Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana awal kepemimpinan Tony Abbott di Australia?
2. Bagaimana kebijakan yang diterapkan Tony Abbott sebagai Perdana Menteri
Australia?
3. Bagaimana akhir dari kepemimpinan Tony Abbott di Australia?

C. Tujuan
1. Mengetahui awal kepemimpinan Tony Abbott di Australia.
2. Mengetahui bagaimana kebijakan yang diterapkan Tony Abbott sebagai Perdana
Menteri Australia.
3. Mengetahui akhir kepemimpinan Tony Abbott di Australia.

D. Manfaat
1. Dapat mengetahui bagaimana awal kepemimpinan Tony Abbott di Australia.
2. Dapat mengetahui apa saja dan bagaimana kebijakan yang diterapkan Tony Abbott
sebagai Perdana Menteri Australia.
3. Dapat mengetahui akhir dari kepemimpinan Tony Abbott di Australia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Awal Kepemimpinan Tony Abbott di Australia
B. Kebijakan-Kebijakan yang di Terapkan Tony Abbott di Australia
1. Kebijakan di Bidang Sosial
a. Kebijakan Mencegah Pencari Suaka
Australia merupakan salah satu negara maju di dunia yang memiliki daya
tarik kehidupan yang aman dan tingkat kesejahteraan yang tinggi sehingga
menarik migran untuk datang ke Australia. Kehidupan yang multietnik di
Australia membuat para pencari suaka dapat lebih mudah beradaptasi. Selain itu,
para pencari suaka menganggap bahwa lebih mudah mendapatkan status
pengungsi di Australia dibandingkan dengan di negara lain.
Kedatangan para imigran ke Australia melalui dua jalur, yaitu jalur udara
dengan menggunakan pesawat dan jalur laut dengan menggunakan perahu. Para
imigran yang dating menggunakan perahu kemudian disebut dengan boat people
atau manusia perahu. Melalui Departement Immigration and Citizenship (DIAC),
pemerintah Australia memutuskan bahwa pencari suaka yang datang ke Australia
menggunakan perahu adalah imigran illegal. Imigran illegal yang masuk ke
Australia dari tahun ke tahun semakin meningkat. Sepanjang tahun 2012 hingga
2013, terdapat kurang lebih 403 perahu dengan 25.173 imigran. Hal ini
menimbulkan keresahan bagi Australia sehingga mendorong Tony Abbott
menerapkan kebijakan mencegah pencari suaka di Australia.1
Selain karena keresahan Australia karena banyaknya imigran illegal,
keprihatinan Australia karena banyaknya pencari suaka yang meninggal di laut
juga menjadi latar belakan diterapkannya kebijakan ini. Kebijakan ini disebut
Operasi Perbatasan Berdaulat (Operation Sovereign Borders/OSB). Pemerintah
Tony Abbott masih menerapkan kebijakan yang diterapkan oleh Kevin Rud yaitu
mencari para pencari suaka melalui laut diproses di Papua Nugini dan Nauru jika
terbukti pencari suaka tersebut benar-benar pengungsi. Bagi para pencari suaka

1
Ardianti, “Kebijakan Australia dalam Menangani Imigrasi Ilegal di Bawah Kepemimpinan Perdana Menteri Tony
Abbott Tahun 2013”. Vol.2, No.2. hlm.2.
yang datang ke Australia menggunakan kapal, pemerintah tidak lagi memberikan
permanent residence karena mereka dianggap imigran illegal.
Usaha pemerintah Australia untuk mencegah datangnya para pencari
suaka adalah dengan menaikkan tiga kali lipat masa penahanan anak-anak di
kamp imigrasi menjadi 349 hari. Pemerintah Australia juga menandatangani
relokasi pencari suaka ke Kamboja pada 26 September 2014 di Phnom Penh. Pada
5 Desember 2014 diberlakukan kembali visa sementara bagi para pencari suaka.
Kebijakan mengenai pencari suaka kembali menjadi perbincangan pada
tahun 2015 pada saat petugas keamanan dan imigrasi Australia menghadang 65
kapal para pencari suaka dari Myanmar, Bangladesh dan Sri Lanka yang hendak
masuk ke Australia. Masalah ini diatasi dengan cara memberikan uang sejumlah
5.000 dollar AS atau 61 juta rupiah kepada masing-masing nahkoda dan anak
kapal agar mereka mau berbalik arah kapal mereka. Dampak dari kebijakan ini
adalah Pemerintah Australia mendapat kritik keras dari kelompok pembela hak
asasi manusia dan Pemerintah Indonesia. Namun, dengan adanya kebijakan
tersebut dapat menutup akses bagi para pencari suaka pada awal penerapannya.2
b. Meningkatkan Taraf Hidup Suku Aborigin
Sejak awal kedatangan bangsa Eropa di Australia hingga terjadinya
perebutan wilayah antara bangsa kulit putih dengan Suku Aborigin, masyarakat
Aborigin selalu mengalami diskriminasi. Suku Aborigin tidak dianggap sebagai
bagian dari masyarakat Australia.3 Diskriminasi yang dilakukan terus menerus
membuat kualitas kesehatan, pendidikan dan pekerjaan mereka sangat rendah.
Pada tanggal 26 September 2013, pemerintahan Abbott membentuk
Dewan Penasihat bagi Suku Aborigin. Abbott memenuhi janjinya untuk tinggal
selama satu minggu di pemukiman Suku Aborigin yang berada di wilayah
Nhulunbuy sebagai bentuk perhatiannya terhadap Suku Aborigin. Setelah satu

2
Ari Wardani, 2017. “Kebijakan Tony Abbott sebagai Perdana Menteri Australia”. Hlm. 849.
http://journal.student.uny.ac.id/ojs/index.php/risalah/article/view/9699 diakses 19 Februari 2019 pukul 23.08
WIB.
3
Anna Yulia Hartati dkk, “Pengakuan Indigenous People di Australia”.
Hlm.10, https://publikasiilmiah.unwahas.ac.id/index.php/SD/article/download/2094/2113 diakses 19 Februari
2019 pukul 23.34 WIB.
minggu Abott tinggal di pemukiman tersebut, pemerintah Australia menyepakati
bersama negara bagian Queensland, Australia Barat, Tasmania dan Victoria dana
sebesar 100 juta dollar. Dana tersebut akan digunakan untuk mengadakan layanan
dasar bagi Suku Aborigin yang tinggal di daerah terpencil. 4
Namun pada akhirnya pemerintah Abbott juga menyetujui penutupan 274
pemukiman Suku Aborigin oleh Gubernur Australia Barat Collin Barnett di
wilayah pedalaman apabila biaya untuk menyediakan layanan bagi mereka lebih
besar dari pada manfaatnya. Abbott mengaggap bahwa masyarakat Aborigin
memilih tinggal di pedalaman yang tidak ada pekerjaan dan jauh dari sekolah.5
c. Penyederhanaan Adopsi Anak
Berdasarkan peraturan sebelumnya, pasangan di Australia yang ingin
mengadopsi anak dari negara-negara yang belum menandatangani Konvensi Den
Hag harus menunggu selama 12 bulan agar dapat mendapat persetujuan dari
pengadilan Australia. Namun, saat masa pemerintahan Abbott, diadakan
perubahan mengenai peraturan ini. Perubahan ini diberlakukan bagi tiga negara
(yang tidak menandatangani Konvensi Den Hag) yang memiliki persetujuan
bilateral dengan Australia sehingga pasangan yang akan mengadopsi anak dari
ketiga negara ini tidak perlu menunggu 12 bulan. Rencana ini dibuktikan dengan
dibentuknya badan federasi baru yang menangani adopsi dari luar negri pada
tanggal 2 Mei 2014. Dampak dari adanya kebijakan ini, untuk pertama kalinya
warga Australia mengadopsi anak dari Afrika Selatan6
d. Menangani Isu Pernikahan Sesama Jenis
Canberra merupakan wilayah pertama di Australia yang membolehkan
pernikahan sesama jenis pada 22 Oktober 2013. Sebagai pemeluk agama Katolik
yang taat, Abbott tidak mengizinkan pernikahan sejenis dilaksanakan di Ibu kota
Canberra sebelum adanya keputusan dari Mahkamah Agung. Hal ini membuat
Undang-undang tersebut dibatalkan oleh Pengadilan Tinggi Australia pada 12

4
Ari Wardani, loc.cit.
5
“Komentar Abbott Soal Aborigin Tuai Kecaman”,
https://www.bbc.com/indonesia/dunia/2015/03/150311_australia_abbott_aborigin diakses 19 Februari 2019
pukul 00.02 WIB.
6
Ari Wardani, op.cit. hlm. 850.
Desember 2013. Perdana Menteri Tony Abbott menentang adanya pernikahan
sesama jenis di Australia.7
Pada tahun 2015 Perdana Menteri Tony Abbott menyatakan akan
diadakan pemungutan suara untuk menentukan apakah pernikahan sejenis akan di
atur Undang-Undang atau tidak. Namun, baru setelah Abbott digantikan oleh
Perdana Menteri yang baru yaitu Malcolm Turnbull pemungutan suara tersebut
dapat dilaksanakan. Hasilnya adalah pada tanggal 15 November 2017 dirilis hasil
pemungutan suara yang menyatakan bahwa 61 persen warga Australia menyetujui
adanya pernikahan sesama jenis sedangkan 38 persen menolak. Hasil ini
membuat Perdana Menteri Malcolm Turnbull gembira, bahkan ia menyerukan
pernikahan sesama jenis sudah harus dilegalkan sebelum Natal 2017. 8
e. Mengatasi Penyebaran Virus Ebola
Pemerintah kota Sydney tidak mengeluarkan kembali visa bagi negara-
negara di Afrika Barat pada tanggal 28 Oktober 2014 akaibat penyebaran virus
ebola. Bahkan visa nonpermanen atau visa sementara di batalkan. Sedangkan
pemegang visa permanen yang belum sampai di Australia harus menunggu masa
karantina. Australia memberikan bantuan sejumlah 18 juta dollar yang akan
digunakan untuk menanggulangi penyebaran virus ebola di Afrika Barat. Namun,
kebijakan ini melah menimbulkan kritik keras dari para pakar kesehatan dan
pengiat hak asasi manusia.9
2. Kebijakan di Bidang Ekonomi
a. Ekspor Uranium ke India
Setiap tahun, Australia mengirim kurang lebih 9.600 ton uranium oksida
senilai 1,1 miliar dollar Amerika atau setara dengan Rp.12 triliun. Uranium
tersebut dikirim ke beberapa negara seperti Amerika Serikat, Jepang, China,
Korea Selatan, Taiwan dan beberapa negara di Eropa. Australia mengekspor

7
“Australia Larang Pernikahan Sesama Jenis”
https://www.bbc.com/indonesia/dunia/2013/12/131212_australia_pernikahan_gay diakses 19 februari 2019
pukul 00.30 WIB.
8
Citra Dewi, “61 Persen Warga Australia Pilih Legalkan Pernikahan Sesama Jenis”
https://www.liputan6.com/global/read/3163068/61-persen-warga-australia-pilih-legalkan-pernikahan-sesama-
jenis diakses 19 Februari 2019 pukul 00.49 WIB.
9
Ari Wardani, loc.cit.
uranium ke negara-negara tersebut dengan syarat uranium tidak boleh digunakan
untuk keperluan militer.10
Sebelumya, pemerintah Australia melarang ekspor uranium ke India.
Namun, setelah adanya perjanjian baru antara Australia dengan India, pemerintah
Australia memutuskan uranium dapat dikirim dalam jangka waktu lima tahun
kedepan. Perdana Menteri Abbott berharap agar perjanjian tersebut segera
ditandatangani. Australia justru akan menghentikan ekspor uranium ke Rusia
karena Rusia ikut berperan pada krisis di Ukraina Timur.11
b. Bergabung dengan Bank Infrastruktur Australia (AIIB)
Australia, pada tanggal 24 Juni 2015 menanamkan modal sebesar 719 juta
dollar Amerika dan menyatakan bergabung dengan AIIB. Pada tanggal 29 Juni
2015, Joe Hockey sebagai Menteri Keuangan Australia menandatangani
perjanjian di Beijing China. Australia berharab dengan bergabung bersama AIIb,
dapat membantu ekspor mineral, pertanian dan jasa Australia.12
c. Menolak Memberi Bantuan Industri
Perdana Menteri Abbott menyatakan tidak akan lagi memberi bantuan
kepada industry mobil Holden yang sedang mengalami kesulitan pada dana. Pihak
Holden mengatakan akan menghentikan produksinya di Australia pada tahun
2017. Selain Holden, industry mobil lainnya yaitu Ford dan Toyota juga akan
menghentikan produksinya setelah mengetahui bahwa pemerintah tidak akan
memberikan bantuan lagi kepada mereka. Ford akan menghentikan produksi pada
tahun 2016 sedangkan Toyota pada tahun 2017. Abbott juga menolak
permohonan surat penyelamatan yang diajukan oleh perusahaan pengolah buah.13
d. Memotong Anggaran Negara
Akibat keadaan perekonomian Australia yang hampir deficit, pada tahun
2014 dilakukan pemotongan besar-besaran pada APBN. Potongan besar-besaran
dilakukan dibeberapa sektor seperti Environmrntal Defenders Offices (EDO),
dana untuk pengurangan karbon melalui Direct Action Plan dipotong lebih dari

10
Azahari Syafril, 2014. “Kepentingan Australia Menjual Uranium ke India Tahun 2011”. Vol.1, No.2. hlm.2.
11
Ari Wardani, op.cit. hlm. 852.
12
Ari Wardani, loc.cit.
13
Ari Wardani, op.cit. hlm. 851.
300 juta dollar, uang tunjangan bagi para tentara yang bertugas di Timur Tengah
sehubungan dengan ditariknya tentara Australia dari Afganistan, 36 lembaga
pemerintah dan 40 lembaga lainnya dinyatakan ditutup, pengurangan dana bagi
Suku Aborigin, Australian Boardcasting Corporation (ABC) anggarannya
dipotong selama lima tahun, serta pemototongan dana pengembangannegara
miskin senilai 4,5 miliar dollar.
Dampak diterapkannya kebijakan ini banyak pekerja di Australia
kehilangan lapangan pekerjaan dan melakukan unjuk rasa diberbagai wilayah
Australia sebagai bentuk protes. Akhirnya Pemerintah Australia menaikkan gaji
personel militer sebesar 2 persen pertahun selama tiga tahun ke depan14
e. Perdagangan Bebas
Perdana Menteri Abbott bersama Menteri utama negara mengunjungi
China, Jepang dan Korea Selatan. Ia menandatangani perjanjian perdagangan
bebas dengan negara lain pada saat berada di Korea Selatan. Adanya kebijakan ini
membuat warga Australia yang ingin membeli mobil, pakaian dan alat elektronik
dari China menjadi lebih murah. Australia juga dapat meningkatkan ekspor ke
China sebesar 85 persen dari sebelumnya. namun, kebijakan ini memungkinkan
menyebabkan pekerja dari luar negeri akan mudah masuk ke Australia dan
menyebabkan persaingan dengan pekerja lokal. 15
3. Kebijakan Politik dan Pertahanan Keamanan
a. Politik Luar Negeri Indonesia dengan Australia
Awalnya, Australian menjadikan Indonesia sebagai prioritas utama dalam
kebijakan Luar Negerinya. Namun, Australian dikabarkan melakukan penyadapat
sinyal elektronik di Kedutaan Besar Australian di Jakarta. Syedney Morning
Herald melaporkan bahwa Australia melakukan penyadapan telepon milik
Presiden Indonesia saat itu yaitu Susilo Bambang Yudhoyono, Ibu Negara Ani
Yudhoyono dan delapan menteri negara selama 15 hari pada bulan Agustus
2009.16

14
Ari Wardana, op.cit. hlm.852.
15
Ari Wardana, loc.cit.
16
Ari Wardana, loc.cit.
Penyadapan terhadap Susilo Bambang Yudhoyono dan orang-orang
terdekatnya tersebut membuat hubungan kedua negara menjadi tegang dan
memburuk. Keadaan semakin parah setelah Perdana Menteri Tony Abbott
menolak untuk meminta maaf kepada pihak Indonesia dengan alasan hal tersebut
lumrah dilakukan oleh pemerintah negara manapun.17 Akibatnya, pihak Indonesia
mengambil langkah tegas dengan memanggil pulang Duta Besar Indonesia untuk
Australia di Canberra.18 Selain itu, Indonesia juga untuk sementara menghentikan
kerjasama dengan Australia serta untuk kelanjutan kerjasama antara Indonesia
dengan Australia kedepannya, Indonesia membutuhkan semacam protocol atau
Code of Conduct serta Guiding Participal dalam kerja sama diberbagai bidang.
Penghentian ini akan berlangsung hingga Australia memberikan penjelasan
kepada Indonesia.19 Pada akhirnya kedua pihak memberlakukan Kode Etik
bersama untuk mengakhiri masalah tersebut. Kedua pihak juga sepakat untuk
tidak menggunakan Badan Intelejen masing-masing untuk saling menyakiti.
Kesepakatan tersebut dilakukan di depan Susilo Bambang Yudhyono di Nusa
Dua, Bali.20
Setelah masalah penyadapan selesai, hubungan Australia dengan
Indonesia kembali memanas pada awal tahun 2015. Pemerintah Australia
mendesak Pemerintah Indonesia untuk membatalkan eksekusi Andrew Chan dan
Myuran Sukumaran, pemimpin sindikat pengedar narkoba Bali Nine. Abbott juag
menekan Indonesia untuk mengingat peran besar Australia setelah bencana
tsunami Aceh tahun 2004.
b. Menarik Pasukan dari Afganistan
Pada 16 Desember 2013, Tony Abbott mengumumkan penutupan
pangkalan militer di Tarin Kot, Uruzgan, Afganistan. Penutupan ini ditandai

17
“SBY Merasa di Khianati Tony Abbott Soal Penyadapan” https://nasional.tempo.co/read/546281/sby-merasa-
dikhianati-tony-abbot-soal-penyadapan/full&view=ok diakses 23 Februari 2019 pukul 07.21 WIB.
18
“Australia Menyadap Indonesia Sejak 2007”
https://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2013/11/131120_bin_sadap_australia diakses 23 Februari
2019 pukul 08.23 WIB.
19
“Tiga Langkah SBY Sikapi Penyadapan Australia” https://nasional.tempo.co/read/531091/tiga-langkah-sby-
sikapi-penyadapan-australia/full&view=ok diakses 23 Februari 2019 pukul 08.35 WIB.
20
Victor Maulana, Muhaimin, “di Depan SBY, Kasus Penyadapan Tamat”
https://international.sindonews.com/read/895955/40/di-depan-sby-kasus-penyadapan-australia-tamat-
1409214078 diakses 23 Februari 2019 pukul 08.44 WIB.
dengan ditariknya 1.500 tentara Australia yang sudah bertugas selama 12 tahun.
Masih terdapat 400 tentara yang ditugaskan di Afganistan sebagai penasihat
militer lokal. Pemerintah Australia kemudian menerima sebanyak 800 warga
Afganistan beserta keluarganya untuk tinggal di Australia karena mereka
dianggap membantu para tentara selama bertugas di Afganistan.
c. Mewaspadai Tindakan Terorisme
Meningkatnya terorisme di berbagai negara membuat Australia
meningkatkan keamanan wilayah. Pemerintah memasukkan kelompok militant
Boko Haram kedalam daftar organisasi teroris. Perdana Menteri Abbott menemui
pemimpin komunitas muslim di Australia untuk mensosialisasikan upaya
pemerintah dalam memberantas teroris. Pengamanan di di objek vital
ditingkatkan. Perdana Menteri Abbott juga melarang adanya khotbah radikalisme
memasuki Australia. Pemerintah juga akan memenjarakan orang yang melakukan
perjalanan ke wilayah yang dilarang seperti Irak dan Suriah. Orang yang
melanggar akan dijatuhi hukuman 10 tahun penjara.
d. Melawan ISIS
Perdana Menteri Abbott mengirimkan 600 tentara ke Uni Emirat Arab
untuk bergabung dengan Amerika Serikat. Pengiriman tentara ini bertujuan untuk
membantu upaya Internasional mengatasi krisis kemanusiaan di Irak. Perdana
Menteri Abbott kembali mengirimkan 330 tentara ke Timur Tengah untuk melatih
tentara Irak. Pemerintah Australia juga bekerja sama dengan Iran untuk data
Intelijen guna melacak warga Australia yang bergabung dengan ISIS. 21

C. Akhir Kepemimpinan Tony Abbott di Australia


Tony Abbott berhasil mempertahankan jabatannya sebagai Perdana Menteri
Australia hingga tanun 2015. Pada hari Senin, 24 September 2015 karir Tony Abbott
sebagai Perdana menteri Australia berakhir. Sebelumnya, diadakan pemungutan suara
tertutup dalam Partai Liberal setelah Menteri Komunikasi, Marcolm Turnbull menantang
Tony Abbott. Dalam pemungutan suara tersebut, Abbott hanya mendapatkan 44 suara,

21
Ari Wardana, op.cit. hlm. 852-853.
sedangkan Turnbull mendapatkan 54 suara. Hal ini membuat Abbott kehilangan
jabatannya sebagai Ketua Partai Liberal sekaligus Perdana Menteri Australia.
Penyebab lengsernya Abbott yang pertama adalah munculnya rumor akan
diadakannya perombakan kabinet yang membuat orang-orang di kabinet geram. Kedua,
popularitas Abbott menurun. Ada banyak suara yang berpindah dari pertain pemerintah
dalam pemilihan di sela Barat Australia. Ketiga, Turnbull menyebutkan bahwa Abbott
gagal dalam memajukan perekonomian Australia, sehingga sektor bisnis dan pengusaha
mulai kehilangan kepercayaan terhadap Australia. Abbott juga disebut gagal dalam
menjelaskan tantangan dan kesempatan yang dimiliki Australia kepada publik. Turnbull
juga mengatakan jika Abbott tidak dilengserkan, maka Partai Liberal akan kalah dengan
koalisi buruh dalam pemilu 2016.22

22
“ini Penyebab Tony Abbott LengserSebagai Perdana Menteri” https://www.viva.co.id/berita/dunia/674374-ini-
penyebab-tony-abbott-lengser-sebagai-perdana-menteri diakses 23 Februari 2019 pukul 10.13 WIB.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

“Australia Larang Pernikahan Sesama Jenis”, (2013).


https://www.bbc.com/indonesia/dunia/2013/12/131212_australia_pernikahan_gay diakses 19
februari 2019 pukul 00.30 WIB.

“Australia Menyadap Indonesia Sejak 2007”, (2013).


https://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2013/11/131120_bin_sadap_australia diakses
23 Februari 2019 pukul 08.23 WIB.

“ini Penyebab Tony Abbott LengserSebagai Perdana Menteri” (2015).


https://www.viva.co.id/berita/dunia/674374-ini-penyebab-tony-abbott-lengser-sebagai-perdana-
menteri diakses 23 Februari 2019 pukul 10.13 WIB.

“Komentar Abbott Soal Aborigin Tuai Kecaman”, (2015).


https://www.bbc.com/indonesia/dunia/2015/03/150311_australia_abbott_aborigin diakses 19
Februari 2019 pukul 00.02 WIB.

“SBY Merasa di Khianati Tony Abbott Soal Penyadapan”, (2014).


https://nasional.tempo.co/read/546281/sby-merasa-dikhianati-tony-abbot-soal-
penyadapan/full&view=ok diakses 23 Februari 2019 pukul 07.21 WIB.

Anna Yulia Hartati dkk, (2018). “Pengakuan Indigenous People di Australia”. Diakses
melalui https://publikasiilmiah.unwahas.ac.id/index.php/SD/article/download/2094/2113 pada
tanggal 19 Februari 2019 pukul 23.34 WIB.

Ardianti. “Kebijakan Australia dalam Menangani Imigrasi Ilegal di Bawah Kepemimpinan


Perdana Menteri Tony Abbott Tahun 2013”. Vol.2, No.2. Diakses melalui
https://jom.unri.ac.id/index.php/JOMFSIP/article/view/7343/7020 pada tanggal 19 Februari 2019
pukul 22.24 WIB.

Ari Wardani, (2017). “Kebijakan Tony Abbott sebagai Perdana Menteri Australia”. Diakses
melalui http://journal.student.uny.ac.id/ojs/index.php/risalah/article/view/9699 pada tanggal 19
Februari 2019 pukul 23.08 WIB.
Dewi Citra, “61 Persen Warga Australia Pilih Legalkan Pernikahan Sesama Jenis”, (2017).
https://www.liputan6.com/global/read/3163068/61-persen-warga-australia-pilih-legalkan-
pernikahan-sesama-jenis diakses 19 Februari 2019 pukul 00.49 WIB.
Syafril Azahari, (2014). “Kepentingan Australia Menjual Uranium ke India Tahun 2011”. Jurnal
Jom FISIP. Vol.1, No.2. diakses melalui
https://jom.unri.ac.id/index.php/JOMFSIP/article/download/3265/3163 diakses 20 Februari 2019
pukul 19.46 WIB.

Victor Maulana, Muhaimin, “di Depan SBY, Kasus Penyadapan Tamat”, (2014).
https://international.sindonews.com/read/895955/40/di-depan-sby-kasus-penyadapan-australia-
tamat-1409214078 diakses 23 Februari 2019 pukul 08.44 WIB.

Anda mungkin juga menyukai