Anda di halaman 1dari 15

Nah, di Zenius Blog kali ini, gue akan cerita tentang seseorang yang hampir mirip

sama Bu Susi. Seseorang yang tidak mengenyam pendidikan tinggi, tapi sukses jadi
orang besar. Bedanya, sosok ini cuma tamat SMA. Tapi dia berhasil, ngga sekedar
miliarder, tapi jadi orang terkaya di dunia!
Btw, lo pernah mimpi ngga sih jadi orang kaya? Figur yang mau gue ceritain ini baru
aja ulang tahun ke 59 pada tanggal 28 Oktober 2014 kemarin. Diperkirakan
mempunyai harta kekayaan sekitar $81,3 milliar (kurs $1 = Rp 12,000 maka sekitar
Rp 975 triliun). Kebayang nggak tuh, sebanyak apa duitnya? Nih, kalo lo mau
tau yah, kekayaan Bill Gates itu kurang lebih sama dengan duit dari 30 orang
paling terkaya di Indonesia digabungin semua jadi satu. Atau bisa dibilang
setara dengan seluruh anggaran belanja negara kita tahun 2010! Gila yah, uang
sebanyak itu dimiliki bukan oleh satu perusahaan, tapi oleh satu orang doang. Mau
dihabisin kayak gimana tuh duit? Kalo lo ngabisin Rp 1.000.000,- per hari, maka lo
membutuhkan 2.700.000 per tahun untuk habisin tuh semua harta. Kalo lo mau
lebih mewah lagi hidupnya dengan ngabisin 10 miliar per hari (mau ngapain coba
10M/hari?!), lo perlu hidup selama 270 tahun! 7 turunan udah kejamin banget tuh
hidupnya.
Sekarang, coba lo bayangin, kalo lo punya duit sebanyak itu, mau lo apain tuh duit?
Mungkin lo bakal menghayal, tinggal ongkang-ongkang kaki di atas kapal pesiar,
nengguk wine, keluarin senjata buat berburu singa, terus mati sambil ninggalin
warisan ke anak. Tapi tokoh yang mau gue ceritain di sini beda. Si trilyuner ini
cerdas dan gokil. Doi nggak menghabiskan waktunya cuma bersantai dan
menikmati hidup, dia malah banyak banget menggunakan duitnya buat ngebantu
masalah-masalah yang penting untuk diatasi, seperti kemiskinan, kesehatan,
pendidikan, pangan, dan energi. Sampe bikin yayasan amal sendiri. Kekayaannya
ngga bikin dia lupa diri, justru malah makin melek dengan dunia di sekitarnya.
Siapa sih tokoh yang mau gue certain kali ini? Dia adalah William Henry Gates III
atau lebih dikenal dengan nama Bill Gates
Untuk meraih puncak dunia, tentu aja siapapun butuh perjuangan yang keras,
butuh pengorbanan yang gak kecil juga. Naah, pada kesempatan ini, gue
akan share cerita gimana perjalanan Bill Gates sampe jadi orang kaya sedunia,
awal persaingan dia dengan Steve Jobs, kenapa kok dia bisa sebegitu pedulinya
sama kemanusiaan, dan yang ga kalah pentingnya tentang pendidikan dia.
Walaupun Gates cuma tamat SMA dan sukses jadi biliarder, gue sama sekali gak
menyarankan lo untuk gak kuliah atau cabut dari sekolah sekarang. Kenapa?
Ayuklah langsung lah ceritanya.
Andai gua adalah seorang Bill Gates

Gates dari Kecil Sampe Dropout Kuliah


Gates lahir dari keluarga yang lumayan tajir di Seattle, 28 Oktober 1955. Bokapnya
pengacara terkenal dan nyokapnya kerja di perusahaan keuangan. Walaupun lahir
dari keluarga yang tajir tapi dari kecil, Bill doyan banget baca buku, dan kebanyakan
buku yang dibaca adalah ensiklopedia. Pada umur 13 tahun, sekolahnya membeli
komputer untuk ditaro di laboratorium. Mulai dari situ, Gates bener-bener tertarik
sama komputer. Kemampuan komputer saat itu masih sangat terbatas, boro-boro
internetan atau layar sentuh buat main Angry Bird, komputernya pake mouse aja
belom. Gates "bermain" komputer dengan bikin program-program. Contoh
program yang dia bikin untuk sekolahnya adalah sistem yang mendata pembayaran
sekolah dari para murid, sistem yang mengatur jadwal pelajaran sekolah, dan yang
lainnya.
Bill Gates & Paul Allen
Di lab komputer ini, Gates ketemu sama senior 2 tahun di atasnya yang sama-sama
keranjingan komputer, Paul Allen. Pada tahun 1970, mereka berdua membuat
program yang bisa memantau kemacetan di Seattle. Mereka dibayar $20,000 (Rp
240jt). Itu duit udah gede banget untuk tahun segitu lho. Duit segitu di tahun 2014
setara nilainya dengan $90,000 (Rp 1,08 miliar). Nah lo, kebayang gak anak usia 15
sama 17 tahun bisa ngasilin duit sebanyak itu.
Ngeliat hasil kaya gini, mereka berdua berpikir untuk seriusin bisnisnya dengan
membuat perusahaan. Tapii.. Orang tua Gates melarang dan meminta
Gates untuk melanjutkan sekolahnya sampai kuliah. Tahun 1973, Gates
keterima di tiga universitas pilihannya, yaitu Harvard, Yale, and Princeton.
Universitas top semua! Jelas aja keterima di semuanya, orang nilai SAT (semacam
SBMPTNnya di Amrik) Gates adalah 1590 dari 1600. Oiya, kalo si Allen SATnya dapet
nilai sempurna 1600. Gokil banget nih dua orang.
Gates akhirnya milih untuk kuliah di Harvard. Tadinya, dia sempet mau ngikutin
jejak ayahnya untuk ngambil banyak mata kuliah di bidang hukum. Eh, karena
emang udah cinta sama komputer ye, dia lebih milih untuk cabut kelas terus ngutak
ngatik program komputer. Sempet akhirnya dia pengen ngambil mata kuliah di
Matematika Terapan. Tapi, Allen sering bilang kalo di Harvard bakalan ada yang
lebih jago Matematikanya dari pada Gates. Gates yang jumawa sering bilang, "Ah, ga
akan ada yang lebih jago matematikanya deh dari gue." Nah, di kelas Matematika
Terapan inilah Gates sadar kalo omongan si Allen bener. Bill Gates tidak
sejenius yang dirinya kira, at least di bidang Matematika.

Suatu hari, Allen yang udah dropout,


main ke kosan Gates dengan membawa majalah yang berisi informasi mengenai
Altair 8800, semacam komputer mini, yang dikeluarkan oleh perusahaan MITS.
Jaman itu komputer mini masih sangat jarang. Dari situ, Allen dan Gates mikir kalo
sebentar lagi setiap orang bakalan bisa mempunyai komputer. Saat itu, komputer
masih jarang banget ada di setiap rumah, palingan ada di laboratorium dan kantor.
Mereka berharap suatu saat nanti semua komputer
menggunakan software mereka.
Akhirnya, Bill nelepon MITS bilang kalo dia dan Allen punya program yang bagus
dijalankan di Altair 8800. MITS bilang, "Gue udah sering ngangkat telepon bilang hal
yang sama kaya gitu, orang pertama yang dateng dan berhasil jalanin programnya
ke sini, bakalan gue kontrak". Gates dan Allen yang modal ngomong bilang punya
program, akhirnya beneran bikin program itu siang malem selama dua bulan. Allen
terbang menuju Albuquerque ke kantor MITS buat presentasiin programnya.
Setelah sukses, Allen akhirnya direkrut MITS. Gates juga memutuskan untuk seriusin
bisnis ini di tahun 1975. Pada tahun 1976, Allen dan Gates akhirnya bikin
perusahaan software sendiri, Microsoft. Di tahun yang sama, Gates resmi cabut
dari Harvard buat ngebangun Microsoft.

Gates di Microsoft Sampe Jadi Orang Terkaya


Sedunia
Nyokap Gates yang tadinya melarang Gates untuk cabut dari Harvard, karena
melihat keseriusan anaknya dan prospek bisnisnya oke, akhirnya mendukung Gates
untuk bikin Microsoft. Nyokapnya bahkan ngenalin Gates ke petinggi IBM
(perusahaan teknologi ternama yang memonopoli bisnis komputer pada masa itu).
Tahun 1981, Microsoft menjual sistem operasi komputer (semacam Windows atau
Android) kepada IBM. Sistem operasi itu juga dijual kepada perusahaan komputer
lainnya. Dengan penjualan tersebut, Microsoft jadi semakin berkembang. Dari
tahun 1978 sampai 1981, Microsoft mempunyai pegawai dari 28 orang menjadi 125
orang, dengan pendapatan dari $4 juta (Rp 480 miliar) menjadi $16 juta (Rp 1,92
triliun).

Microsoft juga membuat software untuk perusahaan komputer lain sesuai request.
Pada tahun 1983, Apple meminta Microsoft untuk membuat sebuah program. Dari
kerja sama ini, Gates punya ide untuk membuat sistem operasi yang
mempunyai graphic interface (semacam tampilan yang menggunakan grafis dan
navigasinya pake mouse). Sebelumnya, pada masa itu sistem operasi komputer
cuma kayak layar hitam dengan baris-baris kode aja (command line interface). Di
tahun 1985, Gates membuat Windows. Sistem operasi yang mungkin lo gunain
sekarang untuk baca tulisan ini. Windows yang sudah mempunyai graphic
interface dituntut oleh Steve Jobs (CEO Apple saat itu) karena dianggap menyontek
program yang dua tahun sebelumnya dibuat oleh Apple. Mulai saat itulah
perseteruan intens antara Bill Gates vs Steve Jobs dan Microsoft vs Apple muncul.
Gates dari dulu sudah mengingatkan Jobs untuk melisensi programnya. Tapi Jobs
tidak memperhatikannya. Hingga di pengadilan, Apple tidak bisa menuntut ganti
rugi terhadap Microsoft.
Tahun 1986, Microsoft melakukan IPO (Initial Public Offering). Intinya, saham di
Microsoft bisa dijual ke publik. Siapa aja, termasuk lo kalo punya duit, bisa beli
saham Microsoft. Biasanya kalo di Indonesia, perusahaan yang sahamnya dijual ke
publik, ada embel-embel Tbk. (Terbuka) di belakang nama perusahaan. Nilai satu
lembar sahamnya $21. Gates mempunyai 45% saham Microsoft. Kekayaan dia saat
itu sekitar $243 juta (Rp 2,9 triliun). Nilai saham Microsoft naik terus saat itu. Sampai
tahun 1987, nilai sahamnya menjadi $90,75 per lembar. Hal itu membuat Gates
hampir jadi orang terkaya di Amerika di usianya yang ke-32. Pada puncak nilai
saham Microsoft tahun 1999, kekayaan Gates diperkirakan mencapai $101 milliar
(Rp 1200 triliun).
Gates, yang telah berkali-kali menjual sahamnya yang di Microsoft, di tahun 2014
ini, bukan lagi pemilik saham terbesar.

Titik Balik Kehidupan Gates


Gates menikah dengan Melinda di Hawaii, tanggal 01 Januari 1994. Saat itu umur
Gates 39 tahun dan Melinda 29 tahun. Mereka mempunyai dua orang putri dan
satu orang putra. Setelah menikah, Bill dan Melinda berlibur ke Afrika untuk melihat
savana dan binatang di sana. Bill sering bilang kalau liburan ini adalah titik belok
dalam hidupnya. Apa yang dia lihat di Afrika, telah signifikan mengubah pemikiran
dan hidupnya. Ia melihat orang Afrika hidup penuh dengan kemiskinan, gak sehat,
kotor, penyakitan, dan lain sebagainya. Gak lama setelah liburan, Gates baca
majalah mengenai jutaan anak di Afrika sekarat akibat penyakit seperti campak,
hepatitis B, kolera. Padahal penyakit tersebut bisa dibilang tidak menyebabkan
kematian kalo di Amerika. Ngeliat kaya gitu, Gates ngerasa tertarik untuk mikirin
masalah tersebut. Mulai dari situ, Gates mencari data-data yang diperlukan dari
website, majalah, dan yang lainnya. Ternyata, datanya bilang kalo yang kaya gitu gak
cuma terjadi di Afrika, tapi banyak juga terjadi di luar Afrika.

Gates mulai berpikir untuk


memanfaatkan kekayaan yang dimilikinya untuk membantu mengatasi masalah
seperti kemiskinan, kesehatan, pendidikan, lapangan pekerjaan, pangan, energi,
dan masalah penting lainnya di seluruh dunia. Ia mulai serius untuk ngelakuin
filantropi (kegiatan amal untuk menyejahterakan orang lain). Gates mulai ngebikin
yayasan Bill & Melinda Gates Foundation dengan moto "All Lives have Equal
Value" atau "Semua nyawa mempunyai nilai yang sama". Intinya, setiap manusia
mempunyai nilai yang sama, di manapun mereka lahir, apapun keadaannya.
Di tahun 2000, Gates mundur dari CEO Microsoft untuk menjadi kepala Software
Achitecture sehingga Gates bisa lebih banyak beraktifitas di yayasannya. CEO
dipegang oleh Steve Ballmer, temen yang dikenal di kosannya pada saat kuliah di
Harvard. Btw, Ballmer juga bukan orang sembarangan lho, doi sempet
ngalahin Gates di Matematika waktu ada kompetisi di kampus. Tanggal 27 Juni 2008,
dia memutuskan untuk tidak lagi bekerja di Microsoft untuk fokus sepenuhnya di
yayasan.
Berbeda dengan di Microsoft, Gates tidak bekerja sebagai CEO di yayasannya
sendiri. Dia menjadi pemilik sekaligus pengawas yayasan. Gates yang mempunyai
wewenang untuk menyetujui dan mengarahkan strategi yayasan. Ia yang
menentukan arah jalannya yayasan secara keseluruhan. Salah satu pengawas di
yayasan tersebut adalah Warren Buffett. Nah, ini gak kalah
tajirnya men, kekayaannya sekarang $68,7 miliar (Rp 824 triliun). Pernah jadi orang
terkaya sedunia juga. Buffett berjanji akan menyumbangkan 99% kekayaannya
untuk berfilantropi terutama lewat Bill & Melinda Gates Foundation. Orang sekaya
itu udah cukup hidupnya dengan 1% kekayaannya doang. Gates dan Melinda pun
telah berjanji akan menyumbangkan sebagian besar hartanya jika mereka
meninggal dan hanya akan menyisakan sedikit untuk anak-anak mereka.
Gates, Melinda, dan Buffett mengajak
orang kaya lainnya untuk ikutan program Giving Pledge, yaitu sebuah kampanye
untuk berikrar melakukan sumbangan minimal separuh dari kekayaan yang
dimilikinya. Sampai dengan Mei 2014, ada 127 miliarder dari seluruh dunia yang
telah berikrar, salah satunya adalah Mark Zuckerberg (CEO Facebook), kalau dari
Indonesia ada Dato Sri DR Tahir (CEO Mayapada Group). Lo bisa cek aja websitenya
untuk liat langsung siapa aja yang udah nyumbang.
Gates bahkan mendapat gelar doktor (S3) sebagai bentuk penghormatan atas
kontribusi positifnya kepada dunia dari Harvard meski pernah DO dari sana.

Kenapa Gue Tertarik dengan Biograf Bill Gates?


Sekitar tahun 2009, ada momen di mana gue lagi suka browsing nggak jelas buat
baca biografi orang-orang terkenal. Mulai dari jamannya Aristoteles, Newton,
Feynman, hingga Bill Gates. Mungkin yang bikin gue tertarik cari tau lebih dalam
mengenai Bill Gates adalah ketika gue nemuin blog pribadinya di gatesnotes.com.
Di situ, dia cerita mengenai banyak hal, mulai dari kehidupan pribadinya,
kerjaannya, review bukunya, pandangannya mengenai beberapa global issues,
dan sebagainya. Dari situ gue semakin tau mengenai Gates mengenai cara
berpikirnya, apa yang dia lakukan, kenapa dia melakukan itu, dan lainnya. Tadinya
gue penasaran sama kenapa dia malah sibuk di yayasan dibanding ngembangin
Microsoft. Akhirnya, gue nemuin jawabannya di blog tersebut. Pokoknya gue
banyak banget dapat pelajaran. Nih, gue share yak pelajaran yang gue dapet dari
sosok Bill Gates.

1. Menekuni Bidang Sesuai Passion


Menurut lo, apa sih yang jadi bekal kesuksesan Bill Gates di Microsoft, jadi orang
terkaya di dunia, dan juga di yayasannya?
Jawabannya adalah apa yang sering Zenius ingetin ke lo. Yak, passion. Bill
Gates menekuni bidang yang membuat dirinya tertantang. Bidang yang
bikin dia penasaran sampai rela buat otak-atik komputer siang-malem tanpa kenal
waktu biarpun gak dibayar pas dia masih duduk di bangku sekolah. Curi-curi waktu
cabut dari kelas buat belajar sendiri. Bidang yang memicu “sense of wonder” dalam
dirinya.
Begitu juga ketika dia memutuskan untuk fokus ke yayasan. Di blognya, dia cerita
bagaimana dia menemukan tantangan yang sangat menarik yang belum dia ketahui
sebelumnya. Gates tertantang untuk berkontribusi dengan hal-hal lain yang jauh
dari dunia software dan komputer. Ia tertarik dengan vaksin, obat-obatan, pangan,
penyakit, gizi, kontrasepsi, air bersih, toilet dan semacamnya.
Intinya, Gates dari dulu ingin membantu dunia menjadi tempat yang lebih baik dari
sebelumnya. Ia berpikir kalo dunia bisa lebih baik dengan produknya di
bidang software. Ini tercermin dar tagline Microsoft, "Your potential. Our
Passion". Gates ingin membantu orang lain menemukan potensi mereka masing-
masing dan dapat bekerja lebih baik.
Namun, suatu hari ia sadar kalau ada begitu banyak orang yang belum bisa
menemukan potensi mereka karena keadaanya yang miskin, penyakitan, gak sehat.
Orang-orang tersebut sering dibilang "The Bottom Two Billion". Mereka berjumlah 2
miliar dari 7 miliar manusia yang hidup di dunia. Mereka yang hidup di bawah garis
kemiskinan. Dalam sehari, mereka cuma punya duit untuk kebutuhan dasar
hidupnya di bawah $2. Bandingin dengan duit jajan lo per hari. Sesuai tagline "All
Lives have Equal Value", mereka yang miskin sebaiknya mempunyai kesempatan
yang hampir sama dengan yang lain agar mereka bisa juga menjadi dokter, peneliti,
pengusaha, pilot, dan yang lainnya. Tetapi selama mereka masih sakit, kurang gizi,
tidak sekolah, kemungkinannya sangat kecil hal itu untuk terjadi.

Menurut gue, Gates udah cukup sinting buat bilang akan menghabiskan sisa
hidupnya untuk ngebantu The Bottom Two Billion melalui eliminasi beberapa
penyakit, meningkatkan gizi, dan lain sebagainya. Gue sendiri merasa tertantang
untuk bikin challenge yang gokil di dalam hidup gue. Sejauh ini sih, gue bekerja di
Zenius, gue tertantang di dunia pendidikan di Indonesia. Personally, gue juga
pengen membantu pendidikan buat The Buttom Two Billion terutama 28 juta orang
yang berasal dari Indonesia. Yah, semoga Zenius ke depannya bisa membantu
mereka entah melalui apa nanti.

2. Buat lo yang udah cukup "beruntung",


manfaatin itu sebaik mungkin
Gates pernah bilang bahwa 400 orang terkaya di dunia, kebanyakan dari mereka
sukses karena kerja keras yang tepat dan faktor keberuntungan. Beruntung lo gak
lahir dari keluarga miskin, beruntung lo gak mati sebelum usia 5 tahun, beruntung
lo gak kelaparan, beruntung lo gak punya penyakit yang parah banget, dan
sebagainya. Dari keberuntungan itu, mereka bisa belajar dan bekerja hingga bisa
dibilang sukses. Jujur, gue jadi ngerasa beruntung banget kalo dilihat dari sudut
pandang tertentu. Coba kalo gue gak beruntung, mungkin gue bakalan jadi orang
yang kurang gizi, penyakitan, dan sejenisnya.

Bill Gates dan Melinda menganggap diri mereka sangat beruntung lahir dari
keluarga yang berkecukupan dan tumbuh di lingkungan yang udah oke. Menyadari
hal ini, mereka memanfaatkan bener apa yang udah mereka punya untuk
memaksimalkan potensi diri. Dan akhirnya, mereka ingin memberikan kembali
kepada masyarakat yang kurang beruntung.
Kalo lo udah cukup "beruntung" bisa duduk di bangku sekolah dan bisa dapet guru
yang gokil, kalo lo laper tinggal jajan atau makan di rumah, kalo lo ngantuk tinggal
ngesot ke kasur, kalo lo mau pup tinggal buka, lepas, pluk, dan kalo-kalo lainnya,
sebaiknya manfaatin itu sebaik mungkin. Manfaatin buat belajar yang bener,
manfaatin buat nemuin jurusan yang pas buat kuliah lo, manfaatin buat
bersosialisasi yang positif dengan temen-temen lo.

3. Tetep mencari spesialisasi lo dan tetep


terbuka akan hal lain
Buat lo yang lagi kebingungan milih jurusan, Gates berkali-kali juga nyari spesialisasi
dia. Tadinya sempet mau di bidang hukum, matematika, hingga
ke software. Setelah software pun, dia beralih untuk ngerjain hal lain, seperti
vaksin. Intinya, sekarang bisa aja lo mau masuk kuliah kedokteran, teknik, MIPA,
psikologi, sastra, dan sebagainya. Tapi, coba lo cari yang bener-bener pas buat lo.
Setelah lo dapetin kira-kira yang pas buat lo, sambil tetep fokus dengan apa yang lo
udah ambil, tetep terbuka untuk ngeliat kemungkinan lain. Tapi ini jangan
disalahartikan dengan contoh kaya gini, gue mau kuliah kedokteran karena gue
tertarik banget dengan ilmunya. Eh, ngeliat Bu Susi sukses jadi pengusaha, ahaaa,
kayanya panggilan idup gue jadi pengusaha ikan nih.
Gates yang tadinya tertantang banget buat ngebantu orang
melalui software, setelah ngeliat hal lain, dia jadi bener-bener gatel banget untuk
ngebantu orang yang menurut dia lebih membutuhkan. Sambil tetep fokus di
Microsoft, dia juga sambil mempertimbangkan untuk memanfaatkan yayasannya.
Hingga suatu saat,,,, baaaangg. Gue udah bener-bener gak bisa membiarkan banyak
orang mati karena malaria, diare, dan sebagainya. Okey, gue mau menghabiskan
lebih banyak waktu untuk hal yang kaya gitu.
4. Kontribusi positif ke masyarakat melalui
Inovasi
Setelah memanfaatkan keberuntungan, gelutin passion sampe gokil, lahirlah
inovasi. Asal tau aja nih ya, orang yang benar-benar terkaya di dunia (Top 100), jadi
kaya bukan karena bermimpi "Ah, gue pengen jadi biliarder!". Bukan. Mereka bisa
jadi sukses dan kaya bukan karena pengen jadi kaya tapi karena
ingin mewujudkan visi mereka. Visi ini biasanya untuk membantu
memecahkan masalah orang lain yang akhirnya melahirkan inovasi. Gates dari SMA
bisa bikin program gokil karena dia jeli mengobservasi masalah yang dihadapi
masyarakat. Karena dia ahlinya di komputer, dia ngebantu melalui software.
Makanya software-nya bisa laku banget karena orang lain emang butuh. Ketika lo
bisa berkontribusi positif dan menjawab masalah yang ada di masyarakat, duit dan
kesuksesan tinggal ngikut deh.
Jangan lupa intip deh tulisan Glenn tentang siswa sekolah sebaya lo tapi udah
bisa bikin inovasi gokil di usia muda.
Harapan ke depannya, mau lo nanti jadi kontraktor, apoteker, pelawak, atau aktor
laga pemeran pengganti, semoga lo bisa berkontribusi positif ke masyarakat. Lo
bisa membuat inovasi dengan membuat bangunan perumahan yang harganya
terjangkau, kuat, sistem sanitasinya bagus. Atau lo bisa meracik ramuan baru buat
penyakit kolera. Dan inovasi lainnya yang mungkin baru terpikir pertama kalinya
oleh lo yang sedang baca tulisan ini.

5. Jangan DO kalo nggak yakin mau ngapain


Gates dropout karena udah punya rencana yang jelas mau ngapain. Duaar, jadilah
Microsoft, jedaaaar, jadilah Melinda-Gates foundation. Nah, elu ada rencana yang
jelas gak mau ngapain setelah DO? Kalo ada, beneran lo bakalan komit akan hal itu?
Beneran lo punya kemampuan yang dibutuhkan?
"Ah, Bill Gates aja DO, Steve Jobs DO, Zuckerberg DO,
mereka bisa jadi orang sukses. Gue juga DO aah.."
Kalo alasan lo DO adalah karena itu doang, gue ingetin mendingan jangan deh.
Soalnya, Gates sendiri menganggap dirinya pencilan. Di statistik, pencilan adalah
suatu titik pengamatan yang berada jauh di jangkauan pengamatan (terpencil). Kalo
dilihat dari statistik, ternyata jauh lebih banyak orang di luar sana yang DO, justru
malah jadi pengangguran, perampok, masuk penjara, dan sejenisnya. Orang yang
sukses dan korelasinya dengan DO, itu dikit, dikiiiit banget, mereka itu pencilan
(persentasenya bisa dibilang jauh dari yang kebanyakan). Cuma karena media aja
jadi kesannya banyak banget orang yang DO itu malah jadi orang yang sukses.
Orang yang DO tapi malah jadi sukses itu biasanya punya, mereka udah punya visi
yang lagi dikejar dan mereka menganggap bahwa jalur akademis bukan jalan bagi
mereka untuk mewujudkan itu. Intinya, they know exactly what they are doing.
Selasa, 23 Juni 2015

deskripsi tokoh bill gates dan gaya kepemimpinannya


Analisa Profil Tokoh dengan Menganalisa Gaya Kepemimpinannya

Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin


[1]
kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Cara alamiah mempelajari
kepemimpinan adalah "melakukannya dalam kerja" dengan praktik seperti pemagangan pada
seorang seniman ahli, pengrajin, atau praktisi. [2] Dalam hubungan ini sang ahli diharapkan sebagai
bagian dari peranya memberikan pengajaran/instruksi.[2]

Kebanyakan orang masih cenderung mengatakan bahwa pemimipin yang efektif mempunyai sifat
atau ciri-ciri tertentu yang sangat penting misalnya, kharisma, pandangan ke depan, daya persuasi,
dan intensitas.[3] Dan memang, apabila kita berpikir tentang pemimpin yang heroik seperti Napoleon,
Washington, Lincoln, Churcill, Sukarno, Jenderal Sudirman, dan sebagainya kita harus mengakui
bahwa sifat-sifat seperti itu melekat pada diri mereka dan telah mereka manfaatkan untuk mencapai
tujuan yang mereka inginkan.

Biografy Bill Gates

Bill Gates atau William Henry Gates III adalah seorang multi miliuner yang namanya selalu
berada diurutan pertama daftar orang-orang terkaya di dunia. Bill Gates adalah orang yang
mendirikan Microsoft, sebuah perusahaan perangkat lunak terbesar di dunia. Siapapun kita yang
pernah menggunakan komputer desktop pastinya juga pernah memanfaatkan karyanya, ya salah
satunya adalah sistem operasi Windows.

Bill Gates dilahirkan pada tanggal 28 Oktober 1955 di Seattle, Washington. Ayahnya bernama William
H Gates, Sr. Adalah seorang pengacara Dan ibunya bernama Marry Maxwell Gates adalah seorang
anggota dewan direktur First Interstate Banc System. Jadi Bill Gates adalah anak dari keluarga yang
cukup berada bahkan ada rumor jika kakeknya adalah seorang jutawan pula dimana saat Bill Gates
lahir, ia secara hukum telah mendapat jatah warisan kekayaan kakeknya sebesar 1 juta dolar.
Bill Gates adalah anak ke dua dari empat bersaudara namun ia menyandang gelar Gates III karena
memang generasi Gates yang ketiga. Yang pertama adalah kakeknya, yang kedua ayahnya dan yang
ketiga dirinya. Jadi gelar Gates III bukanlah urutan lahirnya namun garis keturunan ke 3 dari keluarga
Gates.

Bill Gates kecil telah menunjukkan kecerdasannya, ia disekolahkan disekolah yang sangat prestisius
yaitu Lakeside School yaitu sekolah khusus pria yang sangat ternama dan modern. Walaupun Bill
Gates adalah anak orang kaya dan sejak lahir sudah menjadi miliuner melalui jatah warisan dari
kakeknya (menurut Forbes yang disebut orang kaya adalah orang yang memiliki kekayaan bersih
minimal 1 juta dolar, jadi Bill Gates bayi termasuk salah satunya) namun Bill Gates bukanlah anak
yang cepat puas diri. Orang tuanya sangat menanamkan bahwa ia harus memiliki kecerdasan yang
unik yang kelak akan membawanya menuju kesuksesan hidup yang lebih baik lagi.

Benarlah pemikiran orang tua Bill Gates. Disekolah Bill Gates mendapatkan pelajaran ekstra
komputer, saat itu segala hal yang mempelajari komputer adalah hal yang sangat langka, eksklusif
dan mahal. Gates dan teman-temannya sangat tertarik dengan pemrograman komputer
menggunakan bahasa pemrograman BASIC. Sangking asyiknya, ia keluar dari kelas matematikanya
karena ingin berlama-lama menulis program di komputer tersebut. Saat itu komputer yang
digunakannya adalah komputer General Electric dengan sebuah terminal Teletype Model 33 ASR.

Saat itu siswa Lakeside School yang terkenal asyik menulis program komputer adalah Bill Gates,
Paul Allen, Ric Weiland, dan Kent Evans. Keempat siswa tersebut kemudian dilarang oleh pihak
sekolah menggunakan komputer lagi karena tertangkap basah mengembangkan bug di sistem
komputer tersebut. Sebelum keempat siswa tersebut benar-benar dilarang, oleh pihak sekolah
mereka disuruh untuk menemukan bug tersebut, namun bukannya menemukan bug itu akan tetapi
Bill Gates malah menuju kantor pusat komputer itu dan mempelajari kode sumber berbagai program
yang berjalan di sistem tersebut seperti FORTRAN, LISP dan bahasa mesin.

Dari situlah pengetahuan Bill Gates akan bahasa pemrograman berkembang. Pada tahun berikutnya,
sebuah perusahaan pemrograman yang bernama Information Sciences, Inc. Mendengar kepiawaian
empat sekawan ini dan mempekerjakannya untuk menulis program sistem pembayaran gaji dengan
menggunakan bahasa COBOL, selain mendapat royalti, mereka juga diizinkan memakai komputer
kantor selama mungkin.

Pada tahun 1973 Bill Gates lulus dari Lakeside School dengan nilai yang hampir sempurna, kemudian
Bill Gates melanjutkan pendidikannya dengan berkuliah di Harvard University namun Bill Gates sudah
terlanjur menyibukkan diri dengan menulis bahasa pemrograman sehingga kuliahnya di Harvard pun
tak dilanjutkannya. Gates malah lebih senang menghabiskan waktunya bersama teman sekolahnya
dulu yaitu Paul Allen.

Mendirikan Microsoft

Pada tahun 1974 MITS Altair 8800 berbasis CPU Intel 8080 baru saja diluncurkan, dari situlah
berkembang idenya untuk mendirikan perusahaan perangkat lunak dengan menggandeng Paul Allen
sebagai mitranya. Bill Gates kemudian menghubungi MITS dan menawarkan operating system
berbasis BASIC yang dapat dipakai sebagai platformnya. MITS pun menyetujuinya. Sistem operasi
pertamanya ini dinamai Altair Basic. Dan Bill Gates bersama Paul Allen memberikan nama pada
perusahaan softwarenya dengan nama “Micro-soft” lalu tanda sambung itu dilain waktu akhirnya
dihilangkan sehingga sampai sekarang menjadi “Microsoft” dan Bill Gates menjadi pemegang saham
pribadi terbesarnya.

Bekerjasama Dengan IBM

Keahlian Bill Gates bersama Microsoft dalam menulis bahasa pemrograman untuk komputer semakin
dikenal luas. Pada tahun 1980 IBM mengumumkan bahwa ia memerlukan sebuah sistem operasi
untuk PC nya dan ia meminta Microsoft untuk membuatkannya. Akhirnya Bill Gates pun
membuatkannya dengan nama sistem operasi 86 DOS atau QDOS yang kemudian dikirim ke IBM
dalam bentuk PC-DOS.

Dari situ Bill Gates mendapat imbalan $50.000. Microsoft juga tidak mengajukan pemindahan hak
cipta perangkat lunaknya pada IBM. Dari situlah akhirnya penjualan MS-DOS menjadikan Microsoft
pemain utama perangkat lunak dalam industri komputer. Jika semisal perangkat lunak yang ditulis
oleh Bill Gates tersebut lisensinya dijual pada IBM, mungkin IBM yang akan untung besar dan
menguasai pasar dan Microsoft tidak bisa sebesar saat ini. Benar-benar revolusioner otak Bill Gates,
tidak hanya pintar menghasilkan program yang sederhana namun bermutu tetapi juga pandai dalam
menjualnya.

Gaya kepemimpinan

Jika seorang pemimpin berusaha untuk mempengaruhi perilaku orang lain, maka orang tersebut perlu
memikirkan gaya kepemimpinannya. Gaya kepemimpinan adalah bagaimana seorang pemimpin
melaksanakan fungsi kepemimpinannya dan bagaimana ia dilihat oleh mereka yang berusaha
dipimpinnya atau mereka yang mungkin sedang mengamati dari luar (Robert, 1992). James et. al.
(1996) mengatakan bahwa gaya kepemimpinan adalah berbagai pola tingkah laku yang disukai oleh
pemimpin dalam proses mengarahkan dan mempengaruhi pekerja.

Pengertian Gaya kepemimpinan menurut Tampubolon (2007) adalah perilaku dan strategi, sebagai
hasil kombinasi dari falsafah, ketrampilan, sifat, sikap, yang sering diterapkan seorang pemimpin
ketika ia mencoba mempengaruhi kinerja bawahannya.

Gaya Kepemimpinan Bill Gates

Bill Gates terkenal keras pada manajer-manajernya bahkan mungkin “kejam”. Maklumlah itu karena ia
memiliki tanggung jawab ganda di Microsoft, selain harus menjadi penulis program aktif dia juga
harus memikirkan strategi perusahaan kedepannya agar dapat menjadi pemain utama dan saat telah
mencapai puncak harus mati-matian mempertahankannya bahkan kalau perlu memonopolinya.

Sering disaat rapat dengan manajernya ia secara spontan memotong presentasi manajernya dan
mengatakan “ Itu hal terbodoh yang pernah aku dengar,” tentu saja hal ini sangat memukul perasaan
manajernya. Buill Gates juga selalu meminta para manajer di perusahaannya untuk menyampaikan
presentasi se detil-detilnya sampai Bill Gates yakin dan menyetujuinya.

Sukses Bill Gates menginspirasi banyak orang, termasuk inspirasi atau pelajaran dalam leadership
atau kepemimpinan. Minimal ada 3 pelajaran kepemimpinan dari Bill Gates :

1. Bertahun-tahun kerja keras sebelum berhasil

Setelah mendengar bahwa Microsoft telah mulai keluar dari garasi, sebagian besar orang tergoda
untuk berpikir bahwa Bill Gates adalah seorang anak yang tidak memiliki pengetahuan sebelumnya
dan berhasil memulai bisnis multi-miliar dolar dari eksperimen kecil yang dilakukan di sana.

Tapi yang sebenarnya, setelah mengetahui dan mengikuti sejarahnya, yang terjadi, adalah bahwa
“Gates telah memiliki pengalaman yang luar biasa dengan pemrograman dan coding bahkan sebelum
memulai Microsoft”.

Pengalamannya yang luas di bidang pemrograman dan coding inilah yang memungkinkan dia untuk
membangun DOS sebagai perangkat lunak pertama yang diluncurkan Microsoft secara global.

Jadi kalau kita mulai percaya bahwa kesuksesan akan datang dalam semalam itu salah. Ingat bahwa
bahkan orang terkaya di dunia seperti Bill Gates pun harus melalui dengan bekerja keras dalam
waktu panjang. Dan Anda juga harus melakukannya, jika Anda ingin meraih keberhasilan dalam hidup
Anda.

2. Pergi ke mana gairah Anda mengarah

Bill Gates bekerja ekstra keras melakukan pemrograman bukan karena ia lapar (ambisius) untuk
menjadi jutawan. Ia hanya ingin melakukan segala sesuatu yang ia bisa lakukan. Ia bekerja sangat
keras karena ia hanya bersemangat “tentang apa yang ia lakukan”. Ia menemukan perangkat lunak
pemrograman menjadi sangat menarik untuknya dan hal itu memotivasinya untuk berbuat lebih
banyak. Melalui itu kemudian memberinya pengalaman untuk mendirikan Microsoft.

Jika Anda ingin menjadi sukses seperti Bill Gates janganlah kedepankan uang (kekayaan) sebagai
motivasi. Uang ada dimana-mana dan ada banyak cara Anda mendapatkannya. Hal yang lebih
penting adalah bahwa Anda mengikuti hasrat Anda. Uang akan menemukan Anda secara alami.

3. Memberikan kembali

Memberikan kembali kepada masyarakat adalah tindakan penting karena merupakan cerminan dari
karakter Anda. Apakah Anda seorang pemberi atau pengambil suatu? Apakah Anda ada di dunia ini
untuk menjadi berkat bagi masyarakat?

Sikap yang Anda terapkan akan menentukan apakah Anda akan menjadi orang yang sukses atau
orang penting. Ada banyak orang yang sukses, namun hanya beberapa nama yang diingat dengan
berlalunya waktu. Orang-orang yang kita ingat sampai saat ini adalah mereka yang membuat
perbedaan di dunia dimana kita tinggal.

Jika Anda ingin menjadi seorang pemimpin yang dikagumi dan dihormati, Anda harus menjadi orang
penting. Orang tidak mengikuti Anda karena Anda mengambil dari mereka, mereka mengikuti Anda
karena Anda memberikan kepada mereka.

Berusaha untuk menjalani kehidupan yang membuat perbedaan di dunia ini; memberikan kembali
lebih dari apa yang telah diambil dari masyarakat. Hidup Anda maka akan mewujud dalam
kesuksesan sejati.

 Nama lengkap, tempat, dan tanggal lahir tokoh.


 Latar belakang keluarga tokoh.
 Riwayat pendidikan tokoh.
 Cita-cita tokoh
 Pekerjaan tokoh
 Karya-karya tokoh
 Prestasi dan penghargaan tokoh

Anda mungkin juga menyukai