Anda di halaman 1dari 8

1

PANDUAN KEPASTIAN TEPAT LOKASI, TEPAT PROSEDUR DAN TEPAT


PASIEN PADA TINDAKAN MEDIS PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN
MULUT

BAB I
DEFINISI

Tindakan medis pada pelayanan kesehatan gigi dan mulut adalah


tindakan profesional oleh dokter gigi/dokter gigi spesialis terhadap pasien
dengan tujuan mengobati, merawat, memelihara, dan memulihkan
kesehatan gigi dan mulut pasien.
Ketepatan lokasi, ketepatan prosedur, dan ketepatan pasien adalah
suatu usaha yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di rumah sakit untuk
menjamin pasien yang akan menjalani suatu tindakan medis
mendapatkan tindakan medis yang sesuai dengan lokasi yang tepat,
prosedur yang tepat dan pasien yang benar.
Tepat lokasi adalah proses memastikan tepat lokasi gigi/jaringan
lunak di rongga mulut yang akan dilakukan tindakan dengan pemberian
tanda pada rontgen gigi/status gigi dan melibatkan pasien dalam
pemberian tanda tersebut.
Tepat prosedur adalah pengerjaan langkah-langkah tindakan medis
sesuai dengan standar operasional prosedur yang sudah ditetapkan di
RSKGM.
Tepat pasien adalah proses memastikan ketepatan pasien sebelum
dilakukan tindakan medis yang bertujuan untuk memastikan kesesuaian
identitas pasien yang akan dilakukan tindakan medis.
Rumah sakit wajib mengembangkan suatu pendekatan untuk
memastikan tepat-lokasi, tepat-prosedur, dan tepat-pasien pada tindakan
medis. Salah-lokasi, salah-prosedur, salah pasien pada tindakan medis,
adalah suatu yang menghawatirkan dan tidak jarang terjadi di rumah
sakit. Kesalahan ini adalah akibat dari komunikasi yang tidak efektif atau

tidak adekuat antara anggota tim, kurang/tidak melibatkan pasien di


dalam penandaan lokasi (site marking), dan tidak ada prosedur untuk
vertifikasi lokasi operasi.
Tujuan kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien pada
tindakan medis pelayanan kesehatan gigi dan mulut, sebagai suatu proses
2

untuk mencegah terjadinya salah lokasi, salah prosedur, salah pasien


dalam proses tindakan medis. Untuk mengurangi kesalahan tersebut
dapat dilakukan dengan cara:
1. Komunikasi yang efektif antara dokter gigi dengan perawat gigi.
2. Melibatkan pasien dalam penandaan tepat lokasi.
3. Asesmen pasien yang adekuat.

BAB II
RUANG LINGKUP

Kejadian yang tidak diharapkan akibat dari ketidaktepatan lokasi,


prosedur dan pasien yang akan menjalani suatu tindakan tidak jarang
terjadi di suatu Rumah Sakit, oleh karena itu semua petugas yang ada di
3

Rumah Sakit harus terlibat dalam mencegah kejadian tersebut. Sehingga


upaya-upaya pencegahannya merupakan tanggung jawab seluruh staff
yang bekerja di Rumah Sakit.
Panduan ini merupakan kewajiban dan tanggung jawab :
1. Seluruh Tenaga Kesehatan di Rumah Sakit yang bertugas
a. Memahami prosedur pencegahan salah lokasi, salah prosedur dan
salah pasien pada tindakan medis di Rumah Sakit.
b. Melaporkan kejadian salah lokasi, salah prosedur dan salah pasien
kepada kepala ruangan.
2. Kepala Instalasi/Kepala Ruangan
a. Memastikan seluruh staf memahami prosedur pencegahan salah
lokasi, salah prosedur dan salah pasien pada tindakan medis di
Rumah Sakit.
b. Melaporkan kejadian salah lokasi, salah prosedur dan salah pasien
kepada seksi pelayanan kesehatan gigi dan mulut.
3. Kepala Seksi RSKGM
a. Memantau dan memastikan panduan mengenai kepastian tepat
lokasi, tepat prosedur dan tepat pasien pada tindakan medis
dikelola dengan baik oleh Kepala Instalasi.
b. Menindaklanjuti dan melaporkan kepada Direktur apabila terdapat
kejadian salah lokasi, salah prosedur dan salah pasien dalam
pelayanan kesehatan gigi dan mulut.

BAB III
TATA LAKSANA

Untuk mencegah terjadinya salah lokasi, salah prosedur dan salah


pasien pada tindakan medis selama mendapatkan pelayanan kesehatan
gigi dan mulut di RSKGM, sebaiknya seluruh tim yang terlibat memahami
beberapa pemahaman yang menunjang terjadinya salah lokasi, salah
prosedur, dan salah pasien pada tindakan medis.
Beberapa hal yang berpotensi untuk menimbulkan kekeliruan dalam
tindakan medis pada pelayanan kesehatan gigi dan mulut adalah:
4

1. Kemiripan anatomis gigi.


2. Kesalahan penulisan nomenklatur gigi.
3. Operator kurang memperhatikan status rekam medis.
4. Adanya beberapa pasien yang memiliki nama yang sama atau
prosedur yang sama pada waktu yang bersamaan.

A. Protokol Pencengahan Salah Lokasi, Salah Prosedur dan Salah


Pasien Pada Tindakan Medis Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
Protokol pencegahan salah lokasi, salah prosedur dan salah pasien
pada tindakan medis di Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut Kota
Bandung :
1. Proses verifikasi tindakan medis pada pelayanan kesehatan gigi di
Instalasi Rawat Jalan dan IGD
Proses verifikasi tindakan medis adalah suatu kegiatan untuk
memverifikasi benar lokasi, benar prosedur dan benar pasien pada
tindakan medis. Pada proses ini, tim yang terlibat telah
memastikan semua dokumen medis dan hasil pemeriksaan yang di
perlukan pasien telah tersedia sebelum prosedur tindakan medis
dilaksanakan, telah di telaah ulang (review), serta konsisten antara
satu dengan yang lainnya.
Sebelum dilakukan tindakan, perawat telah melakukan,
memastikan kesesuaian dan kelengkapan hal-hal sebagai berikut :
a. Identitas pasien (nama lengkap & tanggal lahir) benar dan
cocok dengan status rekam medis pasien yang
bersangkutan.
b. Berkas rekam medis yang diperlukan sudah diisi lengkap.
c. Lokasi tindakan telah ditunjukan kepada pasien dengan
memperlihatkan melalui cermin dan juga melalui status
intra oral asesmen medis dari berkas rekam medis.
Setelah dilakukan tindakan, dokter/perawat memberikan
edukasi terhadap hal–hal yang harus diperhatikan dalam proses
penyembuhan pasien.

2. Proses verifikasi tindakan bedah mulut minor


Verifikasi tindakan bedah mulut minor menggunakan Surgical
Safety Checklist dan formulir penandaan tepat lokasi tindakan
bedah mulut minor dengan kelengkapan hal – hal sebagai berikut
ini :
a. Sebelum anastesi local (Sign In)
5

Sebelum pasien diberikan anastesi local, konfirmasi dilakukan


terlebih dahulu terhadap hal – hal berikut ini :
1) Kelengkapan identitas pasien, nama dan tanggal lahir
pasien sesuai dengan data yang ada di rekam medis.
2) Kelengkapan berkas rekam medis yang diperlukan sudah
diisi lengkap.
3) Ada tidaknya riwayat alergi.
4) Obat – obatan anastesi local dan obat kedokteran gigi yang
diperlukan sudah siap untuk dipakai.
5) Lokasi gigi/jaringan lunak yang akan dilakukan tindakan
sudah diberi tanda pada rontgen gigi/status pasien dan
sudah ditunjukan pada pasien dengan menggunakan
cermin.
6) Tekanan darah pasien sudah di ukur.
7) Ada tidaknya kesulitan bernafas.
8) Apakah ada resiko perdarahan.
b. Sebelum insisi jaringan ( Time Out)
Sebelum di lakukan insisi pada jaringan, konfirmasi dilakukan
terlebih dahulu terhadap hal – hal berikut ini :
1) Seluruh tim menyebutkan nama dan perannya masing –
masing.
2) Peralatan sudah steril dan siap digunakan.
3) Hasil pemeriksaan penunjang telah ditegakan.
c. Sebelum pasien meninggalkan ruangan bedah mulut minor
(Sign Out)
Sebelum pasien meninggalkan ruangan bedah mulut minor
(sign out), konfirmasi dilakukan terlebih dahulu terhadap hal –
hal berikut ini :
1) Nama prosedur tindakan telah dicatat
2) Kassa, jarum, mata bor yang telah digunakan dihitung
kembali dengan lengkap
3) Ada tidaknya masalah dengan peralatan
4) Melakukan edukasi terhadap hal – hal yang harus
diperhatikan dalam proses penyembuhan pasien

B. Penandaan Lokasi Operasi Bedah Mulut Minor (Marking Site)


Operasi bedah mulut minor di RSKGM mencakup operasi pada
jaringan keras gigi dengan tindakan odontektomi dan mencakup
jaringan lunak rongga mulut dengan tindakan ekstirpasi mucocel,
alveolektomi dan overkulektomi. Oleh karena itu, penandaan operasi
lokasi bedah mulut minor dilakukan dengan dua cara berikut ini:
6

1. Penandaan Lokasi Operasi Bedah Mulut Minor (Marking Site) Pada


Odontektomi / yang Melibatkan Gigi
a. Penandaan lokasi operasi pada bedah mulut minor yaitu suatu
kegiatan untuk menandai lokasi yang sesuai dengan prosedur
dan lokasi operasi yang direncanakan pada pasien untuk
menghindari terjadinya kekeliruan.
b. Penandaan lokasi operasi tidak di lakukan pada gigi yang akan
dilakukan odontektomi dan hal tersebut dilakukan secara
konsisten di RSKGM.
c. Penandaan lokasi operasi pada odontektomi dilakukan dengan
menggunakan formulir penandaan tepat lokasi bedah mulut
minor dengan menggunakan tanda ceklis (V) warna merah.

d. Penandaan lokasi operasi pada odontektomi disampaikan pada


pasien dengan memperlihatkan foto rontgen dan formulir
penandaan tepat lokasi bedah mulut minor.
e. Penandaan lokasi operasi dibuat oleh dokter penanggung jawab
pasien (DPJP)/OPERATOR.
f. Penandaan lokasi operasi dibuat sebelum dilakukan tindakan
dan melibatkan pasien untuk menghindari terjadinya
kekeliruan, tetapi bukan berarti pasien yang melakukan
penandaan lokasi operasi tersebut.
g. Setelah dilakukan tindakan bedah mulut minor dokter /
Operator memberikan tanda silang dengan menggunakan
spidol berwarna merah pada foto rontgen dari pasien.

2. Penandaan Lokasi Operasi Bedah Mulut Minor (Marking Site) Pada


Jaringan Lunak Rongga Mulut
a. Penandaan lokasi operasi pada jaringan lunak rongga mulut
tidak dilakukan pada jaringan lunak yang akan di operasi.
b. Penandaan lokasi operasi pada jaringan lunak rongga mulut
dilakukan dengan menggunakan formulir penandaan tepat
lokasi tindakan bedah mulut minor dengan memberikan
tanda ceklis (V) warna merah pada lokasi jaringan lunak yang
akan dilakukan operasi.
c. Penandaan lokasi operasi disampaikan pada pasien dengan
menggunakan cermin dan formulir penandaan tepat lokasi
bedah mulut minor.
7

d. Penandaan lokasi operasi dibuat oleh dokter penanggung


jawab pasien (DPJP)/OPERATOR.
e. Penandaan lokasi operasi dibuat sebelum dilakukan tindakan
dan melibatkan pasien untuk menghindari terjadinya
kekeliruan, tetapi bukan berarti pasien yang melakukan
penandaan lokasi operasi tersebut.

3. Alur monitoring konsistensi marking site dalam foto rontgen Instalasi


Rawat Jalan dan Instalasi Gawat Darurat
a. Perawat di ruangan mengisi format monitoring konsistensi marking
site setiap hari diruangan.
b. Pada lembar monitoring tersebut dokter penanggung jawab
membubuhkan tanda tangan dan nama jelas pada format monitoring
konsistensi marking site untuk keabsahan setiap hari di ruangan.
c. Pemeriksaan format monitoring di ruangan Instalasi Rawat Jalan dan
Instalasi Gawat Darurat dilakukan oleh Tim SKP.
d. Tim SKP mengambil data tersebut danmemasukannya ke dalam
format rekapitulasi data.
e. Tim SKP mengolah data tersebut hingga didapat besaran distribusi
frekuensi untuk konsistensi marking site.
8

BAB IV
DOKUMENTASI

1. SOP penandaan lokasi tindakan medis Pelayanan kesehatan gigi


dan mulut pada instalasi rawat jalan dan IGD.
2. SOP verifikasi bedah mulut minor rumah sakit khusus gigi dan
mulut.
3. SOP penandaan lokasi operasi odontektomi pada bedah mulut
minor rumah sakit khusus gigi dan mulut.
4. SOP penandaan lokasi operasi jaringan lunak pada bedah mulut
minor Rumah sakit khusus gigi dan mulut.
5. Surgical Safety Checklist Patient safety Bedah Mulut Mayor Rumah
Sakit Khusus Gigi dan Mulut.
6. Surgical Safety Checklist Patient safety Bedah Mulut Minor Rumah
Sakit Khusus Gigi dan Mulut.
7. Format rekapitulasi monitoring konsistensi marking site dalam foto
rontgen Instalasi Rawat Jalan.
8. Format monitoring konsistensi marking site dalam foto rontgen.

Anda mungkin juga menyukai