Anda di halaman 1dari 4

A.

Penatalaksanaan

Tujuan utama untuk skrining retinopati hipertensi adalah bahwa pembuluh darah
retina merupakan satu-satunya pembuluh darah yang terlihat pada saat pemeriksaan
rutin. Efek dari hipertensi kronis yang mudah sekali terlihat di mata sebagai retinopati
hipertensi dan koroidopati, ini mencerminkan perubahan vascular yang terjadi pada
system lain.1,2

Retinopati hipertensi juga dikaitkan dengan peningkatan risiko stroke bahkan setelah
mengendalikan tekanan darah dan factor risiko vascular lainnya. Penatalaksanaan
retinopati hipertensi terutama difokuskan pada pengurangan tekanan darah.

Secara umum pengobatan untuk retinopati hipertensi maligna adalah mengurangi


tekanan darah sistemik di bawah 140/90 mmHg. Ini dapat dilakukan oleh
armamentarium perawatan medis untuk hipertensi. Perawatan medis hanya dapat
mengobati perubahan hipertensi akut dari vasospasme dan kebocoran pembuluh darah.
Tidak ada pengobatan untuk perubahan arteriosklerotik dari hipertensi kronis.123

a. Terapi medis

Penatalaksanaan retinopatti hipertensi tergantung pada keparahan penyakit.

Retinopati hipertensi ringan, pengobatan terdiri dari pengontrolan tekanan


darah dengan pemantauan teratur. Retinopati hipertensi sedang, rujukan ke
dokter sangat penting untuk mengecualikan factor terkait lainnya seperti
diabetes militus dan untuk memeriksa adanya kelainan kardiovaskular.
Perawatan rutin termasuk kontrol dan pemantauan tekanan darah adalah sebuah
keharusan.
Retinopati hipertensi berat memerlukan perawatan dan rujukan segera karena
memiliki pengaruh hingga kematian. System lain seperti ginjal, kardiovaskular
dan otak harus dimonitor untuk tanda-tanda kerusakan organ.

Penting untuk diperhatikan bahwa tekanan darah harus diturunkan secara


terkontrol, ini penting untuk mencegah kerusakan iskemik pada organ vital
seperti saraf optic dan otak.

Obat-obatan yang biasanya digunakan dalam pengaturan rawat jalan untuk


mengurangi tekanan darah termasuk penghambat enzim pengonversi
angiotensin, penghambat saluran kalsium, diuretik, dan penghambat ad-
adrenergik. Obat lain yang kurang umum digunakan termasuk adrenergic
blocker, vasodilator langsung, dan agonis 2-adrenergik sentral.

b. Tindak lanjut medis

Tindak lanjut tergantung pada derajat hipertensi dan resistensi terhadap obat.
Kontak yang erat sangat penting antara dokter spesialis mata dan dokter
perawatan primer untuk tindak lanjut yang konsisten yang dirancang secara
individual untuk setiap pasien.

c. Operasi

Tidak ada perawatan bedah untuk hipertensi esensial atau komplikasi okular.
Dalam kasus hipertensi sekunder, perawatan bedah mungkin efektif, tergantung
pada etiologinya.

B. Komplikasi1,3

Hipertensi mempengaruhi pasien terhadap banyak penyakit pembuluh darah retina


lainnya termasuk oklusi arteri retina sentral atau cabang, oklusi vena sentral atau
cabang, dan makroaneurisma arteri retina. Iskemia sekunder akibat oklusi vaskular
dapat menyebabkan neovaskularisasi, perdarahan vitreous, pembentukan membran
epiretinal, dan pelepasan retina traksi. Hipertensi juga menyebabkan perkembangan
retinopati diabetik yang lebih maju. Neuropati optik hipertensi dapat menyebabkan
papilledema kronis, yang menyebabkan atrofi saraf optik dan kehilangan ketajaman
visual yang parah. Baru-baru ini istilah 'retinopati hipertensi proliferatif' telah
diciptakan. Namun, kasus yang disajikan dalam naskah mungkin merupakan kasus
oklusi vena retina dengan neovaskularisasi retina sekunder.

Komplikasi retinopati hipertensi meliputi :

a) Oklusi arteri retina


b) Oklusi vena retina
c) Aneurisma makro dari arteri retina
d) Retinopati Diabetik (DR): Retinopati hipertensi dan DR bersama-sama pada
pasien disebut retinopati campuran. Hipertensi juga dikenal sebagai faktor risiko
utama untuk perkembangan DR.
e) Neuropati optik iskemik anterior
f) Degenerasi makula terkait usia
g) Glaukoma
h) Emboli arteriol retina
i) Pembentukan membran epiretinal
j) Edema makula sistoid

C. Prognosa3

Retinopati hipertensikronis jarang menyebabkan hilangnya penglihatan yang


signifikan. Perubahan retina dapat dihentikan ketika hipertensi diobati. Namum
penyempitan arteriolar dan perubahan arteriovenous tetap ada. Untuk hipertensi
maligna yang tidak diobati, mortalitasnya mencapai 50% dalam waktu dua bulan
diagnosis dan hampir 90% pada akhir 1 tahun. Hilangnya penglihatan pada retinopati
hipertensi adalah karena otrofi optic sekunder setelah papiloedema yang lama atau
perubahan pigmen retina setelah ablasi retina eksudatif.

Pasien dengan retinopati hipertensi berat dan perubahan arteriosklerotik berada pada
peningkatan risiko penyakit jantung, penyakit pembuluh darah perifer, dan stroke.
Karena perubahan arteriosklerotik pada retina tidak mengalami kemunduran, pasien-
pasien ini tetap pada peningkatan risiko oklusi arteri retina, oklusi vena retina, dan
makroaneurisma retina. Sebagian besar perubahan retina akibat hipertensi maligna
akan membaik setelah tekanan darah terkontrol. Kerusakan saraf optik dan makula,
bagaimanapun, dapat menyebabkan pengurangan ketajaman visual jangka panjang

Referensi :

1. Yestina S D, Afriant R, Yenita. Gambaran Kejadian Retinopati Hipertensi pada


Penderita Hipertensi yang Dirawat di Bagian Penyakit Dalam RSUD dr. M.
Djamil pada Bulan Januari – Desember 2013. Jurnal Kesehatan Andalas. 2017;
6(3).
2. Modi P, Arsiwalla T. Hypertensive Retinopathy [internet.]. 2019 [cited on
February 22, 2019]. Available from :
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK525980/
3. Judy E, Kim MD. Hypertensive Retinopathy [internet.]. 2019 [cited on February 22,
2019]. Available from:
http://eyewiki.aao.org/Hypertensive_retinopathy#Management

Anda mungkin juga menyukai