Anda di halaman 1dari 23

1

SEBERAPA LUAS SIH ALAM SEMESTA ITU?


(SEBUAH TINJAUAN SINGKAT BEBERAPA
MISKONSEPSI TENTANG ALAM SEMESTA YANG
MENGEMBANG [TEORI BIG BANG])
Oleh Wahab Abdullah (147795089)
Pasca Sarjana Universitas Negeri Surabaya
Program Studi Magister Pendidikan Sains
P2TK Dikdas 2014

1. PENDAHULUAN
Seperti yang kita ketahui, semua ruang di alam semesta berawal dari luas
yang kecil, dan temperatur partikel dalam ruang itu sangat tinggi. Namun, seiring
waktu, alam semesta meluas dan mendingin ke temperatur yang lebih rendah,
akhirnya pada temperatur dan ukuran yang kita lihat di masa kini. Berapa besar
temperatur dan ukuran yang kita lihat saat ini? Hal ini akan dibahas di artikel ini.
Dalam diskusi yang saya lakukan dengan teman-teman kuliah di Pasca
Sarjana Universitas Negeri Surabaya saat mengikuti mata kuliah IPBA (Ilmu
Pengetahuan Bumi dan Antariksa) dan setelah membaca beberapa literatur,
ternyata banyak terjadi miskonsepsi tentang jagat raya yang mengembang (teori
big bang). Beberapa miskonsepsi tersebut akan dibahas di artikel ini.
Dalam artikel ini, saya menghindari penggunaan matematis yang rumit
(misalnya untuk teori relativitas umum yang mendasari teori big bang)
dikarenakan kesulitan yang saya alami karena keterbatasan kemampuan
matematis saya.

2. LUAS ALAM SEMESTA (ALAM SEMESTA YANG MENGEMBANG)


Adalah mungkin untuk mengukur kecepatan relatif dari galaksi yang
mendekati atau menjauhi kita dengan mengukur pergeseran dalam panjang
gelombang cahaya yang mereka pancarkan. Jika kita hanya melihat pada galaksi
2

yang jauh, selain galaksi tetangga dekat kita, kita menemukan fakta yang
mencenangkan: semua galaksi itu bergerak menjauh (resesi = mundur) dari kita1.
Pada tahun 1929, Edwin P. Hubble menemukan sebuah koneksi antara laju
kemunduran v yang nyata dari sebuah galaksi dan jarak r dari galaksi itu terhadap
kita, yaitu2:
v = Hr (hukum Hubble) (1)
dengan H disebut sebagai konstanta Hubble. Nilai H biasanya diukur dalam
kilometer persekon-mega parsec (km/s.Mpc), dengan megaparsec adalah satuan
panjang yang biasa digunakan dalam bidang astronomi:
1 Mpc = 3,084 x 1019 km = 3,260 x 106 tahun cahaya. (2)
Konstanta Hubble H tidak memiliki nilai yang sama sejak alam semesta dimulai.
Menentukan nilai saat ini sangat sulit karena melibatkan pengukuran galaksi
yang sangat jauh. Nilai H yang diterima saat ini adalah3:
H = 71,0 km/s . Mpc = 21,8 mm/s . tahun-cahaya (3)
Kita menafsirkan mundurnya (resesi) galaksi berarti alam semesta meluas,
seperti kismis pada adonan yang akan menjadi sepotong roti kismis akan
bergerak semakin menjauh seiring adonan itu mengembang. Pengamat pada
semua galaksi lain akan menemukan bahwa galaksi yang jauh dari mereka juga
menjauh, sesuai dengan hukum Hubble. Mengikuti analogi ini, kita mengatakan
bahwa tidak ada kismis (galaksi) yang memiliki pandangan yang unik atau lebih
disukai.

Gambar 1. Analogi alam semesta dengan roti kismis yang dibakar.

1
Halliday, Resnick, Walker. 2014. Fundamentals of Physics. USA: John Wiley & Sons, Inc. Halaman
1356.
2
Ibid
3
Ibid
3

Roti kismis yang kita kenal pada awalnya merupakan segumpal adonan plus
kismis di dalamnya. Saat dibakar adonan itu akan mengembang dan kismis –
kismis di dalamnya akan menjauh satu sama lainnya. Tapi, kismis-kismis
tersebut tidak “bergerak dan berjalan-jalan untuk saling menjauhi mencari posisi
baru”. Yang mengembang adalah adonan, dan saat adonan mengembang kismis-
kismis tadi posisinya pun ikut berubah dari yang berada dekat satu sama lainnya
jadi saling menjauhi. Itulah yang terjadi di alam semesta. Adonan roti tersebut
melambangkan ruang waktu seperti halnya alam semesta4.
Hukum Hubble konsisten dengan hipotesis bahwa alam semesta dimulai
dengan dentuman besar (big bang) dan telah berkembang sejak itu. Jika kita
asumsikan bahwa tingkat ekspansinya telah konstan (artinya, nilai H telah
konstan), maka kita dapat memperkirakan umur T alam semesta dengan
menggunakan Pers. 1. Marilah kita juga menganggap bahwa sejak dentuman
besar, setiap bagian dari alam semesta (misalkan, sebuah galaksi) telah mundur
dari lokasi kita pada kecepatan v yang diberikan oleh Pers. 1. Maka waktu yang
dibutuhkan bagian tertentu untuk mundur dengan jarak r adalah5

(estimasi umur alam semesta) (4)


Untuk nilai H di Pers. 3, ternyata T adalah 13,8 x 109 tahun. Studi-studi yang
lebih rumit tentang mengembangnya alam semesta menetapkan T pada 13,7 x
109 tahun.

Dentuman Besar (The Big Bang)


Anda harus tidak membayangkan bahwa dentuman besar adalah seperti
ledakan suatu petasan raksasa dan bahwa, setidaknya pada prinsipnya, anda bisa
berdiri di salah satu sisinya dan menyaksikan. Tidak ada “salah satu sisi” karena
dentuman besar merupakan awal dari ruang-waktu itu sendiri. Dari sudut

4
http://langitselatan.com/2014/04/08/mengapa-pemuaian-alam-semesta-melebihi-kecepatan-
cahaya/
5
Halliday, Resnick, Walker. 2014. Fundamentals of Physics. USA: John Wiley & Sons, Inc. Halaman
1356.
4

pandang alam semesta kita sekarang, tidak ada posisi di ruang angkasa yang bisa
menjadi tempat anda menunjuk dan berkata “dentuman besar terjadi di sana”.
Kejadian itu terjadi di semua tempat yang ada6.
Selain itu, tidak ada “sebelum dentuman besar” karena waktu dimulai olah
peristiwa penciptaan ini. Dalam konteks ini, kata “sebelum” kehilangan
maknanya. Meski demikian kita dapat menduga tentang apa yang terjadi selama
interval waktu yang berurutan setelah dentuman besar7.
t ≈ 10-43 s. Ini adalah waktu paling awal untuk kita dapat mengatakan sesuatu
yang berarti tentang perkembangan alam semesta. Ini adalah saat ketika
konsep ruang dan waktu mulai memiliki makna seperti sekarang dan
hukum-hukum fisika seperti yang kita tahu mulai berlaku. Pada saat ini,
seluruh alam semesta (artinya, seluruh batas spasial alam semesta) jauh
lebih kecil dari proton dan suhunya sekitar 1032 K.
t ≈ 10-34 s. Pada saat ini, alam semesta telah mengalami inflasi sangat cepat,
bertambah ukuran dengan faktor sekitar 1030. Alam semesta telah menjadi
sup panas foton, kuark, dan lepton pada temperatur 1027 K, yang terlalu
panas untuk pembentukan proton dan neutron.
t ≈ 10-4 s. Kuark-kuark sekarang dapat menggabungkan diri untuk membentuk
proton dan neutron dan antipartikelnya. Alam semesta kini telah mendingin
sedemikian rupa oleh ekspansi berkelanjutan (tapi jauh lebih lambat)
sehingga foton kekurangan energi yang diperlukan untuk menguraikan
partikel-partikel baru itu. Partikel dan antipartikel bertabrakan dan
memusnahkan satu sama lainnya. Ada sedikit kelebihan materi yang, karena
gagal menemukan mitra pemusnahan, bertahan untuk membentuk dunia
materi yang kita kenal sekarang.
t ≈ 1 menit. Alam semesta kini telah cukup dingin, sehingga proton dan neutron,
ketika bertabrakan, bisa tetap melekat bersama untuk membentuk nukleus
rendah-massa 2H, 3He, 4He dan 7Li. Kelimpahan relatif nuklida yang

6
Halliday, Resnick, Walker. 2014. Fundamentals of Physics. USA: John Wiley & Sons, Inc. Halaman
1359.
7
Ibid. Halaman 1359-1360. Dapat juga dilihat di Walker, Fisika Dasar Edisi 7 Jilid 3. Jakarta:
Erlangga. Halaman 240-241.
5

diprediksi ini adalah seperti yang kita amati di alam semesta ini. Juga ada
banyak radiasi di t ≈ 1 menit, tetapi cahaya ini tidak dapat berpergian jauh
tanpa berinteraksi dengan nukleus. Dengan demikian alam semesta bersifat
buram (opaque).
t ≈ 379000 tahun. Temperatur sekarang telah turun jauh ke 2970 K, dan elektron
dapat menempel ke nukleus telanjang ketika keduanya berbenturan, dan
membentuk atom. Karena cahaya tidak berinteraksi dengan baik terhadap
partikel (tak bermuatan) seperti atom netral, sekarang cahaya bebas untuk
menempuh perjalanan jarak jauh. Radiasi ini membentuk radiasi latar
belakang kosmik (gambar 2). Atom hidrogen dan helium, di bawah
pengaruh gravitasi, mulai mengumpul serta memulai pembentukan galaksi
dan bintang-bintang, tetapi hingga kemudian, alam semesta relatif gelap.

Gambar 2. Gambar terkode warna ini secara efektif merupakan foto alam
semesta ketika baru berumur 379000 tahun, yaitu sekitar 13,7 x 10 9 tahun yang
lalu. Inilah yang anda lihat pada waktu itu ketika berpaling ke segala arah
(penglihatan anda itu telah dipadatkan menjadi gambar berbentuk oval ini).
6

Berkas-berkas cahaya dari berbagai kumpulan atom membentang di sepanjang


“langit”, tetapi galaksi, bintang, dan planet belum terbentuk8.

Gambar 3. Sebuah ilustrasi dari alam semesta dari fluktuasi kuantum awal sejak
t = 0 (sisi kiri) hingga sekarang (ekspansi yang dipercepat). Jangan melihat
ilustrasi secara literal-di sini tidak ada “penglihatan luar” dari alam semesta
karena tidak ada bagian luar dari alam semesta9.

Pengukuran awal menunjukkan bahwa radiasi latar-belakang kosmik adalah


seragam ke segala arah, menyiratkan bahwa pada 379000 tahun setelah
dentuman besar ini semua materi di alam semesta terdistribusi secara merata.
Temuan ini paling membingungkan karena materi di alam semesta ini tidak
terdistribusi secara merata, melainkan terkumpul berupa galaksi, kelompok
galaksi dan super klaster dari klaster-klaster galaksi. Pada tahun 2003,
pengukuran oleh Wilkinson Microwave Anisotropy Probe (WMAP) milik
NASA mendukung kesimpulan kita tentang ketidak seragaman radiasi latar-

8
Halliday, Resnick, Walker. 2014. Fundamentals of Physics. USA: John Wiley & Sons, Inc. Halaman
1360.
9
Ibid.
7

belakang kosmik (gambar 2). Seperti yang terlihat pada gambar 2 dari variasi
warnanya, pengumpulan skala besar dari materi sudah dimulai. Dengan
demikian, teori dentuman besar dan teori inflasi pada t ≈ 10-34 s pada prinsipnya,
berada di jalur yang benar10.

Proses-proses Fisis dalam Alam Semesta Mengembang 11


a. Temperatur tertinggi yang terpikirkan. Energi tertinggi partikel yang dapat
kita pikirkan adalah energi ketika gravitasi sekuat gaya-gaya lain. Energi ini
dikenal sebagai energi Planck yang besarnya Ep ≈ 1,22 x 1019 GeV (1 GeV
= 1,609 x 10-10 J) yang setara dengan massa Planck sekitar 1019 massa proton
(massa Planck 2,17645 × 10−8 kg, panjang Planck 1,616252×10−35 m, waktu
Planck 5,39121 × 10−44 s. Pada skala ini, deskripsi yang ada dan teori
interaksi sub-atom partikel dalam hal teori medan kuantum rusak dan
menjadi tidak memadai, karena dampak jelas dari non-renormalizability
gravitasi dalam teori saat ini. Pada skala Planck, gaya gravitasi diharapkan
menjadi sebanding dengan gaya lain, dan menurut teori bahwa semua gaya
dasar disatukan pada skala itu, tetapi mekanisme yang tepat dari penyatuan
ini masih belum diketahui12). Gaya gravitasi diharapkan dihantar oleh boson
tak bermassa graviton (sampai sekarang belum ditemukan) berada dalam
keadaan kesetimbangan termal, dan temperatur pada saat itu adalah sebesar
≈ 1032 K. Semua ini berlangsung ketika usia jagat raya ≈ 5,38 x 10 -44 sekon.
Waktu ini dihitung dari waktu nol, saat dentuman besar.
b. Gravitasi terpisah. Mulanya empat gaya (gaya gravitasi, gaya nuklir kuat,
gaya nuklir lemah, gaya elektromagnetik) bersatu kemudian gravitasi
terpisah. Ketiga gaya lainnya bersatu pada energi EGUT ≈ 1016 GeV. Unifikasi
(penyatuan besar) ini terjadi pada temperatur TGUT ≈ 1029 K dan temperatur
ini tercapai pada waktu ekspansi t GUT ≈ 10-38 sekon. Pada saat itu alam
semesta tersusun dari enam tipe kuark (up, charm, top, down, strange,

10
Halliday, Resnick, Walker. 2014. Fundamentals of Physics. USA: John Wiley & Sons, Inc.
Halaman 1360.
11
Purwanto. Agus. 2009. Pengantar Kosmologi. Surabaya: ITS Press. Halaman 236-244
12
http://en.wikipedia.org/wiki/Planck_scale
8

beauty) dan anti kuark, enam lepton (elektron, muon, tau, elektron neutrino,
muon neutrino dan tau neutrino) dan anti lepton. Semua tercipta banyak
sekali dan saling berinteraksi satu dengan yang lainnya melalui pertukaran
gluon, foton dan boson W dan Z. Keadaan hipotesis ini dinamakan sup
kuark-lepton.
c. Gaya kuat terpisah. Gaya elektromagnetik dan gaya lemah bersatu pada
energi EEW ≈ 100 GeV. Energi ini setara dengan temperatur T EW ≈ 1015 K.
Temperatur ini tercapai pada waktu ekspansi t EW ≈ 10-11 sekon. Penemuan
mekanisme unifikasi mempengaruhi pemahaman kita secara radikal tentang
alam semesta pada temperatur di atas 1015 K. Kerapatan energi radiasi ≈ 1,88
x 1025 kg.m-3 sedangkan rapat massa inti 1,78 x 1018 kg.m-3. Kerapatan energi
alam semesta lebih besar 7 orde dari kerapatan inti atom.
d. Kondensasi Kuark. Hadron seperti proton dan neutron terbentuk di masa
sangat awal alam semesta pada energi E had ≈ 1 GeV. Energi ini menandai
batas pendekatan yang mana fisika fundamental diketahui. Energi ini terkait
dengan temperatur Thad ≈ 1013 K dan temperatur ini tercapai pada waktu
ekspansi thad ≈ 10-6 sekon. Kerapatan energi alam semesta pada saat ini
sekitar kerapatan massa-energi di dalam nukleus. Antikuark telah
dianihilisasi dan kuark berat (strage, charm, beauty, top) telah meluruh. Sisa
kuark up dan down bergabung dalam proton dan neutron.
e. Kesetimbangan Termal Foton, Elektron dan Neutrino. Energi radiasi ≈ 20
MeV yang setara dengan temperatur ≈ 1011 K. Temperatur ini terjadi pada
waktu ekspansi ≈ 10-2 sekon. Kerapatan energi didominasi oleh radiasi.
Elektron-positron berada dalam kesetimbangan dengan radiasi (γ ↔ e- + e+).
Kesetimbangan dimungkinkan karena energi foton rata-rata lebih besar
daripada energi massa elektron-positron. Inti tidak terbentuk karena energi
foton lebih besar daripada energi ikat inti. Nukleon memainkan peran dalam
mengkonversi elektron dan positron ke dalam neutrino dan antineutrino.
Neutroino dan antineutrino juga dalam kesetimbangan melalui interaksi
e- + p ↔ ve + n dan e+ + n ↔ ῡ e + p
9

yang mungkin terjadi karena energi elektron dan positron lebih besar
daripada perbedaan massa neutron-proton. Dengan demikian jagat raya
terdiri dari foton, elektron, positron, neutrino, antineutrino, proton dan
neutron.
f. Pembekuan neutrino. Neutrino tidak lagi dalam jumlah besar dan hancur
pada temperatur ≈ 1010 K terkait dengan energi Ev ≈ 2 MeV dan berlangsung
pada waktu ekspansi tv ≈ 1 sekon. Kerapatan energi turun pada nilai 1,88 x
105 kg.m-3 sekitar kerapatan massa air. Neutrino lepas dari kesetimbangan
termal karena alam semesta mengembang sedemikian sehingga kerapatan
partikel sangat rendah untuk mendorong interaksi lemah (gaya lemah) yang
mencipta dan memusnahkan neutrino. Selama neutrino lepas dari
kesetimbangan, lebih bnyak neutron berkonversi menjadi proton ketimbang
sebaliknya karena neutron mempunyai massa lebih besar daropada proton.
Proses e+ + n ↔ ῡe + p terjadi dengan probabilitas lebih besar daripada
proses e+ + n ↔ ῡe + p . Hal ini menghasilkan proton tiga kali lebih banyak
daripada neutron. Ketidakseimbangan proton-neutron ini telah menuntun
pada jumlah hidrogen lebih banyak daripada helium pada alam semesta
sekarang. Neutrino tidak berinteraksi selama alam semesta mengembang
berikutnya hingga hari ini. Neutrino kosmik ini belum terdeteksi.
g. Sintesis inti ringan. Tahap awal produksi nuklei adalah pembentukan
deuterum melalui fusi dua proton p + p → d + e+ + ve. Reaksi fusi proton
dapat terjadi hanya jika proton cukup energetik untuk mengatasi tolakan
listrik dan jika kerapatan cukup besar untuk membuat laju reaksi signifikan.
Deuterium mungkin dipisah oleh foton energetik melalui proses γ + d → n
+ p. Dengan demikian nuklei hanya dapat dibuat dalam rentang waktu
pendek jika alam semesta cukup panas dan padat bagi fusi proton tetapi tidak
terlalu panas sehingga deuterium terpisah oleh disintegrasi-foton. Kondisi ini
terjadi pada temperatur ≈ 109 K yang terkait dengan energi ≈ 100 keV dan
berlangsung pada waktu ekspansi ≈ 100 s. Pada masa ini partikel α (inti
helium-4). Pembentukan inti berat oleh fusi proton dengan partikel α
10

terhalangi karena tidak terdapat nukleus stabil dengan nomor atom lima. Era
ini dikenal sebagai era nukleosintesis.
h. Transisi Radiasi Materi. Pada saat ini temperatur alam semesta mencapai ≈
8175 K yaitu pada waktu ekspansi ≈ 1012 s ≈ 105 tahun. Kerapatan radiasi
menurun dan sama dengan kerapatan materi sebesar ≈ 2,78 x 10 -20 kg.m-3.
Sebelum ini radiasi lebih dominan daripada materi, setelah masa ini
sebaliknya materi lebih dominan daripada radiasi. Karena itu, sejak saat ini
dinamika alam semesta ditentukan oleh energi materi dan vakum.
i. Pembentukan atom. Ketika alam semesta telah mengembang dan mendingin
sampai pada temperatur ≈ 3000 K maka foton tidak cukup energetik untuk
membelah atom. Temperatur ini terkait energi atom ≈ 1 eVdan waktu
ekspansi ≈ 1,41 x 105 tahun. Pada waktu ini atom-atom terbentuk dan alam
semesta dipenuhi oleh atom hidrogen, helium, foton, neutrino dan
antineutrino. Pada saat ini radiasi juga telah mendingin dan foton tidak lagi
mendominasi kerapatan alam semesta. Rasio foton-baryon telah tetap
sebagaimana tidak ada lagi spesies partikel tercipta atau musnah. Panjang
gelombang foton bertambah sesuai ekspansi alam semesta sedangkan massa
diam baryon tidak berubah. Kerapatan energi materi ≈ 10 -21 kg.m-3 dan
kerapatan materi ≈ 4 x 10-19 kg.m-3. Sejak masa ini, foton-foton bergerak
bebas dan tidak ada elektron bebas yang menghambur Compton-kan mereka.
Foton bergerak bebas dan hanya berinteraksi dengan gravitasi (kurvatur
ruang-waktu) dari alam semesta, dan menyebar ke seluruh ruang dan
sekarang kita kenal sebagai radiasi latar belakang kosmik (gambar 2).
Periode ini dikenal dengan sebagai era rekombinasi.
j. Pembentukan bintang dan galaksi. Setelah waktu ekspansi sekitar 2 milyar
tahun bintang-bintang dan galaksi-galaksi mulai terbentuk. Sebelumnya, jika
ada materi akan memadat menjadi bintang dan galaksi ia akan terpanaskan
secara adiabatik sebagaimana ia memadat dan meningkatkan tekanan radiasi
sehingga mencegahnya untuk memadat.
11

Perluasan yang Dipercepat dari Alam Semesta 13


Bintik-bintik yang kita lihat di dalam gambar 2 merupakan sumber asli dari
radiasi latar-belakang kosmik, dan distribusi sudut dari bintik-bintik itu
mengungkapkan kelengkungan alam semesta yang perlu dilalui oleh cahaya
untuk mencapai kita. Analisis terhadap distribusi bintik pada gambar WMAP
menunjukkan bahwa alam semesta adalah datar (tidak memiliki kelengkungan).
Dengan demikian, kelengkungan awal yang diduga dari alam semesta pada masa
awalnya itu haruslah telah diratakan oleh perluasan yang cepat dari alam semesta
pada t ≈ 10-34 s.
Kerataan ini menimbulkan masalah yang sangat sulit bagi fisikawan karena
mensyaratkan bahwa alam semesta mengandung sejumlah energi (berupa massa
atau lainnya). Masalahnya adalah bahwa semua estimasi jumlah energi di alam
semesta (baik dalam wujud yang dikenal dan dalam wujud materi gelap dari jenis
tak diketahui) memiliki jumlah yang kurang secara dramatis daripada jumlah
yang dibutuhkan. Memang, sekitar dua pertiga dari energi yang dibutuhkan itu
hilang dari estimasi-estimasi tersebut (gambar 4).
Salah satu teori yang dikemukakan tentang energi hilang ini memberinya
nama energi gelap (dark energy) dan memprediksikan adanya ciri aneh padanya
yang menyebabkan perluasan alam semesta semakin cepat. Pada tahun 1998,
kemajuan teknologi astronomi memungkinkan para astronom untuk mendeteksi
jenis tertentu supernova pada jarak yang sangat jauh. Para astronom dapat
mengukur durasi ledakan dari supernova tersebut. Durasi itu mengungkapkan
kecerahan supernova. Dengan mengukur kecerahan supernova para astronom
dapat menentukan jarak ke supernova tersebut. Dengan pergeseran merah pada
cahaya dari galaksi yang mengandung supernova, para astronom dapat
menentukan seberapa cepat galaksi itu mundur dari kita. Menggabungkan semua
informasi ini, mereka kemudian bisa menghitung tingkat perluasan alam
semesta. Kesimpulannya adalah bahwa perluasan tersebut memang semakin

13
Halliday, Resnick, Walker. 2014. Fundamentals of Physics. USA: John Wiley & Sons, Inc.
Halaman 1360-1361.
12

cepat seperti yang diperkirakan oleh teori energi gelap. Namun, kita masih jarang
memiliki petunjuk mengenai apa sebenarnya energi gelap ini.

Gambar 4. Komposisi alam semesta14. Pada 1 Desember 2014, pada pertemuan


the Planck 2014 di Ferrara, Italy, astronom melaporkan bahwa alam semesta
adalah berumur 13,8 milyar tahun dan tersusun dari 4,9% materi atom,
26,6% materi gelap and 68,5% energi gelap15.

Luas Alam Semesta Sekarang


Hari ini diameter alam semesta yang teramati diperkirakan 28 miliar parsecs
(sekitar 93 miliar tahun cahaya, satu detik cahaya = 299.792.458 meter, satu
tahun cahaya sama dengan 9.460.730.472.580,8 kilometer, atau sering
dibulatkan menjadi 1012 kilometer). Diameter ini meningkat dengan laju sekitar
1,96 x 106 km/s, yaitu sekitar 6,5 kali lebih cepat dari kecepatan cahaya di ruang
hampa. Usia alam semesta yang sangat besar ini diperkirakan 13,73 milyar tahun
sejak Big Bang, dengan ketidakpastian sekitar 120 juta tahun16. Jika kita
perhatikan data tersebut, menurut logika kita jika umur alam semesta 13,73
milyar tahun maka jari-jari alam semesta 13,73 milyar tahun cahaya (diameter
27,46 milyar tahun cahaya) yang mana nilai ini lebih kecil dari nilai yang
teramati, apakah berarti ini melanggar relativitas Einstein bahwa tidak ada materi

14
http://www.abovetopsecret.com/forum/thread928635/pg1
15
http://en.wikipedia.org/wiki/Universe
16
Itzhak Bars. 2010. Extra Dimensions in Space and Time. New York: Springer, halaman 27.
13

yang dapat melampaui cepat rambat cahaya di ruang hampa? Jawaban ini akan
dibahas pada bagian miskonsepsi.

Gambar 5. Jarak radiasi latar belakang kosmik yang teramati adalah sekitar 46
milyar tahun cahaya dari bumi, ini berarti diameter alam semesta sekitar 92
milyar tahun cahaya17.
Kemungkinan ada lebih 100 milyar (1011) galaksi di alam semesta yang teramati.
Galaksi ukurannya berkisar tipe kerdil (dwarf) dengan paling sedikit
(107) bintang hingga tipe raksasa (giant) dengan satu trilliun (1012) bintang,

17
http://scienceblogs.com/startswithabang/2013/12/06/ask-ethan-14-the-highest-energy-
particles-in-the-universe/
14

semuanya mengorbit pusat massa galaksi. Tahun 2010, sebuah studi oleh
astronom diperkirakan bahwa alam semesta yang dapat diamati mengandung
300 sextillion (3×1023) bintang. Massa jenis alam semesta sangat kecil sekitar
9,9 × 10−30 gram per sentimeter kubik dengan temperatur rata-rata 2,725
kelvin18.

Gambar 6. Simulasi penampakan alam semesta yang mirip jaring laba-laba19.

18
http://en.wikipedia.org/wiki/Universe
19
http://www.astro.virginia.edu/~dmw8f/BBA_web/unit16/unit16.html
15

Gambar 7. Alamat kita. Kita berada di planet bumi, tata surya, galaksi bima sakti,
grup lokal, superkluster lokal, alam semesta20.

3. MISKONSEPSI
3.1 Miskonsepsi 1: Big bang itu seperti bom meledak di lokasi tertentu dalam
ruang yang sebelumnya kosong21.
Salah: dalam pandangan ini, alam semesta muncul ketika materi meledak
keluar dari beberapa lokasi tertentu. Tekanan itu tertinggi di pusat dan
terendah di kekosongan sekitarnya; Perbedaan tekanan ini mendorong
bahan luar.

Gambar 8. Gambaran yang salah: big bang merupakan ledakan pada suatu
ruang.

20
http://astronomy.nmsu.edu/aruiter/ASTRONOMY110/scale.jpg
21
Charles and Davis. Misconceptions About The Big Bang. Jurnal Scientific American Maret 2005.
16

Benar: big bang adalah ledakan ruang itu sendiri. Ruang kita tinggal adalah
berkembang dengan sendirinya. Tidak ada pusat ledakan ini (big bang tidak
punya pusat); itu terjadi di mana-mana. Kepadatan dan tekanan yang sama
di mana-mana, jadi tidak ada perbedaan tekanan untuk mendorong ledakan
konvensional. Demikian pula, big bang terjadi di mana-mana-di ruang di
mana Anda membaca artikel ini, di tempat hanya di sebelah kiri Alpha
Centauri, di mana-mana. Itu bukan bom meledak di tempat tertentu yang
kita dapat mengidentifikasi sebagai pusat ledakan. Demikian juga, dalam
analogi roti kismis, tidak ada tempat khusus pada permukaan roti yang
merupakan pusat ekspansi.

Gambar 9. Alam semesta mengembang. Yang mengembang adalah ruang,


bukan jarak antar bintang dalam galaksi, bukan pula jarak antar planet.
3.2 Miskonsepsi 2: Kecepatan mundur (resesi) tidak dapat melampaui besar
kecepatan cahaya.
Salah: kecepatan resesi galaksi tidak dapat melampaui kecepatan cahaya.
Benar: kecepatan resesi galaksi melampaui besar kecepatan cahaya.
Dalam memperluas ruang, kecepatan resesi terus meningkat dengan jarak.
Di luar jarak tertentu, yang dikenal sebagai jarak Hubble (13,8 milyar tahun
cahaya), melebihi kecepatan cahaya. Ini bukan pelanggaran relativitas,
karena kecepatan resesi disebabkan bukan oleh gerak melalui ruang tetapi
dengan perluasan ruang22.
Kembali ko roti kismis. Seandainya ada kumbang di roti tersebut yang
bergerak menuju salah satu kismis di roti, ia akan bergerak relatif terhadap
adonan dan kismis lainnya di dalam adonan roti itu. Di alam semesta, si
kumbang merupakan partikel, wahana antariksa atau apapun benda yang

22
Charles and Davis. Misconceptions About The Big Bang. Jurnal Scientific American Maret 2005.
17

bergerak di dalamnya. Kecepatan cahaya membatasi gerak kumbang dalam


adonan atau pengamat dan benda lainnya di alam semesta tapi, tidak
membatasi seberapa cepat laju pemuaian roti atau alam semesta. Jadi
meskipun kecepatan cahaya bisa menjadi batas maksimal gerak sebuah
benda di alam semesta, ia bukan batasan bagi pemuaian ruang itu sendiri.
Efek dari kecepatan cahaya pada pengamat di dalam alam semesta yang
memuai adalah ia membatasi seberapa banyak informasi yang bisa dilihat
dan seberapa cepat kita bergerak23.
3.3 Miskonsepsi 3: dapatkah kita melihat galaksi yang kecepatan resesinya
melampaui besar kecepatan cahaya?
Salah: Tentu saja tidak. Cahaya dari galaksi tidak pernah mencapai kita.
Benar: Tentu kita bisa, karena perubahan kecepatan ekspansi dari waktu ke
waktu.

Gambar 10. Jarak Hubble yang tidak konstan.


Foton awalnya tidak dapat mendekati kita. Tapi jarak Hubble (lingkaran di
gambar 10) tidak konstan; ia meningkat dan dapat membesar untuk

23
http://langitselatan.com/2014/04/08/mengapa-pemuaian-alam-semesta-melebihi-
kecepatan-cahaya/
18

mencakup foton. Setelah itu terjadi, foton mendekati kita dan akhirnya
mencapai kita24.
3.4 Miskonsepsi 4: mengapa ada pergeseran merah kosmik?
Salah: Karena galaksi bergerak mundur (menjauh) melalui ruang dan
menunjukkan pergeseran Doppler.
Dalam efek Doppler, gerakan galaksi menjauh dari pengamat membuat
panjang gelombang cahaya lebih panjang, membuat mereka lebih merah.
Panjang gelombang cahaya merah tadi tetap sama selama perjalanannya
melalui ruang. Pengamat mendeteksi cahaya, mengukur pergeseran merah
Doppler dan menghitung kecepatan galaksi (gambar 11 kiri).
Benar: karena mengembangnya alam semesta membuat panjang gelombang
cahaya makin panjang selama cahaya merambat.
Galaksi sulit bergerak melalui ruang (yang mengembang ruangnya),
sehingga mereka memancarkan cahaya dengan panjang gelombang yang
sama hampir ke segala arah. Panjang gelombang akan lebih lama selama
perjalanan, karena ruang mengembang. Dengan demikian, cahaya secara
bertahap memerah. Nilai pergeseran merah ini berbeda dari pergeseran
merah yang oleh Doppler akan dihasilkan (gambar 11 kanan)

24
Charles and Davis. Misconceptions About The Big Bang. Jurnal Scientific American Maret 2005.
19

Gambar 11. Mekanisme pergeseran merah kosmik. Kiri mekanisme yang


salah, kanan mekanisme yang benar 25.
3.5 Miskonsepsi 5: seberapa luas alam semesta yang dapat diamati?
Salah: Karena umur alam semesta hampir 14 milyar tahun, maka jari-jari
alam semesta yang dapat diamati 14 milyar tahun cahaya.
Karena yang dapat kita amati adalah foton (cahaya) yang muncul 14 milyar
tahun lalu setelah big bang. Foton inilah yang paling jauh dapat kita amati,
karena umur alam semesta 14 milyar tahun, jadi foton tersebut menempuh
jarak 14 milyar tahun cahaya untuk sampai ke kita (gambar 12 kiri).

25
Charles and Davis. Misconceptions About The Big Bang. Jurnal Scientific American Maret 2005.
20

Benar: karena alam semesta mengembang, bagian dari alam semesta yang
dapat kita amati bisa berjarak lebih dari 14 milyar tahun cahaya.

Gambar 12. Ukuran alam semesta sekarang. Kiri (salah) dan kanan (benar)
Sebagaimana foton berjalan, ruang yang dilintasi mengembang. Pada saat
foton mencapai kita, total jarak ke galaksi yang mana foton berasal lebih
besar dari perhitungan sederhana berdasarkan waktu tempuh, implikasinya
bisa sekitar tiga kali lebih besar (gambar 12 kanan)26. Hal ini seperti yang
kita bahas pada halaman 12-13.

26
Charles and Davis. Misconceptions About The Big Bang. Jurnal Scientific American Maret 2005.
21

3.6 Miskonsepsi 6: apakah benda-benda di alam semesta juga mengembang?


Salah: ya, ekspansi membuat alam semesta dan apa yang ada di dalamnya
mengembang.
Perhatikan galaksi dalam sebuah kluster. Sebagaimana alam semesta akan
lebih besar, begitu juga galaksi dan kluster keseluruhan juga mengembang.
Tepi kluster (garis kuning) bergerak ke luar.

Gambar 13. Karena alam semesta mengembang, galaksi juga ikut


mengembang.
Benar: Tidak, alam semesta memang mengembang, tetapi benda-benda
yang koheren di dalamnya tidak.
Galaksi tetangga awalnya mendapatkan ditarik terpisah, tapi akhirnya
gravitasi mereka saling mengalahkan ekspansi. Sebuah bentuk kluster
menjadi ke dalam ukuran keseimbangan.

Gambar 14. Alam semesta mengembang, tetapi galaksi tidak27.


Orang sering berasumsi bahwa sebagaimana ruang mengembang, segala
sesuatu di dalamnya mengembang juga. Tapi ini tidak benar. Ekspansi
dengan sendirinya-yaitu, ekspansi yang mempercepat atau melambat-tidak

27
Charles and Davis. Misconceptions About The Big Bang. Jurnal Scientific American Maret 2005.
22

menghasilkan gaya. Panjang gelombang foton ikut berkembang


sebagaimana alam semesta karena, tidak seperti atom dan kota, foton tidak
koheren dengan benda yang ukurannya telah ditetapkan oleh kompromi
antara gaya-gaya. Tingkat perubahan ekspansi tidak menambah gaya baru
ke dalam campuran, tapi bahkan gaya baru (jika ada) ini tidak membuat
benda mengembang28.

4. KESIMPULAN
Beberapa yang dapat kita simpulkan:
1. Alam semesta mengembang.
2. Luas alam semesta yang dapat kita amati diameternya 93 milyar tahun
cahaya
3. Beberapa miskonsepsi tentang big bang:
a. Big bang itu seperti bom meledak di lokasi tertentu dalam ruang yang
sebelumnya kosong (sehingga big bang punya pusat).
b. Kecepatan mundur (resesi) tidak dapat melampaui besar kecepatan
cahaya.
c. Kita tidak dapat melihat cahaya dari galaksi yang kecepatan resesinya
melebihi kecepatan cahaya.
d. Pergeseran merah kosmik disebabkan oleh efek doppler.
e. Karena umur alam semesta sekitar 14 milyar tahun, maka jari-jari alam
semesta 14 milyar tahun cahaya.
f. Sebagaimana alam semesta mengembang maka benda-benda di
dalamnya juga ikut mengembang.

28
Charles and Davis. Misconceptions About The Big Bang. Jurnal Scientific American Maret 2005.
23

DAFTAR PUSTAKA

Daftar pustaka ini saya tulis berdasarkan urutan catatan kaki. Semua situs
yang tercantum saya akses bulan nopember-desember 2014.
1. Halliday, Resnick, Walker. 2014. Fundamentals of Physics. USA: John Wiley
& Sons, Inc.
2. http://langitselatan.com/2014/04/08/mengapa-pemuaian-alam-
semesta-melebihi-kecepatan-cahaya/
3. Walker, Fisika Dasar Edisi 7 Jilid 3. Jakarta: Erlangga.
4. Purwanto. Agus. 2009. Pengantar Kosmologi. Surabaya: ITS Press.
5. http://en.wikipedia.org/wiki/Planck_scale
6. http://www.abovetopsecret.com/forum/thread928635/pg1
7. http://en.wikipedia.org/wiki/Universe
8. Itzhak Bars. 2010. Extra Dimensions in Space and Time. New York: Springer
9. http://scienceblogs.com/startswithabang/2013/12/06/ask-ethan-14-the-
highest-energy-particles-in-the-universe/
10. http://www.astro.virginia.edu/~dmw8f/BBA_web/unit16/unit16.html
11. http://astronomy.nmsu.edu/aruiter/ASTRONOMY110/scale.jpg
12. Charles and Davis. Misconceptions About The Big Bang. Jurnal Scientific
American Maret 2005.

Anda mungkin juga menyukai