MMMM
MMMM
Disusun Oleh :
Hidayatul Faizzah
P1337420919094
JURUSAN KEPERAWATAN
2019
Tanggal Pengkajian: 05/08/2019 Ruang/RS : Rajawali 2A/ RSUP Dr. Kariadi
A. Biodata
1. Biodata Pasien
a. Nama : Ny. T
b. Umur : 51 th
c. Alamat : Kepuk, 04.08, Jepara, Jawa Tengah
d. Pendidikan : SD
e. RM : 10284651
f. Agama : Islam
g. Dx. Medis : Effusi pleura, ca ovarii
2. Biodata Penanggungjawab
a. Nama : Ny. S
b. Umur : 25 th
h. Alamat : Kepuk, 04.08, Jepara, Jawa Tengah
c. Pendidikan : SMA
d. Pekerjaan : Wiraswasta
e. Hub. dengan klien : Anak
B. Keluhan Utama
Nyeri pada area luka WSD dan perut sebelah kiri
C. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien mengeluh nyeri pada perut dan dada sudah sejak bulan Juni saat lebaran,
kemudian klien dirawat di rumah sakit sudah selama 1 bulan
Terapi :
a. Ciproflaxacin 500 mg/12 jam
b. Asam Mefenamat 500 mg/8 jam
c. Sucralfat 1 CC/ 8 jam
Sekarang klien mendapatkan perawatan/opname di Ruang Rajawali 2A.
2. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien belum pernah mengalami sakit seperti ini sebelumnya
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga pasien belum ada yang mengalami penyakit ini sebelumnya. Serta keluarga
klien tidak ada yang menderita penyakit herediter seperti DM dan Hipertensi.
D. Pola fungsional
1. Pola Manajemen Kesehatan dan Persepsi Kesehatan
Kesehatan bagi klien merupakan hal yang penting serta selalu ingin menjaga supaya
selalu dalam keadaan sehat sehingga apabila klien atau kelarga klien sakit akan segera
dibawa ke tempat layanan kesehatan.
2. Pola Nutrisi & Metabolisme
a. Sebelum sakit : Sebelum sakit klien makan dengan porsi sedang 3 x sehari dengan
makanan yang dikonsumsi nasi dan lauk pauk seadanya serta sayur. Pasien minum
air putih 5 gelas/hari dan biasanya diselingi dengan teh atau minuman lain.
b. Sesudah sakit : klien mengatakan pada saat sakit makan sehari 3x sesuai dengan
yang diberikan oleh rumah sakit, nanum klien tidak pernah menghabiskan porsi
makanannya karena merasa perutnya sudah penuh. Klien hanya makan 2-3
sendok saja pada tiap porsinya. Kemudian untuk minum air putih dalam sehari
menghabiskan + 3 gelas/hari.
3. Pola Eliminasi
Sebelum sakit : Klien mengatakan BAB sehari 1x saat pagi dengan konsistensi
normal (feses warna kuning kecokelatan, padat agak lembek) serta tidak ada keluhan.
Sedangkan BAK 5-6 kali sehari dengan bau khas urine.
Sesudah sakit : Klien mengatakan baru BAB sekali dalam waktu 3 hari. Dengan
konsistensi feses lembek di banding biasanya namun tidak ada keluhan saat BAB.
Sedangkan BAK 4-5 kali sehari. Klien melakukan eliminasi di tempat tidur
menggunakan pispot
4. Pola Istirahat Tidur
Sebelum sakit : Klien biasanya tidur malam pada pukul 9 malam dan bangun pada
pukul 3 pagi. Setelah terbangun klien sudah tidak tidur lagi seta klien jarang
melakukan tidur siang. Sehingga kira-kira klien tidur 6-7 jam/hari. Klien tidak
memiliki gangguan selama tidur.
Sesudah sakit : Selama dirawat di RS klien lebih sering tidur karena tidak banyak
aktivitas yang dilakukan di RS. Klien tidur juga sebagai cara untuk memalingkan rasa
sakit di kepalanya. Pada malam hari klien mulai tidur pukul 8 malam dan bangun pada
pukul 3 pagi, dan pada siang hari klien biasanya tidur pada pukul 9 pagi pagi dan pukul
1 siang.
5. Pola Aktivitas dan Latian
Sebelum sakit : Klien melakukan aktivitasnya tanpa ada masalah yakni sebagai
seorang seorang petani yang biasa melakukan aktivitas di sawah.
Sesudah sakit : Selama sakit klien aktivitasnya terganggu karena merasa nyeri, dan
saat dirawat di rumah sakit aktivitas klien dibantu orang lain.
6. Pola Peran dan Hubungan
Klien adalah seorang janda, ibu rumah tangga.
7. Pola Persepsi Kognitif & Sensori
Sebelum sakit : Klien tidak mengalami nyeri pada tubuhnya dan bebas melakukan
akifitas
Setelah sakit : Pasien mengatakan bingung dengan keadaannya saat ini namun
setelah tahu tentang penyakitnya ia merasa bahwa dirinya yakin akan sembuh setelah
menjalani perawatan di rumah sakit. Pasien juga akan melakukan terapi sesuai
program yang sudah ditentukan oleh tenaga kesehatan. Selain itu pasien pun mampu
berkomunikasi dengan baik. Persepsi sensori pasien baik karena mampu merasakan
nyeri kepala dan mengerti apa yang disampaiakan perawat dan keluarganya dengan
pengkajian skala nyeri. Pada pengkajian nyeri, klien mengeluh sakit pada bagian luka
operasi WSD, ekspresi muka klien tegang, tampak menyeringai dan menahan nyeri.
P : luka operasi pemasangan WSD
Q : tertusuk
R : area luka operasi WSD
S : skala 4
T : hilang timbul
8. Pola Persepsi Diri/Konsep Diri
Ketika dikaji, klien tidak mengalami gangguan proses pikir, hal ini ditunjukkan dengan
kemampuan klien dalam menjawab/merespon semua pertanyaan perawat dan
keluarganya.
Body image : Klien mengatakan dirinya bersyukur dengan seluruh anggota
tubuhnya
Ideal diri : Klien optimis akan kembali sehat seperti sediakala serta ingin
segera pulang kerumah dan melakukan aktivitas seperti biasa.
Identitas diri : Klien seorang wanita, janda, ibu rumah tangga
Harga diri : Saat berada di rumah sakit klien dapat berinteraksi dengan pasien
dan keluarga pasien lain. Saat dirumah klien juga selalu
bersosialisasi dengan warga sekitar. Klien tidak merasa malu
dengan sakitnya.
Peran diri : Klien berperan sebagai seorang ibu rumah tangga, namun karena
sakitnya klien tidak bisa menjalankan peran sebagai seorang ibu
9. Pola Seksual Reproduksi
Pasien adalah seorang lansia awal. Untuk kebutuhan seksualitas dan reprosuksi pasien
merasa sudah cukup dengan keadaan yang sekarang ini.
10. Pola Mekanisme Koping
Pasien selalu memusyawarahkan dengan keluarga bila ada masalah, termasuk dengan
penyakit yang dialami ini. Pasien selalu berusaha meminta kepada yang Maha Kuasa
masalah penyakit yang dialaminya agar segera membaik. Keluarganya sering
memberikan support, motivasi, dan selalu menyemangati pasiennya agar pasien tidak
terlalu stress dan tidak terlalu membebani hidupnya. Selain itu, keluarga pasien pun
selalu menemani pasien secara bergantian ketika sedang dirawat di rumah sakit
sehingga pasien tidak merasa sendirian.
11. Pola Nilai dan Kepercayaan
Sebelum sakit pasien masih menjalankan ibadah rutin sebagai seorang muslim namun
selama sakit pasien tidak menjalankan sholat tetapi terus berdoa untuk kesembuhan
penyakitnya ini.dan keluarganya juga membantu untuk berdoa dan ibadah yang rutin.
E. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum : Pasien tampak menahan nyeri
2. Tingkat Kesadaran : Composmentis
3. TTV :N = 90x/mnt
S = 37 oC
RR = 24 x/mnt
TD = 110/80 mmHg
4. Kulit :Turgor kulit baik, CRT < 2 dtk, kulit lembab dan berwarna sawo matang
5. Kepala
Bentuk : Mesochepal
Rambut : Warna rambut hitam namun sebagian sudah beruban, kulit kepala bersih,
tidak ada ketombe
Mata : Konjuntiva anemis, Sclera tidak ikterik, Pupil Ishokor, reflek cahaya
normal serta fungsi mata masih baik.
Telinga : simetris antara kanan dan kiri, fungsi pendengaran baik serta serumen
tidak berlebihan
Hidung : Tidak terdapat polip, secret tidak berlebihan.
6. Thorax : Paru-paru
I : Ekspansi dada simetris kanan dan kiri
A : Suara napas vesikuler
P : Ronchi
P : Tidak terdapat krepitasi
Jantung
I : Ictus cordis terlihat di ICS 4 kiri
A : Suara jantung normal
P : Redup
P : Ictus teraba di ICS 4 & 5 kiri
7. Abdomen I : Tampak membesar terdapat bekas jahitan operasi
A : Bising usus terdengar 10x/mnt
P : Pekak
P : Nyeri tekan
8. Ektremitas :
Ekstemitas atas dan bawah tidak terdapat oedema, tangan kanan terpasang infuse
RL 20 tpm
F. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan Radiologi dilakukan pada tanggal 04 Agustus 2019
COR : bentuk dan letak jantung normal
Pulmo : corakan vaskular tampak meningkat, masih tampak bercak pada lapangan tengah
bawah paru kiri
Pemeriksaan Radiologi thorax pada tangal 05 Agustus 2019
Kesimpulan : Effusi Pleura Duplex
G. Program Terapi
1. Infus RL 20 tpm
2. Ciproflaxacin 500 mg/ 12 jam
3. Asam mefenamat 500 mg/8 jam
4. Sucralfat 1 CC/8 jam
5. Oksigen 3 lpm
H. Daftar Masalah
No. Tgl Data Fokus Etiologi Masalah
Keperawatan
1. 05/08/2019 Ds : klien mengatakan nyeri area luka Agen cedera fisik Nyeri Akut
WSD
Pengkajian nyeri :
P : luka operasi pemasangan WSD
Q : tertusuk
R : area luka operasi WSD
S : skala 4
T : hilang timbul
I. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri Akut b.d agen cedera fisik
2. Gangguan Pertukaran Gas b.d ketidakseimbangan perfusi ventilasi
3. Risiko Infeksi b.d prosedur invasif
J. Rencana Keperawatan
Tgl/Ja N Diagnosa Tujuan Intervensi Rasionalisasi Paraf
m o Keperawatan
05/08/ 1. Nyeri Akut b.d Dalam waktu 3 x 24 NIC untuk
19 agen cedera jam masalah nyeri Manajemen Nyeri : mengetahui
biologis klien akan teratasi observasi keadaan
NOC adanya petunjuk klien dari
Kontrol Nyeri : nonverbal petunjuk
Mengenali kapan mengenai non verbal
nyeri terjadi ketidaknyamana supaya
Menggambarkan n klien dapat
factor penyebab gunakan strategi terbuka
Menggunakan komunikasi dalam
tindakan terapiutik untuk melakukan
pengurang nyeri mengetahui komunikasi
non analgetik pengalaman supaya
Melaporkan nyeri perawat
perubahan terhadap lakukan sapat
gejala nyeri pada pengkajian nyeri mengetahui
professional komprenhensif tingkat
kesehatan berikan nyeri yang
Melaporkan nyeri informasi dirasakan
terkontrol mengenai nyeri klien
ajarkan teknik supaya
Tingkat Nyeri : nonfarmakologi klien
Nyeri yang untuk mengetahui
dialporkan mengurangi penyebab
Panjang episode nyeri nyeri dan
nyeri kolaborasi cara
Menggosok area pemberian mengatasin
nyeri ya
Mengerang dan therapi untuk supaya
menangis mengatasi nyeri klien dapat
Ekspresi nyeri evaluasi mengalihka
wajah keefektifan n nyerinya
Frekuensi napas tindakan tanpa
Denyut nadi radia pemberian
Tekanan darah obat
berkeringat untuk
menurunka
n tingkat
nyeri klien
untuk
mengetahui
efektifitas
tindakan
05/08/ 2. Gangguan Dalam waktu 3 x 24 NIC Untuk
19 Pertukaran Gas jam masalah memaksima
b.d oksigenasi klien akan posisikan lkan jalan
ketidakseimba teratasi pasien untuk napas
ngan perfusi NOC memaksimalka Untuk
ventilasi n ventilasi mengetahui
mendemonstrasika monitor status
n peningkatan respirasi dan respirasi
ventilasi dan status oksigen klien
oksigenasi yang catat Untuk
adekuat pergerakan mengetahui
memelihara dada, amati adanya
kebersihan paru - kesimetrisan, suara napas
paru dan bebas dari penggunaan tambahan
tanda - tanda otot tambahan, Untuk
distress pernafasan retraksi otot mengetahui
tanda - tanda vital supraclavicular tanda vital
dalam rentang dan intercostal klien
normal monitor suara Untuk
status neurologis nafas memenuhi
dalam batas monitor tanda - kebutuhan
normal tanda vital oksigen
berikan oksigen
tambahan
jelaskan pada
pasien dan
keluarga
tentang
persiapan
tindakan dan
tujuan
penggunaan
alat tambahan
(O2, suction,
dan inhalasi)
L. Catatan Perkembangan
Tgl/Jam Kode Diagnosa SOAP Paraf
05/08/19 1 S : klien mengatakan nyeri pada area
luka WSD dan perut.
O : Klien tampak menahan nyeri dan raut
wajah tegang, mengerutkan dahi dan
memejamkan mata.
N = 90x/mnt
S = 37 oC
RR = 24 x/mnt
TD = 110/80 mmHg
Pengkajian nyeri :
P : luka operasi pemasangan WSD
Q : tertusuk
R : area luka operasi WSD
S : skala 4
T : hilang timbul
A : Masalah keperawatan belum teratasi,
P : Lanjutkan intervensi
06/08/19 1 S : klien mengatakan masih terasa nyeri
pada area luka WSD dan perut, klien
sudah melakukan teknik napas dalam
saat terasa nyeri
O : Klien tampak menahan nyeri dan raut
wajah tegang, mengerutkan dahi dan
memejamkan mata.
N = 90x/mnt
S = 36,8 oC
RR = 20 x/mnt
TD = 110/80 mmHg
Pengkajian nyeri :
P : luka operasi pemasangan WSD
Q : tertusuk
R : area luka operasi WSD
S : skala 4
T : hilang timbul
A : Masalah keperawatan belum teratasi,
P : Lanjutkan intervensi
07/08/19 1 S : klien mengatakan masih nyeri pada
area luka WSD dan perut
O : Klien tampak menahan nyeri dan raut
wajah tegang, mengerutkan dahi dan
memejamkan mata.
N = 90x/mnt
S = 36,5 oC
RR = 24 x/mnt
TD = 110/80 mmHg
Pengkajian nyeri :
P : luka operasi pemasangan WSD
Q : tertusuk
R : area luka operasi WSD
S : skala 3
T : hilang timbul