1. Tempo
Tempo menentukan karakter lagu. Tempo secara umum adalah sesuatu yang
berhubungan dengan cepat lambatnya lagu dinyanyikan (musik dimainkan). Dalam
permainan musik, tempo dinyatakan dengan tanda yang merupakan rambu-rambu yang
harus ditepati dalam menyanyikan lagu. Pengelompokan tempo terdiri dari golongan
tempo cepat, tempo sedang, tempo lambat, serta perubahannya. Kecepatan lagu diukur
dengan alat pengukur yang disebut Metronome buatan Maelzel. Metronome ini yang
akan memberikan petunjuk seberapa cepat dan seberapa lambat lagu dinyanyikan.
a. Tempo lambat
Lento = lambat
Adagio = lambat sedang
Largo = lambat sekali
b. Tempo sedang
Andante = seperti orang berjalan
Moderato = sedang
c. Tempo cepat
Allegro = cepat
Allegretto = agak cepat
Presto = sangat cepat.
d. Tempo perubahan
Rittenuto (ritt) = dipercepat
Accelerando (accel) = diperlambat
A tempo (tempo primo) = kembali ke tempo semula.
2. Dinamik
Kadangkalah suatu lagu dinyanyikan dengan sangat lembut pada awal penyajian,
kemudian berangsur-angsur keras, atau mendadak keras, kembali melembut pada bagian
tertentu, kemudian mengeras atau melembut pada bagian akhir (ending). Perubahan
keras-lembutnya lagu ini akan memberikan nuansa penjiwaan pada penyajian lagu. Di
dalam musik, keras lembutnya lagu ini ditandai dengan rambu-rambu dinamik,
sedangkan tanda-tandanya disebut tanda dinamik yang berupa istilah maupun tanda
(signal). Rambu-rambu dinamik itu ditulis di bagian-bagian lagu yang memerlukan
perubahan keras-lembut.
Sekadar gambaran, secara garis besar dinamik dibagi menjadi 2 bagian yakni :
a. Tanda dinamik keras :
f = forte, berarti keras
ff = fortissimo, berarti sangat keras
fff = fortissimo assai, berarti sekeras-kerasnya
mf = mezzoforte, setengah keras.
Keterangan : batas antara forte dan fortissimo, serta fortissimo assai relatif kecil,
karena di dalam musik vocal batas dinamik tersebut tidak dapat diukur dengan
alat.
b. Tanda dinamik lembut :
p = piano, berarti lembut
pp = pianissimo, berarti sangat lembut
ppp = pianissimo possible, berarti selembut-lembutnya
mp = mezzopiano, setengah lembut.
Keterangan : batas antara piano dan pianissimo, serta pianissimo possible relatif
kecil, karena di dalam musik vocal batas dinamik tersebut tidak dapat diukur
dengan alat.
c. Perubahan dinamik :
Perubahan dinamik dibimbing dengan penggunaan tanda (signal) atau istilah pada
bagian lagu yang memerlukan perubahan. Tanda-tanda tersebut antara lain :
< : crescendo, berarti menjadi keras
> : decrescendo, berarti menjadi lembut
<> : meza di voce, berarti menjadi keras kemudian kembali menjadi lembut dalam
satu frase,
3. Ekspresi
Ekspresi menjadi bagian terpenting dalam menyajikan sebuah lagu. Keberhasilan
menterjemahkan karya seni musik menjadi tantangan terbesar bagi seorang penyanyi
dalam membawakan sebuah lagu. Dalam lembaran musik, ekspresi selain timbul secara
alamiah dari seorang penyanyi (internal), juga dapat dituntun dengan tanda (signal)
berupa istilah, ungkapan dalam bahasa asing. Istilah ekspresi itu lazimnya ditulis pada
bagian awal lagu setelah tanda birama (sukat), tetapi kadangkala juga ditulis di bagian
tengah lagu yang memerlukan perubahan ekspresi. Lagu “Cintaku Jauh Di Pulau”, karya
Chairil Anwar, digubah ke dalam lagu oleh F.X. Soetopo dengan membubuhkan tanda
ekspresi Andante Con Expresivo, yang merupakan gabungan dari tanda tempo Andante,
berarti pelan, dan Con Expresivo, berarti dengan penuh ekspresi. Tentu saja setiap lagu
mempunyai ekspresi berbeda tergantung isi/tema puisi/liriknya.
4. Harmoni
Harmoni menjadi sangat dibutuhkan ketika musikalisasi puisi sudah sampai pada tahap
orkestrasi yang melibatkan unsur instrumen musik iringan. Pada tahap ini peran iringan
adalah memadukan unsur melodi, ritme, tempo, dinamik, serta ekspresi lagu. Harmoni
selalu dikaitkan dengan keselarasan, keserasian, dan keseimbangan antara unsur yang
satu dengan lainnya. Di dalam musik, harmoni juga berarti keselarasan antara unsur-
unsur musik. Pada seni musik karawitan Jawa, harmoni sering dikaitkan dengan istilah
‘nges’, yaitu rasa musikal yang memadukan antarunsur, sedangkan dalam musik umum,
selain ‘nges’, harmoni juga berarti keterpaduan antara nada satu dengan nada yang lain.
5. Bentuk Lagu
Bentuk lagu yang dimaksud adalah komposisi lagu secara tertulis/tekstual. Bentuk lagu
akan tergantung kepada tipografi lirik yang diikutinya. Kalimat lagu akan disesuaikan
dengan struktur pembaitan puisi yang dimusikkan. Puisi lama seperti pantun, seloka,
gurindam yang mempunyai struktur pembaitan baku akan lebih mudah untuk dibentuk
kalimat lagu, namun bukan berarti puisi baru dengan tipografi yang tidak jelas
pembaitannya tidak bias dibuat lagu. Puisi-puisi Sutardji Calzoum Bacri bahkan bias
dibuat komposisi musik.
Pada sajak “Pahlawan Tak Dikenal” karya Toto Sudarto Bachtiar, pembaitannya cukup
membantu untuk dibuat komposisi lagu. Struktur kalimat lagu menjadi mudah dipolakan.
Sedangkan sajak “Semangat”, yang kemudian diubah menjadi “Aku” oleh pengarangnya
sendiri Chairil Anwar begitu sulit memolakan pembaitan musik, namun demikian
R.A.J.Soedjasmin, penggubah lagu untuk sajak tersebut begitu manis dan rapi menyusun
kalimat lagunya sehingga sajak tersebut menjadi lebih bermakna ketika dinyanyikan.
Daftar Lagu Lagu Daerah di Indonesia atau nusantara dan Asalnya
No Nama Lagu Asal Daerah
9 Mejangeran Bali
10 Meyong-Meyong Bali
25 Umang-umang Bengkulu
28 Ibo Bengkulu
35 Yo Botoi-botoi Bengkulu
38 Dabu-Dabu Gorontalo
40 Moholunga Gorontalo
43 Jali-Jali Jakarta
48 Ronggeng Jakarta
50 Surilang Jakarta
56 Batanghari Jambi
67 Sarolangun Jambi
68 Nelayan Jambi
2. Ayo Mama
Ayam hitam telurnya putih
Mencari makan di pinggir kali
Sinyo hitam giginya putih
Kalau ketawa manis sekali
Ayo mama, jangan mama marah beta
Dia cuma, dia cuma cium beta
Ayo mama, jangan mama marah beta
Lah orang muda punya biasa
Lembe-lembe makan ketupat
Kondo bujang di air mangir
Mambu reweh mau bersumpah
Lah ingat bujang terlalu manis
Ayo mama, jangan mama marah beta
Dia cuma, dia cuma cium beta
Ayo mama, jangan mama marah beta
Lah orang muda punya biasa
3. Buka Pintu
Buka pintu buka pintu, beta mau masuke
Siolah nona nona beta, adalah di mukae
Beta panggil tidak menyahut, buka pintu juga tidak mau
Siolah nona beta mau masuke he he he he
Buka pintu buka pintu, beta mau masuke
Siolah nona nona beta, adalah di mukae
Ada anjing gonggong betae, ada hujan basah betae
Siolah nona beta mau masuke he he he he he
5. Burung Tantina
Sio tantina burung tantina
Mati dipanah Raja Nirwana
Sio tantina burung tantina
Mati dipanah Raja Nirwana
Sakitnya bukan sakit penyakit
Khabarnya datang dari Sri Rama
Sakitnya bukan sakit penyakit
Khabarnya datang dari Sri Rama
6. Goro-Gorone
Goro gorone epa toka toka bia
Loko sana loko mari loko lenso manari
Kata nyong beta pinta sioh nona e manari
Dengar donci a balagu sioh nona ender bahu
Meski nona duduk jauh sioh beta panggil trus menyahut
Lah lajulah lekas datang kemari
Pura pura tidak tahu belum ditanya sudah mau
Lah sebab nona suka sendiri
7. Gunung Salahatu
Kota Ambon ibu negri tanah Maluku
Di pinggir laut tempat beta bersatu
Dilihat dari jauh gunung Salahutu
Beta ingat beta dahulu di ditu
Bulan terang benderang di pinggirnya pantai
Bunyi gitar suara tifa ramai ramai
Kota Ambon dengan teluk yang indah permai
Apa tempo beta lihat Oselae
8. Hela Rotane
Hela hela rotan e
Rotan e tifa jawa
Jawae bebunyi
Rotan, rotan sudah putus
Sudah putus ujung dua
Dua baku dapa e
Rotan, rotan sudah putus
Sudah putus ujung dua
Dua baku dapae
9. Huhate
Orang muda huhate, bae-bae
Jangan sampai dapat kulit durian
Pasang mata telinga, kalau mencari teman
Jangan sampai dapat kulit durian
Huhate, huhate, huhate bae – bae
Jangan sampai sembarang orang latagai
Sio jangan, sio jangan
Jangan paparipi
Kulit durian sungguh baduri
Orang muda huhate, bae-bae
Jangan sampai dapat kulit durian
Pasang mata telinga, kalau mencari teman
Jangan sampai dapat kulit durian
Huhate, huhate, huhate bae – bae
Jangan sampai sembarang orang latagai
Sio jangan, sio jangan
Jangan paparipi
Kulit durian sungguh baduri
10. Kole-Kole
Kole kole arumbai kole
Tiup angin ke utara arumbai kole
Manise manise sota lalu manise
Sama santan dengan gula sota lalu manise
11. Lembe-lembe
Lembe lembe toyan do maule
Lembe to toyan do maule
Sawat sawat toyan do maule
Sawat to toyan do maule
Lembe lembe toyan doyo
Lembe to toyan do maule
Sawat sawat toyan doyo
Sawat to toyan do maule
Lembe lembe tu maina
Sawat sawat di laute
Lembe lembe tu maina
Sawat sawat di laute
12. Mande-Mande
Mande mande ana kona e mande
Wato rasa bagaimana beta pulang kawin dengan se
Malayo malayo malayo
Malayo tinggal dari tanjung tanjung yo tanjung
Yo Malayu tinggal dari tanjung tanjung tanjung yo
Sauh reka reka gaba gaba ampat buah
Kalo nyong sayang beta mari dekat dekat dekat jua