Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PENYAKIT DIARE

ZAINUL MUTTAQIN
KP.12.00919

ABSTRAK

Pada umumnya masalah penyakit diare merupakan salah satu penyakit yang berbasis
lingkungan yang masih merupakan masalah kesehatan terbesar di Indonesia baik dikarenakan
masih buruknya kondisi sanitasi dasar, lingkungan fisik maupun rendahnya perilaku
masyarakat untuk hidup bersih dan sehat, dan masih banyak faktor penyebab munculnya
penyakit diare tersebut.
Kebersihan lingkungan merupakan suatu yang sangat berpengaruh terhadap kesehatan
pada umumnya. Banyaknya penyakit-penyakit lingkungan yang menyerang masyarakat
karena kurang bersihnya lingkungan disekitar ataupun kebiasaan yang buruk yang mencemari
lingkungan tersebut. Hal ini dapat menyebabkan penyakit yang dibawa oleh kotoran yang ada
di lingkungan bebas tersebut baik secara langsung ataupun tidak langsung yaitu melalui
perantara. Penyakit diare merupakan suatu penyakit yang telah dikenal sejak jaman
Hippocrates. Sampai saat ini, diare masih merupakan salah satu masalah kesehatan utama
masyarakat Indonesia
Diare merupakan penyakit berbahaya karena dapat mengakibatkan kematian dan dapat
menimbulkan letusan kejadian luar biasa (KLB). Penyebab utama kematian pada diare adalah
dehidrasi yaitu sebagai akibat hilangnya cairan dan garam elektrolit pada tinja diare (Depkes
RI, 1998). Keadaan dehidrasi kalau tidak segera ditolong 50-60% diantaranya dapat
meninggal.
Tentang penatalaksanaan dan pencegahan diare, peran orang tua yang paling penting.
Tingkat pengetahuan orang tua tentang diare pada balita sangat berpengaruh terhadap
penatalaksanan dan pencegahan terhadap diare itu sendiri. Pengetahuan orang tua dengan
kejadian diare pada balita dapat diperoleh dari berbagai sumber, seperti media masa,
penyuluhan yang dilakukan tim kesehatan, lingkungan maupun dari berbagai sumber lainnya.
Selama ini persepsi yang sering muncul di masyarakat tentang diare adalah karena proses
pembuangan zat-zat sisa yang tidak diperlukan oleh tubuh dan tidak memerlukan penanganan
karena akan sembuh dengan sendirinya. Atau mungkin juga muncul persepsi jika balita tidak
kunjung sembuh dari diare, maka orientasi ibu selalu menginginkan anaknya segera dapat
buang air secara normal saran tanpa memperhitungkan akibat buruk dari obat diare yang
tidak sesuai penggunaannya.
Begitu pula dengan penyebaran penyakit diare di Dusun Ngumpul, Jogoroto, Jombang
yang sering terjadi dikarenakan faktor perilaku manusia itu sendiri yang kurang memahami
akan pentingnya hidup bersih dan sehat, juga dikarenakan masih buruknya kondisi sanitasi
dasar lingkungan fisik maupun rendahnya sikap dan perilaku masyarakat untuk hidup bersih
dan sehat sehingga sangat dibutuhkan adanya suatu penelitian guna mengevaluasi tingkat
pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat dalam pencegahan diare dirumah.
Oleh karena itu dengan mempelajari perilaku dari masyarakat ini diharapkan dapat
menjadi pedoman dalam kehidupan kita sehari-hari akan pentingnya hidup bersih dan sehat
dan segera melakukan tindakan pengobatan bagi masyarakat yang telah terinfeksi diare.
A.
Diare di Dusun Ngumpul, Jogoroto, Jombang karena untuk membuat septic tank
diperlukan biaya. Tidak tersedianya septic
A.1 Latar Belakang tank umum dan layanan yang baik untuk
Berdasarkan studi pendahuluan yang penyedotannya. Buang air besar di area
dilakukan pada tanggal 18-21 September terbuka (sungai atau empang) telah
2007 di Dusun Ngumpul, Jogoroto, menjadi kepraktisan dan dilakukan banyak
Jombang yaitu dengan survey dan orang di sekitarnya.
wawancara didapatkan hasil dari 15 A.2 Definisi Operasional
keluarga diketahui bahwa 9 diantaranya 1. Pengetahuan keluarga tentang diare adalah
masih kurang dalam pengetahuan tentang pengetahuan salah satu anggota keluarga
akibat dan cara penanganan penyakit diare, yang mempunyai anak usia sekolah di
7 orang kurang dalam sikap yaitu mereka Dusun Ngumpul, Jogoroto, Jombang yang
membiarkan anak bermain di sungai dan meliputi : definisi, tanda dan gejala, akibat
tidak membiasakan anaknya untuk cuci diare, cara penularan, prinsip pengobatan,
tangan sebelum makan, juga 5 orang cara pencegahan diare.
mempunyai perilaku yang kurang baik
dalam pencegahan penyakit diare yaitu
mencuci tangan tidak menggunakan sabun,
tetapi hanya dilakukan sewaktu tangan
tampak kotor. Dalam hal sanitasi
misalnya, berdasarkan hasil survey
didapatkan masih banyaknya masyarakat
yang membiarkan anaknya bermain di
sungai, BAB disungai, mereka masih
memanfaatkan “toilet terbuka” yang
biasanya terletak di kebun, pinggir sungai,
atau empang, dan membuang sampah di
belakang rumah ataupun di lahan kosong
belakang rumah. Dan data tentang kejadian
diare di Kelurahan Ngumpul yang ada di
Polindes yaitu sebanyak 137 kasus diare.
Perilaku semacam itu dipengaruhi oleh
beberapa faktor, antara lain faktor ekonomi
2. Sikap keluarga dalam pencegahan diare
adalah respon atau reaksi salah satu
anggota keluarga dalam mencegah diare
pada anak usia sekolah di Dusun
Ngumpul, Jogoroto, Jombang yang
meliputi : datang ke tempat penyuluhan,
memotong kuku setiap kuku panjang,
kebiasaan untuk cuci tangan dengan sabun,
menyiapkan makanan yang higienis, BAB
di toilet, menjaga kebersihan baik
perorangan ataupun untuk lingkungan
dengan cara kerja bakti, membuang
sampah pada tempatnya. Untuk
mengkategorikan Sikap, menggunakan
skala ordinal berdasarkan kategori baik,
cukup, kurang.

3. Perilaku keluarga dalam pencegahan diare


adalah kegiatan atau aktivitas salah satu
anggota keluarga dalam mencegah diare
pada anak usia sekolah di Dusun
Ngumpul, Jogoroto, Jombang yang
meliputi : yaitu menjaga kebersihan
lingkungan, melakukan cuci tangan,
menjaga kebersihan perorangan, menjaga
sanitasi air agar tetap bersih, menjaga
kehigienisan makanan, dan sebagainya.
Untuk mengkategorikan perilaku,
menggunakan skala ordinal berdasarkan
kategori baik, cukup, kurang.
BAB III peristaltic usus, rangsangan ini dapat
PEMBAHASAN ditimbulkan oleh :

A. Pengertian diare a. Infeksi oleh bakteri pathogen, misalnya


Menurut WHO (1999) secara klinis bakteri E.Colie
diare didefinisikan sebagai bertambahnya b. Infeksi oleh kuman thypus (kadang-kadang)
defekasi (buang air besar) lebih dari dan kolera
biasanya/lebih dari tiga kali sehari, disertai c. Infeksi oleh virus, misalnya influenza perut
dengan perubahan konsisten tinja (menjadi dan „travellers diarre‟
cair) dengan atau tanpa darah. Secara klinik d. Akibat dari penyakit cacing (cacing gelang,
dibedakan tiga macam sindroma diare yaitu cacing pita)
diare cair akut, disentri, dan diare persisten. e. Keracunan makanan dan minuman
Sedangkan menurut menurut Depkes RI f. Gangguan gizi
(2005), diare adalah suatu penyakit dengan g. Pengaruh enzyme tertentu
tanda-tanda adanya perubahan bentuk dan h. Pengaruh saraf (terkejut, takut, dan lain
konsistensi dari tinja, yang melembek sampai sebagainya)
mencair dan bertambahnya frekuensi buang air
besar biasanya tiga kali atau lebih dalam sehari
.

Diare akut diberi batasan sebagai


meningkatnya kekerapan, bertambah cairan,
atau bertambah banyaknya tinja yang
dikeluarkan, akan tetapi hal itu sangat relatif
terhadap kebiasaan yang ada pada penderita
dan berlangsung tidak lebih dari satu minggu.
Apabila diare berlangsung antara satu sampai
dua minggu maka dikatakan diare yang
berkepanjangan (Soegijanto, 2002).

B. Penyebab diare

Diare terjadi akibat adanya rangsangan


terhadap saraf otonom di dinding usus
sehingga menimbulkan reflex mempercepat
Beberapa perilaku yang dapat meningkatkan Faktor perilaku penyebab diare di daerah
risiko terjadinya diare pada balita, yaitu ( Dusun Ngumpul, Jogoroto, Jombang :
Depkes RI, 2007):

a. masih kurang dalam pengetahuan tentang


1. Tidak memberikan ASI secara penuh 4-6
akibat dan cara penanganan penyakit diare,
bulan pertama pada kehidupan. Pada balita
b. membiarkan anak bermain di sungai,
yang tidak diberi ASI resiko menderita diare
c. tidak membiasakan anaknya untuk cuci
lebih besar daripada balita yang diberi ASI
penuh, dan kemungkinan menderita dehidrasi tangan sebelum makan,
d. mencuci tangan tidak menggunakan
berat lebih besar.
2. Menggunakan botol susu, penggunaan botol
sabun, tetapi hanya dilakukan sewaktu

ini memudahkan pencemaran oleh kuman t angan ta pak kotor,


karena botol susah dibersihkan. Penggunaan e. masih banyaknya masyarakat yang
botol yang tidak bersih atau sudah dipakai membiarkan anaknya bermain di sungai,
selama berjam-jam dibiarkan dilingkungan BAB disungai, mereka masih
yang panas, sering menyebabkan infeksi usus memanfaatkan “toilet terbuka” yang
yang parah karena botol dapat tercemar oleh
biasanya terletak di kebun, pinggir sungai,
kuman-kuman/bakteri penyebab diare.
atau empang, dan
Sehingga balita yang menggunakan botol
f. membuang sampah di belakang rumah
tersebut beresiko terinfeksi diare.
ataupun di lahan kosong belakang rumah.
3. Menyimpan makanan masak pada suhu kamar,
bila makanan disimpan beberapa jam pada
suhu kamar, makanan akan tercermar dan
kuman akan berkembang biak.
4. Menggunakan air minum yang tercemar.
5. Tidak mencuci tangan sesudah buang air besar
dan sesudah membuang tinja anak atau
sebelum makan dan menyuapi anak.
6. Tidak membuang tinja dengan benar,
seringnya beranggapan bahwa tinja tidak
berbahaya, padahal sesungguhnya
mengandung virus atau bakteri dalam jumlah
besar. Selain itu tinja binatang juga dapat
menyebabkan infeksi pada manusia.
C. Penularan Diare 3) Diare persisten; yaitu diare yang berlangsung
Penularan penyakit diare adalah lebih dari empat belas hari secara terus

kontak dengan tinja yang terinfeksi secara menerus,


4) Diare dengan masalah lain; anak yang
langsung, seperti :
menderita diare (diare akut dan persisten)
1) Makanan dan minuman yang sudah
mungkin juga disertai penyakit lain seperti
terkontaminasi, baik yang sudah dicemari
demam, gangguan gizi atau penyakit lainnya.
oleh serangga atau kontaminasi oleh
Diare akut dapat mengakibatkan:
tangan yang kotor. (1) kehilangan air dan elektrolit serta gangguan
2) Bermain dengan mainan yang asam basa yang menyebabkan dehidrasi,
terkontaminasi, apalagi pada bayi sering asidosis metabolik dan hipokalemia,
memasukan tangan, mainan, ataupun yang (2) Gangguan sirkulasi darah, dapat berupa
lain kedalam mulut. Karena virus ini dapat renjatan hipovolemik sebagai akibat diare
bertahan dipermukaan udara sampai dengan atau tanpa disertai muntah,

beberapa hari. (3) Gangguan gizi yang terjadi akibat keluarnya


cairan berlebihan karena diare dan muntah.
3) Pengunaan sumber air yang sudah
tercemar dan tidak memasak air dengan
D.1 Gejala Diare
benar.
a. bayi atau anak menjadi cengeng dan
4) Pencucian dan pemakaian botol susu yang
gelisah. Suhu tubuhnya meninggi
tidak bersih.
b. tinja bayi encer, berlendir, atau berdarah
5) Tidak mencuci tangan dengan bersih
c. warna tinja kehijauan akibat bercampur
setelah selesai buang air besar atau
dengan cairan empedu
membersihkan tinja anak yang terinfeksi,
d. anusnya lecet
sehingga mengkontaminasi perabotan dan
e. gangguan gizi akibat intake (asupan)
alat-alat yang dipegang.
makanan yang kurang
D. Gejala dan Akibat diare
f. muntah sebelum atau sesudah diare

Departemen Kesehatan RI (2000), g. hipoglikemia (penurunan kadar gula


mengklasifikasikan jenis diare menjadi empat darah)
kelompok yaitu : h. dehidrasi (kekurangan cairan)
1) Diare akut: yaitu diare yang berlangsung D.2 Akibat Diare
kurang dari empat belas hari (umumnya a) Dehidrasi
kurang dari tujuh hari), Dehidrasi akan menyebabkan
2) Disentri; yaitu diare yang disertai darah dalam
gangguan keseimbangan metabolisme
tinjanya,
tubuh. Gangguan ini dapat mengakibatkan
kematian pada bayi. Kematian ini lebih tidak tepat, kurang gizi pada anak, dan
disebabkan bayi atau anak kehabisan perubahan makanan mendadak dapat
cairan tubuh. Hal ini disebabkan karena menjadi faktor pencetus diare.
asupan cairan itu tidak seimbang dengan Pada orang dewasa, diare jarang
pengeluaran melalui muntah dan berak, menimbulkan kematian. Pada bayi atau
meskipun berlangsung sedikit demi anak-anak, dalam waktu singkat, diare
sedikit. Banyak orang menganggap bahwa akan menyebabkan kematian. Jika diare
pengeluaran cairan seperti ini adalah hal dapat disembuhkan tetapi sering terjadi
biasa dalam diare. Namun, akibatnya lagi, akan menyebabkan berat badan anak
sungguh berbahaya. Presentase kehilangan terus merosot. Akibatnya, anak akan
cairan tidak harus banyak baru kekurangan gizi yang menghambat
menyebabkan kematian. Kehilangan cairan pertumbuhan fisik dan jaringan otaknya.
tubuh sebanyak 10% saja sudah E. pencegahan diare
Dalam pencegahan diare, beberapa upaya
membayakan jiwa.
yang mudah dilakukan yaitu :
Dehidrasi dibagi menjadi tiga
a. Penyiapan makanan yang higienis seperti
macam, yaitu dehidrasi ringan, dehidrasi
menjaga kebersihan dari makanan atau
sedang dan dehidrasi berat. Disebut
minuman yang kita makan, tutuplah
dehidrasi rigan jika cairan tubuh yang
makanan rapat rapat agar terhindar dari
hilang 5%. Jika cairan yang hilang sudah
lalat dan kebersihan perabotan makan
lebih 10% disebut dehidrasi berat. Pada
ataupun alat bermain si kecil.
dehidrasi berat, volume darah berkurang,
b. Penyediaan air minum yang bersih yaitu
denyut nadi dan jantung bertambah cepat
dengan cara merebus air minum hingga
tetapi melemah, tekanan darah merendah,
mendidih
penderita lemah, kesadaran menurun dan
c. Sanitas air yang bersih
penderita sangat pucat.
d. Kebersihan perorangan
b) Gangguan pertumbuhan
e. Cucilah dengan sabun sebelum dan
Gangguan ini terjadi karena asupan
makan, mengolah makanan juga setelah
makanan terhenti sementara pengeluran zat
buang air besar. Karena penularan kontak
gizi terus berjalan. Jika tidak ditangani
langsung dari tinja melalui tangan/
dengan benar, diare akan menjadi kronis.
serangga, maka menjaga kebersihan
Pada kondisi ini obat-obatan yang
dengan menjadikan kebiasaan mencuci
diberikan tidak serta merta dapat
tangan untuk seluruh anggota keluarga.
menyembuhkan diare. Ketidaktahuan
Cucilah tangan sebelum makan dengan
orangtua, cara penanganan dokter yang
sabun atau menyediakan makanan untuk
sikecil.
f. Biasakan buang air besar pada tempatnya
(WC, toilet, jamban)
g. Tempat buang sampah yang memadai
yaitu memisahkan sampah kering dengan
yang basah
h. Berantas lalat agar tidak menghinggapi
makanan
i. Lingkungan hidup yang sehat yaitu
dengan cara menjaga kebersihan
lingkungan sekitar
Sikap keluarga dalam pencegahan diare,
antara lain yaitu :
- menyediakan makanan yang higienis
- mencuci tangan dengan sabun
- menutup makanan
- memasak air sampai mendidih
- dll
F. Pengobatan diare penyebab diare melalui pemeriksaan yang
Obat-obat yang diberikan untuk mengobati teliti.
diare ini dapat berupa : 1) Kemoterapi
a. Kemoterapi Untuk terapi kausal yang memusnahkan
b. Obstipansia bakteri penyebab penyakit digunakan obat
c. Spasmolitik golongan sulfonamide tau antibiotic
d. Probiotik 2) Obstipansia
Sebelum diberikan obat yang tepat Untuk terapi simptomatis dengan tujuan
mak pertolongan pertama pengobatan diare untuk menghentikan diare, yaitu dengan
ialah mengatasi pengeluaran cairan atau cara :
elektrolit yang berlebihan (dehidrasi)  Menekan peristaltic usus (loperamid)
terutama pada pasien bayi dan usia lanjut,  Menciutkan selaput usus atau adstringen
karena dehidrasi dapat mengakibatkan (tannin)
kematian. Gejala dehidrasi :  Pemberian adsorben untuk menyerap
- Haus racun ayng dihasilkan bakteri atau racun
- Mulut dan bibir kering penyebab diare yang lain (carbo adsorben,
- Kulit menjadi keriput (kehilangan turgor) kaolin)
- Berkurangnya air kemih  Pemberian mucilage untuk melindungi
- Berat badan menurun dan selaput lender usus yang luka
- gelisah
pertolongan yang pertama dilakukan 3) Spasmolitik
adalah pemberian oralit yaitu campuran Zat yang dapat melemaskan kejang-kejang
dari : otot perut (nyeri perut) pada diare (atropin
- NaCl 3,5 gram sulfat)
- KCl 1,5 gram 4) Probiotik untuk meningkatkan daya tahan
- NaHCO3 2,5 gram tubuh
- Glukosa 20 gram Lactobacillus dan bifidobacteria (disebut
Atau dengan memberikan larutan infuse Lactid Acid Bacteria / LAB) merupakan
secara intra vena antara lain : probiotik yang dapat menghasilkan
 Larutan NaCl 0,9 % (normal saline) antibiotic alami yang dapat mencegah /
 Larutan Na. laktat majemuk (ringer laktat) menghambat pertumbuhan bakteri
Setelah itu dapat diberikan obat-obatan pathogen. LAB dpat menghasilkan asam
lain yang dipilih berdasarkan laktat yang mneybabkan pH usus menjadi
jenis
asam, suasana asam akan menghambat
pertumbuhan bakteri pathogen. LAB ini
dapat membantu memperkuat dan
memperbaiki pencernaan bayi, mencegah
diare.
BAB IV f. membuang sampah di belakang rumah
PENUTUP
ataupun di lahan kosong belakang rumah.
A. Kesimpulan
Diare didefinisikan sebagai
bertambahnya defekasi (buang air besar) lebih
dari biasanya/lebih dari tiga kali sehari,
disertai dengan perubahan konsisten tinja
(menjadi cair) dengan atau tanpa darah. Secara
klinik dibedakan tiga macam sindroma diare
yaitu diare cair akut, disentri, dan diare
persisten. Sedangkan menurut menurut Depkes
RI (2005), diare adalah suatu penyakit dengan
tanda-tanda adanya perubahan bentuk dan
konsistensi dari tinja, yang melembek sampai
mencair dan bertambahnya frekuensi buang air
besar biasanya tiga kali atau lebih dalam sehari
.

Faktor perilaku penyebab diare di daerah


Dusun Ngumpul, Jogoroto, Jombang :

a. masih kurang dalam pengetahuan tentang


akibat dan cara penanganan penyakit diare,
b. membiarkan anak bermain di sungai,
c. tidak membiasakan anaknya untuk cuci
tangan sebelum makan,
d. mencuci tangan tidak menggunakan
sabun, tetapi hanya dilakukan sewaktu
tangan tampak kotor,
e. masih banyaknya masyarakat yang
membiarkan anaknya bermain di sungai,
BAB disungai, mereka masih
memanfaatkan “toilet terbuka” yang
biasanya terletak di kebun, pinggir sungai,
atau empang, dan
Diposkan oleh Helwatin Najwa di 06.16
Kirimkan Ini lewat
EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi
ke Facebook

Tidak ada komentar:

Poskan Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda


Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Anda mungkin juga menyukai