Model Pengolaan
Pengelolalaan sumber daya alam hayati yang pemanfaatannya dilakukan
secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediannya dengan tetap
memelihara dan meningkatkan kualitas keanekaragaman dan nilainya.
Mengendalikan cara-cara pemanfaatan sumber daya alam hayati sehingga
terjamin kelestariannya. Akibat sampingan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
kurang bijaksana, belum berhasilnya sasaran konservasi secara optimal, baik di
darat maupun di perairan dapat mengakibatkan timbulnya gejala erosi genetik,
polusi, dan penurunan potensi sumber daya alam hayati (pemanfaatan secara
lestari) (Gultom, 2016).
Model pengelolaan adalah menciptakan suatu kerangka kerja institusional
dan legal melalui perundang-undangan atau peraturan peraturan dimana tingkat
upaya penangkapan ikan yang dikehendaki dapat dilaksanakan. Teknik
pengelolaan perikanan dapat dilakukan dengan beberapa cara diantaranya : 1)
Pengaturan ukuran mata jaring yang digunakan, 2) Pengaturan batas ukuran ikan
yang boleh ditangkap, didaratkan atau dipasarkan, 3) Kontrol terhadap musim
penangkapan ikan (opened or closed seasons), 4) Kontrol terhadap daerah
penangkapan (opened or closed areas), 5) Pengaturan terhadap alat tangkap serta
perlengkapannya diluar pengaturan ukuran mata jaring (mesh size), 6) Perbaikan
dan peningkatan stok ikan (stock enhancement), 7) Pengaturan hasil tangkapan
total per jenis ikan dan kelompok jenis ikan, 8) Pengaturan setiap tindakan
langsung yang berhubungan dengan konservasi semua jenis ikan dan sumberdaya
hayati lainnya dalam wilayah perairan. Penangkapan berlebih atau over fishing
sudah menjadi kenyataan pada berbagai perikanan tangkap di dunia. Menurunnya
stok perikanan menyebabkan masalah keberlanjutan sumberdaya perikanan yang
penting untuk dibahas. Hal ini juga sesuai dengan penerbitan ”Code of Conduct
for Responsible Fisheries” (CCRF) pada tahun 1995 oleh Food and Agricultural
Organization (FAO) dimana terjadinya pergeseran paradigma tentang pendekatan
pengelolaan perikanan yang mengarah pada pendekatan ekosistem dalam
pengelolaan perikanan (Sinaga, 2012).
DAFTAR PUSTAKA
Mawardi, I 2010. Kerusakan Daerah Aliran Sungai dan Penurunan Daya Dukung
Sumberdaya Air di Pulau Jawa Serta Upaya Penanganannya. ISSN : 1907-
1043.
Perbatakusuma, E. A., Supriatna, J. W., Didi, S. U., Prie, I., Budi, W. S., Luhut,
W. N.. Iwan, W., Erwin. S. M., Barita, O. S., Safaruddin, D. Abdulhamid,
L., Abu, H. 2005. Bersama Membangun Kolaborasi Pengelolaan
Ekosistem Taman Nasional Batang Gadis. Proyek Kerjasama Departemen
Kehutanan, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, Pemerintah Kabupaten
Mandailing–Natal dan Conservation International Indonesia. Jakarta.
Norsidi. 2016. Pelestarian Daerah Aliran Sungai Berbasis Kearifan Lokal Lubuk
Larangan Desa Lubuk Beringin Kecamatan Bathin III Ulu. Program Studi
Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Pendidikan dan Pengetahuan Sosial.
IKIP-PGRI, Pontianak.