Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

Praktikum Fenomena Dasar Mesin

Dosen Pembimbing :

I Made Arsana, s.pd,M.T

Oleh :

Jefri Doni LG (16050754050)

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK MESIN

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK MESIN – KONVERSI ENERGI

2019
LAPORAN PRAKTIKUM

A. Judul Eksperimen
variasi Temperatur Fluida Masuk Pada Radiator Trainer
B. Tujuan praktikum
 Untuk mengetahui dan menjelaskan definisi temperature
 Untuk menjelaskan definisi kapasitas kalor
 Menjelaskan pengaruh temperature fluida masuk
 Menganalisa pengaruh variasi temperature fluida masuk terhadap
kapasitas penukar panas radiator berdasarkan data hasil eksperimen
C. Alat dan bahan
a) 1 unit radiator trainer
b) 1 buah toolbox, stopwatch, busur, instrument pengambilan data
c) Majun
D. Keselamatan kerja dan SOP
a. Keselamatan kerja.
a) Gunakan peralatan pengujian sesuai dengan fungsinya
b) Ikutilah instruksi dari instruktur ataupun langkah kerja yang tertulis
pada lembar kerja
c) Mintalah ijin kepada instruktur bila akan melakukanpekerjaan yang
tidak tertulis pada sop pengujian
b. Sop
a) Langkah awal
1) Memastikan kapasitas fluida dalam tangki (heater harus terendam
oleh fluida)
2) Memastikan semua katup dalam kondisi terbuka penuh
3) Memastikan arus listrik sudah tersambung pada stop kontak
4) Menghidupkan saklar mcb pada kondisi “on”
5) Menghidupkan display thermocontrol sdalam posisi “on”
kemudian atur besaran temperature fluida dalam tangki hingga
mencapai temperature
40 ᵒc
6) Menghidupkan switch heater dalam posisi on
7) Setelah display thermochontrol Menunjukkan besaran
temperature fluida dalam tangkisebesar 40ᵒ c , hidupkan switch
motor listrik pada posisi on
8) Radiator trainer kondisikan bersirkulasi selama 5 menit
9) Menghidupkan switch kipas pendingin dalam posisi on
10) Memastikan alat ukur temperature fluida (thermocontrol), laju
aliran fluida (flowmeter) dan tekanan (pressure gauge) dalam
kondidi terkaliberasi
E. Langkah Kerja
a. Langkah utama
1) Menyiapkan alat oengujian sesuai dengan langkah awal
2) Memposisikan switch motor listrik, dan switch kipas pendingin
dalam posisi off
3) Mengatur temperature pad tangki fluida T tangki untuk
memperoleh temperature fluida masuk Tin yang sesuai dengan
variasi pengujian dan menunggu temperature mencapai kondisi
konstan (tidak berubah-ubah).
4) Memposisikan switch motor listrik, dan switch kipas pendingin
dalam posisi on
5) Mencatat hasil erja eksperimen variasitemperatur fluida masuk
pada thermocontrol dan tekanan pipa in dan out pada pressure
gauge
b. Langkah akhir
1) Untuk beberapa saat radiator trainer dipertahankan bersirkulasi.
2) Secara bergantian display thermocontrol, switch heater, switch
motor listrik, switch kipas pendingin dalam posisi off
3) Memutus arus listrik pada stop kontak
4) Setelah selesai kembalikan alat dan bahan yang telah digunakan
ketempat semula
5) Bersihkan tempat kerja
1) Kerjakan tugas 3.
F. Uraian materi
1. Kapasitas penukar panas
Menurut arsana (2001:105) , kapasitas penukar panas adalah panas total
yang dipindahkan oleh alat penukar panas. Panas yang dilepas oleh setiap
elemen dapat dibet dengan Q, dan selanjutnya dilakukan penjumlahan
dengan semua Q.

2. Sistem Aliran Fluida Dlam Pipa


Sesuai dengan klasifikasinya aliran fluida dapat dibagi menjadi dua, yaitu
aliran internal dan eksternal. Dalam pipa terjadi aliran , yaitu dimana
aliran fluida dibatasi oleh permukaan zat padat (dinding). Biasanya control
volume yang digunakan untuk aliran ini batasannya adalah benda padat
yang menghimpit aliran fluida tersebut. Contoh yang paling mudah adalah
aliran air dalam pipa.
Didalam aliran fluida dalam pipa, profil kecepatan di hulu dengan hilir
tidaklah sama. Dari hulu, proful kecepatan fluida merata (uniform) sedikit
demi sedikit akan berubah menjadi bentuk parbolik di hilir akibat adanya
gesekan dengan bidang pipa. Daerah berkembangnya profi; kecepatan dari
linier di hulu menjadi parabolic disebut entrance region, sedangkan daerah
profil kecepatan berbentuk parabolic disebut fully defeloped region

3. Persamaan perpindahan panas


Fluida mengalir dari tangki dan bersirkulasi dalam radiator. Jumlah
kalor yang diserap atau dilepaskan adalah sebanding dengan perubahan
temperature dan masa benda tersebut. Secara sistematis, untuk menghitung
panas yang dilepaskanoleh fluida dapat diketahui dengan persamaan
(incropera, 2011 : 17)

Q = 𝑀̇.Cp.∆T

Keterangan :
Q = laju perpindahan panas (watt)
𝑀̇ = laju aliran massa (kg/s)
Cp = kalor spesifik (J/Kg.K)
Tin = temperature fluida masuk (K)
Tout = temperature fluida keluar (K)

Untuk menghitung panas yang dilepaskan fluida kita harus mengetahui


jumlah𝑀̇ dan Cp berlaku persamaan sebagai berikut:
a) Persamaan kontinuitas
Menurut manson (2009:239-240), laju perubahan terhadap waktu dari
masa system adalah jumlah dari dua kuantitas volume atur, yaitu laju
perubahan terhadp waktu dari masa kandungan volume atur.

Apabila aliran tunak (steady), maka seluruh sifat medan (yaitu sifat
dari suat titik tertentu), termasuk kecepatan tetap konstan terhadap
waktu, dan laju perubahan terhadp waktu dalam massa kandungan
volume atur adalah 0, atinya.

4. Temperatur
Menurut kanginan (2013:324), temperature adalah derajat panas dingin
suatu benda yang diukur oleh thermometer, sedangkan kalor adalah suatu yang
mengalir dari benda panas kepada benda yang lebih dingin untuk menyamai
temperaturnya. Kalor merupakan suatu bentuk energy, maka satuan kalor dalam
S.I. adalah joule, satuan kalor lainnya ialah kalori. 1 kalori = 4,18 joule dan 1
joule =0,24 kalori. Sekarang telah anda ketahui bahwa temperature adalah ukuran
energy kinetic rata-ratapartikel (berkaitan dengan gerak-gerak partikel) dalam
suatu benda. Sedangkan dalam ilmu fisika , istilah “kalor” didefinisikan sebagai
energy yang berpindah dari benda yang bertemperatur lebih tinggi ke benda yang
memiliki temperature lebih rendah, ketika kedua benda bersentuhan. Sehingga
dapat kita artikan bahwa, kalor bukanlah jumlah energy yang dikandung dalam
oleh suatu benda. Oleh karena itu, tidaklah tepat jika menyatakan bahwa suatu
benda mengandung kalor.
Secara sederhana, kita dapat menyatakan erbedaan temperature, energi
dalam dan kalor senagai berikut . temperature mempresentasikan energi kinetik
satu molekul zat. Energi dalam adalah ukuran energy seluruh molekul dalam zat.
Sedangkan. Kalor adalah perpindahan sebagian energy dalam dari suatu zat
kerena adanya perbedaan temperature.

2) Kapasitas kalor
Kata “kapasitas” dpat memberikan pengertian yang menyesatkan karena
kata tersebut menyatakan “banyak kalor yang dapat dimiliki oleh suatu benda”
yang dalam ilmu fisika tidak memilikiarti. Arti sebenarnya dari kapasitas kalor
adalah banyak kalor yang diperlukan untuk menaikkan 1 ᵒC
𝑄
C = C = ∆𝑇

Keterangan.
C = kapasitas kalor (J/K)
Q = kalor yang diperlukan (joule)
∆𝑇 = perubahan temperature (K)

3) Pengaruh temperature fluida masuk


Sesuai dengan definisinya temperature merupakan derajat panas dinginnya
suatu benda. Panas dinginnya suatu benda berkaitan dengan energy termal yang
terkandung dalam benda tersebut. Makin besar energy termalnya , semakin besar
temperaturnya. Secara kualitatif, temperature dari suatu benda dapat kita rasakan
pada saat kita menyentuh benda tersebut.

Dalam system pengujian teperatur fluida pada radiator trainer , fluida


yang da pad tangki dipanaskan, kemudian pompa akan didhidupkan sehingga
terjasi sirkulasi pada system radiator trainer . terjadinya sirkulasi menyebabkan
fluida panas dalam tangki tercampur dengan fluida yang ada pada radiator,
sehingga terjadi kesetoimbangan termal yang mengakibbatkan fluida menjadi
hangat. Hal itu terjadi karena pada saat fluida panas bercampur dengan fluida
dingin, fluida panas melepas kalor sehingga temperaturnya turun dan fluida
dingin menyerap kalor sehingga temperaturnya naik.
Dalam proses pengajuan temperature fluida pada radiator trainer , akan
dilakukan eksperimen dengan memvariasi temperatur fluida masuk. Dilakukan
ekperimen variasi tersebut bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
nya terhadap kapoasitas penukar panas radiator.

G. Hasil praktikum
Table 1. sebelum menyala

Keadaan Fan
Radiator
40 39,3 0,7 39,65 4179 75 0,3 0,25 219397,5
sebelum menyala 50 48,1 1,9 49,05 4181 75 0,4 0,3 595792,5
60 58 2 59 4185 60 0,5 0,4 502200

Table 2 . menyala 1 menit

Keadaan Fan
Radiator
40 39 1 39,5 4179 68 0,28 0,25 284172
767631,
menyala 1 menit
50 47,3 2,7 48,65 4181 68 0,4 0,3 6
60 56,7 3,3 58,35 4185 60 0,5 0,4 828630

Table 3 . menyala 5 menit

Keadaan Fan
Radiator
40 37,6 2,4 38,8 4179 60 0,25 0,27 601776
menyala 5 menit 50 47,7 2,3 48,85 4181 60 0,4 0,32 576978
60 54,6 5,4 57,3 4185 60 0,5 0,43 1355940
Table 4 kondisi Tin 40ᵒc

Keadaan Fan
Radiator
sebelum 219397,
menyala 40 39,3 0,7 39,65 4179 75 0,3 0,25 5
menyala 1 menit 40 39 1 39,5 4179 68 0,28 0,25 284172
menyala 5 menit 40 37,6 2,4 38,8 4179 60 0,25 0,27 601776

Table.5 kondisi Tin 50ᵒc

Keadaan Fan
Radiator
sebelum 595792,
menyala 50 48,1 1,9 49,05 4181 75 0,4 0,3 5
767631,
menyala 1 menit
50 47,3 2,7 48,65 4181 68 0,4 0,3 6
menyala 5 menit 50 47,7 2,3 48,85 4181 60 0,4 0,32 576978

Table.6 kondisi Tin 60ᵒc

Keadaan Fan
Radiator
sebelum
menyala 60 58 2 59 4185 60 0,5 0,4 502200
menyala 1 menit 60 56,7 3,3 58,35 4185 60 0,5 0,4 828630
menyala 5 menit 60 54,6 5,4 57,3 4185 60 0,5 0,43 1355940
GRAFIK HUBUNGAN
1600000

1400000

1200000

1000000
Nilai Q

800000

600000 Q

400000

200000

0
40 50 60 40 50 60 40 50 60 40 40 40 50 50 50 60 60 60

Keterangan grafik berurutan dari table 1-6

H. Analisis hasil praktikum

Berdasarkan eksperimen variasi temperature fluida yang masuk . hasil


eksperimen ditampilkan dalam benntuk grafik hubungan antara temperature fluida
masuk (Tin) dan kapasitas penukar kalor (Q). dari hasil tersebut dapat
memunculkan analisa sebagai berikut.

Semakin tinggi suhu yang dimasukkan kepada alat penukar kalor akan
mempengaruhi kapasitas penukar kalor. Suhu berpengaruh kepada semakin
tingginya kapasitas penukar kalor (Q), dimana dengan kenaikan temperatur fluida
40ᵒc, 50ᵒc, 60ᵒc didapatkan angka tertinggi 601776, 767631.2 dan 1355940.

Namun ada beberapa factor yang menyebabkan nilai Q menjadi turun,


yang salah satunya diakibatkan karena didalam pipa terjadi aliran internal, dimana
aliran fluida dibatasi oleh permukaan zat padat.

Didalam pipa fluida memiliki kecepatan dari hulu sampai ke hilir yang
berbeda yang diakibatkan oleh gesekan dalam pipa, yang mana laju aliran masa
ini juga akan berdampak kepada kapasitas penukar panas. Dari table juga terlihat
nilai yang bervariatif dikarenakan dampak menaikkan suhu pada radiator sehingga
mengakibatkan laju aliran masa menjadi tidak akurat.

I. Kesimpulan
Jadi nilai Q di pengaruhi oleh beberapa factor

a. Factor Tin temperature fluida yang masuk ke dalam sistem radiator


b. Factor fan kipas / lamanya waktu fan di hidupkan
c. Factor laju aliran massa fluida
d. Semakin tinggi Tin maka semakin tinggi pula nilai Q.

J. Saran
Dalam penerapan pipa masuk tidak disambungkan ke pipa keluar dikarenakan
dapat berpengaruh terhadap kesetabilan temperature. karena saat Tout mau masuk
ke dalam tabung fluida maka sedikit banyaknya akan terpengaruh dari fluida Tin.
karena terjadinya perpindahan panas di sebabkan adanya perbedaan temperature
jadi secara otomatis temperature fluida di pipa Tout akan ikut ke pipa Tin

Anda mungkin juga menyukai