau ancaman yang ingin memecah belah
persatan bangsa.
Menjaga wilayah dan kekayaan tanah air Indonesia, artinya menjaga seluruh
kekayaan alam yang terkandung di dalamnya.
KESIMPULAN
Jadi, upaya untuk mempertahankan NKRI bias ditempuh dengan cara mengetahui
kebudayaan di Indonesia. Dengan adanya pengetahuan budaya Indonesia, kita
dapat menyaring budaya-budaya asing yang masuk ke dalam Negara Indonesia,
sehingga tidak timbul perpecahan antar daerah karena budaya yang ada.
Selain itu, sikap dan perilaku kita juga dapat mencerminkan bahwa kita sedang
mempertahankan keutuhan NKRI ini. Salah satunya dengan cara mengamalkan
nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila, bukan hanya sekedar memahami saja.
DAFTAR PUSTAKA
Buku Putih Pertahanan Negara : “Mempertahankan Tanah air Memasuki Abad 21,
Indonesia” Dephan, 2003, Jakarta.
Marsekal Muda TNI Pieter L.D. Wattimena, S.IP., Pointer Ceramah Dirjen Ranahan
pada Peserta Training of Trainer : “Minimum Essential Force (MEF), 27 September
2005, Jakarta.
Maas D.P., Buku Materi Pokok : Antropologi Budaya, Depdikbud, UT, Jakarta 1985.
1) Cinta Tanah AirSebagai warga negara Indonesia kita wajib mempunyai rasa
cinta terhadap tanah air. Cinta tanah air dan bangsa dapat diwujudkan dalam
berbagai hal, antara lain:Menjaga keamanan wilayah negaranya dari ancaman
yang datang dari luar maupun dari dalam negeri.Menjaga kelestarian lingkungan
dan mencegah terjadinya pencemaran lingkungan.Mengolah kekayaan alam
dengan menjaga ekosistem guna meningkatkan kesejahteraan rakyat.Rajin belajar
guna menguasai ilmu pengetahuan dari berbagai disiplin untuk diabdikan kepada
negara.
2) Membina Persatuan dan Kesatuan Pembinaan persatuan dan kesatuan harus
dilakukan di manapun kita berada, baik di lingkungan keluarga, sekolah,
masyarakat, bangsa, dan negara. Tindakan yang menunjukkan usaha membina
persatuan dan kesatuan, antara lain:Menyelenggarakan kerja sama antar
daerah.Menjalin persahabatan antarsuku bangsa.Memberi bantuan tanpa
membedakan suku bangsa atau asal daerah.Mempelajari berbagai kesenian dari
daerah lain,Memperluas pergaulan demi persatuan dan kesatuan
bangsa.Mengerti dan merasakan kesedihan dan penderitaan orang lain, serta
tidak mudah marah atau menyimpan dendam.Menerima teman tanpa
mempertimbangkan perbedaan suku, agama, maupun bahasa dan
kebudayaan 3) Rela BerkorbanSikap rela berkorban adalah sikap yang
mencerminkan adanya kesediaan dan keikhlasan memberikan sesuatu yang
dimiliki untuk orang lain, walaupun akan menimbulkan penderitaan bagi diri
sendiri. Partisipasi dalam menjaga keutuhan NKRI dapat dilakukan dengan hal-hal
sebagai berikut:
Partisipasi tenagaPartisipasi pikiran
Beberapa alasan mengapa usaha pembelaan negara penting dilakukan oleh setiap
warga negara Indonesia,diantaranya :
Unsur-unsur negara
Fungsi Penertiban
Fungsi Pertahan
Fungsi Keadilan
Dalam UU No 3 Tahun 2003 mengatakan “setiap warga negara berhak dan wajib
ikut serta dalam upaya bela negara yang diwujudkan dalam penyelenggaraan
pertahanan negara(pasal 9 ayat 1).Maka menyangkut hal ini,fungsi pertahan tidak
dapat lagi dipisahkan dari pembelaan negara.
Unsur-Unsur Negara
v Dalam Konvensi Montevideo pada tahun 1993 yang dilaksanan oleh negara-
negara Pan-Amerika,suatu negara harus mempunyai unsur-unsur sebagai
berikut :
Wilayah tertentu
Pemerintah
Ayat 1 :”tiap-tiap warga negara berhak dan wajb ikut serta dalam usaha
pertahanan dan keamanan negara”
Dalam UUD 1945 Pasal 30 Ayat 1 dan 2,ada beberapa hal yang perlu
dipahami,yaitu :
Konsep bela negara yang diatur dalam UUD 1945 Pasal 27 ayat 3 adalah “setiap
warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara”.
Pendidikan kewarganegaraan
POLRI merupakan alat negara yang berperan dalam memelihara kemananan dan
ketertiban masyarakat,menegakkan hukum,serta memberikan terpeliharanya
keamana dalam negeri.
Ikit serta secara aktif dalam tugas pemeliaraan perdamaian regional dan
intermasional.
Pemberontakan bersenjata
Upaya Bela Negara adalah sikapa dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh
kecintaannya pada NKRI yg berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dlm menjamin
kelangsungan hidup bangsa dan negara
Contoh dalam Usaha Bela Negara adalah dengan sikap hormat kepada
bendera,menyanyikan lagu kebangsaan,dan menolak campur tangan pihak asing
terjadap kedaulatan NKRI.
3. Kesiapan keamanan, baik stabilitas politik dalam negeri maupun luar negeri /
regional.
Penyelesaian masalah melalui cara cinta damai, diplomatik atau cara-cara dialogis
harus menggunakan pendekatan budaya. Pendekatan budaya dalam
pembangunan dan pembinaan kekuatan pertahanan adalah sebagai fenomena
yang mengelilingi kita setiap saat, yang secara terus menerus terjadi dan tercipta
oleh adanya interaksi dengan orang lain. Ciri utama dari “Budaya” adalah sesuatu
yang merupakan hasil bersama (shared), atau kesepakatan kelompok (held in
common). Beberapa produk hasil bersama antara lain adalah : bahasa, tradisi,
kebiasaan, norma-norma kelompok, nilai-nilai pendukung, seperti “kualitas
produk”, filosofi kelompok, aturan main, iklim kerja, kemampuan terpendam, cara
berpikir, pengertian yang sama serta simbol-simbol yang mempersatukan mereka.
Tanggap akan pengaruh budaya dengan memahami keragaman dan perbedaan
budaya akan mengurangi dampak negatif globalisasi (kegoncangan budaya dan
ketimpangan/ketertinggalan budaya).
Kegoncangan budaya (Culture shock) yaitu goncangan jiwa atau mental seseorang
atau masyarakat sebagai akibat belum adanya kesiapan menerima kebudayaan
asing yang datang secara tiba-tiba. Pada tahap awal, orang atau masyarakat akan
merasa mendapatkan pengalaman baru yang menarik. Tetapi pada saat ia harus
terlibat di dalamnya, ia merasa tertekan, frustasi dan tidak berdaya. Bila Keadaan
ini terus berlanjut dan dibiarkan, akan mengganggu keseimbangan jiwanya dan
berdampak negatif, seperti bunuh diri atau gila. Sedangkan ketimpangan budaya
(Culture lag) adalah ketimpangan salah satu unsur kebudayaan untuk
menyesuaikan diri dengan unsur kebudayaan lain yang sudah berubah karena
adanya kelambanan untuk menyesuaikan diri.
Pendidikan dan pelatihan menduduki posisi sentral pada era globalisasi. Tanpa
pendidikan dan pelatihan maka pelaksanaan kehidupan di era globalisasi tidak
terlaksana dengan baik, di kehidupan sosial politik maupun dalam kehidupan
ekonomi dan budaya. Oleh karena itu, pendidikan dan pelatihan seyogianya
berorientasi pada peningkatan kualitas meskipun segi kuantitas tidak diabaikan.
Terdapat 11 (sebelas) Diklat, baik secara tersirat maupun tersurat, yang memuat
aspek budaya dalam mata pelajaran, seperti diklat yang diselenggarakan di
Pusdiklat Bahasa yaitu bahasa daerah, bahasa Indonesia dan bahasa asing.
Sayangnya diklat bahasa daerah baru terlaksana KIB Aceh. Dan diklat bahasa
Indonesia dilaksanakan bagi siswa mancanegara. Serta diklat bahasa asing
terdapat 8 bahasa (Arab, Belanda, Inggris, Mandarin, Jepang, Jerman, Prancis dan
Rusia). Program pada diklat bahasa sebaiknya bukan hanya mengajar sebagai alat
komunikasi namun juga ditekankan pada pengetahuan budaya masyarakat
pengguna bahasa tersebut. Misalnya, diklat bahasa Aceh, selain belajar bahasa
Aceh, siswa diberikan juga pengetahuan budaya Aceh (akan lebih baik lagi bila
yang memberikannya orang Aceh sendiri). Hal ini dimaksudkan agar siswa dapat
memahami bagaimana orang/masyarakat pengguna bahasa itu secara utuh
sehingga tidak akan terjadi kesalahpahaman budaya atau bahkan
ketimpangan/kegoncangan budaya. Dengan bekal budaya maka pendekatan
persuasif akan tercapai sehingga untuk mempertahankan kedaulatan NKRI tidak
sampai menggunakan cara kekerasan. Pendekatan personal budaya ternyata lebih
efektif dan lebih mudah diterima oleh masyarakat.
Budaya bercirikan nilai yang dianut dengan kuat, diatur dengan baik dan dirasakan
bersama secara luas dalam kelompok atau masyarakat. Pengetahuan budaya
melalui diklat bahasa daerah sangat dibutuhkan terutama untuk mengatasi
permasalahan atau konflik yang ada di daerah karena budaya terwujud dan
tersalurkan dari sikap dan perilaku manusia, misalnya : Masalah-masalah integrasi
kebudayaan di Papua. Secara politik Papua sudah terintegrasi ke dalam NKRI dan
lebih disempurnakan dengan adanya Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) tahun
1968-1969. akan tetapi, secara budaya belum selesai. Keadaan ini berawal dari
sikap prasangka stereotype dari kedua belah pihak. Berbagai suku bangsa di Papua
masih curiga terhadap orang Indonesia lainnya. Sebaliknya, orang Indonesia
lainnya masih menganggap orang Papua masih terbelakang. Orang Papua, pada
dasarnya curiga terhadap orang asing karena mereka baru satu atau dua generasi
bebas dari isolasi budaya, bahkan ada yang hidup terisolasi sampai sekarang.
Sebagai contoh kasus bakti sosial di suku bangsa Dani, di wilayah lembah Baliem,
Papua. Masyarakat Dani diberi pakaian untuk mengganti pakaian tradisional
mereka. Mereka mau memakainya bahkan sampai berhari-hari sehingga mereka
menderita sakit gatal-gatal dan mereka tidak mau menggunakannya lagi.
Begitu juga dengan konflik yang terjadi di Kalimantan antara suku Dayak dan suku
Madura. Konflik yang terus menerus terjadi pada suku bangsa tersebut karena
adanya perbedaan persepsi tentang alam/lingkungan. Contoh konflik seperti ini
akan lebih efektif penyelesaiannya dengan pendekatan budaya bukan dengan cara
kekerasan. Penyelesaian konflik dengan kekerasan tidak membuahkan hasil yang
optimal, tetapi melalui pendekatan budaya, masalah tersebut dapat didamaikan.
Pengetahuan budaya sangat dibutuhkan bagi pihak ketiga dalam menyelesaikan
masalah antar suku. Hal terakhir yang tidak kalah penting yaitu pengetahuan
sejarah/asal usul masyarakat/suku bangsa pengguna bahasa tersebut untuk
meminimalkan kesalahpahaman dalam kehidupan bermasyarakat.
Hal yang harus kita tanggulangi dalam rangka mempertahankan keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia adalah ancaman. Ancaman adalah setiap upaya dan
kegiatan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri yang dinilai mengancam atau
membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan
segenap bangsa.
Sebagai warga negara Indonesia kita wajib mempunyai rasa cinta terhadap tanah
air. Cinta tanah air dan bangsa dapat diwujudkan dalam berbagai hal, antara lain:
Menjaga keamanan wilayah negaranya dari ancaman yang datang dari luar
maupun dari dalam negeri.
Rajin belajar guna menguasai ilmu pengetahuan dari berbagai disiplin untuk
diabdikan kepada negara.
Pembinaan persatuan dan kesatuan harus dilakukan di manapun kita berada, baik
di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, bangsa, dan negara. Tindakan yang
menunjukkan usaha membina persatuan dan kesatuan, antara lain:
Mengerti dan merasakan kesedihan dan penderitaan orang lain, serta tidak
mudah marah atau menyimpan dendam.
Sikap rela berkorban adalah sikap yang mencerminkan adanya kesediaan dan
keikhlasan memberikan sesuatu yang dimiliki untuk orang lain, walaupun akan
menimbulkan penderitaan bagi diri sendiri. Partisipasi dalam menjaga keutuhan
NKRI dapat dilakukan dengan hal-hal sebagai berikut:
Partisipasi tenaga
Partisipasi pikiran
Kesiapan sosial budaya untuk terciptanya suasana yang kompetitif dalam berbagai
sektor kehidupan.
Kesiapan keamanan, baik stabilitas politik dalam negeri maupun luar negeri /
regional.
Menjaga wilayah dan kekayaan tanah air Indonesia, artinya menjaga seluruh
kekayaan alam yang terkandung di dalamnya.
Menghormati perbedaan suku, budaya, agama dan warna kulit. Perbedaan yang
ada akan menjadi indah jika terjadi kerukunan, bahkan menjadi sebuah
kebanggaan karena merupakan salah satu kekayaan bangsa.
Menaati peraturan. Salah satu cara menjaga keutuhan Indonesia adalah dengan
menaati peraturan. Peraturan dibuat untuk mengatur kehidupan berbangsa dan
bernegara.Tujuannya agar Indonesia menjadi lebih baik. Melalui peraturan,
Indonesia akan selamat dari kekacauan. Taat kepada undang-undang dan
peraturan berlaku bagi seluruh rakyat Indonesia. Peraturan berlaku baik untuk
presiden maupun rakyat biasa, baik tua maupun muda, baik yang kaya maupun
yang miskin, baik laki-laki maupun perempuan.