Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr. wb

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas karunia-Nya penulis
dapat menyelesaikan Makalah Pendidikan Kewarganegaraan ini.Tugas Bahasa Indonesia
ini menyajikan materi tentang “Bela Negara“ yang telah selesai dikerjakan oleh penulis.
Kami tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu dosen yang ikut membantu khususnya, sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.
2. Teman-teman yang ikut serta mengerjakan makalah ini, sehingga selesai tepat pada
waktunya.
Kami mohon maaf karena sebaik-baiknya penulis mengerjakan makalah ini pasti
ada kesalahan tapi kami sudah berusaha semaksimal mungkin. Kami juga menyadari bahwa
dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kami
mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun sehingga dapat membantu
kami dalam pembuatan makalah yang akan datang. Mudah-mudahan makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca. Aamiin.

Wassalamualaikum wr. wb

Semarang, 8 September 2019

Penulis,
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................

DAFTAR ISI....................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................

A. Latar Belakang......................................................................................................
B. Rumusan Masalah..................................................................................................
C. Tujuan......................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................

A. Makna Bela Negara..................................................................................................


B. Keikutsertaan Warga Negara dalam Bela Negara....................................................
C. Bentuk-Bentuk Ancaman terhadap Bangsa dan Negara.........................................
D. Implementasi Bela Negara........................................................................................

BAB III PENUTUP...........................................................................................................

A. Kesimpulan............................................................................................................
B. Saran......................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II

PEMBAHASAN

A. Makna Bela Negara


Bela negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintannya
kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara (UU No.3
tahun 2002)
Upaya bela negara selain sebagai kewajiban dasar menusia, juga merupakan
kehormatan bagi setiap warga negara yang dilaksanakan dengan penuh kesadaran,
tanggungjawab dan rela berkorban dalam pengabdian kepada negara dan bangsa.
Dalam pasal 27 ayat 3 UUD 1945, dinyatakan bahwa usaha bela negara merupakan
hak dan kewajiban setiap warga negara. Hal ini menunjukkan adanya asas demokrasi dalam
pembelaan negara yang mencakup dua arti. Pertama, bahwa setiap warga negara turut serta
dalam menentukan kebijakan tentang pembelaan negara melalui lembaga-lembaga
perwakilan sesuai dengan UUD 1945 dan perundang-undangan yang berlaku. Kedua, bahwa
setiap warga negara harus turut serta dalam setiap usaha pembelaan negara, sesuai dengan
kemampuan dan profesinya masing-masing.
Keikutsertaan warga negara dalam upaya bela negara diselenggarakan melalui: (a)
Pendidikan Kewarganegaraa; (b) Pelatihan dasar kemiliteran secara wajib; (c) Pengabdian
sebagai prajurit Tentara Nasional Indonesia secara sukarela dan secara wajib; (d)
Pengabdian sesuai dengan profesi (UU No. 3 tahun 2002).
Kesadaran bela negara dapat ditumbuhkan melalui proses pendidikan di sekolah
maupun di luar sekolah dengan memberikan motivasi untuk mencintai tanah air dan bangsa
sebagai bangsa indonesia. Motivasi warga negara untuk membela negara Indonesia
dipengaruhi oleh beberaa faktor antara lain pengalaman sejarah perjuangan bangsa
Indonesia, letak geografis Indonesia yang strategis, kekayaan sumber daya alam, kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi.
Ancaman dapat diartikan sebagai kekhawatiran akan jaminan hidup sehari-hari,
artinya ancaman telah bergeser bentuknya dari ancaman senjata menjadi ancaman:
kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan, kelaparan, penyakit yang belum ditemukan
obatnya, kelangkaan lapangan kerja, tindakan kesewenangan penguasa, kriminalitas,
SARA, disintegrasi nasional, terorisme, perdagangan narkotika/ obat terlarang, masa depan
generasi muda.

B. Keikutsertaan Warga Negara dalam Bela Negara


Keikutsertaan warga dalam menghadapi ancaman yaitu dengan upaya bela negara.
Bela negara mencakup pengertian bela negara secara fisik dan nonfisik. Bela negara secara
fisik adalah memanggul senjata dalam menghadapi musuh (secara militer). Bela negara
nonfisik adalah
1. Bela Negara secara Fisik
Menurut Undang-Undang No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara,
keikutsertaan warga negara dalam bela negara secara fisik dapat dilakukan dengan
menjadi anggota Tentara Nasional Indonesia dan pelatihan Dasar Kemiliteran. Pelatihan
dasar kemiliteran diselenggarakan melalui program Rakyat Terlatih (Ratih), meski
Rakyat terlatih amanat dari Undang-Undang No.20 Tahun 1982 tentang Pokok-pokok
Pertahanan dan Keamanan Negara.
Rakyat Terlatih terdiri atas berbagai unsur seperti Resimen Mahasiswa (Menwa),
Pelatihan Rakyat (Wanra), Pertahanan Sipil (Hansip), Mitra Babinsa, dan Organisasi
Kemasyarakatan Pemuda (OKP) yang telah mengikuti pelatihan dasar Kemiliteran.
Fungsi Ratih ada empat yaitu Ketertiban Umum, Perlindungan Masyarakat, Keamanan
Rakyat, dan Perlawanan Rakyat. Tiga fungsi pertama dilakukan pada masa damai atau
saat terjadi bencana alam atau darurat sipil (Unsur-unsur Ratih membantu pemerintah
daerah menangani keamanan dan ketertiban masyarakat. Fungsi perlawanan rakyat
dilakukan dalam keadaan darurat perang.
2. Bela Negara secara Non Fisik
Menurut Undang-undang No. 3 tahun 2002 keikutsertaan warga negara dalam bela
negara secara non fisik dapat diselenggarakan melalui Pendidikan Kewarganegaraan dan
Pengabdian sesuai dengan Profesinya masing-masing. Keterlibatan warga negara dalam
bela negara secara nonfisik dapat dilakukan dengan berbagai bentuk, sepanjang masa dan
dalam segala situasi, misal dengan cara:
a. Meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara, termasuk menghayati arti
demokrasi dengan menghargai perbedaan pendapat dan tidak memaksa kehendak.
b. Menanamkan kecintaan tanah air, melalui pengabdian yang tulus kepada masyarakat.
c. Berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara dengan berkarya nyata (bukan
retorika)
d. Meningkatkan kesadaran dan kepatuhan terhadap hukum/undang-undang dan
menunjung tinggi hak asasi manusia
e. Pembekalan mental spiritual di kalangan masyarakat agar dapat menangkal
pengaruh-pengaruh budaya asing yang tidak sesuai dengan norma-norma kehidupan
bangsa Indonesia dengan lebih bertaqwa kepada Allah SWT, melalui ibadah sesuai
agama/kepercayaan masing-masing.

C. Bentuk-Bentuk Ancaman terhadap Bangsa dan Negara


Ancaman adalah setiap usaha dan kegiatan, baik dari dalam maupun luar negeri yang
dinilai membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan
segenap bangsa.
Menurut Undang-undang No.3 tahun 1982, ancaman mencakup ancaman,
tantangan, hambatan dan gangguan, sedangkan menurut Undang-undang No.3 tahun 2002
menggunakan satu istilah yaitu ancaman.
Ancaman dapat dibedakan menjadi dua yaitu ancaman militer dan ancaman non
militer. Ancaman militer adalah ancaman yang menggunakan kekuatan bersenjata yang
terorganisasi yang dinilai mempunyai kemampuan yang membahayakan kadaulatan negara,
keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap bangsa.
Bentuk-bentuk ancaman militer mencakup:
1. Agresi berupa penggunaan kekuatan bersenjata oleh negara lain terhadap kedaulatan
negara, keutuhan wilayah,dan keselamatan segenap bangsa atau dalam bentuk-bentuk
dan cara-cara, antara lain:
a. Invasi berupa serangan oleh kekuatan bersenjata negara lain terhadap wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia
b. Bombardemen berupa pengggunaan senjata lainnya yang dilakukan oleh angkatan
bersenjata negara lain terhadap wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
c. Blokade terhadap pelabuhan atau pantai atau wilayah udara Negara Kesatuan
Republik Indonesia oleh angkatan bersenjata negara lain.
d. Serangan unsur angkatan bersenjata negara lain terhadap unsur satuan darat atau
satuan udara Tentara Nasional Indonesia
e. Unsur kekuatan bersenjata negara lain yang berada dalam wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia berdasarkan perjanjian yang tindakan atau keberadaannya
bertentangan dengan kekuatan dalam perjanjian
f. Tindakan suatu negara yang mengijinkan penggunan wilayahnya oleh negara lain
sebagai daerah persiapan untuk melakukan agresi terhadap Negara Kesatuan
Republik Indonesia
g. Pengiriman kelompok bersenjata atau tentara bayaran oleh negara lain untuk
melakukan tindakan kekerasan di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
2. Pelanggaran wilayah yang dilakukan oleh negara lain, baik yang menggunakan kapal
maupun pesawat non konvensional
3. Spionase yang dilakukan oleh negara lain untuk mencari dan mendapatkan rahasia militer
4. Sabotase untuk merusak instalasi penting militer dan obyek vital nasional yang
membahayakan keselamatan bangsa
5. Aksi teror bersenjata yang dilakukan oleh jaringan terorisme dalam negeri atau terorisme
luar negeri yang bereskalasi tinggi sehingga membahayakan kedaulatan negara, keutuhan
wilayah, dan keselamatan segenap bangsa.
6. Pemberontakan bersenjata
7. Perang saudara yang terjadi antara kelompok masyarakat bersenjata dengan kelompok
masyarakat bersenjata lainnya.

Perkiraan ancaman dan tantangan yang dihadapi bangsa indonesia dimasa depan adalah
sebagai berikut.

1. Terorisme internasional yang memiliki jaringan lintas negara dan timbul di dalam negeri
2. Gerakan separatisme yang berusaha memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik
Indonesia terutama gerakan separatisme bersenjata yang mengancam kedaulatan dan
keutuhan wilayah Indonesia.
3. Aksi radikalisme yang berlatar belakang primordial etnis, ras, dan agama serta ideologi
di luar Pancasila, baik berdiri maupun memiliki keterkaitan dengan kekuatan-kekuatan
di luar negeri.
4. Konflik komunal, kendati bersumber pada masalah sosial ekonomi, namun dapat
berkembang menjadi konflik antar suku, agama maupun ras/keturunan dalam skala yang
luas
5. Kejahatan lintas negara, seperti penyelundupan barang, senjata, amunisi dan bahan
peledak, penyelundupan manusia, narkoba, pencucian uang dan bentuk-bentuk kejahatan
terorganisasi lainnya.
6. Kegiatan imigrasi gelap yang menjadikan Indonesia sebagai tujuan maupun batu
loncatan ke negara lain.
7. Gangguan keamanan laut seperti pembajakan dan perampokan, penangkapan ikan secara
ilegal, pencemaran, perusakan ekosistem.
8. Gangguan keamanan udara seperti pembajakan udara, pelanggaran wilayah udara, dan
terorisme melalui sarana transportasi udara.
9. Perusakan lingkungan seperti pembakaran hutan, perampokan hutan, ilegal, pembuangan
limbah bahan beracun yang berbahaya.
10. Bencana alam dan dampaknya terhadap keselamatan bangsa.

D. Implementasi Bela Negara


Bela negara adalah hak dan kewajiban setiap warga negara, implementasina dapat ditempuh
melalui :
1. Lingkungan Pendidikan (Jalur Pendidikan Formal
Melalui Pendidikan Pendahuluan Bela Negara (PPBN). PPBN merupakan proses
mempersenjatai rakyat secara psikis / mental dengan ideologi pancasila, kecintaan pada
tanah air, kerelaan berkorban untuk bangsa, negara serta kesadaran akan hak dan
kewajibannya sebagai warga negara yang bertanggung jawab.
Pada hakikatnya PPBN bertujuan menumbuhkan:
a. Kecintaan kepada tanah air
b. Kesadaran berbangsa dan bernegara indonesia
c. Keyakinan akan kesaktian pancasila sebagai ideologi negara
d. Kerelaan berkorban untuk negara
e. Memberikan kemampuan awal belanegara
Pendidkan Pendahuluan Bela Negara diselenggarakan guna memasyarakatkan upaya
bela negara serta menegakkan hak dan kewajiban warga negara dalam upaya bela negara.
PPBN sebagaimana dimaksudkan diatas wajib diikuti oleh setiap warga negara dan
dilaksanakan secara bertahap yaitu:
a. Tahap awal pada pendidikan tingkat dasar sampai dengan menengah dan pendidikan
luar sekolah termasuk kepramukaan.
b. Tahap lanjutan dalam bentuk pendidikan kewarganegaraan pada tingkat pendidikan
tinggi.
Secara khusus sasaran yang dicapai adalah membentuk peserta didik agar sadar akan
perannya sebagai tunas bangsa dan kader bangsa dimasa mendatang, mengenal dan
mencintai tanah air, rela membela kehormatan martabat bangsa dan negara, memilki watak
dan sikap kejuangan dan kesatria.
2. Lingkungan Pekerjaan
Sasaran yang dicapai adalah membentuk karyawan yang selalu mengutamakan persatuan
dan kesatuan bangsa, memiliki motivasi kerja yang tinggi, memiliki displin dan
produktivitas yang tinggi sesuai profesinya masing-masing.
3. Lingkungan pemukiman
Sasaran yang dicapai adalah membentuk masyarakat yang dapat memahami nilai-
nilai perjuangan bangsa. Mencintai tanah air dan rela berkorban serta mempunyai
kemampuan awal bela negara, memiliki persatuan dan kesatuan bangsa yang diwujudkan
dalam kehidupan secara gotong-royong, bersih, tertib dan aman, pelestarian lingkungan di
setiap pemukiman.
Dari keseluruhan implementasi di atas diharapkan:
a. Memiliki kemampuan awal bela negara:
1. Secara psikis:
Memiliki sifat-sifat: disiplin, ulet, kerja keras, taati peraturan perundang-undangan,
tahan uji untuk mencapai tujuan nasional.
2. Secara fiski:
Kondisi kesehatan, keterampilan jasmani untuk mendukung kemampuan awal bela
negara.
b. Memiliki kerelaan berkorban untuk negara dan bangsa dalam perwujudannya adalah:
1. Rela mengorbankan waktu, tenaga, pikiran, dan harta benda untuk kepentingan
umum.
2. Siap mengorbankan jiwa raga bagi kepentingan bangsa dan negara.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai