Anda di halaman 1dari 82

BAB III

PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Industri Dan Struktur Organisasi


1. Sejarah Perusahaan

Pada tahun 1916, penemuan sumur iodium di Plant


Watudakon ini diawali dengan ditemukannya sumber air
panas oleh masyarakat Bekucuk, Mojokerto, dimana
letaknya sekitar 2 km dari desa Jombok-Jombang. Menurut
masyarakat setempat, sumber air panas tersebut dapat
menyembuhkan berbagai penyakit kulit. Kemudian, air
tersebut diteliti oleh AR.Van Faber, bangsawan
berkebangsaan Belanda yang bekerja sebagai karyawan
pabrik gula gempolkerep di dekat daerah tersebut. Dari hasil
penelitian, ditemukan bahwa air tersebut mengandung
iodium dengan kadar 70-80 ppm dan kedalaman <100 m.
Setahun kemudian AR.Van Faber mendapat kuasa
pertambangan dari pemerintah Hindia Belanda untuk
jangka waktu 30 tahun.
PT. Kimia Farma (Persero),Tbk Plant Watudakon
adalah satu-satunya pabrik pengolah yodium di Indonesia
yang telah menerapkan Sistem Managemen Mutu ISO
9001:2008 dan ISO 14001 serta mendapatkan sertifikat Cara
Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dalam memproduksi
bahan baku ferro sulfat sebagai bahan utama pembuatan
tablet besi untuk obat penambah darah serta kapsul lunak.
Juga memproduksi obat dalam sediaan tablet, salep, dan
cairan obat luar.
PT.Kimia Farma (Persero), Tbk adalah Badan Usaha
Milik Negara (BUMN) yang dibentuk sebagai Perusahaan
Perseroan pada tanggal 16 Agustus 1971. Sejak berdirinya

47
48

hingga sekarang ini PT.Kimia Farma (Persero), Tbk telah


mengalami beberapa perubahan, yaitu :

a. Periode I (1957-1959)

Periode ini adalah periode dimana


pemerintah melaksanakan nasionalisasi
perusahaan farmasi milik bangsa Belanda yang
ada di Indonesia. Program nasionalisasi ini
dikoordinasi oleh Badan Pengambil Alihan
Perusahaan Farmasi (BAPPHAR).
Adapun perusahaan farmasi milik
Belanda tersebut yaitu:
NV. Rathkamp dan NV Bavosta di Jakarta.
NV. Bandoengsche Kinine Fabriek di Bandung.
NV. Ordeniming Iodium Watudakon di
Mojokerto.
NV. Industri Tella di Surabaya.
CV. Apotek Malang di Malang.

Drogistry Van Belen dan NV. Sari Delle di


Yogyakarta.

b. Periode II (1960-1968)

Periode ini adalah periode pembentukan


Perusahaan Negara Farmasi (PNF) dari
perusahaan-perusahaan farmasi milik Belanda
yang telah dinasionalisasikan sebelumnya.
Pembentukan PNF ini berdasarkan PP Nomor
60/1961 dibawah koordinasi Badan Pimpinan
Umum Farmasi Negara sebagai peleburan
BAPPHAR yang bernaung dibawah Departemen
Kesehatan.
49

Perusahaan-perusahaan yang didirikan


adalah:
PNF. Radja Farma (ex. Rathkamp) di Jakarta.
PNF.Nurani Farma (ex. Van Gorkom) di Jakarta.
PNF. Nakula Farma (ex. Bavosta) di Jakarta.
PNF. Bhinneka Kina Farma di Bandung
PNF. Sari Husana (ex. Sari Delle) di Yogyakarta.
PNF. Kasa Husada (ex. Varbanstaffen) di
Surabaya.
PNF. Biofarma (ex. Pasteur Institute) di Bandung.

c. Periode III (1969-1970)

Untuk meningkatkan efisiensi setiap


BUMN, dikeluarkan Instruksi Presiden Nomor
17/1967 sehingga Departemen Kesehatan
melebur perusahaan-perusahaan milik negara
tersebut ke dalam perusahaan Negara Farmasi
dan Alat-alat Kesehatan Bhinneka Kimia Farma,
PNF Kasa Husada di Surabaya diubah menjadi
perusahaan umum dan perusahaan daerah,
kemudian PNF Sari Husada di Yogyakarta
berdiri sendiri sebagai anak perusahaan.

d. Periode IV (1971-2001)

Periode IV dimulai 1971 ditandai dengan


dikeluarkannya PP Nomor 116 Tahun 1971 yang
berlaku sejak tanggal 19 Maret 1971. Perusahaan
Negara Farmasi dan Alat-alat Kesehatan
Bhinneka Kimia Farma setelah melalui proses
audit dinyatakan lulus untuk menjadi Perseroan
Terbatas (PT) yang selanjutnya disahkan pada
50

tanggal 16 Agustus 1971 sebagai PT. Kimia


Farma (Persero) dengan Akta Notaris dan
diumumkan dalam lembaran berita negara.

e. Periode V (2001-sekarang)

Pada periode ini tepatnya tanggal 28 Juni


2001 PT. Kimia Farma (Persero) menjadi
perusahaan terbuka (Tbk) dengan nama PT.
Kimia Farma (Persero) Tbk. dimana untuk
privatisasi tahap I saham yang lepas adalah
sebanyak 9% dengan rincian 3% untuk program
Kepemilikan Saham Karyawan dan Manajemen
(KSKM) PT. Kimia Farma, dan sebanyak 6%
untuk masyarakat umum.

Kimia Farma Tbk. adalah Badan Usaha Milik


Negara (BUMN) yang dipimpin oleh Direktur Utama
yang membawahi empat direktur, yaitu Direktur Umum
dan Personalia, Direktur Pemasaran, Direktur Keuangan,
dan Direktur Produksi. Pada tanggal 4 Januari 2003, PT.
Kimia Farma Tbk. Melepas divisi Apotek dan PBF
menjadi dua anak perusahaan, yaitu Apotek Kimia
Farma menjadi PT. Kimia Farma Apotek dan PBF Kimia
Farma menjadi PT.Kimia Farma Trading and Distribution
(Kimia Farma, 2013).
Pada tanggal 4 Januari 2003, PT. Kimia Farma
membentuk 2 anak perusahaan, yaitu :
PT. Kimia Farma Health & Care.
PT. Kimia Farma Trading & Distribution.
Sedangkan pabrik sebagai Holding Company.
51

2. Lokasi dan Tata Letak Pabrik

Lokasi PT.Kimia Farma (Persero),Tbk Plant


Watudakon Jombang memenuhi area seluas 5,9ha dengan
status kepemilikan tanah hak guna bangunan yang terdiri
dari bangunan dan jalan beraspal PT.Kimia Farma
(Persero),Tbk Plant Watudakon Jombang terletak di
perbatasan antara Mojokerto dengan Jombang secara
administrative termasuk wilayah Dusun Beluk, Desa
Jombok, Kec.Kesamben, Kab. Jombang, Jawa Timur.
Letaknya 7 km sebelah barat kota Mojokerto dan letaknya
di tepi jalan raya sehingga akses jalan masuk mudah. Selain
itu, lokasi pabrik berbatasan dengan wilayah sebagai
berikut:
a. Sebelah utara berbatasan dengan sungai
Watudakon
b. Sebelah timur berbatasan dengan jalan raya
c. Sebelah selatan berbatasan dengan jalan raya dan
perkebunan tebu
d. Sebelah barat berbatsan dengan perkebunan tebu

Gambar 3.1 letak PT kimia farma plant watudakon


Sumber: Google Maps diambil pada tanggal 30 Juli 2018
52

Pemilihan Kabupaten Jombang sebagai


lokasi pendirian pabrik yakni didasarkan pada
pertimbangan sebagai berikut:

1) Dekat Bahan Baku

Salah satu alasan didirikannya pabrik


Kimia Farma khususnya Plant Watudakon di
Jombang adalah karena struktur geografisnya
yang dekat dengan tambang mineral Iodium
yang mempunyai kemungkinan dilakukan
penambangan bahan baku sampai dengan
ratusan tahun mendatang.
Mineral Iodium yang diperoleh dari
area penambangan terletak di daerah sekitar
lokasi pabrik dan kota Mojokerto yang jauhnya
sekitar 1-15 km dari lokasi pabrik.
2) Transportasi Lancar

PT. Kimia Farma (Persero), Tbk Plant


Watudakon Jombang memiliki lokasi yang
strategis karena letak pabrik 7 km sebelah
barat kota Mojokertodan letaknya di tepi jalan
raya sehingga akses jalan masuk mudah.

3) Tenaga Kerja Mudah Didapatkan

Wilayah Kab.Jombang sebagai lokasi


didirikannya pabrik PT. Kimia Farma (Persero).
Tbk Plant Watudakon Jombang memiliki cukup
banyak SDM yang bisa diambil sebagai
karyawan. Hal ini memudahkan PT. Kimia
Farma (Persero).Tbk Plant Watudakon Jombang
dalam recruitment karyawan dan juga
53

membantu pemerintah dalam mengurangi


jumlah pengangguran.

3. Visi dan Misi PT. Kimia Farma (Persero),Tbk Plant


Watudakon
a. Visi

Menjadi perusahaan Healtcare pilihan utama


yang teritegrasi dan menghasilkan nilai yang
berkesinambungan.

b. Misi
1. Melakukan aktivitas usaha di bidang-
bidang industri kimia dan farmasi,
perdagangan dan jaringan distribusi,
retail farmasi dan layanan kesehatan
serta optimasi aset.
2. Mengelola perusahaan secara Good
Corporate Governance dan operational
excellence didukung oleh SDM
profesional.
3. Memberika/n nilai tambah dan manfaat
bagi seluruh stakeholder.
4. Budaya Perusahaan Kimia Farma I
CARE
54

INNOVATIVE

Memiliki cara berpikir out of thr box smart dan


kretif untuk menghasilkan produk unggulan
berkualitas.

= CUSTOMER FIRST
Mengutamakan pelanggan sebagai mitra kerja.

ACCOUNTABLE
Memegang teguh amanah perusahaan dengan
bekerja profesional memelihara integarsi dan
membangun kerjasama.

RESPONSIBLE
Bertanggung jawab bekerja tepat waktu, tepat
target dan menyerahkan hasil kerja berkualitas
dengan menyertakan semangat pantang
menyerah dan bijaksana saat menghadapi
masalah.
55

ECO-FRIENDLY
Membangun sistem dan perilaku ramah
lingkungan.

4. 5 As Sebagai Ruh Budaya Perusahaan Yang Terdiri Dari :


a) Kerja Ikhlas :
Siap bekerja dengan tulus tanpa pamrih untuk
kepentingan bersama.
b) Kerja Cerdas :
Kemampuan dalam belajar cepat (fast learner) dan
memberikan solusi yang tepat.
c) Kerja Keras :
Menyelesaikan pekerjaan dengan menyerahkan
segenap kemampuan untuk mendapatkan hasil
terbaik.
d) Kerja Antusias :

Keinginan kuat dalam bertindak dengan gairah dan


semangat untuk mencapai tujuan bersama

e) Kerja Tuntas :
Melakukan pekerjaan secara teratur dan selesai
untuk menghasilkan output yang maksimal sesuai
dengan harapan.

5. Disiplin Kerja PT. Kimia Farma (Persero),Tbk Plant


Watudakon

Di PT. Kimia Farma (Persero),Tbk Plant Watudakon


Jombang memiliki disiplin kerja bagi para karwayannya,
antara lain :
56

a. Jam Kerja
1) Bagi karyawan kantor masuk pukul
07.30 – 16.00 WIB
2) Bagi karyawan produksi :
a) Shift pagi masuk pukul 06.00 –
14.00 WIB
b) Shift siang masuk pukul 14.00 –
22.00 WIB
c) Shift malam masuk pukul 22.00 –
06.00 WIB
d) Jam istirahat / makan pukul
11.30 – 12.00 dan 12.00 – 12.30
WIB
b. Hari Kerja
1) Bagi karyawan kantor, hari kerja mulai
hari Senin sampai hari Jumat.
2) Bagi karyawan produksi, hari kerja mulai
hari Senin sampai hari Minggu dan
bergiliran shift.
c. Pakaian Kerja
Bagi karyawan tetap :
1) Hari Senin memakai kemeja putih merah
dan celana coklat.
2) Hari Selasa memakai kemeja putih biru
dan celana biru.
3) Hari Rabu memakai kemeja biru dan
celana biru.
4) Hari Kamis memakai baju bebas rapi.
5) Hari Jumat minggu pertama memakai
baju batik
6) Memakai pakaian kerja sesuai area
produksi
57

d. Lain-lain
1) Dilarang merokok dibagian tertentu di
PT. Kimia Farma (Persero),Tbk Plant
Watudakon Jombang.
2) Dilarang makan dan minum di area
poduksi di PT. Kimia Farma
(Persero),Tbk Plant Watudakon Jombang.
3) Saat karyawan datang, para karyawan
absen menggunakan sidik jari.
4) Memakai ID pada area perusahaan.
5) Memakai Alat Pelindung Diri (APD) saat
proses produksi.

6. Struktur Organisasi

a. Struktur Organisasi PT. Kimia Farma (Persero)


Tbk
PT. Kimia Farma (Persero) Tbk, dipimpin
oleh seorang Direktur Utama, dibantu oleh 4
Direktur yaitu: Direktur Produksi, Direktur
Pemasaran, Direktur Keuangan, Direktur Umum.
Selain direktur utama dibantu juga oleh beberapa
staff, yaitu: General Manager Internal Control
(Manager Umum Pengawasan Internal), General
Manager Bussiness Development (Manager
Umum Pengembangan Bisnis) dan Corporate
Secretary.
58

Board Of
Commisaris
(Dewan Komisaris)

President Director
(Direktur Utama)

Direktur Pemasaran Direktur Produksi Direktur Keuangan Direktur HRD

Manager Umum
Manager Umum
Corporate Security Pengembangan
Pengawasan Internal
Bisnis

Gambar 3.2 Stuktur Organisasi PT. Kimia Farma (Persero) Tbk


Sumber: Data Praktik Industri 2019

b. Struktur Organisasi PT.Kimia Farma


(Persero),Tbk Plant Watudakon Jombang
PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant
Watudakon dipimpin oleh Plant Manager yang
langsung membawahi Bagian Produksi,
Pengelolaan Mutu, Perencanaan Pengendalian
Produksi dan Inventori (PPPI), Bagian
Administrasi/Keuangan, Bagian Pembelian,
Bagian Umum Personalia dan Bagian Teknik
Pemeliharaan.
Selain itu terdapat juga beberapa jabatan
fungsionl seperti bagian Kesehatan Keselamatan
Kerja dan Lingkungan (K3L). Jabatan-jabatan ini
bekerja secara koordinatif, yang berada langsung
dibawah Plant Watudakon.
59

Bagan struktur organisasi PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant


Watudakon adalah sebagai berikut :

Gambar 3.3 Stuktur Organisasi PT. Kimia Farma (Persero) Tbk


Plant Watudakon
Sumber: Data Praktik Industri 2019

a. Plant Manager
Merupakan jabatan tertinggi PT. Kimia Farma
Indonesia, direktur utama memiliki peran dan fungsi
sebagai pemegang keputusan dan peraturan. Direktur
utama juga bertanggung jawab atas keuntungan atau
kerugian yang dialami perusahaan. Direktur utama
juga dapat merencanakan kebijakan – kebijakan
perusahaan serta perwakilan perusahaan dalam
kegiatan luar.
60

1) Tugas Pokok

a) Memimpin dan mengelola seluruh


kegiatan perusahaan dengan visi dan
tujuan perusahaan.
b) Menguasai, memelihara dan mengelola
harta kekayaan milik Perusahaan.
c) Menetapkan Corporate plan, policy, objection.
2) Wewenang & tanggung Jawab
a) Menetapkan strategi dan kebijakan
perusahaan dalam jangka pendek,
menengah dan panjang
b) Melaksanakan ketentuan ketentuan yang
telah ditetapkan dalam Anggaran Dasar
Perusahaan.
b. Divisi produksi dan Formulasi

Divisi yang bertugas untuk Merencanakan,


mengkoordinasikan, melaksanakan dan
mengendalikan pemenuhan kebutuhan produksi dan
formulasi. Terdiri dari sub divisi produksi formulasi
1 dan 2, produksi formulasi III, produksi BBK.

c. Divisi Sumur dan Limbah

Divisi yang bertugas untuk Merencanakan,


mengkoordinasikan,melaksanakan dan
mengendalikan pemenuhan produksi ioium dan
pengolahan limbah perusahaan.

d. Divisi Pengawasan Mutu

Divisi yang bertugas untuk Merencanakan,


mengkoordinasikan, melaksanakan pengawasan mutu
61

guna menjamin terjaminnya mutu produk hasil


produksi perusahaan.

e. Divisi Pemastian Mutu

Divisi yang bertugas untuk Merencanakan,


mengkoordinasikan, melaksanakan kegiatan
pemastian mutu, berupa pengengendalian dokumen,
system mutu dan kesehatan keselamatan kerja.

f. Divisi Perencanaan Pengendalian Produksi dan


Inventory

Divisi yang bertugas untuk Merencanakan,


mengkoordinasikan, melaksanakan dan
mengendalikan produksi dan inventory.

g. Divisi Perencanaan Evaluasi dan Pengiriman

Divisi yang bertugas untuk Merencanakan,


mengkoordinasikan, melaksanakan poses evaluasi
dan juga pengiriman produk ke konsumen

h. Divisi Penyimpanan

Divisi yang bertugas untuk Merencanakan,


mengkoordinasikan, melaksanakan proses
penyimpanan produk.

i. Biro Teknik dan Pemeliharaan

Biro yang bertugas untuk Merencanakan,


mengkoordinasikan, melaksanakan pemeliharaan
alat–alat produksi serta menjaga sarana prasarana
perusahaan.
62

j. Biro Akutansi

Biro yang bertugas untuk Merencanakan dan


mengkoordinasikan perihal akuntansi peusahaaan.

k. Biro Pembelian

Biro yang bertugas untuk Merencanakan,


mengkoordinasikan, melaksanakan proses pembelian.
Baik berupa pembelian alat bahan produksi maupun
sarana penunjang perusahaan.

7. Sistem Administrasi dan Keuangan di Perusahaan

Keuangan di PT. Kimia Farma (Persero).Tbk


dipusatkan ke kantor pusat yang ada di Jakarta. Oleh sebab
itu, untuk membayar gaji karyawan ataupun pembayaran
faktur masuk atas pembelian bahan-bahan baku harus
dibuat surat permohonan uang ke Jakarta.

Setelah dilakukan pemesanan bahan baku oleh


bagian pembelian ke pemasok, maka pemasok akan
mengirimkan bahan baku tersebut disertai faktur masuk.
Pembelian bahan baku tersebut dicatatkan kedalam buku
pembelian. Pembayaran faktur tersebut ada 2 cara, yaitu:

a. Secara tunai, dibagi atas 2 macam yaitu:


1) Untuk pembelian dalam jumlah sedikit (<5 juta),
pembayaran dilakukan dengan uang kas, dan dicatat
ke dalam buku kas.
2) Untuk pembelian dalam jumlah banyak (>5 juta),
pembayaran dilakukan dengan cek atau giro, dan
dicatatkan ke dalam buku bank. Pembayaran secara
tunai juga berlaku untuk biaya pemeliharaan mesin.
63

b. Secara Kredit
Tenggang waktu pembayaran yang diberikan
untuk pembelian secara kredit bervariasi tergantung pada
pemasok, akan tetapi berkisar 2 minggu sampai 1 bulan.
Produk jadi akan dikirimkan ke Unit Logistik
Sentral di Jakarta dengan membuka faktur keluar (Nota
Penyerahan Intern/NPI). PT. Kimia Farma (Persero) Tbk.
Plant Watudakon tidak dapat melakukan penjualan ke
pihak luar, tetapi diperbolehkan mengirimkan produk jadi
tersebut ke PBF di Jawa Timur dan sekitarnya dengan
faktur atas nama Unit Logistik Sentral Jakarta untuk
menghemat biaya transportasi. Pembayaran atas penjualan
(pelunasan faktur) diterima oleh kantor pusat Jakarta dan
dicatatkan ke dalam buku penjualan.
Setiap pembelian dan penjualan barang akan
dikenai pajak, begitu juga dengan industri farmasi. Setiap
pembelian bahan-bahan baku dicatat dalam buku
pembelian dikenai Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang
tersebut PPN masukkan dalam dicatat dalam buku PPN
masukan setiap penjualan obat jadi dicatat dalam buku
penjualan dikenal PPN keluaran dan dicatat dalam buku
PPN keluaran.
PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Watudakon
tidak mengeluarkan PPN keluaran karena masih satu
NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) dengan yang ada di
Jakarta. Apabila PPN masukkan lebih besar dari PPN
keluaran, maka harus dilakukan restitusi (permintaan
kembali atas kelebihan pembayaran pajak). Untuk PT.
Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Watudakon, penyetoran
pajak dilakukan oleh bagian pusat Jakarta.
64

8. Keamanan dan Kesehatan Kerja (K3) di Perusahaan

Karena bahan bahan baku yang terdapat pada PT.


Kimia Farma (Persero),Tbk Plant Watudakon Jombang
sebagian besar mengandung bahan bahan yang berbahaya,
maka perlu adanya “safety plan” yang baik dan bermanfaat
secara maksimal. Tiap tiap gedung / bangunan dilengkapi
dengan APAR (Alat Pemadam Api Ringan) terutama yang
berpotensi terjadinya kebakaran misalnya : gudang
penyimpanan bahan baku, kantin dan lain sebagainya.

Program yang dilakukan (K3) untuk keselamatan


kerja karyawan antara lain :

a. Pada tiap-tiap area terdapat hydrant, terdapat juga


alat alat yang dilindungi oleh peraturan Menteri
karena dianggap berbahaya dan dapat mudah
meledak seperti boiler, bejana tekan, incenerator.
Alat alat tersebut harus bersertifikasi.
b. Pelatihan pemadam kebakaran satu kali seminggu
setiap hari jumat, tentang tata cara penggunaan
hydrant dan pemadam kebakaran api kecil.
c. Menyediakan alat pelindung diri bagi karyawan
seperti : helm, google (pelindung mata), up front
(pelindung dada), ear muft atau ear plug (untuk
pelindung telinga), masker hidung, celana hernia
(safety belt), dan safety shoes.
d. Para karyawan yang berhubungan langsung dengan
kegiatan produksi, laboratorium, penambangan
Iodium dan lain sebagainya harus menggunakan
APD (Alat Pelindung Diri).
e. Pembuatan lembar data keselamatan karyawan,
pembuatan petugas P3K dan penyediaan kotak P3K
ditempat kerja.
65

f. Inspeksi tempat kerja yang dilakukan satu minggu


dari satu bagian kebagian yang lain. Meliputi :
keselamatan tangga darurat, keselamatan kimia,
biologi, dan monitoring alat bantu dan gerak.
g. Pelatihan keselamatan kerja untuk karyawan baru
dan lama tentang keselamatan dan bahaya kerja yang
dilakukan satu tahun sekali dan materi disesuaikan
pada masing-masing bagian.
h. Pemasangan tanda rambu Hollow Point tanggap
darurat, yaitu tempat untuk berkumpulnya
karyawan bila terjadi bencana alam misalnya gempa
dan kebakaran.
i. Membuat tanda-tanda peringatan tentang
keselamatan kerja ditempat- tempat tertentu
misalnya : tempat produksi cairan obat luar, bengkel,
gudang, penimbangan sentral, dan lainnya.
j. Mengadakan pemeriksaan untuk karyawan tertentu,
misalnya : pemeriksaan audiometric 2 kali setahun
(Juli dan Desember) terutama bagi karyawan yang
bekerja pada daerah dengan tingkatan kebisingan
yang tinggi, pemeriksaan mata 1 kali setahun, dan
pemeriksaan urin dan darah lengkap serta rontgen 1
kali setahun.

9. Production Plant

a. Plant Jakarta, DKI Jakarta

Satu-satunya pabrik di Indonesia yang ditugaskan


pemerintah untuk memproduksi obat golongan narkotika
dan memproduksi ARV lini I & II. Memperoleh sertifikat
Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB), ISO-9001, dan
mendapat rating “A” dari Badan POM. Mendapatkan Proper
66

Biru dalam pengolahan limbah dari KLH dan penghargaan


Gubernur DKI untuk Ketaatan & Kinerja Pengelolaan
Lingkungan.

b. Plant Bandung, Jawa Barat

Memproduksi Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)


yang telah mendapatkan US-FDA Approval. Menerima
sertifikat CPOB untuk produksi tablet, sirup, serbuk, pil KB.
Menerapkan sistem manajemen mutu ISO-9001 serta
mendapat rating “A” dari Badan POM. Mendapat Kosher
Certificate dari Court of the Chief Rabbi Beth Din London,
Sertifikat produk garam kina dari European Directorate for the
Quality of Medicines (EDQM), dan Sertifikat Halal MUI Jabar.

c. Plant Semarang, Jawa Tengah

Khusus memproduksi minyak jarak, minyak nabati,


dan kosmetika (bedak).Telah menerapkan sistem
manajemen mutu ISO-9001 dan mendapatkan sertifikat Cara
Pembuatan Kosmetika yang Baik (CPKB).

d. Plant Medan, Sumatera Utara

Plant yang menerapkan Cara Pembuatan Obat yang


Baik (CPOB) dalam pelaksanaan kegiatan dan telah memiliki
sertifikat CPOB untuk produk tablet, kapsul dan krim. Serta
telah melaksanakan pengolahan limbah, Sistem Tata Udara
dan Sistem Pengolahan Air telah sesuai CPOB.

e. Plant Tanjung Morawa, Sumatera Utara

Memasok kebutuhan obat di wilayah Sumatera.


Mendapatkan sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik
(CPOB) serta mendapat rating “A” untuk sertifikasi dari
Badan POM. PT. Kimia Farma (Persero) Tbk Plant Medan
67

telah mendapatkan sertifikat ISO 9001:2008 mengenai Sistem


Manajemen Mutu untuk Pembuatan Produk Farmasi yang
mulai berlaku sejak tanggal 7 Januari 2011 sampai 17 Januari
2017.

Dengan adanya Surat Keputusan Direksi Nomor


14/DIR/VI/2004 pada tanggal 14 Juni 2004 maka PT. Kimia
Farma (Persero) cabang Medan berubah menjadi PT. Kimia
Farma (Persero) Tbk. Plant Medan. Distribusi obat-obatan
dikelola oleh Unit Logistik Sentral (ULS) yang berada di
Jakarta.Unit Logistik Sentral (ULS) ini nantinya yang
mendistribusikannya melalui PT. Kimia Farma Trading &
Distribution.

10. Produk Perusahaan

PT. Kimia Farma (Persero).Tbk Plant Watudakon


merupakan Produsen pembuatan obat dan salep. Dalam
produksinya PT. Kimia Farma (Persero).Tbk Plant Watudakon
memiliki 9 jenis obat dan salep yaitu:

a. Vagizol Metronidazole

Fungsi : Vagizol (metronidazole) adalah obat yang digunakan


untuk pengobatan infeksi trichomonal vaginitis, dan
bakterial vaginosis (infeksi Gardnerella vaginalis).
Obat ini juga digunakan untuk pembedahan dan
sepsis ginekologi terutama untuk menangani infeksi
oleh bakteri anaerob kolon, seperti Bacteroides
fragilis.

Komposisi : Tiap Ovula mengandung Metronidazole 500 mg.


Kemasan : Dus, 1 Strip @ 5 Ovula.
Komposisi : Tiap Tablet mengandung Metronidazole 500 mg.
Kemasan : Dus, 5 Strip @10 Tablet 500 mg.
68

Gambar 3.4 Obat Kimia Farma (Vagizol)


Sumber : Data Praktik Industri 2019

b. Antihemoroid

Fungsi : Antihemoroid adalah obat untuk mengatasi


ambeien atau wasir dalam berbentuk tablet lunak
supositoria. Obat ini langsung diaplikasikan pada
area anus sehingga efeknya akan langsung terasa di
benjolan wasir. Obat ini akan membantu
mengurangi pendarahan yang terjadi, mengurangi
rasa sakit yang timbul serta mempermudah feses
keluar melalui rektum yang terkena wasir. Obat
supositoria yang diproduksi oleh PT. Kimia Farma
ini merupakan jenis obat keras yang penggunaannya
harus dengan resep dokter.
Komposisi : Tiap Summ mengandung Bismut Subgalat 150 Mg;
Heksaklorofen 2,5 Mg; Salep Lignokain 10 Mg;
Sengoksida 120 mg.
Kemasan : Dus, 10 Suppositoria @ 2 gram.
69

Gambar 3.5 Obat Kimia Farma (Antihemoroid)


Sumber : Data Praktik Industri 2019

c. Protofen Ketoprofen

Fungsi : Protofen Ketoprofen adalah termasuk obat


golongan anti-inflamasi non steroid, digunakan
untuk migrain, nyeri menstruasi, sakit gigi ataupun
demam pada anak dan juga dewasa. Ketoprofen
bekerja dengan cara menghambat enzim yang
bernama prostalglandin sehingga menghambat
pembengkakan serta nyeri yang dirasakan bisa
mereda atau membaik.Obat ini tersedia dalam 2
kemasan yaitu tablet dan kapsul. Dalam
penggunaan obat ini harus sesuai dengan petunjuk
dokter.

Komposisi : Tiap Suppositoria mengandung Ketoprofen 100


mg.
Kemasan : Dus, 2 Strip @10 Suppositoria.
Komposisi : Tiap Tablet Salut mengandung Ketoprofen 100 mg.
Kemasan : Dus, 5 Strip @10 Tablet Salut Enterik.
70

Gambar 3.6 Obat Kimia Farma (Protofen Ketoprofen)


Sumber : Data Praktik Industri 2019

d. Oxytetracycline

Fungsi : Oxytetracycline adalah obat antibiotik tetrasiklin


yang digunakan untuk mengatasi infeksi akibat
bakteri, seperti infeksi pada mata (misalnya
konjungtivitis), saluran kemih, kulit, paru-paru
(misalnya pneumonia dan bronkitis), dan kelamin
(misalnya sifilis). Obat ini bekerja dengan
menghambat pertumbuhan bakteri penyebab infeksi
di dalam tubuh. Karena oxytetracycline merupakan
antibiotik, maka obat ini tidak dapat dipakai untuk
mengobati penyakit yang disebabkan oleh virus,
seperti flu.
Komposisi : Tiap gram mengandung Oxytetracycline Hci yang
setara dengan Oxytetracycline 30 Mg.
Kemasan : Dus, 25 Tube @5 gram.
71

Gambar 3.7 Obat Kimia Farma (Oxytetracycline)


Sumber : Data Praktik Industri 2019

e. Miconazole Nitrate Krim 2%

Fungsi : Miconazole adalah obat luar untuk mengatasi


infeksi jamur pada kulit seperti kurap (tinea), panu,
dan candidiasis pada kulit. Selain kulit, miconazole
juga dapat digunakan untuk infeksi jamur pada
mulut (candidiasis oral), namun hanya sediaan oral
gel yang boleh digunakan pada mulut. Sebagai
antijamur, miconazole bekerja dengan merusak
struktur sel jamur, sehingga menghentikan
pertumbuhan jamur.
Komposisi : Tiap gram mengandung Miconazole Nitrate 0.02
Gram.
Kemasan : Dus, 24 Tube @10 Gram.

Gambar 3.8 Obat Kimia Farma (Miconazole)


Sumber : Data Praktik Industri 2019
72

f. Chloramphenicol

Fungsi : Chloramphenicol adalah salah satu obat golongan


antibiotik yang digunakan untuk mengobati infeksi
serius yang disebabkan oleh bakteri. Misalnya
meningtis karena bakteri, abses otak, infeksi bakteri
anaerobik, gangren, antraks, ehrlichiosis, penyakit
granuloma inguinal, plak, listeriosis, psittacosis,Q-
fever, gastroenteritis parah, melioidosis parah, infeksi
sistemik, infeksi mata (seperti konjungtivitis dan
infeksi okular), infeksi telinga (seperti otitis
eksterna), dan kondisi lainnya. Chloramphenicol
umumnya digunakan untuk kasus infeksi bakteri
yang berat, khususnya jika kondisi tersebut tidak
mereda dengan pengobatan lainnya
Komposisi : Tiap ml mengandung Chloramphenicol 1%.
Kemasan : Dus, 24 Tube @5 Gram.

Gambar 3.9 Obat Kimia Farma (Chloramphenicol)


Sumber : Data Praktik Industri 2019

g. Vidisep

Fungsi : Vidisep adalah obat luar yang berfungsi sebagai


antiseptik, yang umumnya digunakan untuk
membersihkan serta membunuh bakteri, jamur, dan
73

virus pada daerah kulit, termasuk kulit yang yang


terdapat luka, misalnya karena cedera atau
tersayat pisau. Sebagai antiseptik kulit, povidone
iodine tersedia dalam bentuk cairan, semprot, salep,
atau cotton bud (swab). Selain untuk kulit, povidone
iodine tersedia dalam bentuk cairan pembersih
vagina dan obat kumur, yang juga berfungsi sebagai
antiseptik. Povidone iodine bekerja dengan cara
merusak sel kuman dan membuat kuman menjadi
tidak aktif.
Komposisi : PVP Iodine 0,1 mg.
Kemasan : Dus, Botol Plastik 30 ml Dan 60 ml.

Gambar 3.10 Obat Kimia Farma (Vidisep)


Sumber : Data Praktik Industri 2019

h. Iodine Povidon

Fungsi : Iodine Povidon adalah obat luar yang fungsinya


sama seperti Vidisep yaitu sebagai antiseptik yang
umumnya digunakan untuk membersihkan serta
membunuh bakteri, jamur, dan virus pada daerah
kulit, termasuk kulit yang yang terdapat luka,
misalnya karena cedera atau tersayat pisau. Sebagai
74

antiseptik kulit, povidone iodine tersedia dalam


bentuk cairan, semprot, salep, atau cotton bud (swab).
Selain untuk kulit, povidone iodine tersedia dalam
bentu
k cairan pembersih vagina dan obat kumur, yang juga
berfungsi sebagai antiseptik. Povidone iodine
bekerja dengan cara merusak sel kuman dan
membuat kuman menjadi tidak aktif.
Komposisi : Tiap ml mengandung PVP Iodine 10% Setara
Iodium 1%.
Kemasan : Botol 300 ml, Botol 30 ml, Botol 1000 ml, Botol 60
ml.

Gambar 3.11 Obat Kimia Farma (Iodine Povidon)


Sumber : Data Praktik Industri 2019

11. Bangunan dan Fasilitas di PT. Kimia Farma (Persero).Tbk


Plant Watudakon

PT. Kimia Farma Plant Watudakon (Persero), Jl.


Watudakon Dusun Bulak Desa Jombok Kec.Kesamben
Kab.Jombang Jawa Timur, Indonesia.dengan luas 5,9ha
yang terdiri dari fasilitas:

a. Ruang perkantoran
75

b. Ruang laboratorium pengawasan mutu


c. Ruang laboratorium pemastian mutu
d. Ruang produksi
e. Ruang pengemasan
f. Ruang boiler dan panel induk
g. Ruang genset
h. Ruang penyimpanan bahan baku
i. Ruang penyimpanan bahan kemas
j. Ruang penyimpanan obat jadi
k. Ruang penolakan bahan baku, bahan kemas dan
obat jadi
l. Bangunan penunjang seperti tempat pencucian,
dapur, klinik, mushola, bengkel dan tempat
olahraga.

B. Pembahasan

1. Deskripsi Pelaksanaan Kegiatan


a. Waktu dan jadwal kegiatan

Tabel 3.1 Waktu dan Jadwal Kegiatan


Sumber : Data Praktik Industry 2019

Uraian
No Hari/Tanggal Kegiatan
kegiatan
Pembimbing
Pengarahan oleh Lapangan
Selasa, 2 juli
1 Koordinator memperkenalk
2019
Praktik Industri. an diri dan
staff
Rabu, 3 juli 2019 Pengenalan Pembimbing
2 lingkungan kimia Lapangan
farma memperkenalk
76

Uraian
No Hari/Tanggal Kegiatan
kegiatan
an lingkungan
kimia farma
dan aturan pt
kimia farma
Kamis, 4 juli Melakukan Pembimbing
2019 observasi proses Lapangan
penyulingan air menjelaskan
3
proses
penjernihan
air.
Jum’at, 5 juli Melakukan Pembimbing
2019 observasi proses Lapangan
iodium menjelaskan
proses
4
pengolahan
iodium dari
brine water
tambang.
Senin, 8 juli 2019 Melakukan Pembimbing
observasi proses Lapangan
aquadem menjelaskan
5 proses
pengolahan air
untuk
produksi obat
Pengenalan k3 Pembimbing
lapangan
Selasa, 9 juli
6 menjelaskan
2019
smk3
perusahaan
77

Uraian
No Hari/Tanggal Kegiatan
kegiatan
Rabu, 10 juli Pengenalan Pembimbing
2019 sumur tambang lapangan
dan bagian menjelaskan
bagiannya. bentuk
konstruksi
7
sumur, data
sumur dan
perlengkapan
penunjang
sumur.
Kamis, 11 juli Melakukan proses Pembimbing
2019 perawatan lapangan
perlengkapan menjelaskan
sumur. proses –
8
proses
perawatan
yang akan
dilaksanakan.
Jum’at, 12 juli Proses Pembimbing
2019 Pengangkatan lapangan
pompa menjelaskan
submersible proses
pengankatan
9
pompa. Dan
melakukan
pengerjaan
pengangkatan
pompa
Senin, 15 juli Proses Pembimbing
10
2019 pengankatan lapangan
78

Uraian
No Hari/Tanggal Kegiatan
kegiatan
pompa menjelaskan
submersible proses
pengankatan
pompa. Dan
melakukan
pengerjaan
pengangkatan
pompa
Pengecekan dan Pembimbing
pembongkaran lapangan
pompa menjelaskan
Selasa, 16 juli
11 submersible proses
2019
pembongkara
n pompa
submersibe
Rabu, 17 juli Perawatan Pembimbing
2019 pompa, lapangan
pembersihan menjelaskan
12
impheler, proses
chamber dan perawatan
shaft pompa
Kamis, 18 juli Penyambungan Pembimbing
2019 isntalasikabel lapangan
menjelaskan
13
proses intalsi
kabel pomopa
submersible
Jum’at, 19 juli Penyambungan Melakukan
14 2019 isntalasi kabel proses
instalasi
79

Uraian
No Hari/Tanggal Kegiatan
kegiatan
pompa
submersible
Senin, 22 juli Pembimbing
2019 lapangan
Pengecekan menjelaskan
15
tahanan isolasi proses
pengecekan
tahanan isolasi
Pembimbing
menjelaskan
Selasa, 23 juli
16 Pengganti kabel proses
2019
penggantian
kabel
Rabu, 24 juli Pembimbing
2019 lapangan
menjelaskan
Perakitan pompa proses
17
submersible perakitan
kembali
pompa
submersible
Kamis, 25 juli Pembimbing
2019 lapangan
Memasukkan menjelaskan
18 pompa proses
submersible memasukkan
pompa
submersible
Jum’at, 26 juli Pembimbing
19 Pemasangan pipa
2019 lapangan
80

Uraian
No Hari/Tanggal Kegiatan
kegiatan
menjelaskan
proses
pemansangan
pipa dan
instalsi pompa
Senin, 29 juli Pembeimbing
2019 menjelaskan
Uji coba pompa
20 proses uji coba
submersible
pompa
submersible
Melakukan
pelaporan
Selasa, 30 juli Pelaporan hasil
21 hasil magang
2019 magang
ke pihak pt
kimia farma.
Rabu, 31 juli Memberikan
2019 ucapan terima
kasih dan
berpamitan
kepada seluruh
22
jajaran karyawan
yang
bersangkutan
dengan praktik
industri
81

b. Keterlibatan Mahasiswa

1) Mekanisme Perencanaan Pekerjaan

a) Melakukan perawatan pada mesin produksi


produk maupun mesin penunjang produksi.
b) Membantu mengatasi kerusakan yang terjadi
pada mesin produksi produk maupun mesin
penunjang produksi.
c) Membantu proses perbaikan dan proses
perawatan pada mesin produksi produk
maupun mesin penujang produksi.
d) Mengikuti kegiatan yang ada di PT.Kimia
Farma (Persero),Tbk Plant Watudakon Jombang
khususnya pada Divisi Maintenance seperti:
Apel pagi, budaya salam dan sapa, kegiatan
service atau perawatan dan perbaikan serta
kegiatan yang lainnya.
c. Tata Tertib Bagi Mahasiswa Praktik Industri
Tata tertib bagi peserta Praktik Kerja
Lapangan yang wajib di patuhi ialah sebagai
berikut:

1) Jam Kerja (Senin – Jum’at) Mulai Pukul


07.30 s.d 16.30 WIB.
2) Wajib mengikuti apel bersama setiap hari
senin dan kamis.
3) Wajib menggunakan alat – alat
keselamatan kerja selama praktik kerja
seperti helm safety orange, baju praktik
lapangan (katelpak), Rompi berwarna
hijau dan sepatu safety.
82

4) Wajib menjaga kebersihan, ketertiban dan


keindahan lingkungan kerja.
5) Wajib mengikuti segala petunjuk dari
pejabat dilingkungan kerja praktik.
6) Wajib berlaku sopan santun dan menjaga
etika dilingkungan PT.Kimia Farma
(Persero),Tbk Plant Watudakon Jombang
(Persero)

2. Faktor-Faktor Pendukung dan Penghambat


Kegiatan Praktik Industri
a. Faktor Pendukung Kegiatan Praktik Industri
Selama melaksanakan Praktik Industri di
PT.Kimia Farma (Persero),Tbk Plant Watudakon
Jombang , ada beberapa faktor pendukung yang
membatu kelancaran dalam melakukan kegiatan
Praktik Industri, diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Dukungan maksimal dari PT.Kimia Farma
(Persero),Tbk Plant Watudakon Jombang
untuk menerima kami melakukan praktik.
2) Karyawan perusahaan bersedia menerima
mahasiswa untuk melaksanakan kegiatan
Praktik Industri.
3) Pembimbing industri yang senantiasa
melayani pertanyaan mahasiswa.
4) Pemandu lapangna yang senantiasa
membantu mengarahkan, mengenalkan
serta menjelaskan berbagai macam sistem-
sistem yang ada.
5) Kesempatan yang seluas-luasnya dimiliki
mahasiswa dalam melakukan pengamatan
dan pembelajaran.
83

b. Faktor Penghambat Kegiatan Praktik Industri

Selama melaksanakan Praktik Industri di


PT.Kimia Farma (Persero),Tbk Plant Watudakon
Jombang , ada beberapa faktor penghambat yang
menghambat kelancaran dalam melakukan kegiatan
Praktik Industri, diantaranya adalah sebagai berikut
:

1) Tidak dapat sepenuhnya campur tangan secara


langsung, karena dikhawatirkan dapat
mengganggu proses kerja yang sedang berjalan.
2) Pelaksanaan kegiatan kerja yang tidak menentu,
karena menunggu orderan dari konsumen.

c. Solusi
1) Mahasiswa harus banyak belajar tentang
transformator.
2) Ketika terjadi permasalahan setidaknya
mahasiswa diajak melakukan kegiatan agar ilmu
bisa maksimal dalam memperoleh ilmu dari
industri.
3) Mahasiswa harus memaksimalkan waktu yang
terbatas untuk mendapatkan ilmu sebanyak-
banyak

3. Proses Pengolahan Bahan Baku (Iodium)

Iodium yang dihasilkan PT.Kimia Farma


(Persero) Tbk.Plant Watudakon Jombang diperoleh
dari oksidasi air tambang yang berupa Natrium
Iodida (NaI). Dalam hal ini, air yang mengandung
garam iodium atau biasa disebut “air brine”. Proses
84

produksi iodium mengalami beberapa tahapan yaitu


sebagai berikut :

a. Proses Adsorbsi

Proses Adsorbsi adalah proses dimana Iodium


yang sudah dibebaskan dengan oksidator
dimasukkan ke dalam unit adsorbsi sampai jenuh.
Proses adsorbsi ini dikendalikan pH (1,8-2,3), debit,
kadar air buangan. Unit adsorbsi tersusun atas : batu
gragal, tikar (sesek), karbon aktif, dan bebatuan kecil.
Debit pengolahan adsorbsi yang perlu dikendalikan
4-12 m3/jam. Waste yang dikendalikan tidak lebih
dari 2,5 ppm.

b. Proses Ekstraksi

Proses Ekstraksi adalah proses dimana Iodium


yang diserap oleh karbon aktif tersebut diekstraksi
mengadi NaI dengan penambahan NaOH 40% di bak
ekstraksi. Kemudian menuju bak sirkulasi dan
diperoleh kadar NaI ≥8 gr/I.

c. Proses Pengendapan

Proses Pengendapan adalah proses dimana


larutan NaI sebelum di pompa ke dalam reaktor
pengendapan dilakukan dengan penambahan
oksidator Natrium Nitrit. Kemudian kita membuat
larutan asam sulfat 5% dan membuat larutan H2O2
yang kemudian direaksikan hingga terlihat warna
hitam didalam kaca penduga. Tidak banyak
gelembung gas dan terlihat endapan warna hitam.
85

d. Proses Centrifuge

Proses Centrifuge adalah proses yang bertujuan


untuk menghilangkan kadar asam berlebih pada
Iodium endap dengan cara menyemprotkan air
bersih ke dalam alat centrifuge yang diputar secara
terus-menerus selama 2 jam sehingga dihasilkan
Iodium Endap dengan kadar ±85% yang merupakan
bahan baku pembuatan Iodium murni dan garam-
garam lain.

e. Proses Melting (Pemurnian)

Proses Melting (Pemurnian) adalah proses


dimana Iodium endap hasil centrifuge sebanyak 650
kg kemudian dimasukkan ke dalam tangki dan
ditambahkan Asam Sulfat (H2SO495% - 98%)
kemudian tutup tangki melter. Fungsi H2SO4 yaitu
untuk memisahkan kotoran. Setelah itu dipanaskan
hingga suhu 140 ˚C dan bertekanan 4,5 – 5,2 Hg
selama ±12 jam. Iodium meleleh dan zat organik
pengotor terdestruksi. Lelehan Iodium murni
ditampung di cawan penampung dan dibiarkan
mendingin dan mengkristal. Iodium yang dihasilkan
mempunyai kemurnian 99,9%. Kemudian Iodium
hasil melting dimasukkan ke dalam cawan porselin
(keramik) ±12 jam.

f. Proses Penghalusan

Proses Penghalusan adalah proses dimana hasil


Iodium dalam cawan porselin (keramik) dikeluarkan
lalu ditumbuk untuk mempermudah proses grinder.
Setelah ditumbuk secara manual, Iodium
86

dimasukkan ke dalam mesin grinder untuk


menyamakan ukuran agar sesuai standart.

g. Proses Pengemasan

Proses Pengemasan adalah proses terakhir


dimana Iodium sudah halus dan akan dikemas
dalam drum seng yang berukuran 50kg. Kemudian
setelah dikemas, diberi label, dipacking, dan siap
dikirim ke gudang. Berikut adalah diagram block
Proses Pengolahan Bahan Baku (Iodium) :

Gambar 3.12 Pengolahan Iodium


Sumber: Data Praktik Industry 2019

4. Konstruksi sumur
Secara geografis lokasi sumur WD17 terletak
di dudun beluk , kecamatan kesamben kabupaten
jombang, propinsi jawa timur, di lapangan air
yodium pt kimia farma unit produksi
manufakturwatudakon
Data sumur
87

a. no sumur : WD17
b. kedalaman akhir : 524
c. ketinggian lantai bor :+4 m
d. ketinggian botom flange :+

susunan konstruksi WD17

Gambar 3.13 Konstruksi Sumur


Sumber : Data Praktik Industri 2019

5. Spesifikasi pompa submersible


a. Spesifikasi Electrical Data Motor MS 6000
Dalam Proses Perawatan Dan Pemeliharaan
Grundfos Electrical Motor Submersible Pump Sumur
Bor Iodium WD17 di PT. Kimia Farma (Persero) Tbk.
Plant Watudakon adalah menggunakan Motor MS
6000 dengan spesifikasi electrical data seperti gambar
dibawah ini :
88

Gambar 3.14 Spesifikasi Electrical Data Motor MS 6000


Sumber : Data Praktik Industri 2019

b. Spesifikasi Material dari Motor


Dalam Proses Perawatan Dan Pemeliharaan
Grundfos Electrical Motor Submersible Pump Sumur Bor
Iodium WD17 di PT. Kimia Farma (Persero) Tbk.
Plant Watudakon adalah menggunakan Electrical
Motor Type MS 6000. Pemilihan material untuk
Motor ini adalah Ceramictungsten Carbide Pro yang
dapat memberikan penyegelan optimal, ketahanan
aus yang optimal, dan ketahanan waktu yang lebih
lama (long life). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di
data dibawah ini :
89

Gambar 3.15 Spesifikasi Material Motor MS 6000


Sumber: Data Praktik Industri 2019

c. Spesifikasi Material dari Submersible Pump


Dalam Proses Perawatan Dan Pemeliharaan
Grundfos Electrical Motor Submersible Pump Sumur
Bor Iodium WD17 di PT. Kimia Farma (Persero) Tbk.
Plant Watudakon adalah menggunakan Pompa
Submersible Type SP 30/31 dengan spesifikasi material
seperti gambar dibawah ini :
90

Gambar 3.16 Spesifikasi Material Submersible Pump


Sumber : Data Praktik Industri 2019

d. Starting Electrical Motor


Starting Electrical Motor merk Grundfos yaitu Star-
Delta yang terdiri dari kontaktor utama (main
contactor) dan pengaman yang menghubungkan
sirkit primer (belitan motor) dengan line. Kelebihan
starting ini mampu dibebani lebih dari 6 kali arus
nominalnya dan tidak terjadi lonjakan arus yang
sangat besar pada motor.
91

L1
B20-1
L2
B20-2
L3
B20-3

1 3 5 1 3 5 1 3 5

K2 K3 K4

2 4 6 2 4 6 2 4 6

1 3 5

Q2

2 4 6

U1

V1

W1
M2

W2
U2

V2

Gambar 3.17 Wiring Starting Electrical Motor


Sumber : Data Praktik Industri 2019

6. Analisis permasalahan
Dalam upaya memenuhi target produksi yang
telah ditetapkan oleh perusahaan, Instalasi pompa ESP
merupakan salah satu upaya untuk mencapai target
tersebut. Terutama pada sumur-sumur brine dengan
potensi cadangan fluida yang besar namun tidak
mempunyai cukup tekanan untuk mengangkat fluida
ke permukaan (sembur alam). Dengan dipasangnya
pompa ESP diharapkan cadangan fluida yang besar
tersebut dapat diangkat ke permukaan. Melalui daya
angkat jumlah fluida yang besar maka dimungkinkan
dapat mengangkat fluida yang berada di dalam sumur
brine dalam jumlah yang besar sesuai dengan desain
pompa yang telah ditetapkan. Walaupun cadangan
fluida tersebut hanya mengandung persentase yodium
yang sedikit namun jumlah fluida yang diangkat
berjumlah besar tentunya akan memberikan hasil yang
cukup sesuai dengan perhitungan enginering sehingga
mampu memberikan sumbangan jumlah produksi
minyak untuk mencapai target yang telah ditetapkan.
92

Dalam operasional pompa ESP juga tidak


terlepas dari gangguan/kerusakan Secara garis besar
dapat di golongkan ke dalam 3 kategori, yaitu :

a. Gangguan/kerusakan peralatan yang


disebabkan oleh pengaruh kondisi di dalam
sumur.
Kondisi di dalam sumur yang berubah-
ubah atau fluktuatif memiliki pengaruh yang
dapat menyebabkan kerusakan komponen
pompa. Kondisi yang memberikan perja pompa
antara lain:
1) Fluktuasi cairan reservoir sumur terutama
apabila fluktuasinya menyebabkan kondisi
cairan berada di bawah level pompa akan
menyebabkan down thrust karena cairan
sumur yang juga berfungsi sebagai pendingin
komponen tidak terhisap ke dalam pompa
dan mengakibatkan komponen–komponen
pompa mengalami pemuaian terutama pada
thrust bearing.
2) Kondisi lainnya adalah sifat kimia dari cairan
reservoir pada sumur-sumur tertentu yang
mampu dengan cepat membentuk scale
sehingga terjadi penumpukan scale didalam
komponen dan jalur discharge pompa yang
mengakibatkan pompa macet (stuck).
b. Gangguan/kerusakan yang disebabkan oleh
kualitas material yang digunakan pada saat
pemasangan rangkaian ESP.

Komponen rangkaian pompa maupun


material yang digunakan untuk keperluan
93

instalasi pompa ESP telah didesain dan diuji


berdasarkan standar tertentu sesuai dengan
kondisi lingkungan kerja pompa. Namun
dalam beberapa kerusakan disebabkan oleh
kondisi peralatan dan material yang secara
kualitas tidak memenuhi standar yang
ditetapkan.

c. Gangguan/kerusakan yang disebabkan


kesalahan pada saat penanganan dan instalasi
rangkaian pompa ESP.
Kurangnya pengetahuan dan kepatuhan
terhadap standar sangat berpengaruh besar
dalam menilai kehandalan pada suatu
rangkaian pompa ESP Manusia memberikan
peranan yang cukup besar dimulai dari
fabrikasi peralatan, pengangkutan dan
pemasangan suatu rangkaian. Dari data yang
penulis sajikan terdapat beberapa kejadian
kerusakan yang bisa diduga karena akibat
faktor kesalahan manusia atau Human Error.
Terjadinya gangguan atau kerusakan pada
pompa ESP tentunya akan berdampak pada
upaya pemenuhan target produksi minyak
yang dicapai. Gangguan kinerja tersebut
selain berpengaruh terhadap hasil produksi
tentunya juga berakibat terjadinya
pengeluaran anggaran belanja yang
diperlukan untuk pencabutan rangkaian ESP
dan penggantian komponen yang mengalami
kerusakan serta kegiatan lain dalam kaitannya
dengan perbaikan kinerja pompa ESP yang
mengalami kerusakan.
94

7. Perawatan pompa submersible dan Pemeliharaan


Pompa Submersible

Pemeliharaan adalah kegiatan perawatan


dan perbaikan unsur-unsur sarana secararutin dan
berkala yang bertujuan untuk menjaga agar
prasarana dan sarana airminum dapat diandalkan
kelangsungannya.Dibawah ini adalah pekerjaan-
pekerjaan pengawasan dan pengamatan yang
di perlukan :

Perawatan atau pemeliharaan pompa


dilakukan secara rutin baik harian, bulanan sampai
tahunan tergantung pada kondisi air baku sumur.
Semakin tinggi kandungan zat besi yang ada pada
air baku sumur, semakin intensif pula perawatan
pompa yang dilakukan. Sebelum melakukan
kegiatan perawatan pompa, ada hal yang perlu di
lakukan terlebih dahulu, yaitu menaikkan pompa.

a. Harian

1) Pemeliharaan daerah sekeliling pompa agar


tetep bersih dariendapan,kotoran- kotoran
yang dapat menyumbat pompa.
2) Periksa arus listrik pada amperemeter. Bila
fluktuasinya cukup besar kemungkinan
pompa tersumbat.
3) Periksa voltage sumber listrik, hubungi PLN
atau operator genset bilavoltage
menyimpang dari 5%.
95

b. Bulanan
1) Ukur tahanan isolasi, menurut PUIL/PLN
untuk 1 volt diperlukantahanan isolasi
minimum
2) Periksa karakteristik pompa, tekanan vs
kapasitas.

c. Tahunan

1) Ganti oli pompa. Mengerjakannya pompa di


tarik keluar dan dimiringkan , buka tutup
olie dan ganti olienya.
2) Bila oli menghitam dalam ruang siel, ganti
mechanical seal, gasket tutup oli, O-ring
yang sesuai menurut petunjuk pabrik.
3) Periksa kabel listrik dari keruksakan, bila
terkelupas dan perbaiki dengan ban
isolasi,ganti baru.
d. Catatan
1) Kadang– kadang diperlukan pemeriksaan
kebocoran air atau oli yang masuk kerumah
motor pada pompa Benam air baku.
2) Setelah 5 tahun kerja dianjurkan
pemeriksaan total pompa (overhaul).

8. Keselamatan Kerja

Dalam setiap aktifitas, keselamatan kerja


merupakan salah satu bagian pokok yang perlu
diperhatikan. Maka agar keselamatan kerja dapat
tercapai pada saat melakukan praktik, lakukanlah
hal-hal berikut :
96

a. Sebelum melakukan praktik bersihkanlah


lingkungan kerja.
b. Singkirkanlah peralatan yang tidak perlu
yang dapat menyebabkan terjadinya
kecelakaan.
c. Gunakanlah peralatan sesuai dengan
fungsinya.
d. Ikuti prosedur kerja dan keselamatan kerja.

9. Alat dan bahan


a. Insulated Tester (Megger)

Insulated Tester (Megger) adalah Alat ukur


yang digunakan untuk mengukur atau menguji
tahanan isolasi suatu kabel.

Gambar 3.18 Insulated Tester (Megger)


Sumber: Dokumen Pribadi
97

b. Avometer
Avometer berasal dari kata ”AVO” dan
”meter”. ‘A’ artinya ampere, untuk mengukur
arus listrik.‘V’artinya voltase, untuk mengukur
voltase atau tegangan. ‘O’ artinya ohm, untuk
mengukur ohm atau hambatan. Terakhir, yaitu
meter atau satuan dari ukuran. AVO Meter
sering disebut dengan Multimeter atau
Multitester. Secara umum, pengertian dari AVO
meter adalah suatu alat untuk mengukur arus,
tegangan, baik tegangan bolak-balik (AC)
maupun tegangan searah (DC) dan hambatan
listrik.

Gambar 3.19 Avometer


Sumber: Dokumen Pribadi

c. Tollkit
Tollkit adalah alat yang dalam penggunaannya
hanya menggunakan tenaga manusia untuk
pengoperasiannya, yang di gunakan oleh mekanik
dalam mempermudah pekerjaannya, disini Tollkit yang
digunakan seperti Tang, Obeng, dll.
98

Gambar 3.20 Toolkit


Sumber : Dokumen Pribadi

d. kabel NYY 1x35 mm2 0.6/1 (1.2 Kv) Merk Supreme


Kabel ini memiliki inti kabel serabut lebih dari satu
dan masing-masing dilapisi dengan isolator dengan
warna berbeda. Lapisan selubungnya tebal dan kuat serta
diberi lapisan anti gigitan tikus. Karena itu kabel ini
dapat dipendam di dalam tanah. Jika terdapat risiko
terkena gangguan mekanis, sebaiknya jaringan jalur
kabel dilindungi dengan pipa.

Gambar 3.21 Kabel NYY 1x35 mm2 0.6/1 (1.2 Kv) Merk Supreme
Sumber: Dokumen Pribadi
99

e. Kabel Type CSS Tube CS-2(X) VW-1 OFT 125C(3∅)


Kabel jenis ini berfungsi sebagai kabel daya untuk
motor S 6000. Kabel jenis ini dipilih karena dapat bekerja
secara optimal dan aman dalam mengalirkan listrik pada
pompa submersible diperlukan kabel khusus untuk
pompa submersible tersebut :

1) Sifat insulasi yang baik ketika terendam di air


dengan suhu yang dingin, Karena suhu air
sumur dalam/Deep well memiliki suhu yang
lebih dingin dibanding sumur biasa.
2) Memiliki ketahanan yang sangat baik terhadap
kelembaban, abrasi, minyak, dan Tahan jika
terendam cairan dalam jangka waktu lama.
3) Flexibel atau tidak kaku jika lama terendam
cairan.
4) Memiliki sifat mekanik & listrik yang baik.
5) Dapat digunakan untuk dikedalam 500 Mtr, dan
suhu +70 OC.

Gambar 3.22 Kabel Type CSS Tube CS-2(X) VW-1 OFT 125C(3∅)
Sumber: Dokumen Pribadi
100

f. Cable Guard (Fiber)

Cable Guard ini dipasang pada rangkaian Grundfos


Electrical Motor Submersible Pump berfungsi sebagai
pelindung kabel supaya tidak terjadi gesekan kabel
dengan casing. Cable Guard ini dipasang pada rangkaian
pompa.

Gambar 3.23 Cable guard


Sumber : Dokumen Pribadi

g. Cable Band (Kawat Tembaga)

Alat ini berfungsi sebagai pengikat cable guard


dengan rangkaian dan sebagai penahan kabel dengan
tubing.

Gambar 3.24 Cable band


Sumber: Dokumen Pribadi
101

h. Tang Crimping

Tang Crimping ini berfungsi untuk mengkoneksikan


sambungan kabel, kabel dengan skun atau verbending
sok, dengan cara di-jepit atau di-press agar tersambung
jadi satu.

Gambar 3.25 Tang Crimping


Sumber : Dokumen Pribadi

i. Pisau Cutter
Pisau Cutter disini berfungsi untuk membuka atau
mengupas kabel yang akan digunakan nantinya.

Gambar 3.26 Pisau Cutter


Sumber : Google
102

j. Lem Kabel
Lem kabel ini adalah lem yang dibuat khusus untuk
menambal (cor) isolasi kabel yang bocor dan pada
sambungan kabel agar kedap air. Lem ini bernama
cellpack produksi Rusia.

Gambar 3.27 Lem Kabel


Sumber: Dokumen Pribadi

k. Electrical Tape (Isolasi Kabel)


Electrical Tape (Isolasi Kabel) adalah jenis lakban
atau isolasi yang sering digunakan untuk menutup
sambungan instalasi kabel. Terbuat dari bahan seperti
karet, sesuai dengan kegunaannya lakban ini memiliki
ketahanan panas tertentu tergantung jenis lakbannya.

Gambar 3.28 Isolasi Kabel


Sumber : Dokumen Pribadi
103

l. Drawwork
Drawwork adalah alat yang penting dari suatu unit
pengeboran dan maintenance. Berfungsi sebagai alat
bantu untuk mempermudah mengangkat beban yang
berat. Karena melalui drawwork ini seorang driller dapat
melakukan dan mengatur operasi unit pengeboran dan
maintenance. Drawwork akan berputar bila
dihubungkan dengan prime mover (mesin penggerak).

Gambar 3.29 Drawwork


Sumber : Dokumen Pribadi

m. Hook
Hook adalah alat yang berfungsi untuk
menggantungkan rangkaian pipa kolom selama proses
penarikan dari dalam sumur Iodium.
104

Gambar 3.30 Hook


Sumber: Dokumen Pribadi

n. Wire Line (Katrol)


Wire Line (Katrol) adalah klem (penjepit) yang
ditempatkan (digantungkan) pada salah satu sisi hook
dengan elevator links. Katrol berfungsi untuk menjepit
atau memegang bagian pipa kolom sehingga dapat
dimasukkan atau dikeluarkan ke dan dari lubang bor.

Gambar 3.31 Wire Line (Katrol)


Sumber: Dokumen Pribadi

o. Pipe Wrench (Kunci Pipa)


Kunci pipa digunakan untuk melepas dan
memasang pipa dengan sambungan ulir atau untuk
105

memegang benda silindris lainnya. Konstruksinya


hampir sama dengan kunci inggris yaitu mempunyai
rahang diam dan rahang geser serta ulir penyetel.
Perbedaanya pada kedua rahang kunci pipa mempunyai
gerigi untuk menahan pipa supaya tidak bergeser/lepas
saat dijepit oleh kunci.

Gambar 3.32 Pipe Wrench (Kunci Pipa)


Sumber: Dokumen Pribadi

10. Prosedur Dalam Melakukan Perawatan Dan


Pemelihaaraan

a. Mobilisasi alat dan bahan

Pengangkutan semua komponen dari pabrik menuju


lokasi sumur Iodium WD-13 menggunakan kendaraan
Truck. Semua alat dan bahan yang diangkut
menggunakan truck harus diamankan dengan tali, rantai,
sling, atau jaring yang layak untuk mengamankan
muatan selama transportasi.

b. Pemasangan Wire Line (Katrol)

Wire Line (Katrol) dipasang untuk mempermudah


proses pembongkaran dan pemasangan pipa dan pompa.
106

Gambar 3.33 Pemasangan Wire Line (Katrol)


Sumber : Dokumen Pribadi

c. Meng-OFFkan Sumber Kelistrikan

Meng-OFF kan sumber kelistrikan pompa bertujuan


agar proses perawatan dan pemeliharaan lebih terjaga
keamanannya. Setelah meng- OFF kan sumber
kelistrikan, kemudian bongkar kabel daya motor MS6000
dari panel.

d. Pembongkaran Peralatan
1) Melakukan pembongkaran Well Head (Kepala
Sumur) dengan menggunakan Pipe Wrench (Kunci
Pipa).
2) Proses pengangkatan pipa kolom (3 inch) sebanyak
61 batang + elemen pompa SP30/31 dan motor
MS6000 dari dalam sumur ke permukaan sumur
dengan menggunakan Wire Line (Katrol).
3) Setelah pipa kolom terangkat bersamaan dilakukan
pelepasan kabel motor MS6000 satu persatu dari
body pipa kolom.

e. Menaikkan pompa submersible.


Sebelum melakukan kegiatan perawatan pompa,
ada hal yang perlu di lakukan terlebih dahulu, yaitu
107

menaikkan pompa. Untuk menaikkan , langkah-langkah


yang dilakukan adalah:
1) Bongkar head pompa diatas permukaan
2) Angkat pipa yang terhubung dengan pompa dengan
crine. Dengan menghubungkannya ke katrol
3) Gapit dengan penahan pipa.
4) Angkat pipa dan pisahkan sambungan dari pipa satu
–persatu.
5) Lakukan pengangkatan satu perstu hingga pompa
dapat terangkat kepermukaan.

Gambar 3.34 Pengangkatan Pipa


Sumber : Dokumen Pribadi

Setelah pompa berhasil diangkat naik kepermukaan,


barulah kegiatan pemeliharaan pompa dapat dilakukan.

f. Pengecekan Tahanan Isolasi Kabel

Pengecekan dilakukan menggunakan Insulation


Tester (Megger) di 6 jalur kabel NYY 1x35 mm2 0.6/1
(1.2 Kv) Merk Supreme. Standart pengecekan tahanan
isolasi adalah1000 ohm dikali tegangan listrik yang
dialiri penghantar. Cara pengecekan kebocoran kabel
dengan menggunakan media air. Dan jika kabel
tersebut pada saat didalam air menunjukkan
108

pengukuran megger 0 ohm maka dapat dipastikan


terjadi kebocoran. Adapun tujuan dari pemeriksaan
tahanan isolasi antara lain:

1) Untuk mengetahui apakah terdapat short circuit


pada kabel-kabel yang terhubung dengan motor.
2) Untuk mengetahui kondisi lilitan pada motor
listrik apakah masih baik atau tidak.

Gambar 3.35 Pengecekan Tahanan Isolasi Kabel NYY


Sumber : Dokumen Pribadi

g. Pengecekan Electrical Motor MS 6000


1) Pengecekan Kelistrikan (Tegangan. Arus, dan Tahanan
Isolasi)

Pengecekan Electrical Motor MS 6000 yaitu dengan


cara mengindikasikan besar kecilnya tahanan isolasi pada
motor. Standart tahanan isolasinya adalah 1000 ohm (dari
lilitan ke body) dan tahanan antar ujung kumparannya
adalah 0,5ohm. Jika tahanan lilitan ke bodynya kurang dari
1000 ohm, maka motor wajib diganti. Putaran motor juga
diperiksa agar dapat berputar bebas (free rotation).
Pastikan semua plug dan drain pada motor diperiksa
apakah sudah terpasang dengan benar. Dan terakhir test
109

tekanan untuk memastikan apakah ada kebocoran. Berikut


adalah cara pemeriksaan motor dan kabel secara detail

Tabel 3.2 Pemeriksaan Motor Dan Kabel


Sumber: Data Praktik Industry 2019

NO CEK GAMBAR CARA INDIKASI

Ketika motor mulai


a. Ukur
ada beban, tegangan
tegangan antar
harus berada dalam
fasa
kisaran standart
menggunakan
yang sudah
voltmeter. Pada
ditentukan.
motor 1 fasa
Pada sambungan
ukur antara
listrik motor dapat
Tegan tegangan fasa
terbakar jika variasi
gan dan netral atau
tegangan yang lebih
1 Suppl antara dua fasa,
besar dari pada
y tergantung pada
variasi tegangan
jenis supplynya.
nominalnya, maka
b. Hubungkan
hal tersebut
voltmeter ke
menunjukkan power
terminal pada
supplay yang buruk,
pelindung
dan pompa harus
motor pemutus
dihentikan sampai
sirkuit.
kerusakan
diperbaiki.
110

NO CEK GAMBAR CARA INDIKASI

Pada motor tiga fasa,


perbedaan antara
arus fasa tertinggi
dan arus fasa
terendah tidak boleh
melebihi 5%. Jika
demikian, atau jika
Ukur arus tiap arus melebihi rating
fasa ketika arus yang
pompa ditentukan, maka
beroperasi ada kemungkinan
dalam keadaan kesalahan berikut:
konstan (jika  Koneksi yang
memungkinkan, buruk kabel,
Konsu
pada saat motor kemungkinan
2 msi
bekerja dalam terjadi pada
Arus
keadaan sambungan kabel.
berbeban).  Jika kontak dari
Untuk nilai pemutus sirkuit
operasi arus motor (proteksi)
maksimum, bisa terbakar. Segera
dilihat di ganti kontak atau
nameplate. kotak kontrol
untuk
pengoperasian 1
fasa.
 Jika tegangan
suplai terlalu
tinggi atau terlalu
rendah,
111

NO CEK GAMBAR CARA INDIKASI

Lilitan motor akan


short circuit dan
menyebabkan
salah satu fasa
terputus.
 Kerusakan pada
pompa
menyebabkan
motor kelebihan
beban. Maka dari
itu tarik keluar
pompa untuk
dilakukan
Overhaul.
 Nilai resistansi
pada lilitan motor
menyimpang
terlalu besar (tiga
fase). Maka dari
itu, pindahkan fasa
agar beban lebih
seragam.
Pada no 3 dan 4: Pengukuran tidak diperlukan ketika tegangan
suplai dan konsumsi arus dalam keadaan normal.
Lepaskan kabel Untuk motor tiga
Lilitan
daya Submersible fasa, deviasi antara
Resist
3 dari pemutus nilai tertinggi dan
ansi
sirkuit motor nilai terendah tidak
(proteksi). Ukur boleh melebihi 10%.
112

NO CEK GAMBAR CARA INDIKASI

lilitan resistansi Jika deviasi lebih


antara kabel tinggi, tarik keluar
daya. pompa. Ukur motor,
kabel motor dan
drop kabel secara
terpisah. Perbaiki
atau ganti bagian
yang rusak. Catatan:
lilitan motor 1 fasa 3-
kawat akan
mengasumsikan nilai
resistensi terendah.

Lepaskan kabel
daya Submersible
Jika nilai tahanan
dari pemutus
resistansi kurang
sirkuit motor
dari 0,5 MΩ, pompa
(proteksi). Ukur
harus ditarik keluar
Tahan tahanan isolasi
untuk perbaikan
4 an tiap fasa ke
motor atau kabel hal
Isolasi bumi (ground).
tersebut dilakukan
Pastikan
untuk menentukan
sambungan
nilai lain untuk
ground
tahanan isolasi.
tersambung
dengan baik.
113

h. Pemeliharaan Kondisi Fisik Electrical Motor


1) Pengecek Kondisi Cairan Motor

Cairan pendingin merupakan cairan yang


berfungi sebagai isolator dan penyerap panas saat
motor bekerja. Cairan pendingin tersebut mempunyai
spesifikasi tertentu yang biasanya sudah ditentukan
oleh pabrik yaitu berwarna jernih tidak mengandung
bahan kimia, dielectric strength tinggi, lubricant dan
tahan panas.

Cairan pendingin yang diisikan akan mengisi


semua celah-celah yang ada dalam motor, yaitu antara
rotor dan stator. Panas yang ditimbulkan oleh putaran
rotor akan dipindahkan ke housing motor melalui
media cairan pendingin tersebut, untuk selanjutnya
dibawa ke permukaan oleh fluida sumur. Untuk
mendapatkan pendinginan yang sempurna maka
pemasangan ESP unit sangat dianjurkan diatas
perforasi untuk memastikan fluida yang masuk ke
intake melewati seluruh housing motor. Berikut cara
Pengecekan kondisi Cairan Motor:

a) Periksa level cairan motor apakah masih


memenuhi standart yang ditentukan.
b) Lubang pengisian cairan motor ditempatkan
di bagian atas motor.
c) Posisikan motor sebesar 45˚ menghadap ke
atas.
d) Sekrup pengisi harus berada pada titik
tertinggi motor.
e) Lepaskan sekrup dari lubang pengisian.
114

f) Suntikkan cairan ke motor dengan jarum


suntik pengisian sampai cairan mengalir
keluar dari lubang pengisian.
g) Pasang kembali sekrup di lubang pengisian
dan kencangkan dengan aman sebelum
mengubah posisi motor.

Gambar 3.36 Pengecekan Kondisi Cairan Motor


Sumber : Dokumen Pribadi

2) Pembersihan Zat Besi (Fe) dan Mangan (Mn)

Zat besi dan mangan merupakan suatu zat yang


terkandung pada air baku dan membuat air menjadi
keruh. Kedua zat tersebut dalam jangka watu tertentu
akan menempel dan mengendap pada motor penggerak,
unit pompa, serta pipa. Apabila kondisi seperti ini
didiamkan dalam jangka waktu yang lama, maka
endapan akan memutupi impeller dan pipa sehingga
debit air yag dihasilkan berkurang.

Cara membersihkan zat besi dan mangan ini, pertama-


tama pompa di bongkar, kemudian zat-zat kotoran
tersebut cukup dibersihkan menggunakan obeng minus
dan air mengalir.
115

Gambar 3.37 Proses Membersihkan Kotoran Fe


Sumber : Dokumen Pribadi

3) Penyambungan Kabel CSS dan NYY

Penyambungan dilakukan di 6 kabel NYY ke 2 jalur


kabel CSS. Kabel CSS berisi 3 buah pejal (fasa R,S,T) harus
diclamp terlebih dahulu sebelum di sambung dengan kabel
NYY. Setelah di clamp, maka sambung 3 jalur kabel NYY
dengan 1 jalur kabel CSS. Penyambungan dilakukan dengan
cara kabel dimasukkan ke dalam pipa kemudian dicor
(ditambal) mengunakan lem cellpack.

Gambar 3.38 Proses Clamp Kabel CSS


Sumber : Dokumen Pribadi
116

4) Penambalan pada sambungan Kabel NYY

Penambalan akan dilakukan dengan LEM khusus


bernama cellpack. Sebelum melakukan penambalan, kabel
Selama penambalan kabel harus harus diclamp terlebih
dahulu. Setelah dipastikan clamp sudah rapat maka kabel
siap untuk di tambal ( di cor). Selama proses penambalan
harus dipastikan bahwa tidak ada gelembung yang keluar
saat lem sudah dituangkan.

Gambar 3.39 Penuangan Lem Cellpack ke pipa sambungan kabel


Sumber : Dokumen Pribadi

5) Pemasangan Kabel Type CSS ke Motor

Pemasangan kabel Type CSS Tube CS-2(X)VW-


1OFT125C(∅30) ke motor harus dipastikan bahwa
kondisi kabel dalam keadaan baik. Setelah kabel power
tersambung ke motor, maka lakukan pengukuran
kembali pada tahanan isolasinya.
117

Gambar 3.40 Proses Penyambungan Kabel ke Motor


Sumber: Dokumen Pribadi

i. Perawatan Pompa SP30/31


1) Pengecekan pompa SP30/31
Pengecekan pompa SP30/31 yaitu dengan cara
melepas komponen dari pompa tersebut yaitu chamber dan
impeller. chamber dan impeller dilepas dari as yang
menghubungkan ke motor. langkah-langkah yang dilakukan
adalah:
a) Lepas pelindung pompa dan pelindung
kabel, pelepasannya dilakukan dengan
menggunakan obeng, dan putar berlawanan
arah jarum jam.
b) Pisahkan pompa dengan motor, dengan
melepas sambungan poros, Proses
penguraian dimulai dengan membuka tutup
filter berlubang di saluran masuk,
melindungi perangkat dari zilivanija dan
memukul pasir.
c) lepas poros dari motor listrik Dari poros
motor listrik, semua mesin cuci, cakram dan
impeller dengan impeller dilepas secara
berurutan. Untuk melepaskan sebuah
impeller, jadi saat membongkarnya harus
118

diletakkan pada permukaan padat dengan


urutan yang sama.
d) lepaskan mesinnya
e) Kemudian lepas kabel , tutup kompartemen
mesin dibuka dan dilepas dari rumahan
pompa.
f) Setelah pembongkaran lengkap perangkat,
Anda bisa membersihkan dan membilas
impeller, semua bagian dan bagian tubuh
dari dalam. Dengan melepas impheler dan
chamber dari poros.

Gambar 3.41 Pengecekan PompaSP30/31


Sumber: Dokumen Pribadi

2) PelepasanChamber dan Impeller


a) lepaskan tahanan penahan paling atas
b) copot chamber dari poros
c) lepaskan impheler dengan
mengendurkannya dengan kunci inggris
berlawanan jarum jam, tahan putaran
dengan linggis kecil
d) lakukan semua proses ini sampai semua
chamber dan impheller terlepas.
119

Gambar 3.42 Proses Pelepasan Chamber dan Impeller


Sumber: Dokumen Pribadi

3) Pembersihan pompa

Cara membersihan komponen pompa (Poros, chamber


dan impeller) adalah dengan menggunakan solar kemudian
di gosok menggunakan sikat besi supaya kerak yang
menembel pada body chamber dan impeller meluruh. Jika
ada chamber dan impeller yang rusak maka harus diganti
baru.

Gambar 3.43 Proses Pembersihan Poros, Chamber dan Impellar


Sumber: Dokumen Pribadi
120

4) Setting Pompa

Pompa harus disetting sesuai dengan kebutuhan.


Arus pada pompa harus dicek menggunakan avometer
untuk mengidentifikasi jika arus semakin kecil, maka
pompa layak digunakan. Pengecekan arus dilakukan
pada saat kondisi berbeban dan tidak berbeban.

5) Menyambung Pompa dan Electro Motor

Pompa dan motor harus disambung menggunakan


tuas As. Hal tersebut bertujuan untuk menggerakkan
chamber dan impeller yang ada di dalam pompa.

Gambar 3.44 Pompa sudah tersambung ke Electro Motor


Sumber: Dokumen Pribadi

6) Perakitan kembali pompa.


Poros, Chamber dan Impeller harus dirakit
kembali. Proses awal dengan memasang kemabali
impeller ke poros dan kemudian chamber.
121

Gambar 3.45 Perakitan kembali pompa.


Sumber : Dokumen Pribadi

7) Mengembalikan Semua Peralatan ke Bawah Permukaan


a) Ketika pompa sudah dipastikan siap pakai
(sudah dipasang chamber dan impeller), maka
langkah selanjutnya yaitu memasukan kembali
ke dalam sumur dan memasang kembali pipa
kolom. Proses pengembalian pipa ke dalam
sumur menggunakan bantuan Wire line (Katrol)

Gambar 3.46 Proses memasukkan pipa kolom ke sumur


Sumber: Dokumen Pribadi
122

b) Selama proses penyambungan pipa kolom,


bersamaan juga dengan pengikatan 6 jalur kabel
electro motors ke badan pipa kolom
menggunakan kawat besi dan kabel tersebut
ditutup dengan fiber agar kabel tetap aman.

Gambar 3.47 Pengikatan 6 jalur kabel electro motors


Sumber : Dokumen Pribadi

c) Pada saat penyambungan pipa kolom satu


persatu 6 jalur kabel electro motors harus selalu
dicek tahanan isolasinya.
d) Pasang kembali kepala sumur menggunakan
pipe wrench (kunci pipa).

j. Pengecekan Kelistrikan setelah Perbaikan


a) ON kan sumber kelistrikan pompa dan ukur
tegangan, arus dan frekuensi ketika keadaan
berbeban dan tidak berbeban.
b) Pasang pagar pembatas zona sumur.
123

k. Masalah Yang Sering Terjadi Pada Grundfos Electrical


Motor Submersible Pump dan Cara Menanganinya

Tabel 3.3 Masalah Yang Sering Terjadi Pada Grundfos


Electrical Motor Submersible Pump dan Cara
Menanganinya

No Kesalahan Penyebab Tindakan Perbaikan


Ganti sekering yang
terputus. Jika yang baru
Sekering
meledak juga, periksa
putus
instalasi listrik dan kabel
drop Submersible.
ELCB yang
dioperasikan
Potong di pemutus
dengan
sirkuit.
tegangan
terputus.
Pompa Tidak ada Hubungi perusahaan catu
1 tidak catu daya. daya.
berjalan. Pengaman Reset pengaman motor
motor pada pada Circuit Breaker
Circuit (secara otomatis atau
Breaker mungkin secara manual).
terputus. Periksa tegangan yang
terputus.

Pengaman
motor pada Ganti pengaman motor
Circuit pada Circuit
Breaker atau Breaker/Kontaktor.
kontaktor
124

No Kesalahan Penyebab Tindakan Perbaikan


rusak.
Memperbaiki atau
Perangkat
mengganti perangkat
starter rusak.
starter.
Sirkuit
Kontrol
mengalami Periksa Instalasi listrik.
gangguan
atau rusak.
Kabel drop
pompa atau Perbaiki atau ganti
submersible pompa atau kabel.
rusak.
Katup
Buka katupnya.
pembuangan
tertutup.
Tidak ada
air/air
Meningkatkan kedalaman
Pompa terlalu
instalasi pompa
berjalan rendah di
tetapi tidak lubang bor
2 keluar air. Katup non-
return Tarik keluar pompa dan
terjebak bersihkan atau ganti
dalam posisi katup
tertutup
Saringan
Tarik keluar pompa dan
penghisap
bersihkan saringan
macet
125

No Kesalahan Penyebab Tindakan Perbaikan

Perbaiki atau ganti


Pompa rusak
pompa
Tarikan Meningkatkan kedalaman
lebih besar instalasi pompa, sumbat
dari yang pompa atau instal pompa
telah dengan kinerja yang lebih
diantisipasi kecil.
Hidupkan pompa dan
Arah rotasi
ukur debit air dan
yang salah
kualitas air
Katup dalam
Pompa pipa
bekerja pembuangan Bersihkan atau ganti
dengan sebagian katup.
3 tertutup/ters
kinerja
yang umbat.
kurang. Pada pipa
pembuangan
sebagian
Bersihkan atau ganti pipa.
terhalang
oleh kotoran
(bebatuan).
Pada katup
non-Return Tarik keluar pompa dan
dari pompa Bersihkan atau ganti
sebagian katup.
diblokir.
126

No Kesalahan Penyebab Tindakan Perbaikan


Pada pompa
dan pipa
Tarik keluar pompa dan
riser
Bersihkan atau
sebagian
menggantinya. Bersihkan
terhalang
pipa.
oleh kotoran
(bebatuan).
Pompa Perbaiki atau ganti
Rusak pompa.
Kebocoran Periksa dan perbaiki
pada pipa pipa.
Pipa riser
Ganti pipa.
rusak
Meningkatkan diferensial.
Saklar Tekanan tidak boleh
diferensial berhenti melebihi tekanan
tekanan operasi tangki, dan
antara Start tekanan awal harus
dan stop cukup tinggi untuk
terlalu kecil. memastikan pasokan air
Frekuensi
cukup.
pada saat
4 Level Sesuaikan level elektrode
start dan
elektroda air / sakelar level untuk
stop.
atau level memastikan waktu yang
switch tepat antara Cutting-in
reservoir dan Cutting-out dari
belum pompa. Lihat petunjuk
terinstal pemasangan dan
dengan pengoperasian untuk
benar. Sakelar elektroda /
127

No Kesalahan Penyebab Tindakan Perbaikan


sakelar level. Jika interval
antara stop/start tidak
dapat diubah secara
otomatis, kinerja pompa
dapat dikurangi dengan
pelambatan katup
pembuangan.
Katup non-
Return bocor Tarik keluar pompa dan
atau terjebak Bersihkan atau ganti
setengah katup.
terbuka.
Sesuaikan tekanan
Tekanan
precharge tangki sesuai
precharge
dengan petunjuk
tangki terlalu
pemasangan dan
kecil.
pengoperasian.
Meningkatkan kapasitas
Tangki tangki dengan mengganti
terlalu kecil. atau melengkapi dengan
tangki lain.
Diafragma
Periksa Diafragma tangki.
tangki rusak.
128

“Halaman sengaja dikosongkan”

Anda mungkin juga menyukai