MIKROTEKNIK
Laboratorium Safety dan Pembuatan Kemikalia
Disusun Oleh:
SURAKARTA
2019
Laporan Resmi Praktikum
Mikroteknik
Pembuatan Alkohol-Xilol
Pembuatan FAA 50 ml
1. A : X = 1 : 1 100 ml Perhitungan :
Jumlah alkohol yang digunakan
1
x 50 ml = 25 ml
2
Langkah kerja :
Pertama, mengukur volume alcohol absolute
sebanyak 25 ml, dilanjutkan mengukur volume xilol
sebanyak 25 ml juga. Kemudian mencampurkan
alcohol absolute dan xilol lalu mengaduknya hingga
tercampur rata. Setelah itu, larutan yang telah
tercampur dimasukkan ke dalam flakon lalu ditutup
dengan alumunium foil yang kemudian diikat karet
gelang.
2. A : X = 1 : 3 100 ml Perhitungan :
Jumlah alkohol yang digunakan
1
x 50 ml = 12,5 ml
4
3. A : X = 3 : 1 100 ml Perhitungan :
Jumlah alkohol yang digunakan
3
x 50 ml = 37,5 ml
4
Langkah kerja :
Pertama, mengukur volume alcohol absolute
sebanyak 37,5 ml, dilanjutkan mengukur volume xilol
sebanyak 12,5 ml juga. Kemudian mencampurkan
alcohol absolute dan xilol lalu mengaduknya hingga
tercampur rata. Setelah itu, larutan yang telah
tercampur dimasukkan ke dalam flakon lalu ditutup
dengan alumunium foil yang kemudian diikat karet
gelang.
4. A : X = 2 : 8 50 ml Perhitungan :
Jumlah alkohol yang digunakan
2
x 50 ml = 10 ml
10
Langkah kerja :
Pertama, mengukur volume alcohol absolute
sebanyak 10 ml, dilanjutkan mengukur volume xilol
sebanyak 40 ml juga. Kemudian mencampurkan
alcohol absolute dan xilol lalu mengaduknya hingga
tercampur rata. Setelah itu, larutan yang telah
tercampur dimasukkan ke dalam flakon lalu ditutup
dengan alumunium foil yang kemudian diikat karet
gelang.
5. A : X = 8 : 2 50 ml Perhitungan :
Jumlah alkohol yang digunakan
8
x 50 ml = 40 ml
10
Langkah kerja :
Pertama, mengukur volume alcohol absolute
sebanyak 10 ml, dilanjutkan mengukur volume xilol
sebanyak 40 ml juga. Kemudian mencampurkan
alcohol absolute dan xilol lalu mengaduknya hingga
tercampur rata. Setelah itu, larutan yang telah
tercampur dimasukkan ke dalam flakon lalu ditutup
dengan alumunium foil yang kemudian diikat karet
gelang.
6. A : X = 6 : 4 50 ml Perhitungan :
Jumlah alkohol yang digunakan
6
x 50 ml = 30 ml
10
Langkah kerja :
Pertama, mengukur volume alcohol absolute
sebanyak 30 ml, dilanjutkan mengukur volume xilol
sebanyak 20 ml juga. Kemudian mencampurkan
alcohol absolute dan xilol lalu mengaduknya hingga
tercampur rata. Setelah itu, larutan yang telah
tercampur dimasukkan ke dalam flakon lalu ditutup
dengan alumunium foil yang kemudian diikat karet
gelang.
7. A : X = 3 : 7 50 ml Perhitungan :
Jumlah alkohol yang digunakan
3
x 50 ml = 15 ml
10
Langkah kerja :
Pertama, mengukur volume alcohol absolute
sebanyak 15 ml, dilanjutkan mengukur volume xilol
sebanyak 35 ml juga. Kemudian mencampurkan
alcohol absolute dan xilol lalu mengaduknya hingga
tercampur rata. Setelah itu, larutan yang telah
tercampur dimasukkan ke dalam flakon lalu ditutup
dengan alumunium foil yang kemudian diikat karet
gelang.
8. A : X = 4 : 6 50 ml Perhitungan :
Jumlah alkohol yang digunakan
4
x 50 ml = 20 ml
10
Langkah kerja :
Pertama, mengukur volume alcohol absolute
sebanyak 20 ml, dilanjutkan mengukur volume xilol
sebanyak 30 ml juga. Kemudian mencampurkan
alcohol absolute dan xilol lalu mengaduknya hingga
tercampur rata. Setelah itu, larutan yang telah
tercampur dimasukkan ke dalam flakon lalu ditutup
dengan alumunium foil yang kemudian diikat karet
gelang.
9. A : X = 9 : 1 50 ml Perhitungan :
Jumlah alkohol yang digunakan
9
x 50 ml = 45 ml
10
Langkah kerja :
Pertama, mengukur volume alcohol absolute
sebanyak 45 ml, dilanjutkan mengukur volume xilol
sebanyak 5 ml juga. Kemudian mencampurkan
alcohol absolute dan xilol lalu mengaduknya hingga
tercampur rata. Setelah itu, larutan yang telah
tercampur dimasukkan ke dalam flakon lalu ditutup
dengan alumunium foil yang kemudian diikat karet
gelang.
10. A : X = 1 : 9 50 ml Perhitungan :
Jumlah alkohol yang digunakan
1
x 50 ml = 5 ml
10
Langkah kerja :
Pertama, mengukur volume alcohol absolute
sebanyak 5 ml, dilanjutkan mengukur volume xilol
sebanyak 45 ml juga. Kemudian mencampurkan
alcohol absolute dan xilol lalu mengaduknya hingga
tercampur rata. Setelah itu, larutan yang telah
tercampur dimasukkan ke dalam flakon lalu ditutup
dengan alumunium foil yang kemudian diikat karet
gelang.
11. A : X = 7 : 3 50 ml Perhitungan :
Jumlah alkohol yang digunakan
7
x 50 ml = 35 ml
10
Langkah kerja :
Pertama, mengukur volume alcohol absolute
sebanyak 35 ml, dilanjutkan mengukur volume xilol
sebanyak 15 ml juga. Kemudian mencampurkan
alcohol absolute dan xilol lalu mengaduknya hingga
tercampur rata. Setelah itu, larutan yang telah
tercampur dimasukkan ke dalam flakon lalu ditutup
dengan alumunium foil yang kemudian diikat karet
gelang.
Langkah Kerja:
Mengukur alkohol absolute sebanyak 20 ml,
kemudian dicampur dengan aquades sebanyak 30 ml.
Mengaduk hingga alkohol absolute dan aquades
tercampur rata. Setelah larutan selesai dibuat,
selanjutnya larutan disimpan di dalam flakon.
Langkah Kerja:
Mengukur alkohol absolute sebanyak 25 ml,
kemudian dicampur dengan aquades sebanyak 25 ml.
Mengaduk hingga alkohol absolute dan aquades
tercampur rata. Setelah larutan selesai dibuat,
selanjutnya larutan disimpan di dalam flakon.
Langkah Kerja:
Mengukur alkohol absolute sebanyak 30 ml,
kemudian dicampur dengan aquades sebanyak 20 ml.
Mengaduk hingga alkohol absolute dan aquades
tercampur rata. Setelah larutan selesai dibuat,
selanjutnya larutan disimpan di dalam flakon.
16. Alkohol 80% 50 ml Perhitungan:
Volume alkohol absolute (V2)
M1 . V1 = M2 . V2
80 . 50 = 100 . V2
V2 = 40 ml
Volume aquades
50 - 40 = 10 ml
Langkah Kerja:
Mengukur alkohol absolute sebanyak 40 ml,
kemudian dicampur dengan aquades sebanyak 10 ml.
Mengaduk hingga alkohol absolute dan aquades
tercampur rata. Setelah larutan selesai dibuat,
selanjutnya larutan disimpan di dalam flakon.
Langkah Kerja:
Mengukur alkohol absolute sebanyak 45 ml,
kemudian dicampur dengan aquades sebanyak 5 ml.
Mengaduk hingga alkohol absolute dan aquades
tercampur rata. Setelah larutan selesai dibuat,
selanjutnya larutan disimpan di dalam flakon.
Langkah Kerja:
Mengukur alkohol absolute sebanyak 47,5 ml,
kemudian dicampur dengan aquades sebanyak 2,5 ml.
Mengaduk hingga alkohol absolute dan aquades
tercampur rata. Setelah larutan selesai dibuat,
selanjutnya larutan disimpan di dalam flakon.
Perbandingan
90 𝑚𝑙 ∶5 𝑚𝑙 ∶5 𝑚𝑙
= 45 ml : 2,5 ml : 2,5 ml
2
= 45 ml alkohol
2,5 ml AAG
2,5 Formalin
____________ +
50 ml FAA
Langkah kerja :
Pertama, mengukur volume alcohol 70% sebanyak
345 ml, dilanjutkan mengukur volume AAG sebanyak
15 ml juga. Kemudian mencampurkan alcohol
absolute dan xilol lalu mengaduknya hingga
tercampur rata. Setelah itu, larutan yang telah
tercampur dimasukkan ke dalam flakon lalu ditutup
dengan alumunium foil yang kemudian diikat karet
gelang.
20. Fast Green 1% 100 ml Dalam pembuatan fast green 1%, yang pertama kali
harus dilakukan adalah menimbang fast green
sebanyak 1 gram, kemudian mencampurkan dengan
aquades sebanyak 100 ml. Selanjutnya, mengaduk
larutan hingga tercampur rata, tampak dari warnanya
yang berubah menjadi hijau gelap. Lalu, memasukkan
larutan ke dalam flakon, kemudian ditutup
menggunakan alumunium foil yang diikat dengan
karet gelang.
Langkah Kerja :
Pertama, membuat albumin meyer dengan cara
memisahkan putih telur dan mengocoknya sampai
soft peak. Kemudian, mendiamkan putih telur yang
telah dikocok tsb dalam suhu ruangan hingga mencair
kembali. Selanjutnya, mencampurkan hasil kocokan
putih telur (albumin) 10 ml dengan gliserin 10 ml,
yang kemudian hasil campuran itu dibiarkan pada
suhu dingin hingga warnanya berubah menjadi kuning
bening.
2. Pembahasan
a. Handling Bahan
Teknik handling atau sistem kelola larutan kemikalia adalah cara penanganan
dengan baik dan benar terutama yang berhubungan dengan bahan kimia teknik
handling atau sistem kelola. Teknik handling atau sistem kelola pada
laboratorium adalah cara penanganan dengan baik dan benar terutama yang
berhubungan alat gelas dan instrumen mulai dari proses pengadaan, penerimaan
koma pengemasan koma penyimpanan sampai penyaluran koma penggunaan
sesuai dengan tata kelola yang baik dan benar, juga ditunjang pelayanan yang
memadai di laboratorium.(Harjanto, 2017)
Menurut Berlian dan Aini (2016), Alkohol merupakan kemikalia tidak bewarna
yang mudah menguap, sehingga setelah menggunakan alkohol botol harus
segera ditutup kembali.
Terdapat beberapa kemikalia yang memiliki karakteristik berbau menyengat,
sehingga praktikan harus menggunakan masker pada saat praktikum apabila
tercium secara terus-menerus kemikalia jenis ini dapat menyebabkan pusing,
contohnya yaitu : AAG dan xilol.
Setelah menggunakan larutan botol harus ditutup kembali agar tidak tumpah,
seperti pada penggunaan larutan buffer A, larutan buffer B, dan formalin.
Satu pipet tidak boleh digunakan untuk berbagai larutan kemikalia. Harus
disediakan masing-masing sebuah pipet untuk tiap macam alkohol, sebuah
untuk xilol, sebuah untuk zat warna, sebuah untuk asam-asam, dsb.(Isnainy, et
al., 2014)
Larutan kemikalia (fiksatif, dehidran, dyes) setelah selesai praktikum
ditampung dalam botol bekas untuk dibuang di sumur pembuangan kemikalia,
tidak boleh dibuang pada saluran air secara langsung.
c. Kendala
Bahan kemikalia tertentu seperti xilol memiliki karakteristik bau yang sangat
tajam sehingga praktikan yang tidak tahan dengan baunya akan merasa
pusing.
Alkohol merupakan bahan yang mudah menguap sehingga praktikan harus
bergerak cepat dalam menutup flakon setelah larutan dipindah.
Ketika menakar larutan pun ditemukan kendala, misalnya larutan yang
volumenya tidak bulat seperti 27,5 ml sulit dalam mengukurnya sehingga
kadangkala tidak akurat.
Kendala juga dijumpai saat proses pengocokan putih telur, yaitu pada saat
pembuatan albumin mayer yang memakan waktu cukup lama karena hanya
menggunakan alat sederhana yaitu berupa sendok.
Bahan larutan berupa alkohol yang akan digunakan kurang sehingga praktikan
harus menunggu sampai bahan tersedia.
Laboratorium kurang luas sehingga harus berdesakan saat praktikum.
VI. KESIMPULAN
Berlian, Z., & Aini, F. (2016). Uji Kadar Alkohol pada Tapai Ketan Putih dan
Singkong melalui Fermentasi dengan Dosis Ragi yang Berbeda. Jurnal
Biota, 2(1), 106-111.
Harjanto, S., & Raharjo, R. (2017). Penanganan Alat Dan Bahan Yang Baik
Dalam Rangka Menunjang Kegiatan Di Laboratorium
Kimia. METANA, 13(2), 58-60.
Isnainy, H., Hasyim, H., & Sitorus, R. J. (2014). Implementasi Keselamatan dan
Kesehatan Kerja di Laboratorium Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Sriwijaya Tahun 2009. Jurnal Ilmu
Kesehatan Masyarakat, 5(1).
John dan Rachmawati. (2011). Chemistry 3A. PT. Penerbit Erlangga : Jakarta.
Supraptini, S., Nainggolan, R., Elsi, E., & Dharmayanti, I. (2011). Kualitas
Bahan Makanan Dan Makanan Jajanan Yang Dijual Di Pasar Tradisional
Di Beberapa Kota Di Indonesia. Indonesian Journal of Health Ecology,
10(4), 208-218.
VIII. LAMPIRAN
a. Foto ACC Logbook
b. Tangkapan layar Abstract Jurnal (SS)
c. Dokumentasi Praktikum
Qonita Luthfiyyah
NIM. K4318047
LAMPIRAN LOGBOOK (ACC DATA PENGAMATAN)
LAMPIRAN SCREENSHOT ABSTRAKSI JURNAL
LAMPIRAN DOKUMENTASI KEGIATAN PRAKTIKUM