6 MDL Pembelajaran
6 MDL Pembelajaran
1
implementasi KTSP-SMK serta satuan pendidikan SMK pada umumnya
dalam upaya menerapkan peraturan-peraturan dimaksud. Pada
gilirannya, seperti yang diharapkan, setiap SMK atau kelompok SMK
akan mampu menyiapkan sendiri KTSP yang akan
diimplementasikannya.
2
DAFTAR ISI
HAL
KATA PENGANTAR
i
DAFTAR ISI
iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Pelaksanaan Proses Pemelajaran
7
B. Model-model pembelajaran alternatif
(Normatif dan Adaptif)
14
a. Quantum Teaching and Learning (QTL)
14
b. Contextual Teaching and Learning (CTL)
3
19
C. Menerapkan Multi Kecerdasan Dalam Strategi
”PAKEM ”
22
D. Metode Pemelajaran PAKEM
32
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan (SPN), pasal 19,
dinyatakan bahwa :
4
(1) Proses pembelajaran pada satuan pendidikan
diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik
untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik.
(2) Selain ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dalam proses pembelajaran pendidik memberikan
keteladanan.
(3) Setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan
proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran,
penilaian hasil pembelajaran dan pengawasan proses
pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran
yang efektif dan efisien.
5
belajar. Proses pembelajaran untuk setiap mata pelajaran
harus fleksibel, bervariasi dan memenuhi standar.
2. Inti
6
Kegiatan ini merupakan proses pembelajaran untuk
mencapai Kompetensi dasar yang dilakukan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,
dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Dalam kegiatan inti pelaksanaan pembelajaran
menggunakan metode yang disesuaikan dengan
karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, yang dapat
meliputi proses eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi.
a. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru;
1) melibatkan peserta mencari informasi yang luas
dan dalam tentang topik/tema materi yang akan
dipelajari dengan menerapkan prinsip alam
takambang jadi guru dan belajar dari aneka
sumber
2) menggunakan beragam pendekatan
pembelajaran, media pembelajaran dan sumber
belajar lainnya
3) memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta
didik serta dengan guru, lingkungan, dan sumber
belajar lainnya
7
4) melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap
kegiatan pembelajaran
5) memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan
di laboratorium, studio atau lapangan
b. elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru;
1) membiasakan peserta didik dalam membaca dan
menulis yang bergam melalui tugas-tugas tertentu
yang bermakna;
2) memfasilitasi peserta didik melalui pemberian
tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan
gagasan baru baik secara lisan maupun tertuluis;
3) memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis,
menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa
rasa takut;
4) memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran
kooperatif dan kolaboratif;
5) memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara
sehat untuk meningkatkan prestasi belajar;
6) memfasilitasi peserta didik membuat laporan
eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun
tulisan, secara individu atau kelompok;
7) memfasilitasi peserta didik melakukan pameran,
turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan;
8
8) memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan
yang menumbuhkan kebangggan dan rasa
percaya diri
c. Konfirmasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru;
1) memberikan umpan balik positif dan penguatan
dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun
hadiah terhadap keberhasilan peserta didik;
2) memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi
dan elaborasi peserta didik melalui berbagai
sumber;
3) memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi
untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah
dilakukan;
4) memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh
pengalaman yang bermakna dalam mencapai
kompetensi dasar:
a). berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator
dalam menjawab pertanyaan peserta didik
yang menghadapi kesulitan, dengan
menggunakan bahasa yang baku dan benar;
b). membantu menyelesaikan masalah;
c). memberi acuan agar peserta didik dapat
melakukan pengecekan hasil eksplorasi;
9
d). memberi informasi untuk bereksplorasi lebih
lanjut;
e). memberi motivasi kepada peserta untuk
bereksplorasi lebih lanjut.
3. Penutup
Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan
dalam bentuk ;
a. bersama-sama dengan peserta didik dan atau sendiri
mebuat rangkuman/kesimpulan pelajaran;
b. melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap
kegiatan yang telah dilakukan
c. meberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran
d. merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk
pembelajaran remedial, program pengayaan, layanan
konseling, dan atau meberikan tugas indivikdu
maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar
peserta didik,
e. meyampaikan pembelajaran pada tahap berikutnya.
10
BAB II
MULTI KECERDASAN DALAM PEMBELAJARAN
11
bervariasi agar dapat menjembatani proses belajar peserta
didiknya.
Beberapa jenis kecerdasan dan bagaimana strategi yang harus
dilakukan seorang guru dalam proses pembelajarannya akan
dibahas pada uraian di bawah ini.
A. Kecerdasan Linguistik (Lingustic Intellegence)
Merupakan kemampuan berpikir dalam bentuk kata-kata
dan penggunaan bahasa untuk mengekspresikan dan
memberi makna yang kompleks. Biasanya kecerdasan ini
dimiliki oleh para pengarang, penyair, jurnalis, pembicara,
dan penyiar berita. Beberapa karakteristik yang ada pada
orang yang memiliki kecenderungan kecerdasan bahasa
antara lain adalah :
Mendengarkan dan merespon setiap
suara dan berbagai ungkapan kata;
Menirukan suara, bahasa, membaca
dan menulis;
Belajar melalui menyimak, membaca
dan menulis serta diskusi;
Menyimak secara efektif, memahami, menguraikan,
menafsirkan dan mengingat apa yang diucapkan;
Membaca secara efektif, memahami, meringkas,
menafsirkan atau menerangkan;
12
Berbicara secara efektif kepada
beragam pendengar, beragam tujuan, dan mengetahui
cara berbicara secara sederhana, fasih, dan bergairah;
Menulis secara efektif, memahami
dan menerapkan aturan-aturan tata bahasa, ejaan, tanda
baca dan kosakata yang efektif;
Memperlihatkan kemampuan untuk mempelajari bahasa
lainnya;
Menggunakan keterampilan menyimak, berbicara, menulis
dan membaca.
Kelas pada setiap pelajaran harus berupa lingkungan yang
kaya akan bahasa tempat peserta didik berbicara, berdiskusi
dan menjelaskan dan yang paling penting adalah mendorong
rasa ingin tahunya.
Pembentukan lingkungan pembelajaran Verbal-Linguistik :
Kondisikan peserta didik untuk
menceritakan suatu kisah atau suatu masalah yang terkait
dengan materi pelajaran;
Beri kesempatan untuk memimpin suatu
diskusi atau debat;
Tugaskan untuk membuat sebuah artikel;
Beri kesempatan kepada peserta didik
untuk menghubungkan suatu artikel/cerita dengan realita
atau materi pelajaran;
13
Tugaskan peserta didik untuk
mempresentasikan sesuatu pokok bahasan;
Mengkondisikan kegiatan ”talk show”
dalam suatu program/materi;
Menyusun suatu laporan/ resume/kajian
pada suatu topik/ materi yang relevan.
14
Menunjukkan keterampilan memecahkan masalah secara
logis;
Memahami pola-pola dan hubungan-
hubungan;
Mengajukan dan menguji hipotesis;
Menggunakan bermacam-macam
keterampilan matematis, seperti memperkirakan,
perhitungan logaritma, menafsirkan statistik, dan informasi
visual dalam bentuk grafik;
Berpikir secara sistematis dengan
mengumpulkan bukti, membuat hipotesis dan merumuskan
berbagai model;
Mengungkapkan ketertarikan dalam
karir, seperti akuntansi, TI, mesin dan ilmu kimia
15
Menggunakan analogi untuk
menjelaskan;
Mengkategorikan fakta-fakta;
Merancang suatu simbol atau kode.
16
Menikmati gambar-gambar tak beraturan, lukisan, ukiran
atau obyek repro lain dalam bentuk yang dapat dilihat;
Menikmati bentukan hasil tiga dimensi, seperti obyek
origami, jembatan tiruan dan maket;
Cakap mendesain secara abstrak;
Menciptakan bentuk baru dari media visual
spasial.
17
D. Kecerdasan Kinestetik Tubuh (Bodily Kinesthetic
Intellegence)
Kemampuan seseorang untuk menggerakkan suatu obyek
dan keterampilan-keterampilan fisik yang halus. Kemampuan
atau kecerdasan ini dimiliki oleh para atlit, penari, ahli bedah,
dan seniman.
Beberapa karakteristik orang yang memiliki kecenderungan
kecerdasan kinestetik antara lain adalah :
Menjelajahi lingkungan dan sasaran
melalui sentuhan dan gerakan;
Mengembangkan kerjasama dan rasa
terhadap waktu;
Belajar dengan lebih baik, jika terlibat
langsung dan berpartisipasi;
Menikmati secara konkrit dalam
mempelajari pengalaman-pengalamannya, seperti
perjalanan ke alam bebas, berpartisipasi dalam bermain
peran dan permainan ketangkasan;
Menunjukkan keterampilannya atau
men-demonstrasikan keahlian dalam bidangnya.
Lingkungan belajar diupayakan berupa menu-menu yang terkait
dengan kinestetik, antara lain:
Bermain peran atau menirukan;
18
Menciptakan suatu gerakan atau
rangkaian gerakan untuk menjelaskan;
Menciptakan suatu model;
Merancang suatu produk;
Merencanakan dan menghadiri suatu
perjalanan lapangan;
Membuat suatu permainan atau
sejenisnya.
19
Mengenali dan mendiskusikan berbagai
gaya musik, aliran dan variasi budaya;
Mengoleksi musik dan informasi mengenai
musik dalam berbagai bentuk;
Mengembangkan kemampuan menyanyi
atau memainkan instrumen secara sendiri;
Mengembangkan referensi kerangka
berpikir pribadi untuk mendengarkan musik;
Mengembangkan improvisasi dan bermain
dengan suara/bunyi.
Lingkungan belajar diupayakan berupa menu yang terkait dengan
kecerdasan musikal, antara lain:
Meyajikan suatu pertunjukkan dengan
iringan musik yang tepat;
Menyanyikan sebuah kritikan atau lagu;
Menyajikan kelas musik dalam waktu
singkat pada suatu materi/pokok bahasan;
Menggunakan musik untuk mempertinggi
semangat belajar;
Menuliskan suatu lirik lagu untuk suatu
pokok bahasan/materi.
F. Kecerdasan Interpersonal (Interpersonal Intellegence)
20
Merupakan kemampuan untuk memahami dan berinteraksi
dengan orang lain secera efektif, seperti yang dimiliki oleh
guru, pekerja sosial, artis atau politisi yang sukses.
Beberapa karakteristik orang yang memiliki kecenderungan
kecerdasan interpersonal antara lain adalah :
Terikat dengan dan berinteraksi dengan orang lain;
Membentuk dan menjaga hubungan sosial;
Mengetahui dan menggunakan cara-cara
yang beragam dalam berhubungan dengan orang lain;
Merasakan perasaan, pikiran, motivasi,
tingkah laku dan gaya hidup orang lain;
Berpartisipasi dalam kegiatan kolaboratif
dan menerima bermacam peran yang perlu
dilaksanakan;
Mempengaruhi pendapat dan perbuatan orang lain;
Memahami dan berkomunikasi secara
efektif, baik secara verbal maupun non verbal;
Menyesuaikan diri terhadap lingkungan
dan group yang berbeda;
Mempelajari keterampilan yang
berhubungan dengan penengah sengketa;
Tertarik pada karir yang berorientasi
interpersonal, seperti mengajar, pekerjaan sosial dan
konseling.
21
Lingkungan belajar diupayakan berupa menu-menu yang
terkait dengan kecerdasan interpersonal, antara lain:
Memimpin suatu rapat;
Bersama seorang rekan menggunakan
penyelesaian masalah berat;
Bermain peranan dengan berbagai
perspektif;
Mengatur dan ikut serta dalam sebuah
kelompok;
Mengajarkan orang lain tentang suatu hal;
Berlatih memberi dan menerima umpan
balik;
Menciptakan suatu sistem /prosedur dari
suatu kegiatan.
22
Sadar akan wilayah emosinya;
Menemukan cara-cara dan jalan keluar untuk
mengekpresikan perasaan dan pemikirannya;
Mengembangkan model diri yang akurat;
Termotivasi untuk mengidentifikasi dan
memperjuangkan tujuannya;
Membangun dan hidup dalam suatu sistem nilai
etika (agama);
Bekerja mandiri;
Mengatur secara kontinyu pembelajaran dan
perkembangan tujuan personalnya;
Berusaha mencari dan memahami pengalaman
batinnya sendiri;
Berusaha untuk mengaktualisasikan diri;
Memberdayakan orang lain (memiliki tanggung
jawab kemanusiaan).
Lingkungan belajar diupayakan berupa menu-menu yang terkait
dengan kecerdasan intrapersonal, antara lain:
Menggambarkan bahwa kemampuan yang
dimilikinya dapat membantu menuju kesuksesan;
Merangkai dan mengejar suatu tujuan;
Menggambarkan perasaannya tentang sesuatu;
Menggunakan acuan belajar;
Membuat suatu jurnal;
23
Menerima umpan balik dari orang lain;
Mengomentari atau menilai hasil pekerjaannya.
BAB III
MODEL – MODEL PEMBELAJARAN
24
terdapat karakteristik berupa rentetan atau tahapan
perbuatan/kegiatan guru-siswa. Pola pembelajaran dikenal
dengan istilah sintak ( Bruce Joyce, 1985)
Berdasarkan penjelasan pelaksanaan pembelajaran yang
tertuang pada Lampiran Permendiknas Nomor 41 tahun 2007,
tentang Standar Proses, II poin C, dinyatakan tentang beberapa
model pembelajaran alternatif yang dapat dikembangkan dan
digunakan secara inovatif sesuai dengan kebutuhan dan situasi
yang dihadapi di kelas serta untuk mendukung iklim belajar
PAKEM (pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan).
Iklim belajar PAKEM diharapkan dapat menumbuhkembangkan
secara optimal multi kecerdasan yang dimiliki setiap peserta
didik.
Model-model pembelajaran yang dapat digunakan terkait dengan
iklim belajar PAKEM antara lain:
25
Inventarisasi standar kompetensi lulusan
dimaksudkan untuk mengidentifikasi standar
kompetensi yang terdapat dalam
kurikulum/silabus program keahlian yang
digunakan.
Standar Kompetensi yang ada pada Kurikulum/
Silabus
SK1 ………………………………………………..
SK2 ……………………...………….……………..
SK3 ……………………………...….……………..
Dst …......………………………………...……….
2) Inventarisasi Pekerjaan (Job)
Pendataan jenis pekerjaan (job) dapat mengacu:
jenis pekerjaan yang ada di kurikulum, Standar
Kompetensi Kerja (SKK) yang berlaku pada
program keahlian, dan atau standar pekerjaan
yang ada di DU/DI. Setiap program keahlian pada
umumnya memiliki lebih dari satu bidang/jenis
pekerjaan, yang memungkinkan di isi oleh
lulusan.
Jenis Pekerjaan (job) yang ada di masyarakat
P.1
………………………………………………………….
.
P.2
………………………………………………………….
.
P.3
………………………………………………………….
.
26
Dst.
………………………………………………………….
3) Inventarisasi Produk (Barang/Jasa) Setiap
Pekejaan
Inventarisasi produk setiap pekerjaan
dimaksudkan untuk mengidentifikasi produk yang
dapat dihasilkan dari setiap bidang/jenis
pekerjaan. Hal ini dimaksudkan agar pada setiap
pembelajaran peserta didik sudah memilki
orientasi terhadap produk.
27
dibutuhkan pada setiap produk dan bidang pekerjaan
dengan menggunakan tabel 2.
Pr2 √ √ √ √
Pr3
Prn
28
Produk (Pr2 ) dapat dikerjakan dalam pembelajaran
SK1, SK2, SK3 dan SK 5, demikian selanjutnya
untuk Produk yang lain.
Produk (Pr1) dan (Pr2 ) dapat digunakan sebagai
pilihan oleh peserta didik sebagi media
pembelajaran untuk SK1 dan SK2
Setelah seluruh standar kompetensi teridentifikasi
terhadap produk yang ada, maka guru
menetapkan alternatif produk yang akan
dikembangkan untuk setiap standar kompetensi
yang dipelajari, sebagai alternatif produk yang
dapat dipilih peserta didik.
29
2. Pelaksanaan Model Pembelajaran Pendekatan Project Work
Pembelajaran dengan pendekatan Project Work
dilaksanakan dengan langkah sebagai berikut:
a. Guru
menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai
menyampaikan strategi pembelajaran dengan
pendekatan project work
menyampaikan alternatif judul/nama produk/jasa
yang dapat dipilih peserta.
menyampaikan ruang lingkup standar kompetensi
yang akan dipelajari oleh peserta didik dalam
setiap judul/nama produk/jasa
menyusun dan menetapkan pedoman penilaian
kompetensi sesuai dengan judul project work
memfasilitasi bimbingan kepada peserta didik
dengan memanfaatkan lembar bimbingan.
b. Peserta didik
memilih salah satu judul/nama produk/jasa yang
dilanjutkan, menyusun proposal/rencana dengan
lay out sebagi berikut:
LATAR BELAKANG
KEUNGGULAN DAN FUNGSI
PRODUK/JASA.
SKETSA/GAMBAR KERJA (jika diperlukan)
30
BAHAN
FASILITAS/PERALATAN.
PROSES PRODUKSI (SISTEMATIKA KERJA)
RENCANA ANGGARAN BIAYA
SASARAN PASAR/PENGGUNA
JADWAL PELAKSANAAN
31
pelaksanaan proses produksi, laporan, kegiatan, dan
kulminasi (presentasi/ pengujian/penyajian/display).
Peserta didik dinyatakan kompeten apabila memenuhi
standar minimal yang dipersyaratkan pada indikator dari
setiap kompetensi dasar. Penetapan pencapaian nilai
peserta uji mengacu pada Pedoman Penilaian dan
Pelaporan Hasil Belajar Peserta Didik SMK.
32
dipahami
33
Untuk membentuk lngkungan kelas yang diharapkan diperlukan
langkah-langkah berikut:
4. Pengambilan Resiko
34
ke sekolah, mengenal orang-orang yang belum diketahui
sebelumnya, dan sebagainya yang merupakan resiko
peserta didik dalam memasuki proses belajarnya.
6. Beri keteladanan
35
lembaga diklat lainnya, yaitu mengembangkan kecakapan
peserta didik dalam mata pelajaran yang diajarkan.
36
- Musik dapat digunakan
untuk menata suasana hati, mengubah keadaan mental
peserta didik, serta mendukung lingkungan belajar,
37
Guna mewujudkan model pembelajaran CTL yang memiliki
karakteristik seperti di atas, seorang guru perlu mengkondisikan
dan mempersiapkan materi pembelajaran yang sesuai dengan
tujuan pembelajaran serta mengkaitkannya dengan realitas dan
kebenaran (kontruktivisme). Untuk itu guru perlu memahami hal-
hal yang terkait dengan peserta didik berikut:
Belajar adalah kegiatan aktif, dimana peserta didik
membangun sendiri pengetahuannya, mencari sendiri arti
dari apa yang mereka pelajari dan bertanggung jawab
terhadap hasil belajarnya.
Belajar bukanlah suatu proses mengumpulkan
sesuatu, tetapi merupakan suatu proses menemukan
sesuatu melalui perkembangan pemikiran yang berkembang
dengan membuat kerangka pengertian yang baru.
Peserta didik mempunyai cara untuk mengerti
sendiri, sehingga setiap peserta didik perlu mengerti
kekhasan, keunggulan dan kelemahannya dalam
mengahdapi sesuatu.
38
Mengajar berarti berpartisipasi dengan peserta
didik dalam membentuk pengetahuan, membuat makna,
mempertanyakan kejelasan, bersikap kritis, mengadakan
justifikasi.
Guru berperan sebagai mediator dan fasilitator
yang membantu agar proses belajar peserta didik berjalan
dengan baik, sehingga proses belajar lebih ditekankan pada
peserta didik yang belajar.
1. Komponen CTL
1) INQUIRY (merumuskan masalah)
Bagaimanakah cara melukiskan suasana kerja di suatu unit
kerja? Dapat dilakukan antara lain dengan melakukan:
Mengamati atau melakukan observasi
Menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan
atau gambar.
Mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya
pada pembaca, teman sekelas, guru, atau audien yang
lain.
2) QUESTIONING ( bertanya)
Questioning dapat diterapkan antara peserta didik dengan
peserta didik, antara guru dengan peserta didik, antara
peserta didik dengan guru atau antara peserta didik dengan
orang lain yang didatangkan ke kelas. Bisa juga dilakukan
39
saat berdiskusi, bekerja dalam kelompok, ketika mengamati
atau ketika menemui kesulitan.
3) KONSTRUKTIVISME
Merancang pembelajaran dalam bentuk peserta didik
bekerja praktek mengerjakan sesuatu, berlatih secara fisik,
menulis karangan, mendemonstrasikan atau menciptakan
ide.
4) LEARNING COMMUNITY (masyarakat belajar)
Dapat dilakukan sesuai dengan kebutuhan dalam
pembelajaran dan materi yang akan diberikan, antara lain
pembentukan kelompok kecil, kelompok besar,
mendatangkan ahli ke kelas, bekerja dengan kelas
sederajat atau bekerja dengan kelas di atasnya, serta
bekerja dengan masyarakat di lingkungan sekolah.
5) AUTHENTIC ASSESSMENT (penilaian yang
sebenarnya)
Kemajuan belajar dinilai dari proses, bukan hanya
hasil.
Menilai pengetahuan dan keterampilan
(performansi) yang diperoleh peserta didik.
Penilai tidak hanya oleh guru, tetapi juga bisa
teman atau orang lain.
40
Karakteristik Penilaian dilaksanakan selama dan
sesudah proses pembelajaran berlangsung, bisa
digunakan untuk formatif maupun sumatif.
Yang diukur pengetahuan dan keterampilan, bukan
mengingat fakta, tetapi berkesinambungan, terintegrasi
dan dapat digunakan sebagai feed back.
6) MODELING (permodelan)
Guru bukan satu-satunya model, tetapi bisa juga model dari
peserta didik yang memiliki suatu kelebihan untuk
mendemonstrasikan kemampuannya atau dari pihak luar
yang bertindak sebagai native speaker.
7) REFLECTION (refleksi)
Bertujuan untuk mengidentifikasi hal-hal yang sudah
diketahui, dan hal-hal yang belum diketahui agar dapat
dilakukan suatu tindakan penyempurnaan. Realisasinya
dapat berupa:
Pernyataan langsung tentang apa yang
diperolehnya hari itu.
Catatan atau jurnal peserta didik.
Kesan dan saran peserta didik mengenai
pembelajaran hari itu.
Diskusi.
Hasil karya.
41
Pelaksanaan model pembelajaran CTL, dilaksanakan dengan
langkah sebagai berikut
Mengkaji konsep atau teori (materi ajar) yang akan dipelajari
oleh siswa.
Memahami latar belakang dan pengalaman hidup siswa
melalui proses pengkajian secara seksama.
Mempelajari lingkungan sekolah dan tempat tinggal siswa,
selanjutnya memilih dan mengkaitkannya dengan konsep atau
teori yang akan dibahas.
Merancang pengajaran dengan mengkaitkan konsep atau teori
yang dipelajari dengan mempertimbangkan pengalaman siswa
dan lingkungan kehidupannya.
Melaksanakan pengajaran dengan selalu mendorong
siswa untuk mengkaitkan apa yang sedang dipelajari
dengan pengetahuan/pengalaman sebelumnya dan
fenomena kehidupan sehari-hari, serta mendorong siswa
untuk membangun kesimpulan yang merupakan
pemahaman siswa terhadap konsep atau teori yang sedang
dipelajarinya.
Melakukan penilaian autentik (authentic assessment)
yang memungkinkan siswa untuk menunjukkan penguasaan
tujuan dan pemahaman yang mendalam terhadap
pembelajarannya, sekaligus pada saat yang bersamaan
42
dapat meningkatkan dan menemukan cara untuk
peningkatan pengetahuannya.
D. Problem-Based Learning (PBL)
1. Definisi PBL
PBL adalah pembelajaran yang didasari oleh dorongan
penyelesaian masalah. Pengertian tersebut sejalan dengan
yang diutarakan oleh Barrows & Tamblyn:
“…the learning which result from the process of working
towards the understanding of, or resolution of, a problem.”
(Barrows & Tamblyn, 1980)
Sebagai model pembelajaran, PBL menggunakan masalah
sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan
mengintegrasikan pengetahuan baru.
2. Prinsip Dasar
Pembelajaran berangkat dari adanya masalah (soal,
pertanyaan, dsb) yang perlu diselesaikan.
3. Tujuan PBL
Mendorong siswa untuk terlibat secara aktif dalam proses
belajar
43
Menilai sejauh mana pemahaman siswa tentang materi
yang dipelajari
44
Mengadopsi pendekatan yang lebih universal atau
menyeluruh.
45
mengarahkan dirinya untuk menyelesaikan masalah dan
mengujinya secara praktis.
7. Sumber Pembelajaran
Bahan bacaan (baik yang disediakan secara langsung
maupun yang ada di sekitar tempat belajar)
Eksperimen kelompok
9. Karakteristik Kelompok
46
Dibagi secara acak
Melakukan evaluasi
47
Guru membantu peserta didik
mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar
yang berhubungan dengan masalah tersebut
(menetapkan topik, tugas, jadwal, dll.)
Guru mendorong peserta didik untuk
mengumpulkan informasi yang sesuai, eksperimen untuk
mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah,
pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah.
Guru membantu peserta didik dalam
merencanakan menyiapkan karya yang sesuai seperti
laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan
temannya
Guru membantu peserta didik untuk
melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan
mereka dan proses-proses yang mereka gunakan
48
Contoh Pelaksanaan PBL
Proses Sasaran Hasil
Tutor memulai sesi dengan Siswa dirangsang untuk dapat Pembelajaran tentang
presentasi masalah mengidentifikasi masalah konteks masalah dan ruang
konkret lingkup materi
Siswa mencari dan menyusun Siswa aktif menggali berbagai Belajar secara kumulatif dan
kerangka berpikir untuk sumber untuk memperoleh mengaitkan berbagai
menyelesaikan masalah info yang dibutuhkan pengetahuan
Siswa menguji pendekatan Siswa melatih kemampuan Meningkatkan
dan solusi masalah mereka logika dan analisis perkembangan mental lebih
kompleks
Siswa mengevaluasi dan Membandingkan dengan Memperoleh tambahan
merevisi solusi mereka; kelompok lain dan menerima pengetahuan tentang
memanfaatkan feed-back umpan balik masalah
Siswa menyusun ‘teori’ baru Siswa belajar melakukan Mampu mengintegrasi
berdasarkan pengalaman abstraksi dan generalisasi pengetahuan yg diperoleh
penyelesaian masalah brdasarkan pengalaman dari pengalaman
Siswa menerapkan ‘teori’ utk Siswa menguji apakah Mampu membuat solusi yg
membahas masalah baru + pengetahuan yg diperolehnya realistik dan tepat-guna.
evaluasi kritis berguna/ tidak.
49
E. MODEL MENGAJAR INQUIRY TRAINING
1. Pengertian
Model mengajar Inquiry Training adalah model pembelajaran
yang diarahkan untuk membantu peserta didik
mengembangkan keterampilan intelektual yang terkait dengan
penalaran sehingga mampu merumuskan masalah,
membangun konsep dan hipotesis serta menguji untuk
mencari jawaban
2. Langkah-Langkah Kegiatan Belajar
Phase satu : Mengidentifikasi masalah
Phase dua : Mengumpulkan informasi yang dilihat dan
dialami terkait dengan masalah
Phase tiga : Mengelompokkan data
- Memisahkan variabel-variabel yang relevan
- Membuat hipotesa tentang hubungan-hubungan
penyebab
Phase empat : Mengorganisasikan data dan
memformulasikan suatu paparan
Phase lima : Menganalisa strategi inquiri dan
mengembangkan model peneluan yang lebih efektif
50
F. Model Bermain Peran (Role Playing)
1. Pengertian
Model pembelajaran yang digunakan untuk mengembangkan
kemampuan analogi tentang situasi permasalahan kehidupan
yang sebenarnya
2. Langkah-Langkah Pembelajaran
Phase pertama Memotivasi kelompok dengan :
Mengidentifikasi dan menjelaskan masalah,
menginterpretasikan; mengekplorasi isu-isu,menjelaskan
peran
Phase kedua memilih peran
Phase ketiga menyiapkan pengamat
Phase keempat menyiapkan tahap-tahap peran
Phase kelima pemeranan
Phase keenam diskusi dan evaluasi
Phase ketujuh pemeranan ulang
Phase kedelapan diskusi dan evaluasi
Phase kesembilan membagi pengalaman dan menarik
generalisasi
51