Anda di halaman 1dari 13

Kegiatan belajar4

KONSEP DIAGNOSIS

TUJUAN
Pembelajaran Umum
Setelah Menyelesaikan Pembelajaran diharapkan mahasiswa mampu memahami
Konsep diagnosis

TUJUAN
Pembelajaran Khusus
Setelah menyelesaikan Pembelajaran diharapkan mahasiswa mampu :
a. Menjelaskan Pengertian diagnosis Keperawatan
b. Menjelaskan tujuan diagnosis keperawatan
c. Mengeje;aslam ;angka- langkah dalam menentukan diagnosis keperawatan
d. Merumuskan pernyataan diagnosis keperawatan
e. Membedakan tipe- tipe diagnosis keperawatan
f. Membedakan dagnosis keperawatan dan masalah kolaboratif
g. Menyusun dokumentasi diagnosis keperawatan

Uraian Materi
A. Pengertian Diagnosis Keperawatan
1. Pernyataan yang menggambarkan respons manusia (keadaan sehat atau perubahan
pola interaksi actual/potensial) dari individu atau kelompok tempat perawat secara
legal mengidentifikasi dan perawat dapat memberikan intervensi secara pasti untuk
menjaga status kesehatan atau untuk mengurangi, menyingkirkan, atau mencegah
perubahan.
2. Penilaian klinis tentang respons individu, keluarga, atau komunitas terhadap masalah
kesehatan atau proses kehidupan actual ataupun potensial sebagai dasar pemilihan
intervensi keperawatan untuk mencapai hasil tempat perawat bertanggung jawab.
B. Tujuan Diagnosis Keperawatan
1. Tujuan diagnosis keperawatan adalah memungkinkan perawat untuk menganalisis dan
mensintesis data yang telah dikelompokkan di bawah pola kesehatan.
2. Diagnosis keperawatan digunakan untuk mengidentifikasi masalah, factor penyebab
masalah, dan kemampuan klien untuk dapat mencegah atau memecahkan masalah.

C. Langkah-Langkah Menentukan Diagnosis Keperawatan


1. Klasifikasi Data
Klasifikasi data adalah aktifitas mengelompokkan data-data klien atau keadaan
tertentu tempat klien mengalami permasalahan kesehatan atau keperawatan
berdasarkan criteria permasalahannya. Klasifikasi ini berdasarkan pada kebutuhan
dasar manusia yang dikelompokkan dalam data subjektif dan data objektif.
2. Interpretasi Data
Perawat bertugas membuat interpretasi atas data yang sudah dikelompokkan dalam
bentuk masalah keperawatan atau masalah kolaboratif.
3. Menentukan Hubungan Sebab Akibat
Dari masalah keperawatan yang telah ditentukan kemudian, perawat menentukan
faktor-faktor yang berhubungan atau faktor risiko yang menjadi kemungkinan
penyebab dari masalah yang terjadi. Kemungkinan penyebab harus mengacu pada
kelompok data yang sudah ada.
4. Merumuskan diagnosis keperawatan
 Perumusan diagnosis keperawatan didasarkan pada identifikasi masalah dan
kemungkinan penyebab.

D. Pernyataan Diagnosis Keperawatan


 GORDON FORMAT P.E.S
P : Problem/Masalah : menjelaskan status kesehatan dengan dan jelas.
E : Etiologi/Penyebab : penyebab masalah yang meliputi faktor penunjang dan faktor
risiko yang terdiri dari :
o Patofisiologi : semua proses penyakit yang dapat menimbulkan tanda/gejala
yang menjadi penyebab timbulnya masalah keperawatan.
o Situasional : situasi personal (berhubungan dengan klien sebagai individu),
dan environment (berhubungan dengan lingkungan yang berinteraksi dengan
klien).
o Medication/Treatment : pengobatan atau tindakan yang diberikan yang
memungkinkan terjadinya efek yang tidak menyenangkan yang dapat
diantisipasi atau dicegah dengan tindakan keperawatan.
o Maturasional : tingkat kematangan atau kedewasaan klien, dalam hal ini
berhubungan dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan.
S : Simtom/Tanda : definisi karakteristik tentang data subjektif atau objektif sebagai
pendukung diagnosis aktual.
Formulasi Diagnosis Keperawatan
Problem yang berhubungan dengan Etiologi Ditandai Dengan Simtom

E. Tipe Diagnosis Keperawatan


1. Diagnosis Keperawatan Aktual
 Diagnosis keperawatan aktual adalah diagnosis yang menjelaskan masalah yang
nyata terjadi saat ini.
 Harus ada unsure PES.
 Simtom harus memenuhi criteria mayor (80-100%) dan sebagian kriteria minor.
 Komponen Diagnosis Keperawatan Aktual.
o Label : perubahan, kerusakan, ketidakefektifan, gangguan, dan lain-lain.
o Definisi : konseptual dan konsisten dengan label dan batasan karakteristik
merupakan arti yang tepat dari diagnosis keperawatan yang sedang terjadi.
o Batasan karakteristik : memenuhi 80% atau lebih kriteria mayor.
o Faktor yang berhubungan = etiologi.
o Rumusan : PES.
o Contoh : Hipertermi yang berhubungan dengan pemajanan lingkungan panas
ditandai dengan suhu 40°C.
2. Diagnosis Keperawatan Risiko/Risiko Tinggi
 Diagnosis keperawatan risiko/risiko tinggi adalah keputusan klinis bahwa
individu, keluarga/komunitas sangat rentang untuk mengalami masalah
dibandingkan yang lain pada situasi yang sama atau hamper sama.
 Pengertian yang lain menyebutkan diagnosis keperawatan risiko adalah keputusan
klinis yang divalidasi oleh faktor risiko.
 Komponen Diagnosis Keperawatan Risiko/Risti :
o Label : risiko atau risiko tinggi.
o Definisi : konsep yang jelas dan konsisten dengan label dan faktor risiko.
o Faktor-faktor risiko = etiologi.
o Rumusan : PE.
o Contoh :
 Risiko konstipasi kolonik yang berhubungan dengan diet rendah serat
 Risiko tinggi hipotermi yang berhubugan dengan prematuritas bayi.
3. Diagnosis Keperawatan Kemungkinan
 Diagnosis Keperawatan Kemungkinan : pernyataan tentang masalah yang diduga
akan terjadi atau masih memerlukan data tambahan.
 Data tambahan diperlukan untuk :
o Memastikan adanya tanda/gejala utama (aktual);
o Faktor risiko (diagnosis keperawatan risiko);
o Mengesampingkan adanya diagnosis.
 Komponen Diagnosis Keperawatan Kemungkinan :
o Label : kemungkinan.
o Faktor-faktor yang diduga dapat menjadi penyebab = etiologi.
o Rumusan : PE.
o Contoh : Kemungkinan konstipasi yang berhubungan dengan bed rest.
4. Diagnosis Keperawatan Sindrom
 Diagnosis yang terdiri dari kelompok diagnosis keperawatan aktual/risiko/risiko
tinggi yang diperkirakan akan muncul karena suatu kejadian atau situasi tertentu.
 Sekelompok/kumpulan dari beberapa diagnosis keperawatan yang terjadi secara
bersamaan yang memiliki penyebab tunggal.
 Label : sindrom.
 Rumusan : P.
 Contoh : Sindrom kurang perawatan diri.
Terdiri dari :
 Kurang perawatan diri : makan;
 Kurang perawatan diri : mandi;
 Kurang perawatan diri : berpakaian/berhias;
 Kurang perawatan diri : toileting;
 Kurang perawatan diri : instrumental;
 Penyebab : penurunan kesadaran.
5. Diagnosis Keperawatan Sejahtera
 Diagnosis Keperawatan Sejahtera/Positif:
o Keputusan klinis yang divalidasi oleh ungkapan subjektif yang “positif” ketika
pola fungsi dalam keadaan efektif.
o Keputusan klinis tentang keadaan individu, keluarga, atau masyarakat dalam
transisi dari tingkat sejahtera tertentu ke tingkat sejahtera yang lebih tinggi.
 Komponen diagnosis keperawatan sehat :
o Label : potensial peningkatan.
o Etiologi tidak ada atau bila ada etiologinya adalah potensi klien yang akan
ditingkatkan.
o Rumusan : P atau PE.
o Contoh : Potensial terhadap peningkatan peran menjadi orangtua.

Pada dasarnya, diagnosis sejahtera digunakan hanya pada kasus yang berfokus pada
perbaikan fungsi dan tujuannya adalah kemajuan dari satu tingkat kesejahteraan ke
tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi. Carpenito (1995) memberikan dua syarat yang
menunjukkan pembenaran untuk menegakkan diagnosis keperawatan sejahtera : (1)
keinginan untuk mencapai kesejahteraan yang lebih tinggi; (2) status atau pola fungsi
dalam keadaan efektif. Syarat ini mengharuskan bahwa jika masalah yang diangkat
merupakan kekuatan klien, faktor yang berhubungan harus menunjukkan kekuatan juga
(bila diagnosis keperawatan sejahtera dinyatakan dalam dua bagian). Jika tidak, diagnosis
masih pada perilaku negative atau deficit.
Stolte (1994) menyatakan bahwa diagnosis keperawatan sejahtera sebagai suatu
kesimpulan dari pengkajian data yang berfokus pada pola kesejahteraan, respons
kesehatan, atau kekuatan klien. Pendekatan proses berfokus pada perolehan tingkah laku
sehat yang progresif atau pencapaian tugas perkembangan. Pendekatan ini mencakup
situasi ketika perawat membantu klien menyelesaikan transisi perkembangan, mencapai
tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi, atau mencapai kondisi sejahtera. Hal ini juga
member pengakuan dan kredibilitas pada posisi keperawatan dalam situasi tersebut.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa diagnosis keperawatan sejahtera
dapat dituliskan dalam satu atau dua bagian. Bila etiologi dapat diidentifikasi, pernyataan
dituliskan dalam dua bagian (problem dan etioligi). Dengan demikian, tindakan
keperawatan diarahkan untuk meningkatkan kondisi yang menjadi diperdebatkan antara
lain adalah sebagai berikut.
1. Masalah keperawatan yang bersifat negatif atau deficit sudah banyak sehingga
penggunaan diagnosis sejahtera menempatkan tanggung jawab tambahan pada sumber
daya yang saat ini sangat terbatas.
2. Klien yang tidak memiliki masalah tidak memerlukan asuhan keperawatan.
3. Hanya sedikit reward yang tersedia saat ini untuk perawatan kesejahteraan.
Penjelasan tentang keberatan tersebut di atas adalah sebagai berikut. Sebuah
kombinasi antara diagnosis keperawatan berorientasi kesejahteraan dan berorientasi
masalah bermanfaat ketika klien mengalami penyakit akut atau kronik. Pada umumnya,
klien yang berpenyakit akut membawa banyak kekuatan dan pengalaman masa lalu untuk
memunculkan kemampuan mereka menghadapi penyakit pada saat ini. Kenyataannya
klien memiliki respons sehat lebih banyak daripada respons tidak sehat.
Identifikasi kekuatan yang dimiliki klien memberikan bukti tentang kemampuan
koping masa lalu dan mendorong pengakuan bahwa klien dapat menangani situasi saat
ini. Dengan demikian, kekuatan ini bukan hanya satu bagian dari diagnosis, melainkan
ada peran serta perawat secara aktif untuk memudahkan perkembangan lebih lanjut dan
menggunakan kekuatan yang dimiliki klien merupakan kompetensi dan keunikan klien
yang perlu dimasukkan dalam rencana tindakan keperawatan.
Jika ada keberatan karena klien yang tidak bermasalah, kita kembalikan bahwa
fungsi penting diagnosis keperawatan adalah untuk memfokuskan pada tugas
perkembangan/pendewasaan yang perlu diselesaikan selama beragam transisi kehidupan.
Klien dapat menyelesaikan tugas ini tanpa bantuan perawat, tetapi dalam masyarakat
yang dinamis, beberapa orang kekurangan dukungan sosial, mengalami stres yang tinggi,
dan kekurangan sumber daya. Dengan dukungan sosial dan sumber daya yang lain,
seperti pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan koping yang adaptif, akan
memudahkan klien untuk menyelesaikan tugas perkembangan ini. Dengan demikian,
tugas tersebut dapat dicapai lebih cepat dan atau dengan stres yang lebih rendah.
Penjelasan untuk hambatan yang ketiga memang sampai saat ini tidak semua rumah
sakit mempunyai kebijakan yang sama dalam hal reward dari diagnosis keperawatan
yang diangkat, tetapi secara tidak langsung jumlah diagnosis keperawatan yang
ditegakkan akan memengaruhi nilai angka kredit yang dipakai untuk kenaikan pangkat.
Walaupun masih ada pro dan kontra tentang penggunaan diagnosis ini, mengingat
keuntungan-keuntungan yang diperoleh, sebaiknya perlu dipertimbangkan untuk
diaplikasikan di tatanan praktis. Mahasiswa keperawatan juga perlu berlatih untuk selalu
dapat mengidentifikasi kekuatan klien sehingga dapat memunculkan diagnosis
keperawatan sejahtera.

F. Masalah Kolaboratif
 Masalah kolaboratif adalah komplikasi fisiologis yang diakibatkan oleh
pathofisiologi, berhubungan dengan pengobatan, dan situasi yang lain, tugas perawat
adalah memonitor untuk mendeteksi status klien, dan berkolaborasi dengan tim medis.
 Label : Potensial Komplikasi.
 Tugas perawat : memonitor untuk mendeteksi status pasien dan kolaborasi dengan
tenaga medis.
 Contoh masalah kolaboratif.
1. PK hipoglikemi.
2. PK perdaraha.
3. PK sepsis.
PERBEDAAN DIAGNOSIS KEPERAWATAN DENGAN MASALAH
KOLABORATIF
Masalah kolaboratif Diagnosis Keperawatan
 Disusun oleh perawat dan dokter  Disusun oleh perawat
 Tindakannya monitor untuk mendeteksi adanya masalah  Tindakannya menyelesaikan, mengurangi,dan
mencegah masalah
 Tipe tujuan tanpa kriteria hasil  Tipe tujuan dengan kriteria hasil

Tabel 14. Perbedaan Diagnosis Keperawatan dengan


Masalah Kolaboratif

G. Perbedaan Diagnosis Keperawatan dan Diagnosis Medis


Diagnosis Medis Diagnosis Keperawatan
 Fokus : pengobatan penyakit  Fokus : respons klien terhadap perubahan fungsi/anatomi
tubuh dan tindakan medis/keperawatan
 Orientasi : keadaan pothologis  Orientasi : kebutuhan dasar individu
 Cenderung tetap, mulai sakit sampai sembuh  Berubah sesuai perubahan respons klien
 Mengarah pada tindakan medis yang  Mengarah pada fungsi mandiri perawat dalam melaksanakan
sebagian dilimpahkan pada perawat tindakan dan evaluasinya
 Melengkapi diagnosis keperawatan  Melengkapi diagnosis medis

Tabel 15. Perbedaan Diagnosis Keperawatan dan


Diagnosis Medis
FORMAT ANALISIS DATA

TANGGAL/JAM PENGELOMPOKAN DATA MASALAH KEMUNGKINAN PENYEBAB

Tabel 16. Format Analisis Data

PEDOMAN PENGISIAN FORMAT ANALISIS DATA

1. Tanggal/Jam
Kolom ini diisi dengan tanggal, bulan, tahun, dan jam waktu analisis itu dilakukan.
2. Pengelompokan Data
- Kelompokkan data dalam data subjektif dan data objektif (DS-DO).
- Kelompok data terdiri dari data-data yang menunjang dan sesuai untuk satu
kebutuhan.
- Kelompok data hanya berasal dari data yang sudah diperoleh dari data pengkajian.
- Kumpulan satu DS dan DO hanya untuk satu masalah keperawatan.
- Bila data subjektif tidak ada tulislah DS : -
- Bila data objektif tidak ada tulislah DO : -
- Jangan sekali-kali membuat interpretasi data, jadi tulislah data apa adanya sesuai
dengan hasil pengkajian.
3. Masalah
- Tulislah interpretasi masalah keperawatan sesuai dengan hasil pengelompokan data.
- Sedapat mungkin tulislah masalah sesuai dengan daftar masalah yang teridentifikasi
dalam daftar diagnosis keperawatan NANDA.
- Tulislah label dari setiap masalah yang terjadi (perubahan, ketidakefektifan,
gangguan, kerusakan, risiko, risiko tinggi, kemungkinan, sindrom, potensial
peningkatan terhadap, dan potensial komplikasi).
- Jangan menuliskan masalah dengan kebutuhan atau simtom (oksigenasi, eleminasi,
istirahat, sesak,gelisah,nadi meningkat, dan lain-lain).
- Jangan membuat singkatan yang tidak umum.
4. Kemungkinan Penyebab
- Tulislah kemungkinan penyebab yang sesuai dengan kelompok data subjektif atau
data objektif.
- Jangan sekali-kali menuliskan kemungkinan penyebab yang tidak teridentifikasi
dalam DS atau DO.
- Bila ditemukan kemungkinan penyebab memang ada hubungan sebab akibat dengan
masalah yang terjadi dan didukung dengan data-data yang memadai.

Contoh Analisis Data :


1) ANALISIS DATA MASALAH KEPERAWATAN AKTUAL

TANGGAL/JAM PENGELOMPOKAN DATA MASALAH KEMUNGKINAN PENYEBAB

8-8-2007 / 10.30 DS:”Perut terasa melilit setelah makanan Diare Makan makanan yang mengiritasi
WIB makanan yang pedas, mencret 8 X/hari.”
DO:
- Bab cair ada ampas, tidak ada darah,
- Bising usus 10 X/menit, nada tinggi.

Tabel 17. Analisis Data Masalah Keperawatan Aktual

2) ANALISIS DATA MASALAH KEPERAWATAN RISIKO/RISIKO TINGGI

TANGGAL/JAM PENGELOMPOKAN DATA MASALAH KEMUNGKINAN PENYEBAB

8-8-2007 / 10.30 DS : - Risiko hipotermi Status neonatus


WIB DO:
- Berat badan lahir 3000 g
- Lahir aterm
- Usia 1 hari

DS : Risiko tinggi Status neonatus premature


DO : hipotermi
- Berat badan lahir 1900 g
- Lahir premature
- Usia 1 hari
Tabel 18. Data Masalah Keperawatan Risiko/Risiko Tinggi
3) ANALISIS DATA MASALAH KEPERAWATAN KEMUNGKINAN

TANGGAL/JAM PENGELOMPOKAN DATA MASALAH KEMUNGKINAN PENYEBAB


8-8-2007 / 10.30 DS : - Kemungkinan Terpasang infus di tangan kanan
WIB DO: kurangnya
 Terpasang infus di tangan kanan perawatan diri :
 Tekanan darah 90/60 mm/Hg makan
 Nadi 88 X/menit
 Suhu 37 °C

Tabel 19. Analisis Data Masalah Keperawatan Kemungkinan

4) ANALISIS DATA MASALAH KEPERAWATAN SEJAHTERA

TANGGAL/PUKUL PENGELOMPOKAN DATA MASALAH KEMUNGKINAN PENYEBAB

8-8-2007 / 10.30 DS : -“Saya bersyukur anak saya telah Potensial


WIB lahir dengan selamat, saya ingin peningkatan
merawatnya sendiri dengan baik.” peran menjadi
DO: orang tua
 P1-1.AO.
 Lahir spontan pervagina
 TFU 1 jari bawah pusat
 Lokhea rubra
 Perineum intak
 Bayi hidup AS 7-8 BB 3000g, PB
50 cm
Tabel 20. Analisis Data Masalah Keperawatan Sejahtera

5) ANALISIS DATA MASALAH KEPERAWATAN SINDROM

TANGGAL/PUKUL PENGELOMPOKAN DATA MASALAH KEMUNGKINAN PENYEBAB

8-8-2007 / 10.30 DS : - Sindrom kurang Penurunan Kesadaran


WIB DO: perawatan diri
- GCS 111
- Aktivitas mandi, berpakaian,
berhias, makan, minum, dan
toileting tergantung penuh.
- Kuku panjang, rambut tidak tersisir,
bibir pecah-pecah, bau mulut tidak
sedap.
Tabel 21. Analisis Data Masalah Keperawatan Sindrom

6) ANALISIS DATA MASALAH KOLABORATIF


TANGGAL/PUKUL PENGELOMPOKAN DATA MASALAH KEMUNGKINAN PENYEBAB

8-8-2007 / 10.30 DS: PK :


WIB - “ Saya takut gulanya tambah tinggi Hipoglikemi
kalau makan terlalu banyak, jadi
saya habiskan hanya ¾ porsi.”
- “Saya juga rutin olahraga 15 menit
per hari.”

DO :
- GDA 160 mg%
- GDP 100 mg%
Tabel 22. Analisis Data Masalah Kolaboratif

CONTOH FORMAT DAFTAR DIAGNOSIS KEPERAWATANA/MASALAH


KOLABORATIF BERDASARKAN URUTAN PRIORITAS

DIAGNOSIS KEPERAWATAN/
NO TANGGAL/PUKUL PARAF
MASALAH KOLABORATIF

PEDOMAN PENGISIAN FORMAT DIAGNOSIS KEPERAWATAN/


MASALAH KOLABORATIF
1. Nomor
- Tulislah nomor urut dari diagnosis keperawatan/masalah kolaboratif yang akan
ditegakkan.
- Nomor urut menandakan adanya urutan prioritas.
2. Tanggal/Jam
- Tulislah tanggal, bulan, tahun, dan jam waktu diagnosis itu ditegakkan.
3. Diagnosis Keperawatan/Masalah Kolaboratif
- Tulislah diagnosis keperawatan/masalah kolaboratif sesuai dengan masalah yang
sudah teridentifikasi dalam analisis data.
- Jangan sekali-kali menggunakan masalah atau redaksi masalah yang berbeda
dengan redaksi masalah yang sudah teridentifikasi dalam analisis data.
- Untuk tipe diagnosis keperawatan actual, tulislah dalam formulasi PES.
- Untuk tipe diagnosis keperawatan risiko, risiko tinggi, dan kemungkinan, tulislah
dalam formulasi PE.
- Untuk tipe diagnosis keperawatan sindrom dan sejahtera, tulislah dalam formulasi
P atau PE.
- Gunakan singkatan “ybd” untuk mnghubungkan antara Problem dan Etiologi,
yang artinya “yang berhubungan dengan”.
- Gunakan singkatan “dd” untuk menghubungkan antara Etiologi dan Simtom, yang
artinya “ditandai dengan”.
- Gunakan singkatan “st” untuk menghubungkan antara etiologi kedua dengan
etiologi utama, yang artinya “sekunder terhadap”.
- Tulislah 1-3 simtom hanya untuk simtom yang paling utama (pada umumnya
masuk dalam kategori batasan karakteristik mayor) pada masalah keperawatan
aktual.
- Gunakan singkatan “PK” untuk label masalah kolaboratif, yang artinya “potensial
komplikasi”.
4. Paraf
- Tulislah paraf dan nama terang.
Contoh penulisan diagnosis keperawatan dan masalah kolaboratif yang diambil dari
contoh analisis data di atas:
CONTOH DIAGNOSIS KEPERAWATAN AKTUAL
NO TANGGAL/PUKUL DIAGNOSIS KEPERAWATAN/MASALAH KOLABORATIF PARAF

1. 8-8-2007 Diare ybd makan makanan yang mengiritasi dd Bab cair ada ampas 8x/hari
10.30 WIB

Tabel 23. Contoh Diagnosis Keperawatan Aktual

CONTOH DIAGNOSIS KEPERAWATAN RISIKO/RISIKO TINGGI


NO TANGGAL/PUKUL DIAGNOSIS KEPERAWATAN/MASALAH KOLABORATIF PARAF

1. 8-8-2007 Risiko hipotermi ybd status neonates


10.30 WIB Risiko tinggi hipotermi ybd status neonates premature

Tabel 24. Contoh Diagnosis Keperawatan Risiko/Risiko Tinggi

CONTOH DIAGNOSIS KEPERAWATAN KEMUNGKINAN


NO TANGGAL/PUKUL DIAGNOSIS KEPERAWATAN/MASALAH KOLABORATIF PARAF

1. 8-8-2007 Kemungkinan kurang perawatan diri: makan ybd infuse terpasang di tangan
10.30 WIB kanan

Tabel 25. Contoh Diagnosis Keperawatan Kemungkinan


CONTOH DIAGNOSIS KEPERAWATAN SEJAHTERA
NO TANGGAL/PUKUL DIAGNOSIS KEPERAWATAN/MASALAH KOLABORATIF PARAF

1. 8-8-2007 Potensi terhadap peningkatan peran menjadi orangtua


10.30 WIB

Tabel 26. Contoh Diagnosis Keperawatan Sejahtera

CONTOH DIAGNOSIS KEPERAWATAN SINDROM


NO TANGGAL/PUKUL DIAGNOSIS KEPERAWATAN/MASALAH KOLABORATIF PARAF

1. 8-8-2007 Sindrom kurang perawatan diri


10.30 WIB

Tabel 27. Contoh Diagnosis Keperawatan Sindrom

NO TANGGAL/PUKUL DIAGNOSIS KEPERAWATAN/MASALAH KOLABORATIF PARAF

1. 8-8-2007 PK: Hipoglikemi


10.30 WIB

Tabel 28. Contoh masalah kolaboratif

LATIHAN
1. Lakukan analisis data terhadap hasil pengkajian yang saudara buat sebelumnya,
minimal 5 analisis data.
2. Tegakkan diagnosis keperawatan/masalah kolaboratifnya.
3. Diskusikan dalam kelompok kecil (4-5 orang) diagnosis keperawatan yang telah
Saudara buat.
4. Tulislah kesimpulan dari diskusi yang Saudara lakukan dalam kelompok kecil

Anda mungkin juga menyukai