Anda di halaman 1dari 27

Perubahan Adaptasi Fisiologis

Makalah disusun guna memenuhi tugas


mata kuliah Keperawatan Maternitas I

Dosen Pengampu: Desmawati, SKp. Mkep. Sp.Mat, PhD

Disusun oleh:
Suci Meliyani 1810711008
Nur Fitria Firliani P. 1810711035
Devira Gite Pratiwi 1810711070

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”


JAKARTA
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan masakalah ini tepat pada waktunya.
Makalah yang berjudul Perubahan Adaptasi Fisiologis ini ditulis guna
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Maternitas I. Didalamnya,
penulis akan membahas konsep dasar kehamilan.
Pada kesempatan yang baik ini, izinkanlah penulis makalah menyampaikan
rasa hormat dan ucapan dan terimakasih kepada semua pihak yang dengan tulus
ikhlas telah memberikan bantuan dan dorongan kepada penulis sehingga penyusun
dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya. Penulis menyadari bahwa
masih banyak kekurangan yang terdapat pada makalah ini. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan saran dari pembaca.

Jakarta, 17 september 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan .................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 2


A. Sistem pernapasan ................................................................................ 2
B. Sistem kardiovaskular .......................................................................... 4
C. Sistem hematopoietic ........................................................................... 6
D. Sistem termogenik ................................................................................ 8
E. Sistem renal .......................................................................................... 10
F. Sistem grastointestinal ......................................................................... 10
G. Sistem hepatic ...................................................................................... 12
H. Sistem imun .......................................................................................... 13
I. Sistem integument ................................................................................ 13
J. Sistem reproduksi ................................................................................. 19
K. Sistem skeletal ...................................................................................... 21
L. Sistem neuromuscular .......................................................................... 22

BAB III PENUTUP ........................................................................................ 23


A. Kesimpulan .......................................................................................... 23
B. Saran ..................................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 24

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat-saat dan jam pertama kehidupan di luar rahim merupakan salah
satu siklus kehidupan. Pada saat bayi di lahirkan beralih ketergantungan pada
ibu menuju kemandirian fisiologis. Proses perubahan yang kompleks ini dikenal
sebagai prosedur transisi. Bidan harus selalu berupaya untuk mengetahui
periode transisi ini berlangsung sangat cepat. adaptasi fisiologis BBL adalah
sangat berguna bagi bayi untuk menjaga kelangsungan hidupnya diluar uterus.
Artinya nantinya bayi harus dapat melaksanakan sendiri segala kegiatan untuk
mempertahankan kehidupannya. Dalam hal ini sangat perlu diperhatikan adalah
bagaimana upaya untuk menjaga agar bayi tetap terjaga kesehatannya. Yang
utama adalah menjaga bayi agar tetap hangat, ammapu melakukan pernapasan
dengan spontan dan bayi menyusu sendiri pada ibunya.

B. Rumusan masalah
1. Bagaimanakah perubahan fisiologis yang terjadi pada bayi baru lahir ?
2. Bagaimana cara penerapan perubahan fisiologis yang terjadi pada bayi baru
lahir ?

C. Tujuan Penulisan
1. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami perubahan adaptasi
fisiologis bayi baru lahir
2. Agar dapat memahami konsep tentang perubahan fisiologis yang terjadi
pada bayi baru lahir

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sistem Pernapasan
Dengan pemotongan tali pusat, bayi mengalami perubahan fisiologis
yang kompleks dan cepat. penyesuaian yang paling penting dan segera yang
dilakukan oleh bayi baru lahir pada saat kelahiran adalah membangun
pernapasan. Dengan kelahiran melalui vagina, beberapa cairan paru diperas
keluar dari trakea dan paru-paru bayi, pada bayi yang lahir dengan kelahiran
cesar, cairan paru dapat tertahan dalam alveolus. Dengan menghirup napas
pertama kali, bayi baru lahir memulai serangkaian perubahan jantung paru.
Bernapas pertama kali kemungkinan sebagai akibat dari refleks yang
dipicu oleh perubahan tekanan, pajanan terhadap temperatur udara yang dingin,
bising, cahaya, dan sensasi lainnya yang berhubungan dengan proses kelahiran.
Selain itu, kemoreseptor di aorta dan badan karotis memulai refleks neurologis
ketika tekanan oksigen arteri (PO2) menurun , tekanan karbo dioksida arteri
meningkat, dan pH arteri menurun. Pada sebagian besar kasus, reaksi
pernapasan berat terjadi dalam 1 mwnit setelah lahir, dna bayi melakukan
tarikan napas pertama dan menangis.
Setelah pernapasan sudah dimulai, napas menjadi dangkal dan tidak
teratur, berkisar 30 hingga 60 napas/menit,dengan periode dari napas periodic
yang terdiri atas henti napas sementara yang berlangsung kurang dari 20 detik.
Episode dari napas periodik ini terjadi paling sering selama siklus tidur aktif
(rapid eye movement [REM]) dan menurun frekuensi dan durasinya sering
dengan usia. Periode henti napas lebih dari 20 detik merupakan indikasi proses
patologis dan harus dievaluasi secara menyeluruh.

1. Tanda – Tanda Gagal Napas


Sebagian besar bayi matur bernapas spontan dan berlanjut dengan
pernapasan normal. Tanda-tanda gagal napas terdiri atas cuping
hidung,retraksi interkosta dan subkota (penarikan ke dalam jaringan di sela-
sela iga atau dibawah kerangka iga ), atau mengorok ketika bernapas.
Retraksi suprasternal atau subklavikula dengan stridor atau megap-megap
paling sering menunjukan obstruksi saluran napas atas. Seesaw atau
pernapasan paradox (saat bernapas, dinding abdomen naik sedangkan
dinding dada turun ) selain dari pernapasan abdominal adalah tidak normal
dan harus dilaporkan. Laju pernapasan kurang dari 30 atau lebih dari 60
napas/menit saat bayi istirahat harus dievaluasi secara menyeluruh. Laju
pernapasan bayi dapat melambat, menurun, atau menghilang akibat efek
pemberian analgesic atau anastesi pada ibu selama persalinan dan kelahiran,

2
episode henti napas dapat berhubungan dengan beberapa kejadian (
peningkatan cepat temperature tubuh, hipotermia, hipoglikemia , dan
sepsis) yang membutuhkan evaluasi menyeluruh. Takipnea dapat
disebabkan oleh pembersihan cairan paru yang tidak adekuat, atau dapat
merupakan indikasi dari sindrom gagal napas bayi baru lahir.

2. Mempertahankan Suplai Oksigen Yang Adekuat


Selama satu jam pertama kehidupan, cairan limfatik paru uterus
mengeluarkan sejumlah besar cairan. Pengeluaran cairan juga merupakan
akibat dari perbedaan tekanan dari alveolus terhadap jaringan sekitar dan
pembuluh darah. Penurunan resistensi waktu membantu aliran cairan paru
ini. retensi cairan paru dapat menggangu kemampuan bayi untuk
mempertahankan oksigeniasi yang adekuat, terutama jika terdapat faktor-
faktor lainnya yang dapat mengganggu pernapasan ( aspirasi meconium,
hernia diagfragmatika kongenital, atresia esophagus dengan fistula, atresi
koana, kelainan jantung kongenital, alveolus belum matang [ tidak ada atau
berkuran]).
Lingkar dada bayi baru lahir matur berukuran sekitar 30 hingga 33
c,m saat lahir. Auskultasi dinding dada bayi baru lahir menunjukan suara
napas yang keras dan bersih, yang terdengar sangat dekat karena bayi
memiliki lapisan otot dinding dada yanh sedikit. Iga bayi berartikulasi
dengan tulang belakang dalam posisi horizontal, bukan dalam posisi miring
menurun, akibatnya kerangka iga tidak dapat berkembang sempurna saat
seperti yang terjadi pada orang dewasa. Oleh karena fungsi pernapasan
neonates sebagian besar merupakan pengaruh kontraksi diafragma,
pernapasan abdominal merupakan karakteristik bayi baru lahir. Sebenarnya,
dinding dada bayi dan dinding abnomennya naik secara bersamaan saat
inspirasi, namun dikarenakan ukuran abdomen yang besar, pergerakan
dinding dada tidak begitu terlihat.
Dinding alveolus terluar didapati oleh surfaktan, sejenis protein
yang diproduksi oleh sel-sel tipe 2 dalam paru. Pengembangan apru
terutama bergantung pada kontraksi dinding dada yang tersedinya surfaktan
serta sekresinya yang adekuat. Surfaktan menurunkan tegangan permukaan,
sehingga mengurnagi tekanan yang dibutuhkan untuk mempertahankan
alveolus tetap terbuka saat menghembuskan napas, sehingga dapat
mempertahankan stabilitas alveolus. Dengan tidak ada kurangnya srfaktan,
diperlukan tekanan yang lebih besar saat inspirasi , yang dapat
menyebabkan kelelahan segera atau kejenuhan pada bayi prematur atau bayi
di dalam balon. Terkadang sisi dari balon kempers saling menempel dan
tidak dapat mengambang. Jika sejumlah air sabun dituangkan ke dalam

3
balom, permukaan menjadi licin dan mencegah pelengketan pada sisi balon,
sehingga memungkinkan balon untuk mengembang.

B. Sistem Kardiovaskular
Sistem kardiovaskular berubah bermakna setelah lahir. Napas pertama
bayi, disertai dengan peningkatan distensi kapiler alveolus, mengambangkan
paru-paru dan mengurangi resistensi pembuluh darah paru terhadap aliran
darah paru dari arteri pulmonalis. Tekanan arteri pulmonalis menurun, dan
tekanan dalam atrium kanan menurun. Meningkatnya aliran darah paru dari sisi
jantung kiri meningkatkan tekanan di atrium kiri, yang menyebabkan
penutupan fisiologis dan foramen ovale. Selama beberapa hari pertama
kehidupan, menangis dapat membuat aliran balik melalui foramen ovale untuk
sementara dan menyebabkan sinosis ringan.
Dalam uterus,PO2 janin berukuran 27 mm Hg. Setelah lahir, ketika
kadar PO2 dalam darah arteri berukuran sekitar 50 mm Hg, duktus arteriosus
berkonstriksi sebagai respons terhadap peningkatan oksigenisasi. Kadar
hormone prostaglandin E (PGE2) yang bersikulasi juga memiliki peranan
penting dalam penutupan duktus arteriosus. Selanjutnya, duktus arteriosus
akan menutup total dan menjadi ligament. Saat pemotongan tali pusat, arteri
umbilicus, vena umbilicus, dan duktus venosus menutup dan menjadi ligament.
Arteri hipogastrika juga menutup dan menjadi ligamen.

1. Denyut dan bunyi jantung


Denyut jantung rata-rata berkisar 120 hinga 140 denyut/menit,
dengan variasi yang tampak jelas saat tidur dan bangun. Sesaat setelah
tangisan pertama, denyut jantung bayi dapat mengalami percepatan 175
hingga 180 denyut/menit. Kisaran denyut jantung pada bayi matur berkisar
85 hinga 90 denyut/menit selama tidur dan hingga 170 denyut/menit atau
lebih ketika bayi terbangun. Denyut jantung hingga 180 denyut/menit
merupakan hal yang biasa ketika bayi menangis. Denyut jantung yang
secara konsisten tinggi (>170denyut/menit) atau rendah (80<denyut/menit)
saat bayi lahir dalam keadaan istirahat harus dievaluasi kembali dalam satu
jam atau saat aktivitas bayi berubah.
Implus apeks (titik implus maksimal – point of masxsimal impulse
[PMI]) pada bayi baru lahir berlokasi pada ruang sela iga keempat dan di
sisi kiri garis midklavikula. PMI sering klai terlihat dan mudah dipalpasi
dikarenakan dinding dada yang tipis yang disebut juga aktivitas perkordial.
Laju denyut apeks harus di kaji pada semua bayi auskultasi harus
dilakukan selama satu menit penuh, lebih baik saat bayi sedang tidur.
Denyut jnatung tidak teratur biasa terjadi dalam bberapa jam pertama

4
kehidupan. Setelah waktu ini, denyut jantung tidak teratur yang tidak
berhubungan dengan perubahan aktivitas atau pola pernapasan harus
dievaluasi lebih lanjut.
Bunyi jantung selama periode neonates bernada kebih tinggi,
durasinya lebih singkat dan intensitasnya lebih tinggi dibangdingkan orang
dewasa. Bunyi jantung pertama (S1) biasanya lebih keras dan lebih tumpul
dibandingkan bunyi jantung dua (S2) yang bersifat tajam. Bunyi jantung
ketiga dan keempat tidak terdengar pada bayi baru lahir. Sebagian besar
bising jnatung yang terdengar selama beberapa hari pertama kehidupan
tidka memiliki makna patologis, dan lebih dari setengah murmur hilang saat
berusia 6 bulan. Namun, terdapatnya mumur dan tanda-tanda yang
menyertai seperti asupan yang sulit, apnea,sianosis, atau pucat merupakan
hal yang tidak normal dan perlu diperiksa lebih lanjut.

2. Tekanan Darah
Tekanan darah (TD) sistolik rata-rata pada bayi baru lahir berkisar
60 hingga 80 mm Hg dan tekanan diastolik rata-rata berkisar 40 hingga 50
mm Hg, tekanan darah meningkat pada hati kedua kehidupan, dengan
sedikit variasi yang tampak pada bulan pertama kehidupan. Turunnya TD
sistolik (sekitar 15 mm Hg) pada satu jam pertama kehidupan biasa terjadi.
Menangis dan bergerak biasanya menyebabkan peningkatan pada tekanan
sistolik. Pengukuran TD paling baik dilakukan dengan alat oscrillmtric
ketika bayi sedang beristirahat. Ukuran manset yang tepat harus digunakan
untuk pengukuran TD bayi yang akurat.
Jika tidak terdapat indikasi spesifik, TD tidak selalu diperiksa pada
bayi baru lahir secara rutin kecuali sebagai dasar. Praktik pengukuran TD
pada keempat ekstermitas pada periode dini bayi baru lahir untuk
mendeteksi koarktasi aorta (KA) dipertanyakan belakangan ini (Ramuz dan
Lewis,2006). Hal ini berdasarkan bukti bahwa defek koarktasi aorta tidak
terjadi segera dalam periode pescalahir, namun lebih biasa terjadi pada usia
sekitar 12 hingga 14 hari, waktu saat durkus ateriosus menutup (Taylor,
2005).

3. Volume Darah
Volume darah pada bayi baru lahir berkisar sekitar 80 hingga 85
ml/kg berat badan. Segera setelah lahir, volume darah total rata-rata sebesar
300ml , namun volume ini dapat meningkat hingga 100ml, bergantung pada
lamanya waktu sebelum tali pusat diklem dan dipotong. Bayi premature
memiliki volume darah yang relative lebih besar dibandingkan bayi baru

5
lahir matur karena bayi premature memiliki volume plasma yang secara
proposional lebih besar, bukan massa sel darah merah (SDM).
Klem tali pusat yang dilakukan secara dini atau akhir mengubah
dinamika sirkulasi bayi baru lahir. Klem yang dilakukan diakhir
memperbesar volume darah akibat transfuse darah dari plasenta kepada bayi
baru lahir. Klem tali pusat yang tertunda (>2 menit setelah lahir) telah
dialporkan menyebabkan polisitemia dengan tanda-tanda klinis
hiperviskositas (hematocrit > 65%) plethora atau tampak kemerahan,
sirkulasi yang melambat memicu kemungkinan terjadinya emboli dalam
mikrovaskular dan kerusakan organ, gagal napas, dan kemungkinan
hiperbilirubinemia sebagai akibat pemecahan sel darah merah (Armentrout
dan Huseby, 2003). Namun, data terakhir menunjukan klem tali pusat yang
tertunda ) tidak lebih dari 2 menit setelah lahir) pada neonatus yang matur
ditemukan dapat memberi efek menguntungkan dalam meningkatkan
hematokrit dan status besi serta mengurangi anemia efek menguntungkan
tersebut diteliti pada usia 2 hingga 6 bulan. Polisitemia terjadi pada kelm
yang dilakukan tertunda, namun tidak berbahaya (Hutton dan Hassa, 2007).

C. Sistem Hematopoietik
Sistem hematopoitetik pada bayi baru lahir menunjukan beberapa
variasi dari orang dewasa. Kadar SDM dari leukosit berbeda, namun kadar
trombosit relative sama.

1. Sel darah merah dan hemoglobin


Saat lahir, kadar rata-rata SDM dan hemoglobin (hemoglobin janin
bersifat dominan) lebih tinggi dibandingkan pada orang dewasa. Darah tali
pusat pada bayi baru lahir matur dapat memiliki konsentrasi hemoglobin 14
hingga 24 g/dl (rerata, 17g.dl). Hematrokit berkisar dari 44% hingga 64%
(rerata,55 %). Hitung SDM juga ikut meningkat, berkisar dari 4,8 hingga
7,1 juta/mm3 (rerata 5,14 juta/mm3. Pada akhir bulan pertama, nilai-nilai ini
akan menurun dan mencapai kadar rata-rata 11 hingga 17g/dl dan 4,2 hingga
5,2 juta/mm3 secara berurutan.
Kadar darah ini dapat dipengaruhi oleh klem tali pusat yang
tertunda, yang akan mengakibatkan peningkatan hemoglobin,SDM, dan
hematokrit. Sumber dari sampel merupakan factor penting karena darah
kapiler menunjukan nilai yang lebih tinggi dibandingkan darah vena. Waktu
pengambilan sampel darah juga penting, sedikit peningkatan SDM setelah
lahir diikuti oleh penurunan nilai yang cukup bermakna. Saat lahir, darah
bayi mengandung rata-rata 70% hemoglobin janin, namun dikarenakan sel
yang mengandung hemoglobin janin berumur lebih pendek, persentasenya

6
menurun hingga 55% setelah 5 minggu dan hingga 5% pada 20 minggu.
Cadangan besi umumnya cukup untuk mempertahankan produksi sel darah
merah normal untuk 4 hingga 5 bulan pada bayi matur, pada saat dimana
anemia fisiologis yang umumnya bersifat smeentara dapat terjadi.

2. Leukosit
Leukosit dengan hitungan sel darah putih (SDP) sekitar 18.000
sel/mm (berkisar anatara 9.000 hingga 30.000 sel/mm3) normal saat lahir.
3

Jumlah SDP meningkat hingga 23.000 hingga 24.000 sel.mm3 selama hari
pertama setelah lahir. Hitung SDP awal yang tinggi pada bayi baru lahir
akan menurun secara cepat, dari kadar 11.500sel.mm3 umumnya
dipertahankan selama periode neonates. Infeksi bera tidak dapat ditoleransi
dengan baik oleh bayi baru lahir leukosit lambat untuk mengenali protein
asing dan untuk melokalisasi dan melawan infeksi pada awal kehidupan.
Spesies dapat disertai dengan peningkatan SDP (neutrofilia) namun,
beberapa bayi dapat menunjukan tanda-tanda klinis sejenis tanpa
peningkatan SDP yang bermakna. Selain itu, peristiwa lainnya selama
infeksi juga dapat menyebbakan neutrofilia pada bayi baru lahir. Beberapa
peristiwa ini meliputi menangis berkepanjangan , hipertensi pada ibu,
hipoglikemia asimtomatis, penyakit hemotilik, sindrom aspirasu meconium,
induksi perslinan dengan oksitosin, operasi, persalinan sulit, daerah
ketinggian, dan demam pada ibu.

3. Trombosit
Hitung trombosit berkisar anatara 200.000 hingga 300.000 sel.mm3
dan sama nilainya pada bayi baru lahir dan orang dewasa. Kadar factor
II,VII,IX dan X yang ditemukan di hati, menurun selama beberapa hari
pertama kehidupan, karena bayi baru lahir tidak dapat menyintesis vitamin
K. namun, kecenderungan pendarahan pada bayi baru lahir bis aterjadi, dan
jika defisiensi vitamin K tidak hebat, pembentukan bekuan darah cukup
untuk mencegah pendarahan.

4. Golongan Darah
Golongan darah bayi ditentukan secara genetic dan dibentuk pada
awal kehidupan janin. Namun, selama periode neonates, kekuatan
aglutinogen yang terdapat pada membran SDM meningkat perlahan.
Sampel darah tali pusat dapat digunakan untuk mengidentifikasi golongan
darah bayi dan status rhesusnya.

7
D. Sistem Termogenik
Termoregulasi adalah mempertahankan keseimbangan antara
kehilangan panas dan produksi panas. Bayi baru lahir berusaha untuk
menstabilkan temperature inti tubuhnya dalam rentang yang sempit.
Hipotermia akibat kehilangan panas berlebih sering terjadi dan berbahaya bagi
neonates. Kemampuan bayi baru lahir untuk memproduksi panas
(thermogenesis) sering kali menyerupai orang dewasa, namun kecenderungan
terhadap kehilangan panas yang cepat dalam lingkungan dingin meningkat
pada bayi baru lahir dan menyebabkan bahaya.

1. Thermogenesis
Mekanisme menggigil untuk memproduksi panas jarang terjadi pada
BBL. Thermogenesis tanpa menggigil terjadi terutama oleh metabolism
lemak cokelat, yang khas pada bayi baru lahir, dan juga peningkatan
aktivitas metabolic diotak, jantung, dan hati. Lemak cokelat terletak di
cadangan lemak superfisial pada daerah interskapula dan aksila, juga pada
cadangan lemak dalam pada pintu masuk toraks, sepanjang kolumna
vertebra, dan di sekitar ginjal. Lemak coklat memiliki suplai pembuluh
darah dan saraf yang lebih kaya dibandingkan lemak biasa. Panas yang
diproduksi oleh aktivitas metabolic lemak dalam lemak cokelat dapat
menghangatkan bayi baru lahir dengan meningkatkan produksi panas
sebesar 100%. Cadangan lemak cokelat umumnya terdapat hingga beberapa
minggu setelah lahir, dan habis dengan cepat akibat dingin. Jumlah
cadangan dari lemak cokelat meningkat seiring dengan usia kehamilan.
BBL matur memiliki cadangan lemak yang lebih banyak dibandingkan bayi
premature.

2. Kehilangan panas
Kehilangan panas pada BBL terjadi dengan empat cara, yaitu:
1) Konveksi
Perpindahan aliran panas dari permukaan tubuh ke udara lingkungan
yang lebih dingin. Temperature lingkungan dalam kamar perawatan
bayi dipertahankan pada suhu sekitar 24℃ dan ditempat tidur bayi yang
terbuka harus diselimuti untuk melindungi mereka dari dingin.
2) Radiasi
Hilangnya panas dari permukaan tubuh menuju permukaan padat yang
lebih dingin, tidak dengan kontak langsung, namun pada jarak yang
relative dekat. Untuk mencegah kehilangan panas ini, tempat tidur bayi
dan meja periksa harus jauh dari jendela.
3) Evaporasi

8
Kehilangan panas yang terjadi ketika cairan dikonversi menjadi uap.
Pada BBL terjadi sebagai akibat dari penguapan kelembapan pada kulit.
Kehilangan panas ini dapat disebabkan karena kesalahan terlalu cepat
mengeringkan bayi baru lahir atau melalui pengeringan bayi yang terlalu
lambat setelah mandi. Semakin kurang matur bayi baru lahir tersebut,
semakin berat kehilangan panas melalui evaporasi yang akan terjadi.
Kehilangan panas melalui evaporasi adalah kehilangan panas yang tidak
disadari, merupakan penyebab kehilangan panas yang paling penting
pada beberapa hari pertama kehidupan.
4) Konduksi
Hilangnya panas dari permukaan tubuh kepada permukaan yang lebih
dingin dengan kontak langsung. Ketika masuk ke dalam ruang
perawatan bayi, BBL ditempatkan dalam tempat tidur hangat untuk
meminimalkan kehilangan panas secara konduksi.

Kehilangan panas harus dikontrol untuk melindungi bayi. Pengontrolan


terhadap berbagai cara kehilangan panas merupakan dasar dari aturan dan
Teknik perawatan bayi. Suatu metode untuk mempromosikan interaksi ibu
dan bayi baru lahir adalah dengan menempatkan BBL sehat dengan
telanjang bersentuhan dengan kulit ibu dan menutupi keduanya dengan
selimut.

3. Termoregulasi
1) mencegah kehilangan panas tubuh
 keringkan tubuh bayi dengan handuk bersih,
 kering dan hangat,selimuti,tutup bagian kepala bayi,
 pinta ibu untuk mendekap tubuh bayi dan segera menyusukan
bayinya,
 Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat,
 jangan segera menimbang tanpa penutup tubuh dan memandikan
bayi

2) Rekomendasi untuk memandikan bayi


 Tunggu minimal 6 jam sebelum memandikan bayi tunggu lebih lama
untuk bayi asfiksia atau hipotermia
 lakukan setelah stabilnya temperatur tubuh bayi 36,5-37,5
 mandikan dalam rungan yang hangat dan tidak banyak hembusan
angina
 mandikan secara cepat dengan menggunakan air hangat

9
 Segera keringkan tubuhnya 3engan handuk bersih,kering, dan
hangat
 Segera kenakan pakaiannya
 Tempatkan di dekat ibunya
 Beri ASI sedini mungkin

4. Stress dingin
Stres dingin menimbulkan masalah fisiologis dan metabolisme pada
semua bayi baru lahir tanpa memandang usia kehamilan dan kondisi lain
kecepatan pernapasan meningkat sebagai respon terhadap kebutuhan
oksigen ketika konsumsi oksigen meningkatsecara bermaksa pada stres
dingin .
efek stres dingin ketika seorang bayi mengalami stres akibat udara
dingin, konsumsi oksigen akan meningkat, terjadi fasokontriksi perifer, dan
fasokontriksi pulmoner sehingga ambilan oksigen oleh paru dan kadar
oksigen menutun dijaringan glikolisis anaerobik meningkat dan terdapat
peningkatanPO2 dan pH yang mengakibatkan asidosis metabolic.

E. System Renal
Sejumlah kecil urine (sekitar 40 ml) bisa terdapat dalam kandung kemih
bayi matur lahir. Frekuensi berkemih bervariasi dari 2-6 kali perhari selama hari
pertama dan kedua kehidupan, setelahnya dari 5-25 kali sehari. Sekitar 6-8 kali
berkemih perhari dengan urin berwarna kuning pucat merupakan penanda
asupan cairan yang adekuat setelah 3-4 hari pertama. Umumnya, bayi matur
berkemig 15 hingga 60 ml urin/kgBB/hari.
Bayi matur memiliki kapasitas yang terbatas untuk mengonsentrasikan
urine, oleh karena itu berat jenis urin dapat berkisar antara 1001 hingga 1020.
Kemampuan untuk mengonsentrasi urin dengan baik baru didapat sekitar tiga
bulan. Setelah berkemih yang pertama kali, urine bayi akan tampak keruh dan
memiliki berat jenis yang jauh lebih tinggi. Kadar ini menurun dengan
peningkatan cairan. Urin normal pada masa bayi umumnya berwarna kuning
benig dan hamper tidak berbau. Selama minggu pertama setelah lahir, urine
mengandung kristal asam urat yang banyak yang dapat terlihat berwarna pink
atau orange (debu bata merah) pada popok. Jika terjadi lewat dari seminggu
menandakan kurangnya asupan.

F. System Gastrointerstinal

10
Bayi baru lahir belum mampu menelan, mencerna, memetabolisme,
dan menyerap protein dan karbohidrat sederhana serta lemak pelarut. Pada bayi
yang terhidrasi dengan adekuat, membrane mukosa mulutnya lembab dan
berwarna pink. Palatum lunak dan keras utuh. Adnya mucus dalam jumlah
sedang hingga banyak umum terjadi pada beberapa jam pertama setelah lahir.
Walaupun Gerakan mengisap dalam uterus telah direkam dengan
ultrasound, Gerakan ini tidak terkoordinasi dengan proses menelan pada semua
bayi yang lahir sebelum usia 32 hingga 33 minggu gestasi. Gerakan mengisap
dipengaruhi oleh maturitas neuromuscular. Mekanisme khusus yang terdapat
pada bayi baru lahir matur yang sehat mengoordinasi reflex bernafas,
mengisap, dan menelan yang diperlukan untuk pemberian makan secara
oral.gerakan dilakukan dengan isapan-isapan kecil sebanyak 3-4 hingga 8-10
isapan dalam satu waktu. Aktivitas peristaltic pada esophagus tidak beraturan
pada beberapa hari pertama kehidupan.
Gigi mulai terbentuk di dalam uterus, dengan pembentukan email
berlanjut hingga sekitar 10 tahun. Kadar fluoride dalam suplai air
mempengaruhi pembentukan gigi. Terkadangm bayi dapat terlahir dengan satu
atau lebih gigi.
Bakteri tidak terdapat pada saluran pencernaan bayi saat lahir. Setelah
lahir, orifisium oral dan anak memungkinkan masuknya bakteri dan udara.
Umumnya, konsentrasi bakteria tertinggi ditentukan pada bagian usus bawah,
termasuk dalam minggu pertama setelah lahir, dan flora usus normalmembantu
sisntesis vitamin K, folat, dan biotin.
Kapasitas lambung bervariasi dari 30-90 ml, bergantung pada ukuran
bayi. waktu pengosongan lambung bervariasi. Beberapa factor, seperti waktu
dan volume dan pemberian makanan atau jenis dan temperature makanan.
Regurgitasi pada hari pertama atau kdua dapat dikurangi dengan menghindari
makan berlebih, dengan membuat bayi bersendawa, dan dengan memosisikan
bayi dnegan kepala sedikit terangkat.
1. Pencernaan
Kemampuan bayi untuk mencerna karbohidrat, lemak, dan protein
diregulasi oleh adanya beberapa enzim. Pengecualian pada amilase, yang di
produksi oleh kelenjar saliva setelah kurang lebih usian 3 bulan dan oleh
pancreas setelah 6 bulan. Enzim ini diperlukan untuk mengonversi zat
tepung menjadi maltose, yang terjadi dalam jumlah banyak pada kolostrum.
Pengecualian lainnya adalah lipase, yang juga disekresi oleh pancreas,
enzim ini diperlukan untuk mencerna lemak. Oleh karena itu, BBL normal
mampu mencerna karbohodratsederhana dan protein, namun memiliki
kemampuan terbatas dlam mencerna lemak. Pencernaan dan absorpsi nutrisi

11
lanjut terjadi di dalam usus halus, dimana terdapat sekresi pancreas, sekresi
dari fati melalui ductus biliarisdan sekresi dari bagian duodenum usus halus.

2. Tinja
Saat lahir, usus bagian bawah berisi meconium. Meconium dibentuk
selama kehidupan janin dan cairan amnion dan konstituennya, sekresi usus
(meliputi bilirubin), dan sel-sel (yang luruh dari mukosa). Meconium
berwarna hitam kehijauan dan kental serta mengandung darah samar.
Meconium pertama yang dikeluarkan biasanya steril, namun dalam
beberapa jam, semua meconium yang dikeluarkan mengandung bakteria.
Mayoritas bayi yang sehat mengeluarkan meconium dalam 12-24 jam
pertama kehidupan dan hamper semua bayi mengalaminya dalam 48 jam
pertama (Blackburn, 2007). Jumlah tinja yang keluar bervariasi selama
minggu pertama. BBL diberi makan lebih dini akan mengeluarkan tinja
lebih cepat.

G. Sistem Hepatik
Hati dan kandung empedu dibentuk pada minggu keempat gestasi. Pada
bayi baru lahir, hati dapat dipalpasi sekitar 1cm di bawah batas iga kanan
karena hati membesar dan menempati sekitar 40% dari rongga abdomen. Hati
bayi memainkan peran penting dalam penyimpanan besi, metabolisme
karbohidrat, konjugasi bilirubin, dan koagulasi.
1. Penyimpanan besi
Hati janin, yang berperan sebagai tempat produksi hemoglobin
setelah lahir, mulai menyimpan besi dalam uterus. Cadangan besi pada bayi
proporsional terhadap kandungan hemoglobin total tubuh dan lamanya
gestasi. Saat lahir, bayi matur memiliki cadangan besi yang cukup untuk 4
hingga 6 bulan. Cadangan besi pada bayi prematur dan bayi lahir kecil
sering kali lebih rendah dan habis lebih cepat dibandingkan bayi sehat.

2. Metabolisme Karbohidrat
Saat lahir, bayi baru lahir dipisahkan dari suplai glukosa ibu,
akibatnya bayi baru lahir memiliki kadar glukosa serum awal yang
menurun. Peningkatan kebutuhan energi, penurunan pelepasan glukosa oleh
hati dari cadangan glikogen, peningkatan volume SDM, dan peningkatan
ukuran otak pada bayi baru lahir akan berperan dalam menyebabkan
habisnya simpanan gikogen dalam 24 jam pertama setelah lahir. Pada
sebagian besar bayi baru lahir matur yang sehat, kadar glukosa darah stabil
pada 50 hingga 60 mg/dl selama beberapa jam pertama setelah lahir. Pda
hari ketiga kehidupan, kadar glukosa darah harus berkisar antara 60 dan 70

12
mg/dl. Inisiasi pemberian makan membantu stabilisasi kadar glukosa darah
bayi baru lahir. Kolostrum mengandung kadar glukosa yang tinggi,
sehingga ikut membantu dalam stabilisasi kadar glukosa darah pada
neonatus yang disusui (kolostrum mengandung protein yang lebih tinggi,
namun lebih rendah karbohidratnya, bila dibandingkan susu matur).

3. Jaundis
Jaundis merupakan manifestasi pigmen bilirubin dalam jaringan
tubuh. Jaundis umumnya tidak terlihat hingga kadar bilirubin mencapai 5
mg/dl. Semua jaundis yang terlihat dalam 24 jam pertama kehidupan atau
jaundis menetap 7 hingga 10 hari membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut
terhadap penyebabnya karena hal ini menunjukkan adanya proses patologis
yang mendasarinya (Figur 16.3). lihat bab 17 untuk pembahasan lebih lanjut
mengenai metabolisme bilirubin dan hiperbilirubinemia.

4. Koagulasi
Faktor-faktor koagulasi, yang disintesis di hati, diaktivasi oleh
vitamin K. Kurangnya bakteri usus yang diperlukan untuk menyintesis
vitamin K menyebabkan defisiensi koagulasi darah sementara antara hari
kedua hingga hari kelima kehidupan. Penggunaan Vitamin K intramuskular
sesaat setelah lahir membantu mencegah masalah pembekuan darah.

H. Sistem Imun
Sel yang dapat memberikan imunitas pada bayi telah terbentuk sejak
awal kehidupan janin; namun, sel-sel ini tidak aktif selama beberapa minggu
hingga beberapa bulan setelah lahir. Selama 3 bulan pertama kehidupan, bayi
matur yang sehat terlindungi oleh imunitas pasif yang didapat dari ibu; namun,
status ini bergantung pada pajanan ibu sebelumnya terhadap antigen dan
respons imunologinya. Imunoglobulin A (Ig A) yang memproteksi membran
menghilang dari saluran pernapasan dan saluran kemih, dan bila bayi tidak
menyusui, Ig A juga menghilang dari saluran cerna. Bayi mulai menyintesis Ig
G, dan sekitar 40% dari kadar pada orang dewasa dicapai pada usia 1 tahun.
Sejumlah besar Ig M diproduksi saat lahir, dan kadar dewasa dicapai pada usia
9 bulan. Produksi IgA, IgD, dan IgE lebih bertahap, dan kadar maksimal belum
dicapai hingga masa kanak-kanak awal. Bayi yang disusui menerima imunitas
pasif yang banyak melalui kolostrum dan ASI.

I. Sistem Integumen
Semua struktur kulit sudah terbentuk saat lahir Epidermis dan dermis
berikatan longgar dan sangat tipis. Verniks kascosa (subtansi keputihan,

13
seperti keju bersatu dengan epidermis dan berfungsu sebagai lapisan
pelindung. Kulit bayi sangat sensitive dan dapat rusak dengan mudah. Bayi
memiliki warna kulit kemerahan selama beberapa jam setelah lahir, selanjutnya
akan berubah menjadi warna normal. Kulit sering kali terlihat berbentuk lunak,
terutama ekstremitas tangan dan kulit terlihat sedikit sianosis (akronosis),
yang disebabkan oleh iritabilitras vasomotor dan stasis kapiler. Akronosis
muncul terjadi dan hanya timbul sementara selama 7 sampai 10 hari terutama
terpajan terhadap dingin. t Sedangkan bayi premature kulit tembus pandang
dan banyak verniks. Bayi baru lahir matur yang sehat, tampak membuntal
dikarenakan jaringan yang banyak dan kandungan air ekstraselular.

1. Kaput succedaneum
Kaput succedaneum merupakan edematosa generalisata yang mudah
dikenali pada daerah kulit kepala, paling sering ditemui di oksiput. Tekanan
menetap oleh serviks pada verteks yang dipresentasikan mengakibatkan
kompresi pada pembulu darah setempat, sehingga memperlambat aliran
balik vena. Aliran balik vena yang diperlambat menyebabkan meningkatnya
cairan jaringan pada kulit kepala, dan terbentuk pembengkakan edematosa.
Pembengkakan edematosa yang terdapat saat lahir, akan meluas melintasi
garis sutura pada tulang tengkorak dan menghilang spontan dalam 3 sampai
4 hari. Bayi yang lahir dengan bantuan ekstraksi vakum biasanya memiliki
kaput pada daerag dimana vakum dipasang.

14
2. Sefalhematoma
Sefalhematoma merupakan
kumpulan darah antara tulang
tengkorak dan priosteumnya,
sehingga sefalhematoma tidak
melintasi garis sutura kranial. Kaput
succedaneum dan sefalhematoma
sering kali timbul bersamaan.
Pendarahan dapat terjadi pada
kelahiran spontan akibat tekanan
tulang pinggul ibu. Kelahiran dengan forceps
rendah dan rotasi sertra ekstrasi forceps yang sulit
juga dapat menyebabkan pendarahan. Benjolan
lunak, berflukuisasi, dan tidak berkurang ini tidak
berpulsasi atau timbul saat bayi menangis.
Sefalhematoma terlihat beberapa jam atau sehari
setelah lahir dan tidak terlihat sampai kapur
succedaneum diabsorpsi, sefalhematoma
biasanya paling besar pada hari kedua atau ketiga,
pada saat itu dimana pendarahan berhenti.
Benjolan sefalhematoma ini menghilang spontan
dalam 3 sampai 6 minggu.

3. Hemoragi subgaleal

15
Hemoragi subgaleal merupakan
pendarahan ke dalam kompartemen
subgaleal. Kompartemen subgaleal
merupakan ruang potensi yang
terdiri atas jaringan ikat yang
tersusun longgar; terletak dibawah
aponeurotus galea, lembaran tendon
yang menghubungkan otot-otot
frontal dan oksipital dan membentuk
permukaan dalam kulit kepala.
Perlukaan terjadi akibat gaya yang
menekan dan menarik melalui pintu
keluar panggul (Paige dan Moe,
2006). Penelin telah melaporkan
kekhawatiran mengenai penggunaan
ekstraktor vakum yang mingkat saat
melahirkan dan hubungannya
dengan kasus pendarahan subgaleal,
morbiditas neonates, dan kematian. Pendarahan meluas menjahui tulang,
sering kali kearah posterior menuju leher, dan berlanjut setelah lahir, dengan
potensi untuk terjadinya kompllikasi serius seperti anemia atau syok
hipovolemik.
Deteksi dini adanya pendarahan
merupakan hal penting; pengukuran
lingkar kepala serial dan inspeksi
punggung leher terhadap peningkatan
edema dan massa kenyal penting
dilakukan. Kulit kepala yang basah dan
lunak, pucar, takikardia, dan peningkatan
lingkar kepala dapat juga menjadi penanda
awal dari pendarahan subgaleal .
computed tomogrhapy (CT) atau magnetic
reconance imaging (MRI) berguna untuk
mengkomfirmasi diagnosis, penggantian
darah yang hilang dan faktor pembekuan darah diperlukan pada kasus
pendarahan akut. Kemungkinan penanda awal lainnya dari hemoragi
subgaleal adalah posisi telinga bayi yang maju kearah lateral karena
hematoma melua di bagian posterior. Memonitor perubahan tingkat
kesadaran bayi menurun hematocrit juga merupakan kunci terhadap

16
pengenalan dan penangan dini. Peningkatan kadar bilirupin serum dapat
ditentukan sebagai akibat dari pemecahan sel darah dalam hematoma.

4. Kelenjar Keringat
Kelenjar keringat terdapat saat lahir , namun tidak berespons
terhadapat peningkatan temperature lingkungan atau tubuh, beberapa
hyperplasia kelenjar sebascea janin dan sekresi sebum diakibatkan oleh
pengaruh hormonal pada kehamilan. Verniks kaseosa merupakan produk
dari klenjar sebasea. Pelepasan verniks kaseosa diikuti oleh deskuamasi
epidermis pada sebagian besar bayi. Verniks telah terbuki sebagai pelindung
epidermis dan bermanfaat bagi kulit bayi seperti menurunkan pH kulit,
berkurangnya eritema kulit, dan peningkatan hidrasi kulit. Kelenjar sebasea
putih yang kecil menonjol (milia) dapat ditemukan pada muka bayi baru
lahir.

5. Deskuamasi
Deskuamasi (pengelupasan) kulit pada bayi matur
tidak terjadi hingga beberapa hari setlah lahir. Deskuamasi
kulit pada area yang luas menyeluruh saat lahir dapat
merupakan indikasi terlalu matur.

6. Bintik MongoliA
Daerah pigmientasi hitam kebiruan, dapat tampak
pada berbagai bagian permukaan luar tubuh. Meliputi
ekstremitas.bintik-bintik ini lebih sering ditemukan di
punggung dan bokong. Daerah pigmentasi ini paling sering
ditemukan pada bayi baru lahir denga nasal etnik dari
daerah mediterania, Amerika Latin, Asia, atau Afrika.
Bintik-bintik ini lebih sering pada individu berkulit gelap,
naum dapat muncul pada 5% sampai 13% bangsa kaukasia.
Bintik ini akan menghilang perlahan setelah beberapa bulan
atau tahu.

7. Nevus
a) Nevus telangiektasis, dikenal sebagai “gigitan burung strok”.
Berwarna pink dan mudah memudar. Mereka terlihat pada kelopak
mata atas, hidung, bibi bagian atas, atau daerah oksipital bawah, dan
tengkuk leher. Nevus ini tidak memeliki artian klinis dan menghilang
pada tahun kedua kehidupan.

17
b) Nevus vaskulosus

merupakan jenis hemangioma


kapiler yang umum . nevus ini terdiri
atas kapiler yang baru terbentuk dan
berdilatasi, menempati seleuruh
lapisan dermal dan subdermal, dengan hipertrofi jaringan ikat yang
berhubungan. Lesi tipikalnya berupa pembengkakandengan permukaan
kasar, berwarna merah terang atau gelap, berbatas tegas, dan menonjol.
Saat bayi bertumbuh, hemangioma dapat berpoliferasi dan menjadi
lebih vascular, sehingga sering disebut hemangioma stoberi. Lesi
umumnya tunggal, namun dapat juga multiple, dengan 75% terjadi di
kepala. Lesi ini dapat menetap hingga anak berusia sekolah atau kadang
lebih lama lagi, namun dapat berhasil dihilangan dengan terapi leser
pewarnaan berpulsasi, terapi interferon, dan penggunaan prednisone.
Pada beberapa kasus, injeksi subkutan interferon alfa-2a atau alfa-2b
mungkin diperlukan jika terapi prednisone dan laser pewarnaan
berpulsasi gagal untuk mengatasi hemangioma bermasalah.
c) Bercak port-wine, atau nevus
flammneus, um-urineumnya
ditemuka saat lahir. Dan terdiri atas
pleksus kapiler-kapiler yang baru
terbentuk dalam lapisan papiler
corium. Nevus ini berwana merah
sampai unggu ; bervariasi ukuran,
bentuk, dan lokasinya; dan tidak
menonjol. Bercak port-wine sejati
tidak memudar saat ditekan atau menghilang. Bercak ini paling sering
ditemukan pada muka dan leher

8. Eritema toksikum
Bercak sementara,
eritema toksikum, disebut juga
eritema neonatorum, bercak
bayi baru lahir, atau dermatitis
gigitan nyamuk. Bercak ini
ditemukan pada neonatur
matur selama tiga minggu
pertama kehidupan. Eritema
toksikum membuat lesi dalam tahapan yang berbeda: makula, papul, dan

18
vesikel kecilo eritematora. Lesi dapat muncul tiba-tiba dibagian manapun.
Bercak ini dipikirkan sebagai respond terhadap inflamasi. Eosinophil, yang
membantu mengurangi infalamsi, ditemukan dalam vesikel. Walaupun
penampilannya seperti berbahaya , bercak ini tidak memiliki artian klinis
dan tidak membutuhkan pengobatan.

J. Sistem Reproduksi
1. Perempuan
Saat lahir, ovarium
mengandung ribuah sel germinal
primitif, sel-sel ini menggambarkan
jumlah untuk membentuk suatu
ovum potensial yang utuh; tidak ada
bentuk oogonia setelah lahir pada
bayi matur. Korteks ovarium , yang
terutama terdiri atas folikel-folikel
primordial. Menempati bagian yang lebih besar pada ovarium bayi
perempuan yang baru lahir dibandingkan pada wanita dewasa. Dari lahir
hingga mautrasi seksual, jumlah ovum menutun sekitar90%.
Peningkatan estrogen selama kehamilan diikuti oleh penurunannya
setelah lahir mengakibatkan secret vagina mucoid dan bahkan dengan
sedikit bercak pendarahan ringan (pseudomenstruasi). Genitalia eksternal
(seperti, labia mayor dan labia minor) biasanya membengkak dengan
peningkatan pigmentasi. Pada bayi matur,labia mayor dan minor menutupi
vestibulum. Pada bayi premature, klitoris menonjol, dan labia mayoranya
kecil dan terpisah jauh. Kutil pada vagina atau himen umum ditemukan dan
tidak memiliki artian klinis. Verniks kaseosa dapat ditemukan antara labia
dan tidak boleh bersihkan dengan paksa saat mandi.
Jika bayi lahir dalam posisi bokong, labia dapat membengkak dan
memar, edema dan memar akan menghilang dalam beberapa hari; tidak
diperlukan pengobatan.

2. Laki-laki

19
Testis menurun ke sroktum saat
lahir pada 90% bayi laki-laki baru lahir
. walupun presentase itu itu menurun
pada kelahiran premature, pada umur 1
tahun, insiden testis yang tidak
menurun pada setiap anak laki-laki
kurang dari 1%.
Prepusium yang sempit (lipatan
kulit penutup ujung penis) sering ditemukan pada bayi
baru lahir. Lubang uretra dapat terbungkus penuh oleh
prepusium, yang tidak dapat ditarik selama 3 sampai 4
tahun. Semegma, subtansi seperti keju, berwarna putih,
umum ditemukan dibawah lipatan prepusium . lesi
kenyal, putih, kecil disebut , mutiara epitel. Dapat
ditemukan pada ujung prepusium, pada bayi premature
kurang dari usia 28 minggu hingga 36 minggu gestasi, testis dapat di palpasi
pada kanal inguinalis, dan beberapa rugae tampak pada skroktum. Pada 36
minggu hingga 40 minggu testis dapat dipalpasi pada di dalam skroktum,
dan rugae meliputi kantung skroktum. Neonates lebih bulan memiliko rugae
yang dalam dan skroktum pendulum. Skroktum biasanya lebih gelap
pigmentasinya dibandingkan bagian kulit lainnya.dan terutama tampak pada
bayi dengan kulit yang lebih gelap. Pigmentasi ini merupakan respons
terhadap estrogen ibu. Hidrokel, yang disebabkan oleh akumulasi cairan di
sekeliling testis dapat terjadi. Hidrokel dapat di transiluminasi dengan
cahaya dan biasanya berkurang ukurannya tanpa pengobatan.
Jika bayi laki-laki dilahirkan dengan presentasi bokong, skroktum
dapat sangat bengakak dan memar. Pembengkakan dan perubahan warna ini
akan berkurang dalam beberapa hari.

3. Pembengkakan jaringan payudara


Pembengkakan jaringan payudara pada bayi matur kedua jenis
kelamin disebabkan oleh hiperestrogenisme pada kehamilan. Pada
beberapa bayi, secret encer dapat ditemukan. Penemuan ini tidak berarti
seacra klinis, tidak membutuhkan pengobatan. Dan akan menghilang
dalam beberapa hari setelah hormon ibu dieliminasi dari tubuh bayi
Puting payudara harus simestris di dada. Jaringan payudara dan
ukuran areola meningkat sering dengan usia kehamilan. Areola terlihat
sedikit meningkat pada usia kehamilan 34 minggu. Pada usia 36 minggu,
bakal pudara teraba 1 sampai 2 mm dan meningkat hingga 12mm pada 42
minggu.

20
K. Sistem skeletal
Bayi mengalami pertumbuhan cepat selama
tahun petama kehidupan. Saat lahir, terdapat
lebih banyak kartolago dibandingkan tulang
yang mengalami asifikasi, dikarenakan
perkembangan sefalokaudal (kepala ke bokong)
bayi baru lahir terlihat tidak proposional
Pada saat matur,kepala berukuran
seperempat dari panjang tubuh total. Lengan
sedikit leih panjang dari kaki. Pada bayi baru
lahir , kaki berukuran sepertiga dari panjang
tubuh total , namun hanya 15% dari berat badan
total. Dalam proses pertumbuhannya , titik
tengah dari pengukuran kepala ke kaki perlahan
menurun dari tingkat umbilicus saat lahir
menuju ke tingkat simpisis pubis saat matur.
Muka terlihat kecil pada tulang tengkorak, yang terlihat besar dan berat.
Ukuran dan bentuk kepala dapat terdistorsi oleh molding (pembentukan kepala
janin akibat tumpeng tindih tulang-tulang kranial untuk memfasilitasi
pergerakan malalui jalan lahir selama persalinan ).
Tulang pada kolumna vetebrata bati baru lahir membentuk dua kurvatura
utama satu pada daerah toraks dan satu pada daerag sacral. Keduanya kurvatura
kepalanya pada sekitar usia tiga bulan, kurvatura sekunder tampak pada daerah
servikal.
Bebrapa bayi baru lahie menunjukkan jarang yang signifikan pada kedua
lutut ketika pergelangan kaki diadukan, menyebabkab tampak seperti kaki
berbentuk O. saat lahir tidak terlihat lengkung pada kaki. Ekstremitas harus
simetri dan sama panjangnya. Lipatan kulit harus dan simetris. Paha diperiksa
terhadap adanya dysplasia oleh klinis terlatih menggunakan maneuver ortolani.
Jari-jari tangan dan kaki harus sama jumlahnya dan memiliki kuku. Adanya
jari tambahan telapak tangan atau kaki, jari jari biasa juga dapat menyatu. Garis
lipatan dapat ditemukan pada bayi baru lahir matur jika bayi dengan presentasi
bokong, lurus fapat terjadi di dalam uterus selama bebrapa minggu.
Timbul dua refleks , refleks graps dan Babinski. Untuk mengkaji refleks
graps telapak tangan atau kaki disentuh di dekat dibawah jari akan
menimbulkan gerakan fleksi atau mencengkram. Sedanglan Babinski dengan
telapak kaki ditorehkan ke atas.

21
L. System Neomuskular
sistem neomuskular hampir berkembang penuh pada saat lahir. Bayi baru
lahir matur merupakan makhluk responsive dan reaktif dengan kapasitas luar
biasa untuk interaksi sosial dan organisasi diri.
Perkembangan otak setelah lahir mengikuti pola yang dapat diprediksi,
yaitu perkembangan yang cepat saat bayi dan masa kanak-kanak awal, dan
perkembangan kemudian menjadi lebih perlahan selama tahun-tahuan
selanjutnya pada decade pertama dan hanya minimal pada usia remaja. Pada
akhir tahun pertama, cerebellum mengahiri lonjakan perkembangannya
yang dimulai sekitar usia 30 minggu gestasi.
Otak memerlukan glukosa sebagai sumber energy dan suplai oksigen
yang relative besar untuk metabolism yang adekuat. Adanya kebutuhan-
kebutuhan ini menandakan perlunya pengkajian status pernafasan bayi yang
teliti. Keperluan terhadap glukosa ini menyebabkan perhatian pada neonates
yang beresiko untuk mengalami hipogikemia .

22
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perubahan fisiologis pada bayi baru lahir merupakan proses adaptasi
dengan lingkungan di luar atau dikenal dengan kehidupan ekstrauteri. Saat
lahir, bayi mengalami perubahan fisiologis yang cepat dan hebat.
Kelangsungan hidup bergantung pada pertukaran oksigen dan karbon dioksida
yang cepat dan teratur.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan
jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan
berpedoman pada banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka
dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan makalah
dalam kesimpulan di atas.

23
DAFTAR PUSTAKA

Lowdermilk, D. L., Perry , S., & Cashion, K. (2013). Keperawatan Maternitas.


Jakarta : Elsevier.

24

Anda mungkin juga menyukai