Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH FISIKA INTI

“STRUKTUR INTI”

Oleh:

Kelompok : 1( Satu )
Ade Sonnnie Aglesia ( 17033076 )
Izzati Salsabila Madina ( 17033099 )
Dola Rahma Nanda ( 17033088 )
Muhammad Wahyudi ( 17033060 )

DOSEN PEMBIMBING :
Dra. Hidayati,M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka
penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah Fisika Inti “Struktur Inti”
Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis.
Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
khususnya dosen pembimbing mata kuliah Perencanaan Pembelajaran Fisika, Ibu Dra.

Hidayati,M.Si, dan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan memberikan ide-
idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.
Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada
mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai
ibadah, Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.

Padang, 27 Janiari 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang ................................................................................... 1


1.2 RumusanMasalah .............................................................................. 1
1.3 TujuanPenulisan .............................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Hamburan Rutherford ....................................................................... 3


2.2 Hipotesis Proton-elektron...... ........................................................... 5
2.3 Transmutasi Nuklir dan Penemuan Neutron......... ............................ 7
2.4 Hipotesis Proton-neutron................ .................................................. 8
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ....................................................................................... 10


3.2 Saran.................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang
Pada masa yunani kuno, ada seorang filosof dari Abdera yang bernama Demokritus
(460-370 SM) menyatakan bahwa bagianterkecil dari setiap materi disebut sebagai atom.
Atom berasal darikata a-tomos yang dalam bahasa yunani berarti tidak dapat
dibagi.Demokritus berpendapat bahwa atom itu bagaikan blok-blok kecilyang sangat kecil
sampai tak terlihat hingga akhirnya tidak dapatdibagi lagi dan bersifat abadi. Pendapat
tersebut dibuktikan denganobservasinya dimana butiran pasir dapat bersama-sama
membentuksebuah pantai, pasir dianalogikan sebagai atom dan pantai sebagaisenyawa.

Pada perkembangan selanjutnya, banyak ilmuwan yang tertarik dengan penemuan


dari demokritus ini, sehingga mereka melakukan penelitian lebih lanjut terkait dengan teori
atom. Diantara ilmuwan yang melakukan penelitian tentang atom yaitu John Dalton, JJ.
Thomson, Rutherford dan Niels Bohr. Penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan-ilmuwa
tersebut akhirnya menghasilkan teori-teori atom.

Teori tentang atom pertama kali dikemukakan oleh Dalton bahwa atom bagian
terkecil dari suatu zat (materi) yang tidak dapat dibagi-bagi lagi. Tahun 1897 J.J Thomson
menemukan elektron sebagai bagian dari atom yang bermuatan negatif. Thomson
mengemukakan bahwa atom terdiri dari suatu bola yang bermuatan positif dan di dalamnya
tersebar elektron-elektron. Model atom Thomson tertolak ketika Geiger dan Marsden
melakukan eksperimen dengan menggunakan zat radioaktif. Bohr menyatakan elektron
berada pada orbital dengan tingkat energi tertentu berdasarkan spektrum hidrogen. Awalnya
inti atom diketahui bermuatan positif dan hanya menyumbang setengah dari massa atom.

Atom adalah bagian terkcil materi yang masih memiliki sifat dasar materi tersebut.
Atom mempunyai ukuran sekitar cm atau m atau 1 angstrom. Atom dibedakan berdasarkan
jenis unsur sesuai dengan simbol kimia seperti terdapat pada tabel periodik. Inti atom adalah
bagian mungil ditengah atom , merupakan bagian dari atom yang memiliki massa terbesar
dan berukuran sekitar cm atau angstrom. Hampir semua inti atom tersusun dari dua jenis
partikel yang disebut proton dan neutron.
1.2 RumusanMasalah
Berdasarkanlatarbelakangdiatas, makarumusanmasalahnyaadalah:
1. Apa itu hamburan Rutherford ?
2. Bagaimana hipotesis proton-elektron ?
3. Apa itu transmutasi nuklir dan penemuan neutron ?
4. Bagaimana hipotesis proton-neutron ?

1.3 TujuanPenulisan
Berdasarkan rumusan masalah yang diperoleh, maka tujuan dari makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Mengetahuitentang hamburan Rutherford .
2. Mengetahuitentang hipotesis proton-elektron.
3. Mengetahuitentangtransmutasi nuklir dan penemuan neutron.
4. Mengetahuitentanghipotesis proton-neutron.
BAB II

PEMBAHASAN

A. HAMBURAN RUTHERFORD

1. Percobaan Rutherford
Pada tahun 1911, Ertnest Rutherford bersama dua orang asistennya melakukan suatu
percobaan untuk menguji teori atom JJ.Thomson, yang menyatakan bahwa :
Elektron tersebar merata pada atom, seperti halnya kimsis pada roti, dan massa atom
tersebar merata diseluruh isi atom.
Rutherford melakukan percobaan dengan menggunakan beberapa kompenen, seperti
Gambar 1.1 berikut:

Gambar 1. Percobaan Rutherford

1. Kotak Timbal yang didalamnya terdapat pemancar partikel alpha


2. Slit atau celah yang terbuat dari pelat timbal.
3. Pelat Tipis yang terbuat dari emas
4. Layar Berpendar berfungsi sebagai dektetor, yang dilapisi oleh zat ZnS (Seng
Sulfida)
Di dalam kotak timbal, terdapat unsur radioaktif radium yang menghasilkan unsur radon
dan partikel alpha. Partikel alpha digunakan karena sifatnya yang sama atau setara dengan
atom He yang bermuatan (+2) dan bermassa 4 sma (2 proton dan 2 neutron). Jika partikel
yang digunakan bermuatan negatif misalnya partikel beta atau elektron, maka elektron akan
bergabung dengan e- lain dan diteruskan sinarnya.
Selanjutnya terdapat sebuah celah yang disebut dengan slit. Celah ini dipasang dengan
tujuan untuk menyaring arah pergerakan partikel alpha, agar tetap lurus (tidak konvergen
maupun tidak divergen). Celah tersebut dibuat dari bahan timbal. Bahan timbal digunakan
karena partikel alpha yang daya tembusnya paling kecil, tidak bisa menembus timbal dan
sifat timbal yang menahan radiasi.
Pelat emas digunakan karena sifatnya yang sulit teroksidasi, mudah dibentuk, dan
tersusun atas kristal ccp (cubic close packed). Jika logam yang digunakan bersifat mudah
teroksidasi, maka yang tertembak adalah oksidanya bukan atomnya.
Layar atau detektor, dilapisi ZnS yang berfungsi untuk menangkap radiasi dan
mengubahnya menjadi energi lain (listrik).
Partikel alpha yang dihasilkan unsur radio aktif Radium ditembakkan dengan kecepatan
2x107 m/s. Partikel alpha yang memiliki daya tembus yang paling kecil dibandingkan dengan
partikel Beta dan Gamma tidak bisa menembus timbal. Karena terdapat celah, partikel alpha
tetap bergerak lurus melewati celah dan menumbuk lempeng emas.

Gambar 2 Model atom Thomson dan Rutherford


Jika teori atau model atom Thomson benar, maka seluruh partikel alpha akan diteruskan.
Akan tetapi hasil yang muncul dari percobaan Rutherford meskipun terdapat banyak partikel
yang diteruskan, ada sebagian kecil partikel dibelokkan dan dipantulkan.

Gambar 3 Percobaan Rutherford menembakkan sinar alfa pada lempengan emas tipis

Hasil ini kemudiam membawa Rutherford menuju 3 kesimpulan :


1. Sebagian besar partikel alpha menembus lempeng emas tanpa dibelokkan, karena
melewati ruang kosong. Sehingga ia berasumsi bahwa jarak antara inti atom dan
elektron sangatlah jauh jiak dibandingkan dengan ukuran elektron dan inti atom.
2. Sedikit sekali partikel alpha yang dipantulkan kembali. Hal ini menunjukkan bahwa
partikel alpha (+2) menumbuk inti atom yang bermuatan positif.
3. Sebagian kecil partikel alpha dibelokkan. Peristiwa ini menunjukkan bahwa muatan inti
atom sejenis dengan partikel alpha (+2), ketika partikel alpha lewat didekat ini atom,
partikel akan dibelokkan oleh gaya tolak-menolak muatan listrik yang sejenis.

Meskipun model Rutherford telah mampu menjelaskan struktur atom yang rumit dengan
baik dan mudah dipahami serta menjelaskan bentuk lintasan elektron, akan tetapi model ini
masih memiliki kekurangan :
1. Tidak bisa menjelaskan dimana letak elektron dan cara rotasinya
2. Tidak dapat menjelaskan spektrum garis pada atom hidrogen
3. Tidak dapat menjelaskan elektron tidak jatuh ke inti atom

2. Energi Kinetik Partikel Alpha


Kita gunakan persamaan hukum kekekalan peluruhan yaitu energi sebelum reaksi=
energi setelah reaksi.
Untuk partikel α, karena ia terbentuk dari penguraian unsur Radium (Ra), maka,

Dimana Q adalah energi reaksi dalam satuan massa atom (u) yang ditentukan dengan,

Selanjutnya, energi kinetik partikel α dihitung dengan persamaan

3. Menghitung Jari-Jari Inti Atom


Energi partikel alpha yang bergerak dengan kecepatan v pada mulanya adalah energi
kinetik.

Ketika alpha bergerak mendekati inti, energi kinetik terus berkurang hingga mencapai
nilai minimum.

Ketika partikel alpha berada pada jarak yang sangat dekat dengan inti, atau ketika partikel
alpha menumbuk lempeng emas, semua energi kinetik minimum, dan energi potential
menjadi maksimum. Untuk menghitung besar jari-jari inti atom, digunakan persamaan:
Dimana, muatan alpha = 2e, muatan Au = Ze (Z=79) dan Ek=4,78 MeV. Sehingga :

Jadi, jari-jari inti atom adalah 4,66 x 10^-14m


4. Hubungan Antara Parameter Dampak dan Sudut Hamburan

Gambar 4 Hubungan antara b dan θ

Sudut hambur θ berhubungan dengan impact parameter b; partikel α yang datang dengan
impact parameter b akan terhambur ke arah θ:
 Partikel α yang datang dengan impact parameter lebih besar (jauh dari inti Au, interaksi
lebih lemah) akan terhambur ke sudut yang lebih kecil.
 Parameter dampak (b) merupakan jarak minimum partikel alpha tersebut yang mendekati
inti bila tidak terdapat gaya diantar partikel alpha dan inti atom.
Sudut hamburan (  ) merupakan sudut antara arah pendekatan asimtotik (kurva distribusi
normal yang tidak akan menyentuh absisnya) partikel alpha dan arah peninggalan asimtotik
partikel itu. Persamaan hubungan antara Sudut hamburan θ dengan parameter dampak b :

5. Hubungan Antara Jumlah Partikel dan Sudut Hamburan

Gambar 1.5 Grafik hubungan antara jumlah partikel dan sudut hamburan

Berdasarkan grafik diatas, dapat kita ketahui bahwa apabila semakin besar sudut
hamburan makan jumlah partikel yang terbentuk akan semakin sedit. Sehingg hubungan
antara jumlah partikel dan sudut hamburan dapat kita katakan berbanding terbalik.

B. HIPOTESIS PROTON-ELEKTRON

Hipotesis berasal dari 2 penggalan kata, “hypo” yang artinya “di bawah” dan “thesa”
yang artinya “kebenaran”. Jadi hipotesis merupakan suatu jawaban yang bersifat sementara
terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.

Menurut hipotesa ini, inti atom juga terdiri dari elektron. Berdasarkan hal tersebut massa
inti atom akan sekitar A kali masssa proton (karena massa elektron diabaikan), maka muatan
inti atom sama dengan A (+e) + (A-Z)(-e) = + Ze. Sesuai percobaan Rutherford didukung
pula adanya fenomena peluruhan partikel beta. Tetapi hipotesa ini mengalami kegagalan,
tidak dapat menjelaskan keberadaan elektron di dalam inti.

Kelemahan hipotesis proton-elektron.

a. Ukuran nuklir
Pada umumnya, jari-jari inti yang biasa dijumpaii hanya sekitar 5 x 10-15 m. Untuk
membatasi partikel dalam daerah sekecil ini, menurut prinsip ketidakpastian partikel harus
memiliki momentum Δp ≥ 1,1 x 10-20 kgm/s. Untuk elektron dengan momentum sebesar ini
akan bersesuaian dengan ketaktentuan dalam energi kinetik elektron sekurang-kurangnya 20
MeV. Kenyataan yang teramati pada elektron yang terpancar pada peluruhan β, besar
energinya hanya 2 sampai 3 MeV atau satu orde lebih kecil dari energi yang seharusnya
dimiliki jika elektron harus ada dalam inti.

b. Spin nuklir
Proton dan elektron merupakan partikel fermi dengan dengan spin 1/2, ini berarti
momentum sudutnya 1/2h. Jadi inti dengan jumlah proton ditambah elektron yang genap
harus memiliki spin bilangan bulat, sedangkan inti dengan jumlah proton plus elektron yang
ganjil harus memiliki spin setengah bilangan bulat. Ternyata ada ketidakcocokan antara
besarnya nilai spin menurut teori dengan kenyataan pengukuran.

c. Momen Magnetik
Momen magnetik proton sekitar 0,15% momen magnetik elektron, berarti jika ada
elektron dalam inti maka besarnya momen magnetik inti harus berorde sama dengan momen
magnetik elektron. Namun kenyatannya momen magnetik inti yang teramati hampir sama
dengan momen magnetik proton.

d. Interaksi nuklir elektron


Hasil pengukuran menunjukkan bahwa gaya yang bereaksi antara partikel-partikel nuklir
menghasilkan energi ikat berorde 8MeV per partikel. Kenyataan bahwa ada elektron-elektron
yang mengorbit pada inti sulit dimengerti, lagipula hanya ada interaksi listrik antara elektron
dan inti.
C. TRANSMUTASI NUKLIR DAN PENEMUAN NEUTRON

Transmutasi adalah perubahan atau konversi satu objek menjadi objek lain. Transmutasi
unsur kimia terjadi melalui reaksi nuklir dan disebut dengan transmutasi nuklir. Transmutasi
alami terjadi bila unsur radioaktif secara spontan meluruh melalui suatu periode waktu yang
panjang dan berubah menjadi unsur lain yang lebih stabil. Transmutasi buatan terjadi pada
mesin yang memiliki cukup energi untuk menyebabkan perubahan pada struktur nuklir unsur
tersebut. Mesin yang mampu menyebabkan transmutasi buatan antara lain adalah akselerator
partikel dan reaktortokamak.

Pada tahun 1920, Ernest Rutherford mengkonseptualisasikan kemungkinan keberadaan


neutron. Secara khusus, Rutherford menganggap bahwa adanya perbedaan antara jumlah
atom dari atom dan massa atom dapat dijelaskan oleh adanya partikel bermuatan netral dalam
atom inti. Dia menganggap neutron menjadikan netral sebuah elektron yang mengorbit
proton.

Pada tahun 1930 Viktor Ambartsumian dan Dmitri Ivanenko di Uni Soviet menemukan
bahwa, bertentangan dengan pendapat yang berlaku sebelumnya, inti tidak dapat terdiri dari
proton dan elektron. Mereka membuktikan bahwa beberapa partikel netral harus hadir selain
proton.

Pada tahun 1931, Walther Bothe dan Herbert Becker di Jerman menemukan bahwa jika
partikel alpha yang penuh energi yang dipancarkan dari polonium jatuh pada elemen cahaya
tertentu, khususnya berilium, boron, atau lithium, sebuah radiasi yang menembus secara tidak
biasa telah diproduksi. Pada awalnya radiasi ini dianggap radiasi gamma, meskipun
penetrasinya lebih dari sinar gamma yang biasa dikenal, dan rincian hasil eksperimen sangat
sulit untuk menafsirkan dasar ini. Kontribusi penting berikutnya dilaporkan tahun 1932 oleh
Irène Joliot-Curie dan Frédéric Joliot di Paris. Mereka menunjukkan bahwa jika radiasi ini
diketahui jatuh pada parafin, atau senyawa yang mengandung hidrogen-lainnya, akan
mengeluarkan proton energi yang sangat tinggi.

Pada tahun 1932, James Chadwick melakukan serangkaian eksperimen di Universitas


Cambridge, menunjukkan bahwa hipotesis sinar gamma tak bisa dipertahankan. Dia
menyarankan bahwa radiasi baru terdiri dari partikel bermuatan yang memiliki massa hampir
sama dengan proton, dan ia melakukan serangkaian percobaan verifikasi sarannya. Partikel-
partikel bermuatan tersebut disebut neutron, yang berasal dari Bahasa Latin yang berarti
netral dan berakhir dengan istilah Yunani -on (yaitu elektron dan proton).

Neutron adalah partikel subatomik Hadron yang memiliki n simbol atau N0, tidak ada
muatan listrik bersih dan massa sedikit lebih besar daripada proton. Kecuali hidrogen, inti
atom terdiri dari proton dan neutron, yang oleh karena itu secara kolektif disebut sebagai
nukleon. Jumlah proton dalam inti atom adalah jumlah dan mendefinisikan jenis elemen
bentuk atom. Neutron berperan penting dalam sebuah inti atom karena mereka mengikat
proton melalui ikatan yang kuat; proton tidak dapat mengikat satu sama lain karena daya
tolakan elektromagnetik lebih kuat daripada daya tariknya. Jumlah neutron juga nomor
neutron dalam menentukan isotop elemen. Sebagai contoh, isotop karbon-12 memiliki 6
proton berlimpah dan 6 neutron, sedangkan karbon-14 radioaktif isotop sangat jarang
memiliki 6 proton dan neutron 8.

Ketika neutron terikat dalam inti , neutron bebas tidak stabil, mereka menjalani peluruhan
beta (beta decay) seumur hidup dengan rata-rata hanya di bawah 15 menit (881,5 ± 1,5 s)
neutron bebas diproduksi dalam fisi dan fusi nuklir. Sumber neutron khusus seperti reaktor
riset dan sumber spallation menghasilkan neutron bebas untuk digunakan dalam non-radiasi
dan dalam eksperimen hamburan neutron. Meski bukan unsur kimia, neutron bebas kadang-
kadang dimasukkan dalam tabel nuklida. Hal ini kemudian dianggap memiliki nomor atom
nol dan nomor massa dari satu, dan kadang-kadang disebut sebagai neutronium.

Neutron telah menjadi kunci untuk produksi listrik nuklir. Setelah neutron ditemukan
pada tahun 1932, direalisasi pada tahun 1933 bahwa ada kemungkinan memediasi reaksi
berantai nuklir. Pada tahun 1930, neutron digunakan untuk memproduksi berbagai jenis
transmutasi nuklir. Saat fisi nuklir itu ditemukan pada tahun 1938, ia segera direalisasi bahwa
ini mungkin menjadi mekanisme untuk menghasilkan neutron untuk reaksi berantai, jika
proses ini juga menghasilkan neutron, dan ini terbukti pada tahun 1939, yang memperjelas
produksi tenaga nuklir. Beberapa perisitiwa dan penemuan ini memunculkan reaksi rantai
nuklir buatan manusia pertama (Chicago Pile-1, 1942) dan senjata-senjata nuklir pertama
(1945).
D. HIPOTESIS PROTON-NEUTRON
Dari penelitian Eugene Golstein tahun 1886, bahwa dalam penelitiannya didapat sinar
yang diteruskan merupakan radiasi partikel yang bermuatan positif (dalam medan listrik
dibelokkan ke kutub negatif) yang disebut sinar anode. Sinar anode yamg bermuatan negatif
ini selanjutnya disebut proton. Massa proton = 1836 x massa elektron. Ion hidrogen
merupakan partikel dasar bermuatan positif yang terdapat pada semua atom. Karena ion
hidrogen adalah massa partikel positif yang terkecil, maka atom hidrogen hanya terdiri atas 1
proton dan 1 elektron. Massa positif gas hidrogen disebut proton.

Dari penemuan Rutherford telah disimpulkan bahwa massa proton dalam inti hanya
separoh dari massa inti. Karena itu ia menyimpulkan adanya partikel lain dalam inti yang
bersifat netral.

Sir James Chadwick (20 Oktober 1891 – 24 Juli 1974)

Gambar 5.

Sir James Chadwick (20 Oktober 1891 – 24 Juli 1974) adalah seorang fisikawan
Inggris, paling terkenal karena penemuan neutron pada tahun 1932. Dia menerima Hadiah
Nobel di bidang fisika pada tahun 1935 untuk penemuan yang signifikan ini. Pada masa
hidupnya, ia bekerja sama dengan para ilmuwan yang luar biasa seperti Ernest Rutherford
dan Johannes “Hans” Wilhelm Geiger, keduanya telah membuat berbagai kontribusi besar
dan penting untuk bidang radiasi fisika.
Gambar 5. Eksperimen Chadwick

Gambar diatas merupakan eksperimen Chadwick. Penembakan partikel α ke pelat


berilium menghasilkan suatu radiasi yang tidak bermuatan. Apabila materi padat yang
mengandung banyak atom hidrogen seperti lilin parafin ditempatkan sebagai penghalang,
maka radiasi tidak bermuatan tersebut akan mengakibatkan proton dalam atom hidrogen
terlempar keluar. Chadwick menunjukkan bahwa radiasi tidak bermuatan mengandung
partikel-partikel tidak bermuatan

Chadwick mengamati bahwa berilium yang ditembak dengan partikel α memancarkan


suatu partikel yang mempunyai daya tembus yang sangat tinggi dan tidak dipengaruhi oleh
medan magnet maupun medan listrik. Partikel ini diberi nama neutron.

Sifat-sifat neutron adalah :

1. Tidak bermuatan karena sinar neutron dalam medan listrik ataupun medan magnet
tidak dibelokkan ke kutub positif dan negatif.

2. Mempunyai massa yang hampir sama dengan massa atom

Tabel 2.1. adalah muatan dan massa partikel dasar atom.


Kesimpulan percobaan Rutherford yang lain adalah bahwa massa atom hampir
seluruhnya terletak pada massa intinya. Jika jumlah neutron dalam inti disebut nomor massa
(A), maka berlaku hubungan :

A=Z+n

Keterangan : Z = nomor atom, A = nomor massa, dan n = jumlah neutron.

Di tahun 1932 ketidaksesuaian antara hipotesis inti yang terdiri dari proton dan
elektron dengan hasil eksperimen yang ada akhirnya teratasi dengan penemuan neutron oleh
James Chadwick. Pada tahun 1932, J. Chadwick menemukan neutron, yaitu partikel yang
memiliki muatan nol atau netral dan massanya mendekati massa proton. Karena hipotesis
elektron proton tidak dapat menjelaskan beberapa sifat inti, maka segera ditinggalkan sesudah
penemuan neutron ditinggalkan sesudah penemuan neutron. Sejak saat itu mulai dipercaya
bahwa inti terdiri dan neutron. Jumlah proton dalam inti disebut sebagai nomor atom (Z).
Jumlah neutron dalam inti disebut sebagai jumlah neutron (N). Jumlah dan banyaknya proton
dan neutron disebut sebagai nomor massa (A). Oleh karena itu dihipotesiskanlah bahwa inti
terdiri dari proton dan neutron. Neutron adalah partikel yang tak bermuatan listrik tapi
massanya hampir sama dengan massa proton. Seperti telah disinggung sebelumnya, kedua
partikel ini disebut nukleon. Jadi, secara eksplisit, inti terdiri dari Z proton dan (A – Z)
neutron, yang memberikan muatan inti menjadi +Ze dan massa total secara kasar sama
dengan A. Hipotesis proton-neutron inilah yang dipakai sampai sekarang.

Dengan penemuan neutron ini, struktur atom menjadi semakin jelas. atom tersusun
dari inti atom yang dikelilingi oleh elektron yang bermuatan negatif. Inti atom sendiri terdiri
dari proton yang bermuatan positif dan neutron yang tidak bermuatan. Kedua partikel
penyusun atom ini disebut nukleon. Oleh karena atom bersifat netral, maka jumlah proton
yang bermuatan positif harus sama dengan jumlah elektron yang bermuatan negatif. Jadi,
atom tersusun dari inti atom yang mengandung proton dan neutron, serta elektron yang
berada di luar inti atom.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Rutherford berkesimpulan bahwa sebagian besar ruang dalam atom adalah “ruang
kosong”, dan terdapat massa yang terkonsentrasi pada pusat atom yang bermuatan
positif dimana ukurannya 10.000 kali lebih kecil dibanding ukuran keseluruhan
bagian atom, dan elektron yang mengelilingi inti atom tersebut tampak seperti planet-
planet yang mengelilingi matahari.

2. Hipotesis proton-elektron didapat dari penelitian Eugene Golstein tahun 1886, bahwa
dalam penelitiannya didapat sinar yang diteruskan merupakan radiasi partikel yang
bermuatan positif (dalam medan listrik dibelokkan ke kutub negatif) yang disebut
sinar anode. Sinar anode yamg bermuatan negatif ini selanjutnya disebut proton.
Massa proton = 1836 x massa elektron.

Intiterdiridari A proton dan (A – Z ) elektron. Dengan asumsiini, karena massa proton


jauh lebih besar dari massa elektron, maka massa electron dapat diabaikan sehingga
massa inti sekitar A kali massa proton. Karena terdiri dari A proton dan (A-Z)
elektron, maka muatan nya menjadi: A(+e) + (A – Z)(-e ) = +Ze.

3. Transmutasi adalah perubahan atau konversi satu objek menjadi objek lain.
Transmutasi unsur kimia terjadi melalui reaksi nuklir dan disebut dengan transmutasi
nuklir.

Neutron ditemukan pada tahun 1932 oleh James Chadwick dengan melakukan
serangkaian eksperimen d iUniversitas Cambridge, yang menunjukkan bahwa
hipotesis sinar gamma tak bias dipertahankan.

4. Ditahun 1932 ketidak sesuaian antara hipotesis inti yang terdiri dari proton
danelektrondenganhasileksperimen yang ada akhirnya teratasi dengan penemuan
neutron oleh James Chadwick.Jumlah proton dalam inti disebut sebagai nomor atom
(Z). Jumlah neutron dalam inti disebut sebagai jumlah neutron (N). Jumlah dan
banyaknya proton dan neutron disebut sebagai nomor massa (A). Oleh karena itu
dihipotesiskanlah bahwa inti terdir idari proton dan neutron. Neutron adalah partikel
yang tak bermuatan listrik tap imassanya hamper sama dengan massa proton.

B. Saran

Dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis
mengharapkan, kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah
ini.Agar dalam penulisan makalah kedepannya bisa lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

Kaplan,Irvin. Nuclear Physics . Addison Wesley Publishing Company

Krane,Kenneth. Fisika Modern . Jakarta : Penerbit Erlangga

Anda mungkin juga menyukai