Anda di halaman 1dari 15

Ultrasound

Ultrasound adalah suatu terapi dengan menggunakan getaran mekanik


gelombang suara dengan frekuensi lebih dari 20.000 Hz. Yang digunakan dalam
Fisioterapi adalah 0,5-5 MHz dengan tujuan untuk menimbulkan efek terapeutik
melalui proses tertentu.

Mekanisme kerja

a. Efek Mekanik
Bila gelombang ultrasound masuk ke dalam tubuh maka akan menimbulkan
pemampatan dan peregangan dalam jaringan sama dengan frekuensi dari mesin
ultrasound sehingga terjadi variasi tekanan dalam jaringan. Dengan adanya variasi
tersebut menyebabkan efek mekanik yang sering disebut dengan istilah
“micromassage” yang merupakan efek terapeutik yang sangat penting karena hampir
semua efek ini sangat diharapkan sehingga pada daerah micro tissue damage baru
yang memacu proses inflamasi fisiologis.
b. Efek Panas
Micromassage pada jaringan akan menimbulkan efek “friction” yang hangat.
Panas yang ditimbulkan oleh jaringan tidak sama tergantung dari nilai “acustic
independance”, pemilihan bentuk gelombang, intensitas yang digunakan dan durasi
pengobatan. Area yang paling banyak mendapatkan panas adalah jaringan “interface”
yaitu antara kulit dan otot serta periosteum. Hal ini disebabkan oleh adanya
gelombang yang diserap dan dipantulkan. Agar efek panas tidak terlalu dominan
digunakan intermitten ultrasound yang efek mekanik lebih dominan dibandingkan
efek panas.
Pada tendon dan otot akan meningkatkan temperatur sebesar 0,07 derajat Celcius
perdetik. Pengukuran ini dilakukan pada sebuah model jaringan otot. Jadi tanpa
adanya efek regulasi dari sirkulasi darah.
c. Efek Biologis
Efek lain dari micromassage adalah efek biologis yang merupakan refleks
fisiologis dari pengaruh mekanik dan pengaruh panas. Efek biologis yang
ditimbulkan oleh ultrasound antara lain :
1) Meningkatkan sirkulasi darah
Salah satu efek yang ditimbulkan oleh ultrasound adalah panas sehingga tubuh
memberikan reaksi terhadap panas tersebut yaitu terjadinya vasodilatasi, hal tersebut
disebabkan oleh :
a) Adanya pembebasan zat-zat pengiritasi jaringan yang merupakan
konsekuensi dari sel-sel tubuh yang rusak sebagai akibat dari mekanisme
vibrasi
b) Adanya iritasi langsung pada serabut saraf efferent atau bermielin tebal.
Iritasi ini mengakibatkan terjadinya post excitatory depression dalam
aktivitas orthosympatik
2) Rileksasi Otot
Dengan adanya efek panas maka akan mengakibatkan vasodilatsi pembuluh
darah sehingga terjadi perbaikan sirkulasi darah yang mengakibatkan rileksasi otot.
Hal ini disebabkan oleh karena zat-zat pengiritasi diangkut oleh darah disamping itu
efek vibrasi ultrasound mempengaruhi serabut afferent secara langsung dan
mengakibatkan rileksasi otot.
3) Meningkatkan Permeabilitas Membran
Melalui mekanisme getaran gelombang ultrasound maka cairan tubuh akan
didorong ke membran sel yang menyebabkan perubahan konsentrasi ion sehingga
mempengaruhi nilai ambang dari sel-sel.
4) Mempercepat proses penyembuhan jaringan
Dengan pemberian ultrasound akan menyebabkan terjadinya vasodilatasi
pembuluh darah sehingga meningkatkan suplai bahan makanan pada jaringan lunak
dan juga terjadi peningkatan antibody yang mempermudah terjadinya perbaikan
jaringan yang rusak. Disamping itu akibat dari efek panas dan efek mekanik yang
ditimbulkan oleh ultrasound menyebabkan terjadinya kerusakan jaringan secara
fisiologis yang mengakibatkan terjadinya reaksi radang yang diikuti oleh terlepasnya
“P” substance, prostaglandin, bradikin dan histamine yang mengakibatkan
terangsangnya serabut saraf bermyelin tipis sehingga timbul rasa nyeri. Namun
dengan terangsangnya “P” substance tersebut mengakibatkan proses induksi
proliferasi akan lebih terpacu sehingga mempercepat terjadinya penyembuhan
jaringan yang mengalami cedera.
Reaksi “P” substance bersama neurotransmitter lainnya seperti histamine,
bradikinin dan prostaglandin merupakan kelompok senyawa amin yang ikut berperan
dalam reaksi radang yang terjadi oleh karena adanya kerusakan jaringan akibat
trauma atau stimulus mekanik, stimulus elektris maupun stimulus kimia. Reaksi “P”
substance tersebut dapat bersifat vascular dan reaksi seluler yang pada prinsipnya
memacu induksi proliferasi fibroblast pada fase pembentukan jaringan kollagen muda
sebagai proses regenerasi awal yang dimulai sejak 24-30 jam pertama. “P” substance
juga merupakan salah satu neurotransmitter yang sangat bermanfaat bagi dimulainya
proses regenerasi jaringan. Pada fase akut nocisensorik akan teriritasi oleh reaksi
kimia akibat “P” substance di sekitar lesi. Dengan demikian maka pada fase akut
suatu peradangan akan ditandai dengan nyeri yang hebat.
5) Mengurangi Nyeri
Nyeri dapat dikurangi dengan menggunakan ultrasound, selain dipengaruhi oleh
efek panas juga berpengaruh langsung pada saraf. Hal ini disebabkan oleh karena
gelombang pula dengan intensitas rendah sehingga dapat menimbulkan pengaruh
sedative dan analgesi pada ujung saraf afferent II dan IIIa sehingga diperoleh efek
terapeutik berupa pengurangan nyeri sebagai akibat blockade aktivitas pada HPC
melalui serabut saraf tersebut.
Indikasi Ultrasound
1) Kelainan-kelainan / penyakit pada jaringan tulang sendi dan otot
2) Keadaan-keadaan post traumatik
3) Fraktur
4) Rheumathoid Arthritis pada stadium tidak aktif
5) Kelainan / penyakit pada sirkulasi darah
6) Penyakit-penyakit pada organ dalam
7) Kelainan / penyakit pada kulit
8) Luka bakar
9) Jaringan parut oleh karena operasi
10) Kontraktur

Kontra Indikasi Ultrasound


1) Mata
2) Jantung
3) Uterus pada wanita hamil
4) Epiphysela plates
5) Testis
6) Post laminectomi
7) Hilangnya sensibilitas
8) Tumor
9) Diabetes Mellitus (DM)
Ortotik protektik

Ortotik merupakan ilmu sebagai bentuk pelayanan pembuatan dan


pemasangan alat bantu pada pasien yang menderita kelainan, kelayuhan, atau
deformitas lainnya.

Prostetik merupakan ilmu sebagai bentuk pelayanan pembuatan dan


pemasangan alat bantu pada pasien yang kehilangan anggota gerak tubuh

A. PROSTESE ANGGOTA GERAK BAWAH :


1. Above Knee Prostesis Indoskletal yaitu Sebuah prostesis yang digunakan untuk
amputasi atas lutut yang mungkin disebabkan oleh penyakit (DM) sehingga di
amputasi,tumor,conginetal,dll
2. Transfemoral prosthesis (Prosthesis Atas lutut) kegunaan yaitu Sebuah prostesis
yang digunakan untuk amputasi atas lutut yang mungkin disebabkan oleh
penyakit (DM) sehinnga di amputasi, tumor, conginetal, dll

3. Below knee protesis


Kegunaan : Sebuah prostesis yang digunakan untuk amputasi bawah lutut yang
mungkin disebabkan oleh penyakit (DM) sehinnga di amputasi, tumor,
conginetal, dll.
Below knee prosthesis / Prosthesis bawah siku ini ada 4 macam jenis:
a. PTB Convesional dengan Tight corset dan Knee joint
Indikasi: Untuk Knee Joint yang tidak stabilitas,ada gerakan hiperekstensi
yang berlebihan,penderita yang sudah terbiasa dengan prostese knee joint
(kebiasaan)
kontraindikasi: Bila knee joint bagus jangan dipakai,bila stup terjadi udema
Kelebihan: Memberikan pencegahan rectufartum, memberikan tumpuan
berat badan pada paha, menyestabilkan knee joint, faktor kepuasan.
Kelemahan:Dapat memperparah udema, cenderung atropi otot-otot
paha,kebersihan harus dijaga dengan baik karena kulit mudah berbau,
kosmetik kurang bagus, mechanical axis tidak bisa singkron dengan anatomi
axis, pembuatan membutuhkan waktu yang lama.
b. PTB Strap
Indikasi: Amputasi bawah lutut transtibia cocok untuk PTB kecuali Ada
Unstabilitas
Kontraindikasi: Sendi lutut tidak stabil, hanya sedikit area menumpu berat
badan/stup pendek
Kelebihan : mempunyai Biomekanik yang baik
Kelemahan: Menyebabkan Atropi
c. PTB SC (supra condyler)

Indikasi: Pasien Butuh Banyak berlutut, pasien yang tidak tahan dengan
memakai fermur corset
Kontraindikasi: Bila kita tidak membutuhkan control genu rectufartum,
unstabilitas medio lateral yg tidak dapat dicontrol oleh socet
Kelebihan: mudah berlutut,mudah dilepas, kosmetik baik
Kelemahan: Tidak dapat mengontrol rektufartum,penyangga yang sedikit
d. PTB SP (Supra Pattela)
Indikasi: Untuk stump yang pendek,Pasien yang tidak tahan dengan manset
supra condyler cuff, untuk memberikan koreksi pada ekstensi sendi lutut, bila
pasien memilih prostesis ini.
Kontraindikasi: Pasien yang gemuk, sendi lutut tidak stabilitas
kelebihan: Tanpa strep, Bisa mengontrol knee joint, tidak mengambat ateri
poplitea
Kelemahan : Sulit memberikan modifikasi yang tepat, Kosmetik tidak bagus
e. SYME PROSTESIS
Kegunaan :Protese yang digunakan untuk amputasi pada pergelangan kaki /
tepat pada maleolus

B. PROSTESE ANGGOTA GERAK ATAS


1. Shoulder disarticulation prosthesis
Indikasi: Aputasi pada anggota gerak atas tepat pada bahu/shoulder
2. Ranshumeral prostesis (Prostesis atas siku)
Indikasi: Amputasi anggota gerak atas tubuh, pada posisi di atas siku,stump bisa
berukuran panjang,medium,pendek
3. Transradial prosthesis (prosthesis bawah siku)
Indikasi: Amputasi anggota gerak atas tubuh, pada posisi di Bawah siku,stump
bisa berukuran panjang,medium, pendek
4. Elbow disarticulation prosthesis (Prostesis Tepat Siku)

Indikasi: Amputasi anggota gerak atas tubuh,pada posisi tepat siku,stump


berukuran panjang / epicondylusnya masih ada.
5. Hand Prostesis (Prostesis tangan)

Indikasi : amputasi pada tangan, biasanya buat kosmetik


contoh: Handgloup, Dress Hand.
6. Finger prosthesis (Prostesis Jari-Jari)
Indikasi : Amputasi pada jari-jari tangan

C. ORTOSIS ANGGOTA GERAK ATAS1) STATIC COCK UP SPLINT

Indikasi: ortose yang di gunakan pada tangan yang mengalami drop hand yang
memungkinkan jari-jari tangan tidak bisa bergerak
2) COCK UP SLINT DYNAMIC

Indikasi:ortose yang di gunakan pada tangan yang mengalami drop hand yang
memungkinkan jari-jari tangan bisa bergerak/dinamis.
3) Elbow Brace

Kegunaan :Ortose digunakan untuk penguat sendi siku, ortose pada


Anggota Gerak Atas

4) ARM CORSET

indikasi: digunakan untuk stabilitasi lengan bawah yang diakibatkankarena


fraktur

5) NIGHT SPLINT

Indikasi: digunakan untuk tangan yang mengalami drop hand tetapi


digunakan hanya pada malam hari

D. ORTOSE ANGGOTA GERAK BAWAH.

1) KAFO (Knee Ankle Foot Ortosis)


Indikasinya: Ortosis yang digunakan pada pasien yang menderita paralysis
(kelumpuhan),kelemahan otot,tungkai tidak sama panjang,kontraktur knee joint,genu
recurvatum(hyperextensi), poliomylitis

2)AFO (Ankle Foot Ortosis)


Indikasinya: digunakan sebagai penguat yang biasanya digunakan pada pasien
yang mengalami drop foot,varus,valgus dll,

3) SHORT LIGH BRACE

Indikasinya : digunakan pada pasien yang mengalami droop foot yang flexibel dll.

E. ORTOSE SPINAL

1) munster scoliosis orthosis (MSO)

Kegunaan: Untuk Pasien Scoliosis


2) Boston Brace
Kegunaan : Ortose yang digunakan sebagai penguat vertebra yang mengalami
scoliosis

Anda mungkin juga menyukai