Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

MIKROTEKNIK
Laboratorium Safety dan Pembuatan Kemikalia

Disusun Oleh:

Nama : Qonita Luthfiyyah


NIM/ Kelas : K4318047
Kelompok :4

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2019
Laporan Resmi Praktikum

Mikroteknik

I. JUDUL : 1. Laboratorium Safety


2. Larutan Kemikalia
II. TUJUAN :
1. Memberikan pemahaman tentang laboratorium safety kepada praktikan supaya
kegiatan berjalan lancar dan meminimalisir dampak
2. Membuat larutan kimia yang akan dimanfaatkan untuk praktikum mikroteknik
dalam berbagai metode secara akurat dan presisi

III. ALAT DAN BAHAN


Alat Bahan
 Gelas ukur  ETOH absolute
 Gelas bekker  ETOH 70%
 Pipet tetes  Asetic Acid Glasial (AAG)
 Botol kaca berbagai ukuran  Aquades
 Kaca arloji  Formalin
 Gelas pengaduk  Fast green
 Corong kaca
 Erlenmeyer
 Labu ukur
 Timbangan digital
 Bunsen
IV. SKEMA LANGKAH (BAGAN)
 Pembuatan Alkohol Bertingkat

Menghitung volume alkohol absolute yang akan


Menyiapkan digunakan menggunakan rumus M1.V2 = M2.V2
alat dan
bahan ( Konsentrasi alkohol yang digunakan adalah 30%,
40%, 50%, 60%, 80%, 90%, 95% )

Mencampurkan alkohol absolute Menghitung volume


dan aquades sesuai volume yang aquades yang harus
telah dihitung digunakan

 Pembuatan Alkohol-Xilol

Menghitung Menyiapkan Mencampurkan kedua


volume alkohol alcohol dan bahan tsb hingga
dan xilol sesuai xilol homogen dan terbentuk
jumlah larutan bening
perbandingan

 Pembuatan FAA 50 ml

Menyiapkan Mengambil alkohol Mencampurkan


alat dan 70% sebanyak 90 ml, kedua bahan tsb
bahan formalin 40% hingga homogen
sebanyak 5 ml, dan dan terbentuk
AAG sebanyak 5 ml larutan bening

 Pembuatan Fast Green 1%


Menimbang fast Mencampurkan Kemudian diaduk
green sebanyak 1 dengan aquades hingga tercampur
gram sebanyak 100 ml rata

 Pembuatan Albumin Meyers 20 ml

Mengocok putih telur Mengambil gliserin


sebanyak 10 ml dengan sebanyak 10 ml
sempurna

Mendinginkan campuran hingga Mencampur putih telur


warna berubah menjadi kuning dengan gliserin
bening
V. HASIL
1. Data

No Nama Larutan dan Gambar Keterangan

1. A : X = 1 : 1  100 ml Perhitungan :
 Jumlah alkohol yang digunakan
1
x 50 ml = 25 ml
2

 Jumlah xilol yang digunakan


1
x 50 ml = 25 ml
2

Langkah kerja :
Pertama, mengukur volume alcohol absolute
sebanyak 25 ml, dilanjutkan mengukur volume xilol
sebanyak 25 ml juga. Kemudian mencampurkan
alcohol absolute dan xilol lalu mengaduknya hingga
tercampur rata. Setelah itu, larutan yang telah
tercampur dimasukkan ke dalam flakon lalu ditutup
dengan alumunium foil yang kemudian diikat karet
gelang.

2. A : X = 1 : 3  100 ml Perhitungan :
 Jumlah alkohol yang digunakan
1
x 50 ml = 12,5 ml
4

 Jumlah xilol yang digunakan


3
x 50 ml = 37,5 ml
4
Langkah kerja :
Pertama, mengukur volume alcohol absolute
sebanyak 12,5 ml, dilanjutkan mengukur volume xilol
sebanyak 37,5 ml juga. Kemudian mencampurkan
alcohol absolute dan xilol lalu mengaduknya hingga
tercampur rata. Setelah itu, larutan yang telah
tercampur dimasukkan ke dalam flakon lalu ditutup
dengan alumunium foil yang kemudian diikat karet
gelang.

3. A : X = 3 : 1  100 ml Perhitungan :
 Jumlah alkohol yang digunakan
3
x 50 ml = 37,5 ml
4

 Jumlah xilol yang digunakan


1
x 50 ml = 12,5 ml
4

Langkah kerja :
Pertama, mengukur volume alcohol absolute
sebanyak 37,5 ml, dilanjutkan mengukur volume xilol
sebanyak 12,5 ml juga. Kemudian mencampurkan
alcohol absolute dan xilol lalu mengaduknya hingga
tercampur rata. Setelah itu, larutan yang telah
tercampur dimasukkan ke dalam flakon lalu ditutup
dengan alumunium foil yang kemudian diikat karet
gelang.

4. A : X = 2 : 8  50 ml Perhitungan :
 Jumlah alkohol yang digunakan
2
x 50 ml = 10 ml
10

 Jumlah xilol yang digunakan


8
x 50 ml = 40 ml
10

Langkah kerja :
Pertama, mengukur volume alcohol absolute
sebanyak 10 ml, dilanjutkan mengukur volume xilol
sebanyak 40 ml juga. Kemudian mencampurkan
alcohol absolute dan xilol lalu mengaduknya hingga
tercampur rata. Setelah itu, larutan yang telah
tercampur dimasukkan ke dalam flakon lalu ditutup
dengan alumunium foil yang kemudian diikat karet
gelang.

5. A : X = 8 : 2  50 ml Perhitungan :
 Jumlah alkohol yang digunakan
8
x 50 ml = 40 ml
10

 Jumlah xilol yang digunakan


2
x 50 ml = 10 ml
10

Langkah kerja :
Pertama, mengukur volume alcohol absolute
sebanyak 10 ml, dilanjutkan mengukur volume xilol
sebanyak 40 ml juga. Kemudian mencampurkan
alcohol absolute dan xilol lalu mengaduknya hingga
tercampur rata. Setelah itu, larutan yang telah
tercampur dimasukkan ke dalam flakon lalu ditutup
dengan alumunium foil yang kemudian diikat karet
gelang.

6. A : X = 6 : 4  50 ml Perhitungan :
 Jumlah alkohol yang digunakan
6
x 50 ml = 30 ml
10

 Jumlah xilol yang digunakan


4
x 50 ml = 20 ml
10

Langkah kerja :
Pertama, mengukur volume alcohol absolute
sebanyak 30 ml, dilanjutkan mengukur volume xilol
sebanyak 20 ml juga. Kemudian mencampurkan
alcohol absolute dan xilol lalu mengaduknya hingga
tercampur rata. Setelah itu, larutan yang telah
tercampur dimasukkan ke dalam flakon lalu ditutup
dengan alumunium foil yang kemudian diikat karet
gelang.

7. A : X = 3 : 7  50 ml Perhitungan :
 Jumlah alkohol yang digunakan
3
x 50 ml = 15 ml
10

 Jumlah xilol yang digunakan


7
x 50 ml = 35 ml
10

Langkah kerja :
Pertama, mengukur volume alcohol absolute
sebanyak 15 ml, dilanjutkan mengukur volume xilol
sebanyak 35 ml juga. Kemudian mencampurkan
alcohol absolute dan xilol lalu mengaduknya hingga
tercampur rata. Setelah itu, larutan yang telah
tercampur dimasukkan ke dalam flakon lalu ditutup
dengan alumunium foil yang kemudian diikat karet
gelang.

8. A : X = 4 : 6  50 ml Perhitungan :
 Jumlah alkohol yang digunakan
4
x 50 ml = 20 ml
10

 Jumlah xilol yang digunakan


6
x 50 ml = 30 ml
10

Langkah kerja :
Pertama, mengukur volume alcohol absolute
sebanyak 20 ml, dilanjutkan mengukur volume xilol
sebanyak 30 ml juga. Kemudian mencampurkan
alcohol absolute dan xilol lalu mengaduknya hingga
tercampur rata. Setelah itu, larutan yang telah
tercampur dimasukkan ke dalam flakon lalu ditutup
dengan alumunium foil yang kemudian diikat karet
gelang.

9. A : X = 9 : 1  50 ml Perhitungan :
 Jumlah alkohol yang digunakan
9
x 50 ml = 45 ml
10

 Jumlah xilol yang digunakan


1
x 50 ml = 5 ml
10

Langkah kerja :
Pertama, mengukur volume alcohol absolute
sebanyak 45 ml, dilanjutkan mengukur volume xilol
sebanyak 5 ml juga. Kemudian mencampurkan
alcohol absolute dan xilol lalu mengaduknya hingga
tercampur rata. Setelah itu, larutan yang telah
tercampur dimasukkan ke dalam flakon lalu ditutup
dengan alumunium foil yang kemudian diikat karet
gelang.

10. A : X = 1 : 9  50 ml Perhitungan :
 Jumlah alkohol yang digunakan
1
x 50 ml = 5 ml
10

 Jumlah xilol yang digunakan


9
x 50 ml = 45 ml
10

Langkah kerja :
Pertama, mengukur volume alcohol absolute
sebanyak 5 ml, dilanjutkan mengukur volume xilol
sebanyak 45 ml juga. Kemudian mencampurkan
alcohol absolute dan xilol lalu mengaduknya hingga
tercampur rata. Setelah itu, larutan yang telah
tercampur dimasukkan ke dalam flakon lalu ditutup
dengan alumunium foil yang kemudian diikat karet
gelang.

11. A : X = 7 : 3  50 ml Perhitungan :
 Jumlah alkohol yang digunakan
7
x 50 ml = 35 ml
10

 Jumlah xilol yang digunakan


3
x 50 ml = 15 ml
10

Langkah kerja :
Pertama, mengukur volume alcohol absolute
sebanyak 35 ml, dilanjutkan mengukur volume xilol
sebanyak 15 ml juga. Kemudian mencampurkan
alcohol absolute dan xilol lalu mengaduknya hingga
tercampur rata. Setelah itu, larutan yang telah
tercampur dimasukkan ke dalam flakon lalu ditutup
dengan alumunium foil yang kemudian diikat karet
gelang.

12. Alkohol 30%  50 ml Perhitungan:


 Volume alkohol absolute (V2)
M1 . V1 = M2 . V2
30 . 50 = 100 . V2
V2 = 15 ml
 Volume aquades
50 - 15 = 35 ml
Langkah Kerja:
Mengukur alkohol absolute sebanyak 15 ml,
kemudian dicampur dengan aquades sebanyak 35 ml.
Mengaduk hingga alkohol absolute dan aquades
tercampur rata. Setelah larutan selesai dibuat,
selanjutnya larutan disimpan di dalam flakon.

13. Alkohol 40%  50 ml Perhitungan:


 Volume alkohol absolute (V2)
M1 . V1 = M2 . V2
40 . 50 = 100 . V2
V2 = 20 ml
 Volume aquades
50 - 20 = 30 ml

Langkah Kerja:
Mengukur alkohol absolute sebanyak 20 ml,
kemudian dicampur dengan aquades sebanyak 30 ml.
Mengaduk hingga alkohol absolute dan aquades
tercampur rata. Setelah larutan selesai dibuat,
selanjutnya larutan disimpan di dalam flakon.

14. Alkohol 50%  50 ml Perhitungan:


 Volume alkohol absolute (V2)
M1 . V1 = M2 . V2
50 . 50 = 100 . V2
V2 = 25 ml
 Volume aquades
50 - 25 = 25 ml

Langkah Kerja:
Mengukur alkohol absolute sebanyak 25 ml,
kemudian dicampur dengan aquades sebanyak 25 ml.
Mengaduk hingga alkohol absolute dan aquades
tercampur rata. Setelah larutan selesai dibuat,
selanjutnya larutan disimpan di dalam flakon.

15. Alkohol 60%  50 ml Perhitungan:


 Volume alkohol absolute (V2)
M1 . V1 = M2 . V2
60 . 50 = 100 . V2
V2 = 30 ml
 Volume aquades
50 - 30 = 20 ml

Langkah Kerja:
Mengukur alkohol absolute sebanyak 30 ml,
kemudian dicampur dengan aquades sebanyak 20 ml.
Mengaduk hingga alkohol absolute dan aquades
tercampur rata. Setelah larutan selesai dibuat,
selanjutnya larutan disimpan di dalam flakon.
16. Alkohol 80%  50 ml Perhitungan:
 Volume alkohol absolute (V2)
M1 . V1 = M2 . V2
80 . 50 = 100 . V2
V2 = 40 ml
 Volume aquades
50 - 40 = 10 ml
Langkah Kerja:
Mengukur alkohol absolute sebanyak 40 ml,
kemudian dicampur dengan aquades sebanyak 10 ml.
Mengaduk hingga alkohol absolute dan aquades
tercampur rata. Setelah larutan selesai dibuat,
selanjutnya larutan disimpan di dalam flakon.

17. Alkohol 90%  50 ml Perhitungan:


 Volume alkohol absolute (V2)
M1 . V1 = M2 . V2
90 . 50 = 100 . V2
V2 = 45 ml
 Volume aquades
50 - 45 = 5 ml

Langkah Kerja:
Mengukur alkohol absolute sebanyak 45 ml,
kemudian dicampur dengan aquades sebanyak 5 ml.
Mengaduk hingga alkohol absolute dan aquades
tercampur rata. Setelah larutan selesai dibuat,
selanjutnya larutan disimpan di dalam flakon.

18. Alkohol 95%  50 ml Perhitungan:


 Volume alkohol absolute (V2)
M1 . V1 = M2 . V2
95 . 50 = 100 . V2
V2 = 47,5 ml
 Volume aquades
50 - 47,5 = 2,5 ml

Langkah Kerja:
Mengukur alkohol absolute sebanyak 47,5 ml,
kemudian dicampur dengan aquades sebanyak 2,5 ml.
Mengaduk hingga alkohol absolute dan aquades
tercampur rata. Setelah larutan selesai dibuat,
selanjutnya larutan disimpan di dalam flakon.

19. FAA 50 ml Perhitungan :


 Jumlah alkohol yang digunakan
70%  90 ml
 Jumlah AAG yang digunakan
5 ml
 Jumlah Formalin yang digunakan
37%  5 ml

Perbandingan

90 𝑚𝑙 ∶5 𝑚𝑙 ∶5 𝑚𝑙
= 45 ml : 2,5 ml : 2,5 ml
2
= 45 ml alkohol
2,5 ml AAG
2,5 Formalin
____________ +
50 ml FAA

Langkah kerja :
Pertama, mengukur volume alcohol 70% sebanyak
345 ml, dilanjutkan mengukur volume AAG sebanyak
15 ml juga. Kemudian mencampurkan alcohol
absolute dan xilol lalu mengaduknya hingga
tercampur rata. Setelah itu, larutan yang telah
tercampur dimasukkan ke dalam flakon lalu ditutup
dengan alumunium foil yang kemudian diikat karet
gelang.

20. Fast Green 1%  100 ml Dalam pembuatan fast green 1%, yang pertama kali
harus dilakukan adalah menimbang fast green
sebanyak 1 gram, kemudian mencampurkan dengan
aquades sebanyak 100 ml. Selanjutnya, mengaduk
larutan hingga tercampur rata, tampak dari warnanya
yang berubah menjadi hijau gelap. Lalu, memasukkan
larutan ke dalam flakon, kemudian ditutup
menggunakan alumunium foil yang diikat dengan
karet gelang.

21. Albumin Meyers 20 ml Perhitungan :


 Gliserin : Albumin = 1 : 1
 Jumlah Gliserin yang digunakan
1
x 20 ml = 10 ml
2

 Jumlah Albumin yang digunakan


= 10 ml

Langkah Kerja :
Pertama, membuat albumin meyer dengan cara
memisahkan putih telur dan mengocoknya sampai
soft peak. Kemudian, mendiamkan putih telur yang
telah dikocok tsb dalam suhu ruangan hingga mencair
kembali. Selanjutnya, mencampurkan hasil kocokan
putih telur (albumin) 10 ml dengan gliserin 10 ml,
yang kemudian hasil campuran itu dibiarkan pada
suhu dingin hingga warnanya berubah menjadi kuning
bening.

2. Pembahasan
a. Handling Bahan
 Teknik handling atau sistem kelola larutan kemikalia adalah cara penanganan
dengan baik dan benar terutama yang berhubungan dengan bahan kimia teknik
handling atau sistem kelola. Teknik handling atau sistem kelola pada
laboratorium adalah cara penanganan dengan baik dan benar terutama yang
berhubungan alat gelas dan instrumen mulai dari proses pengadaan, penerimaan
koma pengemasan koma penyimpanan sampai penyaluran koma penggunaan
sesuai dengan tata kelola yang baik dan benar, juga ditunjang pelayanan yang
memadai di laboratorium.(Harjanto, 2017)
 Menurut Berlian dan Aini (2016), Alkohol merupakan kemikalia tidak bewarna
yang mudah menguap, sehingga setelah menggunakan alkohol botol harus
segera ditutup kembali.
 Terdapat beberapa kemikalia yang memiliki karakteristik berbau menyengat,
sehingga praktikan harus menggunakan masker pada saat praktikum apabila
tercium secara terus-menerus kemikalia jenis ini dapat menyebabkan pusing,
contohnya yaitu : AAG dan xilol.
 Setelah menggunakan larutan botol harus ditutup kembali agar tidak tumpah,
seperti pada penggunaan larutan buffer A, larutan buffer B, dan formalin.
 Satu pipet tidak boleh digunakan untuk berbagai larutan kemikalia. Harus
disediakan masing-masing sebuah pipet untuk tiap macam alkohol, sebuah
untuk xilol, sebuah untuk zat warna, sebuah untuk asam-asam, dsb.(Isnainy, et
al., 2014)
 Larutan kemikalia (fiksatif, dehidran, dyes) setelah selesai praktikum
ditampung dalam botol bekas untuk dibuang di sumur pembuangan kemikalia,
tidak boleh dibuang pada saluran air secara langsung.

b. Deskripsi dan Fungsi Bahan


 Pembuatan Larutan Alkohol
Dalam pembuatan larutan alkohol harus di perhatikan komposisi
perbandingan dan perhitungan yang pas antara alkohol primer dan aquades yang
akan digunakan. Saat menuangkan alkohol harus hati-hati. Wadah yang
digunakan dalam mencampur alkohol dan aquades yaitu gelas beker. Setelah
produk jadi maka disimpan dalam botol tertutup agar tidak mudah menguap.
Alkohol digunakan sebagai pelarut untuk melarutkan berbagai bahan
organik (obat) di laboratorium, menyari zat berkhasiat (alkaloid, glikosid,
flavanoid) dalam tumbuhan yang dikenal sebagai sediaan galenik, bahan
sintesis pembuatan eter dan ester di laboratorium dan industry kimia,
desinfektan, dan bahan bakar.
 Pembuatan Larutan Alkohol Xilol
Alkohol yang dicampur dengan xilol dengan perbandingan volume yang sesuai
maka akan menghasilkan larutan berwarna bening. Xilol berfungsi untuk
menjernihkan atau clearing dalam suatu spesies atau preparat agar mudah
diamati.(John dan Rachmawati, 2011)

 Pembuatan Albumin Meyers


Albumin meyers, merupakan suatu larutan yang terbuat dari putih telur
(albumin) yang berfungsi sebagai zat perekat dan gliserin sebagai pelembab
agar preparat terjaga strukturnya.

 Pembuatan FAA (Formalin Aseto Alkohol)


Larutan FAA merupakan larutan fiksatif yang dibuat dengan mencampurkan
alkohol 70% sebanyak 90 ml, formalin 5 ml, dan asam asetat glasial (AAG) 5
ml ke dalam gelas beker lalu dituang dalam botol dan dikocok. Saat menuang
pakailah lateks, alkohol digunakan sebagai desinfektan sementara AAG dan
formalin sebagai stabilisator dan pengawet yang baik.(Supraptini, dkk., 2011)
Larutan ini berfungsi sebagai larutan fiksatif misalnya pada pembuatan irisan
metode parafin.

 Pembuatan Fast Green 1%


Fast Green FCF merupakan pewarna sintetis hijau yang sering digunakan pada
minuman, serbuk instan, permen, pudding, es krim, dan produk susu..
Penggunaan pewarna ini jika berlebihan dapat menyebabkan alergi dan tumor.
Pada label kemasan makanan pewarna ini berkode CL 42053, E143 aut FD &
C Green No 3.
Digunakan untuk mewarnai preparat khususnya jaringan pada tumbuhan

c. Kendala
 Bahan kemikalia tertentu seperti xilol memiliki karakteristik bau yang sangat
tajam sehingga praktikan yang tidak tahan dengan baunya akan merasa
pusing.
 Alkohol merupakan bahan yang mudah menguap sehingga praktikan harus
bergerak cepat dalam menutup flakon setelah larutan dipindah.
 Ketika menakar larutan pun ditemukan kendala, misalnya larutan yang
volumenya tidak bulat seperti 27,5 ml sulit dalam mengukurnya sehingga
kadangkala tidak akurat.
 Kendala juga dijumpai saat proses pengocokan putih telur, yaitu pada saat
pembuatan albumin mayer yang memakan waktu cukup lama karena hanya
menggunakan alat sederhana yaitu berupa sendok.
 Bahan larutan berupa alkohol yang akan digunakan kurang sehingga praktikan
harus menunggu sampai bahan tersedia.
 Laboratorium kurang luas sehingga harus berdesakan saat praktikum.

VI. KESIMPULAN

Prosedur keselamatan kerja di laboratorium sangat penting untuk diperhatikan


mengingat hasil penelitian menunjukkan telah terjadi kecelakaan kerja dengan
intensitas yang mengkhawatirkan yaitu 9 orang / hari. Keselamatan semua pihak
merupakan tanggung jawab semua pengguna laboratorium. Namun, banyak pekerja
yang meremehkan risiko kerja, sehingga tidak menggunakan alat keamanan yang sudah
tersedia. Laboratorium merupakan ruangan yang memiliki risiko yang cukup besar.
Disana banyak mengandung bahan kimia yang merupakan bahan mudah meledak,
mudah terbakar, beracun, dll. Selain itu terdapat juga benda mudah pecah dan
menggunakan listrik. Maka dari itu, kita harus sangat berhati-hati dalam menggunakan
laboratorium.
Bahan Kimia atau Kemikalia yang biasa dipakai dalam analisis kimia tersedia
dalam bentuk cairan atau padatan dan dikemas dalam botol plastik atau botol gelasyang
gelap. Semua kemikalia dibuat dengan kemurnian yang berbeda-beda. Kemikalia yang
telah dibuat berdasarkan praktikum adalah: Pewarnaan Fast Green 1%, Alkohol
berbagai konsentrasi (30%, 40%, 50%, 60%, 80%, 90%, dan 95%), Larutan alkohol
dan xylol dengan berbagai perbandingan, dan Albumin Mayers.
VII. DAFTAR PUSTAKA

Berlian, Z., & Aini, F. (2016). Uji Kadar Alkohol pada Tapai Ketan Putih dan
Singkong melalui Fermentasi dengan Dosis Ragi yang Berbeda. Jurnal
Biota, 2(1), 106-111.
Harjanto, S., & Raharjo, R. (2017). Penanganan Alat Dan Bahan Yang Baik
Dalam Rangka Menunjang Kegiatan Di Laboratorium
Kimia. METANA, 13(2), 58-60.
Isnainy, H., Hasyim, H., & Sitorus, R. J. (2014). Implementasi Keselamatan dan
Kesehatan Kerja di Laboratorium Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Sriwijaya Tahun 2009. Jurnal Ilmu
Kesehatan Masyarakat, 5(1).
John dan Rachmawati. (2011). Chemistry 3A. PT. Penerbit Erlangga : Jakarta.
Supraptini, S., Nainggolan, R., Elsi, E., & Dharmayanti, I. (2011). Kualitas
Bahan Makanan Dan Makanan Jajanan Yang Dijual Di Pasar Tradisional
Di Beberapa Kota Di Indonesia. Indonesian Journal of Health Ecology,
10(4), 208-218.
VIII. LAMPIRAN
a. Foto ACC Logbook
b. Tangkapan layar Abstract Jurnal (SS)
c. Dokumentasi Praktikum

XI. LEMBAR PENGESAHAN

Surakarta, 18 September 2019


Asisten Praktikum Praktikan

Qonita Luthfiyyah
NIM. K4318047
LAMPIRAN LOGBOOK (ACC DATA PENGAMATAN)
LAMPIRAN SCREENSHOT ABSTRAKSI JURNAL
LAMPIRAN DOKUMENTASI KEGIATAN PRAKTIKUM

Anda mungkin juga menyukai