Anda di halaman 1dari 5

TUGAS MANAJEMEN PATIENT SAFETY

“Peningkatan Keselamatan Pasien dan Menciptakan Budaya


Keselamatan Pasien Di RS serta Pelaksanaan Program-Program
Pencegahan”
Dosen Pengampu :
Mursyidah,SST, M.Kes

Disusun Oleh:

Willyanda Karunia Putra

1810063

D3 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KEPANJEN


Peningkatan Keselamatan Pasien dan Menciptakan Budaya
Keselamatan Pasien Di RS
1.Pengertian Patient Safety
Patient Safety atau keselamatan pasien adalah suatu system yang membuat asuhan
pasien di rumah sakit menjadi lebih aman. Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang
disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil
tindakan yang seharusnya diambil.

2. Tujuan Patient Safety


Tujuan “Patient safety” adalah

1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di RS

2. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit thdp pasien dan masyarakat;

3. Menurunnya KTD di RS

4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan KTD.

3. Pencegahan dan Penurunan Kejadian yang Tidak Diharapkan dari


Kesalahan Medis (Medical Error) di Rumah Sakit
1. Perhatikan nama obat, rupa dan ucapan mirip (Look-Alike, Sound-Alike Medication
Names).

2. Pastikan identifikasi pasien.

Kegagalan yang meluas dan terus menerus untuk mengidentifikasi pasien secara benar
sering mengarah kepada kesalahan pengobatan, transfusi maupun pemeriksaan, pelaksanaan
prosedur yang keliru orang, penyerahan bayi kepada bukan keluarganya, dan sebagainya.

3. Komunikasi secara benar saat serah terima atau pengoperan pasien

4. Kendalikan cairan elektrolit pekat (concentrated).

Sementara semua obat-obatan, biologis, vaksin dan media kontras memiliki profil
risiko, cairan elektrolit pekat yang digunakan untuk injeksi khususnya adalah berbahaya.

5. Pastikan akurasi pemberian obat pada pengalihan pelayanan.

6. Hindari Salah kateter dan salah sambung slang (tube).

7. Gunakan alat injeksi sekali pakai.

8 Tingkatkan kebersihan tangan (Hand hygiene) untuk pencegahan lnfeksi nosokomial.


4. Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien Rumah Sakit
1. Bangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien
2. Pimpin dan dukung staf
3. Integrasikan aktivitas pengelolaan risiko
4. Kembangkan sistem pelaporan
5. Libatkan dan berkomunikasi dengan pasien
6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien
7. Cegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan pasien

5. Kesimpulan
1. Keselamatan pasien merupakan upaya untuk melindungi hak setiap orang terutama dalam
pelayanan kesehatan agar memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu dan aman.
2. Indonesia salah satu negara yang menerapkan keselamatan pasien sejak tahun 2005 dengan
didirikannya Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKPRS) oleh Persatuan Rumah
Sakit Seluruh Indonesia (PERSI). Dalam perkembangannya Komite Akreditasi Rumah
Sakit (KARS) Departemen Kesehatan menyusun Standar Keselamatan Pasien Rumah
Sakit dalam instrumen Standar Akreditasi Rumah Sakit.
3. Peraturan perundang-undangan memberikan jaminan kepastian perlindungan hukum
terhadap semua komponen yang terlibat dalam keselamatan pasien, yaitu pasien itu
sendiri, sumber daya manusia di rumah sakit, dan masyarakat. Ketentuan mengenai
keselamatan pasien dalam peraturan perundang-undangan memberikan kejelasan atas
tanggung jawab hukum bagi semua komponen tersebut.

6. Saran
1. Agar pemerintah lebih memperhatikan dan meningkatkan upaya keselamatan pasien dalam
rangka meningkatkan pelayanan kesehatan agar lebih bermutu dan aman dengan
mengeluarkan dan memperbaiki aturan mengenai keselamatan pasien yang mengacu pada
perkembangan keselamatan pasien (patient safety) internasional yang disesuaikan dengan
kondisi yang ada di Indonesia.
2. Agar setiap rumah sakit menerapkan sistem keselamatan pasien dalam rangka
meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan aman serta menjalankan peraturan
perundang-undangan yang mewajibkan untuk itu.
3. Agar seluruh komponen sarana pelayanan kesehatan bekerja sama dalam upaya
mewujudkan patient safety karena upaya keselamatan pasien hanya bisa bisa dicapai
dengan baik dengan kerjasama semua pihak.
Pelaksanaan Program Program Pencegahan Medical Error
1 Latar Belakang
Gerakan "Patient safety" atau Keselamatan Pasien telah menjadi spirit dalam
pelayanan rumah sakit di seluruh dunia. Tidak hanya rumah sakit di negara maju yang
menerapkan Keselamatan Pasien untuk menjamin mutu pelayanan, tetapi juga rumah sakit di
negara berkembang, seperti Indonesia. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia telah
mengeluarkan Peraturan Menteri Kesehatan no 1691/2011 tentang Keselamatan Pasien
Rumah Sakit. Peraturan ini menjadi tonggak utama operasionalisasi Keselamatan Pasien di
rumah sakit seluruh Indonesia. Banyak rumah sakit di Indonesia yang telah berupaya
membangun dan mengembangkan Keselamatan Pasien, namun upaya tersebut dilaksanakan
berdasarkan pemahaman manajemen terhadap Keselamatan Pasien. Peraturan Menteri ini
memberikan panduan bagi manajemen rumah sakit agar dapat menjalankan spirit
Keselamatan Pasien secara utuh.

Menurut PMK 1691/2011, Keselamatan Pasien adalah suatu sistem di rumah sakit
yang menjadikan pelayanan kepada pasien menjadi lebih aman, oleh karena dilaksanakannya:
asesmen resiko, identifikasi dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan
tindaklanjutnya, serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko dan
mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat tindakan medis atau tidak
dilakukannya tindakan medis yang seharusnya diambil. Sistem tersebut merupakan sistem
yang seharusnya dilaksanakan secara normatif.

Melihat lengkapnya urutan mekanisme Keselamatan Pasien dalam PMK tersebut,


maka, jika diterapkan oleh manajemen rumah sakit, diharapkan kinerja pelayanan klinis
rumah sakit dapat meningkat serta hal-hal yang merugikan pasien (medical error, nursing
error, dan lainnya) dapat dikurangi semaksimal mungkin. Dari uraian diatas maka penulis
tertarik untuk mengungkap lebih dalam tentang “ Penerapan Patient safetySerta Manajemen
Komplain di Bangsal Arraudah RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta”

2 Pencegahan
Dalam rangka menerapkan Standar Keselamatan Pasien, menurut Pasal 9 Peraturan
Menteri Kesehatan tersebut diatas, Rumah Sakit melaksanakan Tujuh Langkah Menuju
Keselamatan Pasien Rumah Sakit yang terdiri dari:

a) Membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien;

b) Memimpin dan mendukung staf;

c) Mengintegrasikan aktivitas pengelolaan risiko;

d) Mengembangkan sistem pelaporan;

e) Melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien;


f) Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien;dan

g) Mencegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan pasien.

Melalui penerapan tujuh langkah tersebut diharapkan hak pasien yang dijamin dalam
Pasal 32 Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, terpenuhi. Hak
tersebut antara lain untuk memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan
standar profesi dan standar prosedural operasional serta layanan yang efektif dan efisien
sehingga pasien terhindar dari kerugian fisik dan materi. Asosiasi perumahsakitan dan
organisasi profesi kesehatan menurut Pasal 10 Peraturan Menteri Kesehatan tentang
Keselamatan Pasien Rumah Sakit, wajib berperan serta dalam persiapan penyelenggaraan
Program Keselamatan Pasien Rumah Sakit.

3.Sistem Pencacatan Dan Pelaporan Pada Patient Safety


A. Rumah Sakit

1. Setiap unit kerja di rumah sakit mencatat semua kejadian terkait dengan keselamatan
pasien (Kejadian Nyaris Cedera, Kejadian Tidak Diharapkan dan Kejadian Sentinel)
pada formulir yang sudah disediakan oleh rumah sakit.
2. Setiap unit kerja di rumah sakit melaporkan semua kejadian terkait dengan
keselamatan pasien (Kejadian Nyaris Cedera, Kejadian Tidak Diharapkan dan
Kejadian Sentinel) kepada Tim Keselamatan Pasien Rumah Sakit pada formulir yang
sudah disediakan oleh rumah sakit.
3. Tim Keselamatan Pasien Rumah Sakit menganalisis akar penyebab masalah semua
kejadian yang dilaporkan oleh unit kerja
4. Berdasarkan hasil analisis akar masalah maka Tim Keselamatan Pasien Rumah Sakit
merekomendasikan solusi pemecahan dan mengirimkan hasil solusi pemecahan
masalah kepada Pimpinan rumah sakit.
5. Pimpinan rumah sakit melaporkan insiden dan hasil solusi masalah ke Komite
Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKPRS) setiap terjadinya insiden dan setelah
melakukan analisis akar masalah yang bersifat rahasia.

4.Monitoring Dan Evaluasi


a. Di Rumah sakit

Pimpinan Rumah sakit melakukan monitoring dan evaluasi pada unit-unit kerja di rumah
sakit, terkait dengan pelaksanaan keselamatan pasien di unit kerja

Anda mungkin juga menyukai