KONSEP DIAGNOSIS
TUJUAN
Pembelajaran Umum
Setelah Menyelesaikan Pembelajaran diharapkan mahasiswa mampu memahami
Konsep diagnosis
TUJUAN
Pembelajaran Khusus
Setelah menyelesaikan Pembelajaran diharapkan mahasiswa mampu :
a. Menjelaskan Pengertian diagnosis Keperawatan
b. Menjelaskan tujuan diagnosis keperawatan
c. Mengeje;aslam ;angka- langkah dalam menentukan diagnosis keperawatan
d. Merumuskan pernyataan diagnosis keperawatan
e. Membedakan tipe- tipe diagnosis keperawatan
f. Membedakan dagnosis keperawatan dan masalah kolaboratif
g. Menyusun dokumentasi diagnosis keperawatan
Uraian Materi
A. Pengertian Diagnosis Keperawatan
1. Pernyataan yang menggambarkan respons manusia (keadaan sehat atau perubahan
pola interaksi actual/potensial) dari individu atau kelompok tempat perawat secara
legal mengidentifikasi dan perawat dapat memberikan intervensi secara pasti untuk
menjaga status kesehatan atau untuk mengurangi, menyingkirkan, atau mencegah
perubahan.
2. Penilaian klinis tentang respons individu, keluarga, atau komunitas terhadap masalah
kesehatan atau proses kehidupan actual ataupun potensial sebagai dasar pemilihan
intervensi keperawatan untuk mencapai hasil tempat perawat bertanggung jawab.
B. Tujuan Diagnosis Keperawatan
1. Tujuan diagnosis keperawatan adalah memungkinkan perawat untuk menganalisis dan
mensintesis data yang telah dikelompokkan di bawah pola kesehatan.
2. Diagnosis keperawatan digunakan untuk mengidentifikasi masalah, factor penyebab
masalah, dan kemampuan klien untuk dapat mencegah atau memecahkan masalah.
Pada dasarnya, diagnosis sejahtera digunakan hanya pada kasus yang berfokus pada
perbaikan fungsi dan tujuannya adalah kemajuan dari satu tingkat kesejahteraan ke
tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi. Carpenito (1995) memberikan dua syarat yang
menunjukkan pembenaran untuk menegakkan diagnosis keperawatan sejahtera : (1)
keinginan untuk mencapai kesejahteraan yang lebih tinggi; (2) status atau pola fungsi
dalam keadaan efektif. Syarat ini mengharuskan bahwa jika masalah yang diangkat
merupakan kekuatan klien, faktor yang berhubungan harus menunjukkan kekuatan juga
(bila diagnosis keperawatan sejahtera dinyatakan dalam dua bagian). Jika tidak, diagnosis
masih pada perilaku negative atau deficit.
Stolte (1994) menyatakan bahwa diagnosis keperawatan sejahtera sebagai suatu
kesimpulan dari pengkajian data yang berfokus pada pola kesejahteraan, respons
kesehatan, atau kekuatan klien. Pendekatan proses berfokus pada perolehan tingkah laku
sehat yang progresif atau pencapaian tugas perkembangan. Pendekatan ini mencakup
situasi ketika perawat membantu klien menyelesaikan transisi perkembangan, mencapai
tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi, atau mencapai kondisi sejahtera. Hal ini juga
member pengakuan dan kredibilitas pada posisi keperawatan dalam situasi tersebut.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa diagnosis keperawatan sejahtera
dapat dituliskan dalam satu atau dua bagian. Bila etiologi dapat diidentifikasi, pernyataan
dituliskan dalam dua bagian (problem dan etioligi). Dengan demikian, tindakan
keperawatan diarahkan untuk meningkatkan kondisi yang menjadi diperdebatkan antara
lain adalah sebagai berikut.
1. Masalah keperawatan yang bersifat negatif atau deficit sudah banyak sehingga
penggunaan diagnosis sejahtera menempatkan tanggung jawab tambahan pada sumber
daya yang saat ini sangat terbatas.
2. Klien yang tidak memiliki masalah tidak memerlukan asuhan keperawatan.
3. Hanya sedikit reward yang tersedia saat ini untuk perawatan kesejahteraan.
Penjelasan tentang keberatan tersebut di atas adalah sebagai berikut. Sebuah
kombinasi antara diagnosis keperawatan berorientasi kesejahteraan dan berorientasi
masalah bermanfaat ketika klien mengalami penyakit akut atau kronik. Pada umumnya,
klien yang berpenyakit akut membawa banyak kekuatan dan pengalaman masa lalu untuk
memunculkan kemampuan mereka menghadapi penyakit pada saat ini. Kenyataannya
klien memiliki respons sehat lebih banyak daripada respons tidak sehat.
Identifikasi kekuatan yang dimiliki klien memberikan bukti tentang kemampuan
koping masa lalu dan mendorong pengakuan bahwa klien dapat menangani situasi saat
ini. Dengan demikian, kekuatan ini bukan hanya satu bagian dari diagnosis, melainkan
ada peran serta perawat secara aktif untuk memudahkan perkembangan lebih lanjut dan
menggunakan kekuatan yang dimiliki klien merupakan kompetensi dan keunikan klien
yang perlu dimasukkan dalam rencana tindakan keperawatan.
Jika ada keberatan karena klien yang tidak bermasalah, kita kembalikan bahwa
fungsi penting diagnosis keperawatan adalah untuk memfokuskan pada tugas
perkembangan/pendewasaan yang perlu diselesaikan selama beragam transisi kehidupan.
Klien dapat menyelesaikan tugas ini tanpa bantuan perawat, tetapi dalam masyarakat
yang dinamis, beberapa orang kekurangan dukungan sosial, mengalami stres yang tinggi,
dan kekurangan sumber daya. Dengan dukungan sosial dan sumber daya yang lain,
seperti pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan koping yang adaptif, akan
memudahkan klien untuk menyelesaikan tugas perkembangan ini. Dengan demikian,
tugas tersebut dapat dicapai lebih cepat dan atau dengan stres yang lebih rendah.
Penjelasan untuk hambatan yang ketiga memang sampai saat ini tidak semua rumah
sakit mempunyai kebijakan yang sama dalam hal reward dari diagnosis keperawatan
yang diangkat, tetapi secara tidak langsung jumlah diagnosis keperawatan yang
ditegakkan akan memengaruhi nilai angka kredit yang dipakai untuk kenaikan pangkat.
Walaupun masih ada pro dan kontra tentang penggunaan diagnosis ini, mengingat
keuntungan-keuntungan yang diperoleh, sebaiknya perlu dipertimbangkan untuk
diaplikasikan di tatanan praktis. Mahasiswa keperawatan juga perlu berlatih untuk selalu
dapat mengidentifikasi kekuatan klien sehingga dapat memunculkan diagnosis
keperawatan sejahtera.
F. Masalah Kolaboratif
Masalah kolaboratif adalah komplikasi fisiologis yang diakibatkan oleh
pathofisiologi, berhubungan dengan pengobatan, dan situasi yang lain, tugas perawat
adalah memonitor untuk mendeteksi status klien, dan berkolaborasi dengan tim medis.
Label : Potensial Komplikasi.
Tugas perawat : memonitor untuk mendeteksi status pasien dan kolaborasi dengan
tenaga medis.
Contoh masalah kolaboratif.
1. PK hipoglikemi.
2. PK perdaraha.
3. PK sepsis.
PERBEDAAN DIAGNOSIS KEPERAWATAN DENGAN MASALAH
KOLABORATIF
Masalah kolaboratif Diagnosis Keperawatan
Disusun oleh perawat dan dokter Disusun oleh perawat
Tindakannya monitor untuk mendeteksi adanya masalah Tindakannya menyelesaikan, mengurangi,dan
mencegah masalah
Tipe tujuan tanpa kriteria hasil Tipe tujuan dengan kriteria hasil
1. Tanggal/Jam
Kolom ini diisi dengan tanggal, bulan, tahun, dan jam waktu analisis itu dilakukan.
2. Pengelompokan Data
- Kelompokkan data dalam data subjektif dan data objektif (DS-DO).
- Kelompok data terdiri dari data-data yang menunjang dan sesuai untuk satu
kebutuhan.
- Kelompok data hanya berasal dari data yang sudah diperoleh dari data pengkajian.
- Kumpulan satu DS dan DO hanya untuk satu masalah keperawatan.
- Bila data subjektif tidak ada tulislah DS : -
- Bila data objektif tidak ada tulislah DO : -
- Jangan sekali-kali membuat interpretasi data, jadi tulislah data apa adanya sesuai
dengan hasil pengkajian.
3. Masalah
- Tulislah interpretasi masalah keperawatan sesuai dengan hasil pengelompokan data.
- Sedapat mungkin tulislah masalah sesuai dengan daftar masalah yang teridentifikasi
dalam daftar diagnosis keperawatan NANDA.
- Tulislah label dari setiap masalah yang terjadi (perubahan, ketidakefektifan,
gangguan, kerusakan, risiko, risiko tinggi, kemungkinan, sindrom, potensial
peningkatan terhadap, dan potensial komplikasi).
- Jangan menuliskan masalah dengan kebutuhan atau simtom (oksigenasi, eleminasi,
istirahat, sesak,gelisah,nadi meningkat, dan lain-lain).
- Jangan membuat singkatan yang tidak umum.
4. Kemungkinan Penyebab
- Tulislah kemungkinan penyebab yang sesuai dengan kelompok data subjektif atau
data objektif.
- Jangan sekali-kali menuliskan kemungkinan penyebab yang tidak teridentifikasi
dalam DS atau DO.
- Bila ditemukan kemungkinan penyebab memang ada hubungan sebab akibat dengan
masalah yang terjadi dan didukung dengan data-data yang memadai.
8-8-2007 / 10.30 DS:”Perut terasa melilit setelah makanan Diare Makan makanan yang mengiritasi
WIB makanan yang pedas, mencret 8 X/hari.”
DO:
- Bab cair ada ampas, tidak ada darah,
- Bising usus 10 X/menit, nada tinggi.
DO :
- GDA 160 mg%
- GDP 100 mg%
Tabel 22. Analisis Data Masalah Kolaboratif
DIAGNOSIS KEPERAWATAN/
NO TANGGAL/PUKUL PARAF
MASALAH KOLABORATIF
1. 8-8-2007 Diare ybd makan makanan yang mengiritasi dd Bab cair ada ampas 8x/hari
10.30 WIB
1. 8-8-2007 Kemungkinan kurang perawatan diri: makan ybd infuse terpasang di tangan
10.30 WIB kanan
LATIHAN
1. Lakukan analisis data terhadap hasil pengkajian yang saudara buat sebelumnya,
minimal 5 analisis data.
2. Tegakkan diagnosis keperawatan/masalah kolaboratifnya.
3. Diskusikan dalam kelompok kecil (4-5 orang) diagnosis keperawatan yang telah
Saudara buat.
4. Tulislah kesimpulan dari diskusi yang Saudara lakukan dalam kelompok kecil