PEDAHULUAN
1
mati setelah dua sampai tiga detik. Tetapi jika terjadi kerusakan atau gagal fungsi pada
sistem Electronic Fuel Injection (EFI) maka pada indikator MIL akan menyala secara
berkedip setelah dua sampai tiga detik kunci kontak on. Kedipan pada indikator MIL ini
menunjukkan kode kerusakan yang terjadi pada sistem. Kode kerusakan yang
ditunjukkan oleh indikator MIL dapat dilihat pada buku manual sesuai dengan jenis
kendaraan atau mobil.
Selain melihat indikator MIL juga dapat menggunakan alat, yaitu dengan
menggunakan scantool. Scantool merupakan alat yang digunakan untuk mendiagnosa
kerusakan yang terjadi pada sistem Electronic Fuel Injection (EFI) sehingga dengan
mudah dapat diketahui. Selain itu juga dapat digunakan untuk menghapus kerusakan dan
juga mereset data sistem agar kembali ke data awal. Dengan menggunakan alat ini
pekerjaan dalam memperbaiki sistem Electronic Fuel Injection (EFI) dapat dengan cepat
diselesaikan. Tetapi kekurangan dari alat ini yaitu harganya yang sangat mahal, sehingga
bengkel” belum tentu memiliki scantool.
Dari uraian diatas, disimpulkan bahwa sistem pengapian dan scantool sangat
penting untuk dipelajari dalam Mata Kuliah Sistem Kontrol Engine, saya menjumpai
sedikitnya alat scantool tersebut khususnya pada jurusan otomotif sehingga
menyebabkan para mahasiswa kurang memahami dan mempelajari penggunaan dari
scantool. Dari permasalahan tersebut maka dalam perancangan mesin otomotif memilih
topik bahasan dan mengajukan judul “PERANCANGAN MEDIA PEMBELAJARAN
DIAGNOSIS SISTEM PENGAPIAN”.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang dapat diangkat dari latar belakang, antara lain:
2
1. Mewujudkan perancangan media scantool sebagai media pembelajaran pada
praktikum Sistem Kontrol Engine di jurusan Teknik Mesin Universitas Negeri
Malang?
2. Mengetahui komponen Sistem Pengapianeratur.
3. Mengetahui cara menggunaan Scantool.
3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
4
bakar yang ekonomis (iriit), dan menghasilkan kandungan racun (emisi) gas buang yang
lebih sedikit sehingga bisa lebih ramah terhadap lingkungan. Selain itu, kelebihan dari
mesin dengan bahan bakar tipe injeksi ini adalah lebih mudah dihidupkan pada saat lama
tidak digunakan, serta tidak terpengaruh pada temperatur di lingkungannya.
Sistem Electronic Fuel Injection ( EFI) mulai dikembangkan oleh Toyota sejak
tahun 1971, tahap-tahap itu masih bertaraf percobaan. Baru pada tahun 1981 pertama kali
diterapkan pada mesin Toyota Crown. Sebelum itu beberapa mobil Eropa memang sudah
menggunakan cara injeksi bahan bakar. Namun cara yang digunakan berbeda dengan
yang sekarang sangat populer dengan istilah EFI. EFI yang dikendalikan oleh ECU
(Electronic Control Unit) sangat membutuhkan campur tangan sistem elektronik. Secara
singkat dapat dijelaskan bahwa, di saat kaki pengemudi menekan pedal gas maka sensor
air flow meter, akan mengirimkan sinyal ke EFI-ECU. Setelah data tersebut diolah, ECU
memerintahkan agar injektor mengirimkan sejumlah bahan bakar sesuai banyaknya
udara yang dikirim lewat air flow meter. Air flow meter adalah sebuah peralatan yang
terletak pada tempat dimana dipasangkan "karburator" pada mobil yang menggunakan
karburator.
5
2.2 Sistem Pengapian
Sistem pengapian berfungsi untuk menghasilkan percikan bunga api yang kuat
dan tepat untuk membakar campuran bahan bakar dan udara di dalam ruang bakar. Oleh
karena itu syarat-syarat berikut harus dipenuhi:
1. Bunga api yang kuat.
Pada saat campuran bahan bakar-udara dikompresikan di dalam silinder,
sangat sulit bagi bunga api untuk melewati udara (hal ini disebabkan karena udara
mempunyai tahanan listrik dan efeknya tahanan ini naik pada saat udara
dikompresikan). Dengan alasan ini, maka tegangan yang diberikan pada busi harus
cukup tinggi untuk dapat membangkitkan bunga api yang kuat, di antara elektroda
busi.
2. Saat pengapian yang tepat.
Untuk memperoleh pembakaran campuran bahan bakar-udara yang paling
efektif, harus dilengkapi beberapa peralatan tambahan yang dapat merubah saat
pengapian sesuai dengan rpm dan beban mesin (perubahan sudut poros engkol di
mana masing-masing busi menyala). Disebut pembakaran jika campuran udara dan
bahan bakar terkena loncatan bunga api dari busi.
Pada saat bunga api melalui campuran udara-bahan bakar dari elektroda,
massa, busi, campuran udara-bahan bakar sepanjang loncatan api diaktifkan dan
terjadi inti api (flamenucleus). Molekul-molekul campuran udara-bahan bakar di
sekitar flame nucleus terjadi akibat kejutan yang ditimbulkan oleh loncatan api,
kemudian molekul-molekul keluar dari pusat pembakaran.
3. Ketahanan yang cukup.
Apabila sistem pengapian tidak bekerja, maka mesin akan mati. Oleh karena
itu sistem pengapian harus mempunyai ketahanan yang cukup untuk menahan getaran
dan panas yang dibangkitkan oleh mesin, demikian juga tegangan tinggi yang
dibangkitkan oleh sistem. Sistem ini bekerja mendeteksi kondisi mesin (putaran
mesin, aliran udara masuk, temperatur mesin dan lain-lain) berdasarkan sinyal dari
setiap engine sensor. Selanjutnya menentukan saat pengapian yang optimum sesuai
dengan kondisi mesin dengan mengirim sinyal pemutusan arus primer ke igniter yang
mengontrol saat pengapian. Sistem pengapian DIS (direct ignition system) adalah
sistem pengapian dimana setiap silinder dinyalakan oleh satu koil pengapian.
Tegangan tinggi dibangkitkan dalam rangkaian sekunder dan digunakan secara
langsung untuk busi. Bunga api busi meloncat dari elektroda tengah ke elektroda
6
massa. ECM atau ECU bertugas untuk menentukan timing pengapian dan meneruskan
sinyal pengapian untuk setiap silinder. Pada sistem pengapian mesin 1TR-FE Toyota
Kijang Innova menggunakan Sistem pengapian DIS (direct ignition system). Tanpa
adanya distributor pengapian maka setiap busi akan mendapatkan satu koil. Sistem
pengapian DIS (direct ignition system) terdiri atas dua jenis, yaitu independent
ignition dan simultaneous ignition. Pada jenis independen, masing-masing silinder di
pasang sebuah ignition coil. Sementara model simultaneous ignition hanya sebuah
ignition coil untuk dua buah silinder atau busi.
7
A. Tipe Sistem Pengapian
Sistem pengapian direct ignition system dari pendistribusian tegangan tinggi
dibedakan menjadi 2 macam yaitu :
1. Tipe independent ignition
Pada model ini setiap silinder dinyalakan oleh satu koil pengapian. Tegangan
tinggi dibangkitkan dalam rangkaian sekunder dan digunakan secara langsung untuk
busi. proses pengapian makin akurat, Ruang bakar makin bersih dari tumpukan
karbon karena pembakaran makin sempurna.
Pada tipe independent ignition dapat mengurangi energi yang hilang pada
area tegangan tinggi dan meningkatkan kemampuan pengapian. Pada saat yang sama,
ia dapat meminimalisir gangguan elektromagnetik karena titik-titik kontak tidak lagi
digunakan pada area tegangan tinggi. Kontrol waktu pengapian dilakukan melalui
penggunaan ESA (Electronic Spark Advance).
Mesin ECU (Electronic Control Unit), yang menerima sinyal dari beragam
sensor, menghitung waktu pengapian dan mengirimkan sinyal pengapian ke igniter.
Waktu pengapian dihitung secara terus menerus sesuai dengan kondisi mesin.
Dibandingkan kontrol mekanik waktu pengapian pada sistem konvensional, metode
kontrol dengan ESA memberikan presisi yang lebih baik, dan kebebasan untuk
menetapkan waktu pengapian. Hasilnya, sistem ini memberikan konsumsi bahan
bakar dan daya output yang lebih baik.
2. Tipe simultaneus ignition
8
Gambar 2. Tipe simultaneus ignition.
Pada sistem ini distribusi tegangan tingginya ke dua silinder dengan satu koil
pengapian. pada saat silinder ke satu dan ke empat diberi pengapian dalam waktu
yang bersamaan, maka pada saat silinder pertama berada di posisi TDC, loncatan
bunga api busi terjadi pada silinder pertama, sementara busi ke empat membuat
kesalalahan pelepasan (discharging) karena busi ke empat berada dalam langkah
buang.
Untuk mengatur waktu pengapian, komputer menerima sinyal dari bermacam
sensor mengenai kondisi kemudian membandingkannya dan dengan data acuan yang
ada pada komputer untuk membuat waktu pengapian yang pas. Setelah itu, mengirim
hasilnya ke kedua power transistor. arus primer yang mengalir ke kedua koil
pengapian diputus. Tegangan tinggi yang di induksikan ke second coil dari arus
yang diputus disalurkan ke dengan urutan pengapian 1(4)-3(2)-4(1)-2(3) untuk
membakar campuran bahan bakar udara di dalam silinder (nomor dalam tanda kurung
adalah silinder yang diberi pengapian secara serentak). Ketika silinder pertama berada
di posisi langkah kompresi, silinder ke empat berada di posisi langkah buang, dan
sebaliknya apabila silinder ke empat berada di posisi langkah kompresi, maka silinder
pertama akan berada di langkah buang.
9
1. Baterai
Berfungsi sebagai sumber tegangan listrik yang menyalurkan aliran listrik
untuk semua sistem kelistrikan pada kendaraan.
2. Kunci kontak
Berfungsi untuk memutuskan dan menghubungkan listrik pada rangkaian
atau mematikan dan menghidupkan sistem pengapian
3. Ignition coil dengan igniter
Berfungsi untuk mengubah kumparan primer dari on ke off pada waktu
optimal sehingga terjadi tegangan induksi pada kumparan sekunder dan mengirimkan
sinyal IGF ke mesin ECU.
4. Busi
Berfungsi untuk menghasilkan loncatan listrik untuk menyulut campuran
udara dan bahan bakar di dalam ruang bakar.
5. Engine ECU (Elektronik Control Unit)
Berfungsi untuk menghasilkan sinyal IGT berdasarkan sinyal dari berbagai
sensor dan mengirimkan sinyal ke igniter dengan koil pengapian.
6. Camshaft posisition sensor
Berfungsi untuk mengidentifikasikan silinder pada posisi TDC untuk
mendeteksi saat pengapian (timing ignition).
7. Crankshaft position sensor
Berfungsi: mendeteksi sudut crankshaft (sudut engkol) untuk menentukan
putaran mesin.
10
Berfungsi : untuk mendeteksi suhu pendingin mesin.
A B C
11
Jenis pengapian individual menggunakan metode dimana masing-masing
silinder mempunyai koil pengapian dan spark plug tersendiri sehingga bisa langsung
membuat pengapian sendiri. Adapun karakteristik direct ignition system adalah
sebagai berikut:
1. Ignition coil dan igniter tidak membuat kebocoran arus.
2. Tidak ada energi tegangan tinggi yang hilang
3. Tidak ada batasan sudut pengambilan pengapian.
4. Meskipun output tegangan tingginya berkurang, energi yang
dikeluarkan tidak berkurang.
5. Ketahanannya cukup baik.
6. Karena tidak ada interupsi gelombang electromagnetic, maka tidak
berpengaruh terhadap alat elektro lainnya.
12
D. Cara Kerja Sistem Pengapian DIS
Direct ignition system terdiri dari power transistor/Igniter yang dijalankan
oleh sinyal dari ECU untuk mengontrol waktu pengapian dan koil pengapian dan
menginduksi tegangan tinggi berdasarkan kerja pemutusan (intermitting) pada power
transistor/igniter. Tegangan tinggi yang di induksikan dari koil pengapian dikirim ke
spark plug melalui masing-masing spark plug untuk membuat loncatan bunga api
sehingga campuran bahan bakar dan udara yang bertekanan akan terbakar di dalam
ruang bakar.
ECU menentukan saat pengapian dan mengirimkan sinyal pengapian (IGT)
untuk setiap silinder. Menggunakan signal IGT, ECU meng ON dan OFF kan power
transistor yang ada didalam igniter, dengan ON dan OFF arus yang ke coil primary.
Saat arus ke koil primer diputus, tegangan tinggi akan dihasilkan pada koil sekunder
dan tegangan ini digunakan ke busi untuk menghasilkan bunga api didalam silinder.
Bersamaan ECU memutus arus ke coil primary, igniter mengirim sinyal konfirmasi
pengapian (IGF) ke ECU (Pedoman Reparasi Mesin 1TR-FE. : PT. Toyota Astra
Motor).
13
E. Wiring Diagram Sistem Pengapian DIS
Rangkaian kelistrikan sistem pengapian pada mesin salah satu mesin Toyota
direct ignition system (DIS) adalah sebagai
14
F. Pemeliharaan dan perawatan sistem pengapian
Pemeliharaan (maintenance) merupakan suatu kombinasi dari
setiap tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu barang dalam, atau untuk
memperbaikinya sampai suatu kondisi yang bisa diterima.Yang dimaksud dengan
pemeliharaan disini meliputi perawatan dan perbaikan (Bintoro: 2014:
pemeliharaan berkala kendaraan).Pemeliharaan terdiri dari 2 macam, yaitu:
1. Perawatan terencana atau perawatan berkala
Perawatan terencana atau perawatan berkala atau servis dikerjakan atas
dasar sejauh mana atau berapa lama kendaraan telah berjalan (dalam km
atau bulan), meskipun dalam kegiatan ini sebenarnya juga kadang-kadang
terjadi sedikit kegiatan perbaikan
2. Perawatan tak terencana
Perawatan tak terencana disebut dengan perbaikan atau reparasi, yaitu
jika sewaktu-waktu terjadi kerusakan diluar jadwal perawatan berkala
(Bintoro: 2014: pemeliharaan berkala kendaraan).
Dengan dilakukannya servis secara teratur akan didapatkan beberapa
keuntungan :
a. Kendaraan selalu dalam kondisi optimal dan selalu siap dioperasikan.
Kapanpun dan dimanapun kendaraan akan digunakan, kendaraan selalu
siap dioperasikan. Kendaraan membantu kelancaran transportasi orang
maupun barang. Dengan kondisi selalu siap, kendaraan merupakan faktor
yang menguntungkan, bukan merugikan. Apalagi kalau dikaitkan dengan
kepentingan bisnis, kendaraan sangat berpengaruh terhadap kelancaran
bisnis (Bintoro: 2014: pemeliharaan berkala kendaraan).
15
b. Biaya operasional yang hemat
Semakin lengkap dan teliti servisnya, semakin panjang umur
kendaraan dan akhirnya semakin rendah biaya operasional kendaraan
tersebut (Bintoro: 2014: pemeliharaan berkala kendaraan).
c. Keamanan dan Keselamatan
Semakin teliti perawatan kendaraan, maka keamanan dan keselamatan
operasi kendaraan akan semakin pasti dan terjamin. Banyak pekerjaan
kontrol dan diagnosa yang harus dilakukan pada servis kendaraan.
Kelalaian pada pengontrolan akan menaikkan resiko gangguan dan
kerusakan yang tidak dapat diperkirakan sebelumnya. Penting untuk
diketahui bahwa kekurangan pekerjaan pengontrolan pada saat servis
kendaraan dapat mengakibatkan kecelakaan yang serius, minimal
kendaraan bisa mogok di tengah perjalanan (Bintoro: 2014: pemeliharaan
berkala kendaraan).
d. Unjuk kerja dan kenyamanan yang optimal.
Hanya kendaraan yang dirawat dengan baik yang dapat menampilkan
unjuk kerja dan kenyamanan yang optimal (Bintoro: 2014: pemeliharaan
berkala kendaraan).
16
G. Trouble Shooting Sistem Pengapian DLI
Bila mencari penyebab gangguan, pertama yang harus dilakukan adalah
mengkonsentrasikan perhatian pada gejala gangguan. Bila gejala gangguan tidak
dipahami dengan jelas, maka dibutuhkan waktu yang lama untuk memperbaikinya.
Untuk mempersingkat waktu yang dibutuhkan dalam mendapat penyebab
gangguan perlu dilakukan pemeriksaan pada sistem dengan urutan mulai dari yang
paling kuat kemungkinannya sebagai penyebab gangguan. Demikian dilakukan satu
persatu secara berurutan. Bila tidak ditemukan penyebab gangguan pada sistem
pengapian, maka perlu juga diperiksa sistem yang lain (sistem bahan bakar dan bagian
utama mesin). apabila setelah dilakukan pemeriksaan namun mesin masih terasa
masih terjadi gangguan, lakukan pemeriksaan menggunakan scan tool. Apabila scan
tool mengindikasikan kerusakan pada igniter coil maka lakukan penggantian, karena
akan menghambat peforma mesin.
17
2.3 Scantool
Scantool merupakan sebauh alat yang digunakan untuk mendeteksi kerusakan
pada sistem kendaraan, dengan alat ini pekerjaan seorang mekanik menjadi lebih mudah
dalam menemukan kerusakan. Berikut ini pembahasan mengenai Scantool.
A. Pengertian Scantool
Scantool merupakan sebuah alat yang dirancang untuk mendeteksi kerusakan
pada sistem EFI. Scantool ini terdapat yang dikhususkan untuk satu merk pabrikan
kendaraan ataupun dapat juga universal. Yang dimaksud universal ini yaitu dengan
menggunakan satu scantool dapat memeriksa semua jenis kendaraa dengan berbagai
type. Dengan menggunakan scan tool dapat menggetahui gangguan pada sistem
dengan cepat dan mudah. Salah satu fungsi dari scantool adalah untuk mengetahui
sensor yang mengalami malfungsi atau tidak bekerja sesuai dengan semestinya. Untuk
membaca kode DTC pada kendaraan yang mempergunakan sistem injeksi harus
mempergunakan sebuah konektor OBD (On Board Diagnostic), karena melalui
konektor OBD (On Board Diagnostic) sistem ECU (Electronic Control Unit)
kendaraan dapat berkomunikasi dengan para teknisi / mekanik, sehingga mereka
dengan cepat membaca permasalahan yang terjadi pada kendaraan secara tepat dan
akurat, disamping itu para teknisi / mekanik dapat me-reset kode kerusakan yang
tersimpan pada memori ECU. OBD yang sekarang banyak digunakan yaitu OBD II 16
Pin.
18
B. Diagnosis Sistem Pengapian Dengan Scantool
Langkah pemeriksaan sistem pengapian dengan scantool adalah sebagai
berikut:
1. Pasang konektor DLC ke soket DLC Scantool
2. Pasang soket OBD II Scantool ke konektor OBD II 16 PIN (dibawah dashboard).
3. Nyalakan kunci kontak dengan menekan tombol kunci kontak (kunci kontak
posisi ON).
4. Nyalakan scantool dengan menekan dan menahan tombol power sampai layar
monitor scantool menyala.
5. Pilih menu vehicle diagnosis
6. Pilih vehicle diagnosis
7. Pilih ASIAN PACK #1
8. Pilih merk mobil misal TOYOTA
9. Pilih menu GENERAL
10. Pilih engine
11. Pilih OBD II 16 PIN CONNECTOR
Setelah muncul Diag Menu pilih DIAGNOSTIC TROUBLE CODE
19
BAB III
PERANCANGAN ALAT DIAGNOSIS SISTEM PENGAPIAN
Mulai Pengamatan
Pengumpulan Data
Mendesain Rancangan
Proses Pengerjaan
Uji Coba
1. Pengamatan
Pengamatan dilakukan dengan mengamati obyek yang akan diterapkan yaitu
“PERANCANGAN MEDIA PEMBELAJARAN DIAGNSIS SISTEM
PENGAPIAN”.
2. Pengumpulan Data
Pada tahap pengumpulan data ada dua yang dilakukan, yaitu pengumpulan
data obyek lapangan dan pengumpulan data melalui studi literatur tentang sistem yang
akan dibuat guna menghasilkan alat yang baik dan sempurna.
20
3. Menyiapkan alat dan bahan
Setelah data terkumpul, maka selanjutnya adalah menyiapkan bahan-bahan
yang diperlukan untuk membuat rancangan. Bahan yang digunakan dalam
perancangan ini berupa 1 buah scantool.
4. Mendesain Rancangan
Sebelum ke proses pengerjaan diperlukan gambar rancangan alat terlebih
dahulu untuk mempermudah dalam proses pengerjaan nantinya. Juga meminimalisir
kesalahan saat merangkai komponen-komponen sistem.
5. Proses Pengerjaan
Proses pengerjaan dimulai dari pembuatan prototipe. Dari prototipe kita dapat
mengetahui bentuk atau model dari alat ini.
6. Uji Coba
Pada tahap uji coba alat kita mengamati bagian sistem kerja yang masih
memerlukan perbaikan. Juga tidak lupa pengamatan cara kerja sistem jika diterapkan
pada obyek nyata.
7. Evaluasi Hasil
Dari hasil uji coba dapat diambil data tentang hasil kerja sebelumnya. Hasil
yang masih kurang atau mengalami kegagalan akan dievaluasi dengan mencari
kelemahan dan mencari teori-teori yang lain.
21
3.3 Rancangan Alat
A. Konsep Perancangan
Perancangan ini merupakan modifikasi dan pengembangan dari perancangan
engine stand yang belum dilengkapi dengan alat pendeteksi kerusakan sistem
pengapian. Sesuai dengan tujuan dari perancangan ini sebagai media pembelajaran
maka semua sistem kelengkapan yang ada pada engine stand disesuaikan dengan
kondisi normal yang ada pada kendaraan.
22
3. SSD Hard Drive 32GB
4. Touch Screen Display 7″ LCD 1024×600 resolution touch
screen
5. Connectivity Mini USB 2.0
USB 2.0
Wi-Fi
Micro SD card (supports up
to32GB)
6. Wifi 802.11b/g/n Wi-Fi
7. Internal Battery 3.7 V/3200 mAh lithium-polymer
battery
8. Weight(Display) 788 g (2.42 lb.)
9. Camera(rear) N/A
10. Wireless VCI Yes
11. Boot Up Time Less than 40 seconds
12. Complete OEM-Specific Scanner
Coverage Yes
13. AutoVIN Technology Yes
14. MaxiFix Cloud-Based
Information System Yes
15. Shop Manager Yes
16. ECU coding Minimum
17. ECU Flash Programming N/A
18. J2534 Hardware included N/A
19. Language English
20. Subscription-Based On-Line
Updates Yes
21. Supported Automotive Protocols ISO9141-2, ISO14230-
2,ISO15765, K/L-Line, Flashing
Code, SAE-J1850 VPW, SAE-
J1850 PWM,
ISO11898(Highspeed,Middlespeed,
Lowspeed and Singlewire CAN,
23
fault-tolerant CAN), SAE
J2610,GM UART,UART Echo
Byte Protocol, Honda Diag-H
Protocol, TP2.0, TP1.6
24
2. Fungsi Diagnosis Autel Maxidas DS808 sebagai berikut.
Tabel 3. Fungsi Diagnosis Autel Maxidas DS808
No Autel Maxidas DS808 Diagnostic Function:
25
4. Pembaharuan Autel Maxdidas DS808
Tabel 5. Pembaharuan Autel Maxidas DS808
No Autel Maxdidas DS808 Update
1. Make sure the Display Tablet is connected to a power source with
stable access to the internet.
2. Tap the Update application button from the Maxidas Job Menu; or
tap the update notification message when received one; or tap the
Update icon on Vehicle Menu in Diagnostics application. The
Update application screen displays.
3. Check all available updates: If you decide to update all the items,
tap the Update All button.If you only want to update one or some
of the item(s), tap the
Update button on the right column of the specific item(s).
4. Tap the Pause button to suspend the updating process. When you
tap Continue to renew the update, the updating process will
resume from the break point.
26
Gambar 9. Tampilan layar Autel Maxdidas DS808
27
Tabel 6. Daftar Kelengkapan Autel Maxidas DS808
No Autel DS808 Package List
1. USB External Power Adapter
3. User Manual
5. Main cable
7. USB Cable
28
1. Home Kembali ke tampilan menu
MaxiDAS
2. Vin Scan Menawarkan cara cepat
untuk mengidentifikasi uji
kendaraan
3. All Menampilkan semua
kendaraan dalam menu
kendaraan
4. History Menampilkan riwayat uji
kendaraan yang disimpam
5. USA Menampilkan menu
kendaraan USA
6. EUROPE Menampilkan menu
kendaraan EROPA
7. ASIA Menampilkan menu
kendaraan ASIA
8. Search Penulusuran untuk
kendaraan tertentu
9. Cancel Keluar dari layar pencarian
atau membatalkan operasi
c. Identifikasi Kendaraan
Sistem diagnosis MaxiDAS mendukung empat metode untuk identifikasi
kendaaraan yaitu:
1) Auto VIN Scan
Untuk melakukan Auto VIN Scan adalah sebagai berikut:
a) Tekan tombol diagnostik dari menu kerja MaxiDAS
b) Tekan tombol VIN Scan di toolbar atas
29
Gambar 12. Layar Auto VIN
30
e) Alat ini akan terhubung dengan kendaraan dan membaca informasi unit
kontrol. Anda dapat memilh Auto Scan untuk memindai semua sistem
kendaraan yang tersedia dari uji kendaraan atau ketuk unit kontrol untuk
mengakses sistem yang diinginkan yang akan didiagnosis.
3) Autmatic Selection
Dalam beberapa kasus ketika pengguna memilih merek kendaraan bukan
melakukan Auti VIN pindai saat pertama klai, sistem masih memberikan pilihan
31
untuk memindai VIN kendaraan. Untuk melakukan seleksi otomatis sebagai
beriku:
a) Tekan tombol diagnostik dari menu kerja MaxiDAS
b) Tekan merek kendaraan dari uji kendaraan
c) Tekan automatic selection dan sistem akan melanjutkan proses untuk
memperoleh informasi VIN otomatis. Ikuti dilayar petunjuk untuk masuk ke
layar diagnosis.
d. Navigasi
Bagian ini menjelaskan cara untuk mengoperasikan layar diagnostik
1) Tata letak layar diagnosis
32
4. Functional buttons
2) Layar pesan
Pesan layar akan muncul ketikan input tambahan yang diperlukan
sebelum melanjutkan. Ada tiga jenis pesan dilayar yaitu: konfirmasi, peringatan,
dan kesalahan.
3) Membuat seleksi
Aplikasi diagnosis adalah program yang diatur oleh menu yang
menyajkan serangkaian pilihan dari tiap ikonnya. Gunakan ujung jari untuk
membuat pilihan menu.
e. Menu Utama
Layar diagnosis kendaraan memiliki 2 pilihan utama:
f. Diagnosis
Ada dua pilihan yang tersedia ketika mengakses bagian diagnosis yaitu:
1) Auto scan untuk memindai otomatis untuk semua sistem yang tersedia
dikendaraan. Fungsi dari Auto Scan adalah untuk melakukan pemindaian secara
komprehensif ECU dalam sistem kendraaan guna mencari dan mengambil DTC.
33
Gambar 20. Contoh Layar Operasi Auto Scan
a) Navigation Bar menampilkan data yang dipindai dalam format daftar
b) Main Section
1. Kolom 1 menampilkan nomor urut
2. Kolom2 menampilkan sistem yang dipindai
3. Kolom 3 menampilkan kode diagnosis
4. Kolom 4 untuk melakukan diagnosis lebih lanjut
c) Functional Buttons
Tabel 8. Deskipsi tombol fungsi
No Nama Deskripsi
1. Report Menampilkan data diagnostik
dalam bentuk laporan
2. Quick erase Menghapus kode
3. OK Untuk menkonfirmasi hasil tes
4. Pause Menundan proses pemindaian
5. Save Menyimpan proses diagnosis
6. ESC Kembali kelayar sebelumnya
2) Kontrol unit menampilkan menu pilihan semua unit kontrol yang tersedia dari
kendaraan uji.
34
g. Hot Function
Fungsi layanan yang paling umum meliputi:
1) Oil Reset Service
2) TPMS Programming Service
3) EPB Service
4) ABS/SRS Service
5) SAS Calibration Service
6) DPF Regeneration Service
h. Generic OBD II Operation
Langkah-langkah untuk mengakse fungsi diagnosis OBD II / EBD adalah sebagai
berikut:
1) Tekan tombil aplikasi diagnosis dari menu kerja MaxiDAS. Pada layar menu
kendaraan.
2) Tekan tombol EOBD. Ada dua pilihan untuk menjalin kmunikasi dengan
kendaraan yaitu auto scan dan protokol.
3) Pilih protokol khusus di bawah pilihan protokol. Tunggu menu OBD II
diagnosis muncul.
35
Gambar 23. Contoh DTC dan FFD
36
3.4 Uji Coba Autel MaxiDAS
1. Jenis kendaraan
37
38
2. Pengujian Scantool Autel MaxiDAS
a. Pasangkan konektor menuju ke Autel MaxiDAS
39
c. Tekan Aplikasi MaxiDAS untuk melakukan Proses DTC pada kendaraan
40
e. Pilh menu asia dan pilih kendaraan dengan merk nissan tunggu sampai loading
selesai
41
g. Pilih negara jepang karena nissan juke terdapat pada negara jepang, thailand dan
indonesia.
42
i. Pilih diagnosis dan selanjutnya tekan auto scan
43
k. Lepas salah satu socket menuju sistem pengapian nissan juke.
44
m. Terdapat trouble pada pengapian cylinder 4
n. Segera lakukan penggantian igniter coil pada silinder yang menunjukkan gangguan
lalu pasang kembali semua soket. Dan lakukan scan kembali dan hapus semua
trouble code .
45
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari penjelasan tentang perancangan media pembelajaran diagnosis sistem
pengapian diatas, kami menyimpulkan bahwa media pembelajaran sangat perlukan,
karena untuk mempermudah dalam proses pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi
efektif dan efisien. Selain untuk mempermudah proses pembelajaran, media
pembelajaran juga dapat memotivasi peserta didik atau mahasiswa dalam praktikum. Hal
ini dikarenakan faktor kemauan belajar dengan media yang berfungsi dengan baik dan
tampilan yang menarik sehingga minat untuk belajar tumbuh dengan adanya media
pembelajaran tersebut.
Kami menyadari bahwa perancangan yang kami buat masih ada beberapa
kekurangan terutama dalam hal penggunaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik
dan saran dari para pembaca, sehingga perancangan tersebut menjadi lebih baik. Kami
juga berharap untuk mengembangkan media pembelajaran tersebut kepada mahasiswa
yang ingin merancang media pembelajaran cara diagnosis sistem pengapian sehingga
dapat dimanfaatkan dengan baik dalam kegiatan pembelajaran.
Demikian perancangan perancangan media pembelajaran diagnosis sistem
pengapian untuk media pembelajaran yang telah kami buat dengan semaksimal mungkin,
apabila ada kesalahan dalam hal apapun kami sebagai perancang mohon maaf yang
sebesar-besarnya. Atas perhatiannya kami ucapkan banyak terima kasih.
4.2 Saran
Media pembelajaran yang direncanakan dalam perancangan ini digunakan dalam
pembelajaran sistem kontrol mesin. Hasil perencanaan ini berupa scantool yang dapat
digunakan untuk diagnosis kerusakan sistem EFI pada kendaraan, sehingga dalam satu
stand yang direncanakan dapat digunakan untuk mempelajari diagnosis sistem EFI.
Agar tujuan pembelajaran yang diinginkan dapat tercapai dengan menggunakan
media pembelajaran ini, maka dalam menggunakan media pembelajaran berupa scantool
EFI ini perlu memperhatikan beberapa tahapan yaitu tahap penentuan tujuan
pembelajaran, penggunaan metode yang tepat untuk media pembelajaran ini, serta
evaluasi pembelajaran.
46
DAFTAR RUJUKAN
47