Pada Tabel diatas dapat dilihat bahwa sektor pertanian masih mendominasi mata
30 Economos Vol. 13 Nomor 1 April 2015 Hlm. 27-34
pencaharian penduduk di Kecamatan Paleteang memiliki lahan pertanian yang cukup luas.
dengan jumlah terbesar yaitu petani sebesar Umumnya tanah di Kecamatan Paleteang
25,011 jiwa (60 %) dan buruh tani sebesar terdiri dari lapisan atas tanah yang berwarna
3,041jiwa (10 %) sedangkan yang bekerja di coklat kelabuan dan kekuningan dengan
sektor non pertanian seperti pedagang sebesar struktur lunak dan remah dilapisi bagian bawah
1,005 jiwa ( 5 %), PNS/ABRI sebesar 581 jiwa dengan cadas lunak, sehingga sangat baik
(8 %), dan disektor lainnya sebesar 1,82 jiwa untuk perkembangan tanaman.
(15 %). Wilayah Kecamatan Paleteang
Tabel 2. Luas wilayah menurut penggunaan lahan di Kecamatan Paleteang tahun 2010.
Luas (Ha) Persentase
No Penggunaan Lahan
1 Tanah sawah 2.205,7 59,15
2 Tanah pekarangan/bangunan 257,8 6,91
3 Tanah tagalan/kebun 1.139,9 30,57
4 Lain-lain 11,2 3,37
Jumlah 272.345 100
Sumber : BPS Kabupaten Pinrang
diluar rumah yang menjadi tanggungan kepala Petani sampel berpendidikan SLTA sebesar
keluarga. Anggota keluarga terdiri dari istri, 20% , namun ada juga petani sampel yang
anak-anak, keluarga yang menjadi tanggungan berpendidikan formal perguruan tinggi yaitu 30
kepala keluarga. Dengan demikian akan %.
mempengaruhi perilaku usahatani dengan Meskipun petani di lokasi penelitian
harapan agar keputusan yang diambil dapat menggantungkan hidupnya pada usahatani
memenuhi anggaran yang direncanakan sesuai padi. Namun adapula anggota rumah tangga
dengan tingkat kebutuhannya. Hasil penelitian petani yang berusaha atau bekerja di luar
menunjukkan bahwa jumlah keluarga petani bertani. Pekerjaan ini dilakukan semata mata
berkisar antara 1 – 6 orang. Untuk lebih untuk menambah pendapatan rumah tangga
jelasnya dapat dilihat pada Tabel 6 berikut. petani dalam mencukupi kebutuhan sehari –
Jumlah tanggungan keluarga petani sampel hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
terbanyak pada kisaran 1 - 2 orang (50%). beragamnya pekerjaan diluar pekerjaan pokok
Jumlah tanggungan keluarga akan yang di tekuni anggota rumah tangga petani,
mempengaruhi petani dalam setiap kegiatan Biaya produksi usahatani padi dalam penelitian
untuk meningkatkan usahatani dan ini biaya produksi meliputi biaya sarana
pendapatannya agar kebutuhan keluarganya produksi (biaya pupuk,pestisida,biaya tenaga
terpenuhi. kerja dan biaya penyusutan alat). Biaya
Tingkat pendidikan kepala keluarga produksi dapat di lihat pada Tabel berikut :
petani sampel diukur berdasarkan tingkat
pendidikan formal yang pernah diikutinya.
Tabel 11. Jenis pupuk, Harga pupuk Penggunaan pupuk Berdasarkan musim panen 2010
No Komponen input Harga Kg (Rp) Penggunaan (Kg)/Ha
1 Bibit 30.000 5,00
2 Pupuk - -
- Urea (Kg) 1.600 200
- Npk (Kg) 2.300 100
- Z.a 1.400 100
- Organik 8.000 25
3 Pestisida -
- Vertako 4.600 25
- Boster 12.500 20
Pupuk yang di gunakan oleh petani padi Pestisida yang di gunakan adalah vertako
adalah Urea, Z.a, Npk dan organik. Jumlah 20Kg/petani sebesar dan boster sebesar
pupuk yang di gunakan oleh petani untuk urea 20Kg/petani. Biaya yang di keluarkan petani
sebesar 200kg/petani, Z.a sebesar 100kg/petani, untuk pestisida vertako Rp.115.000 /petani dan
Npk 100kg/petani dan Organik sebesar boster Rp. 250.000/petani. Total biaya sarana
25Kg/petani. Jumlah biaya yang di keluarkan produksi yang terdiri dari biaya bibit, pupuk
oleh petani untuk urea Rp. 320.000/petani, Z.a dan pestisida untuk usahatani padi sebesar Rp.
Rp.140.000/petani, Npk Rp. 230.000/petani 1.255.000 per musim tanam.
dan organik Rp. 200.000/petani.
Tabel 12. Biaya rata – rata usahatani padi per Hektar tahun 2010 Kecamatan Paleteang.
Keterangan Jumlah (Kg) Harga (Rp) Nilai (Rp)
Biaya Variabel
Bibit 5,00 30.000 150.000
Pupuk
1. Urea 200 1.600 320.000
2. Z.a 100 1.400 140.000
3. Npk 100 2.300 230.000
4. organic 25 7.000 175.000
Pestisida
1.Vertako 25 4.600 115.000
2. Boster 20 12.500 250.000
32 Economos Vol. 13 Nomor 1 April 2015 Hlm. 27-34
Tenaga Kerja
1. Pria 50.000 400.000
2. Penanaman 70.000 560.000
3. Pemanen 350.000 700.000
4. Pemupukan 50.000 200.000
Sub Total 3.240.000
Biaya Tetap
Air Irigasi 4.500 22.500
Sewa alat tani 600.000 600.000
Karung 50 2.400 120.000
Transportasi 50 15.000 750.000
Sub Total 1.492.500
Total Biaya 4.732.500
Produksi
Jumlah Produksi 7.240 kg/ha 350.000 25.340.000
Biaya tenaga kerja yang di hitung adalah semprot hama, dan traktor. Cangkul digunakan
TKDK (biaya untuk menggemburkan tanah, arit digunakan
penyiangan,pemupukan,pengendalian hama untuk menyiangi ilalang yang ada di sekitar
tanaman dan TKLK (biaya panen). Standar lahan sawah, linggis digunakan untuk
upah tenaga kerja sebesar Rp. 50.000/HKP. membalikkan tanah dan memecah tanah keras,
Jumlah biaya untuk masing-masing tenaga pompa air digunakan untuk membantu
kerja sebesar Rp. 50.000per orang. Tenaga mengairi sawah, alat semprot hama digunakan
kerja yang digunakan oleh petani terbagi sebagai wadah penyemprot pestisida untuk
menjadi dua kelompok yaitu tenaga kerja memberantas hama dan traktor digunakan
dalam keluarga dan tenaga kerja luar keluarga. untuk membajak sawah dan menggemburkan
Tenaga kerja yang digunakan dalam tanah. Peralatan yang digunakan oleh petani
semua kegiatan usahatani padi yang dilakukan responden adalah milik pribadi.
di lokasi penelitian seluruhnya dikerjakan oleh Harga adalah nilai dari suatu produk yang
tenaga kerja laki-laki dan perempuan. dinyatakan dengan uang, harga gabah kering
Penggunaan tenaga kerja baik tenaga kerja panen sebesar Rp.350,000- per karung dengan
dalam keluarga maupun tenaga kerja luar berat isi bersih perkarung gabah kering adalah
keluarga digunakan dalam kegiatan usahatani 50kg. Harga jual untuk padi kering giling
mulai dari persiapan lahan, penanaman, didaerah penelitian rata-rata sebesar Rp. 3.500
pemupukan, tenaga kerja yang dilakukan perkilogram gabah kering giling. Harga
dengan borongan, yaitu petani akan membayar tersebut adalah harga yang berlaku secara
upah kepada tenaga kerja sesuai dengan luas umum didaerah penelitian. Menurut Mubyarto
lahan yang akan ditanam. Besar upah untuk (1986), bahwa harga produk pertanian sangat
cara borongan berkisar dari Rp 539.000,00 per dipengaruhi oleh mutu produksi, waktu jual
satu bahu atau 0,96 hektar. yaitu musim panen dan musim tidak panen,
Untuk kegiatan pemanenan, baik petani tempat penjualan yaitu menjual dilokasi
menerapkan cara yang sama dalam pembayaran produksi dan langsung ditempat pengelolaan
upah tenaga kerja, yaitu dengan menggunakan hasil.
cara bawon. Cara pembayaran bawon adalah Produksi suatu usahatani merupakan hasil
cara pembayaran bagi hasil dimana tenaga komoditi dari beberapa faktor – faktor produksi
kerja akan mendapatkan satu per enam dari yang dilakukan petani. Penggunaan faktor-
hasil panen petani. Jumlah tenaga kerja yang faktor produksi pada dasarnya sangat
digunakan dalam analisis usahatani padi mempengaruhi sistem produksi dari suatau
menggunakan satuan HKP (Hari Kerja Pria). usahatani.Produksi rata-rata yang dihasilkan
Di lokasi penelitian lama jam kerja tidak petani sampel sebanyak 7,24ton permusim
ditentukan oleh petani. tanam dengan rata-rata biaya produksi yang
Petani hanya menginginkan dengan upah dikeluarkan sebanyak Rp.4.732.500permusim.
yang dibayar suatu jenis pekerjaan bisa selesai Penerimaan adalah hasil produksi
dalam satu hari dimana untuk satu HKP adalah dikalikan dengan harga jual. Penerimaan petani
delapan jam per hari.Jenis alat pertanian yang sampel sangat tergantung dari jumlah produksi
di gunakan dalam kegiatan usahatani padi yang dihasilkan. Produksi padi sawah yang
adalah cangkul, ember, linggis, pompa air, alat didapat oleh petani sampel sangat tergantung
Ismail & Nasrullah A, Kontribusi Usaha Tani... 33
dari luas lahan yang dimiliki dan dikelola oleh dihasilkan dengan harga jual kemudian
petani sampel. Dari hasil penelitian dapat dikurangi dengan biaya produksi. Adapun
dilihat bahwa semakin luas lahan yang rumus yang di gunakan menghitung
diusahakan semakin tinggi produksi dan pendapatan usahatani padi yaitu :
penerimaan petani. Lahan usaha yang paling I = TR – TC
luas yaitu 0,9 hektar dengan penerimaan Dimana :
menurut Soekartawi (1995) yaitu : I = Pendapatan usahatani padi (Rp)
TR = Py.Y TR = Penerimaan (Rp)
TR = Rp. 350.000 x 724Kg TC =Total Biaya (Rp)
= Rp. 25.340.000 I= Rp. 25.340.000 – Rp. 4.732.500 = Rp.
Lahan dengan luas 0,9ha dengan penerimaan 20.607.500,-
Rp. 25.340.000.- per musim tanam. Menurut Rata-rata pendapatan petani sampel dari
ari sudarman dkk (2001),total biaya usahatani padi sawah sebesar Rp. 20.607.500,-
menggunakan persamaan sebagai berikut : permusim panen. Rata-rata pendapatan dari
TC = TFC + TVC kerja sampingan petani sampel didaerah
Ket : penelitian sebesar Rp.5.900.000,- permusim
TC = Total biaya ( Total Cost ) tanam. Usahatani padi sawah yang dikelola di
TFC = Total Biaya Tetap ( Total fixed Cost daerah penelitian oleh petani padi sawah ini
)Rp bersifat kontinue atau tidak melakukan
TVC = Total Biaya Variabel ( Total pergiliran tanaman. Pengelolaan usahatani padi
VariabelCost )Rp sawah ini dilakukan secara intensif, seperti
TC = Rp. 1.492.500 + Rp. 3.240.000 penggunaan bibit unggul dan pupuk.
= Rp. 4.732.500,- Harga pokok adalah biaya yang
Total biaya yang di keluarkan setiap petani dikeluarkan untuk menghasilkan satu kilogram
dalam mengelolah lahannya sebesar Rp. padi dan, hal ini dapat diperhitungkan dengan
4.732.500,-permusim tanam. membandingkan jumlah biaya dengan jumlah
Pendapatan yang dimaksud dalam produksi yang dihasilkan. Dari hasil
penelitian ini diperoleh dari selisih antara perhitungan diketahui bahwa harga pokok
penerimaan dikurangi dengan biaya produksi. untuk padi didaerah penelitian sebesar Rp.
Pendapatan usahatani padi sawah diperoleh 3.500. Hal ini menunjukkan bahwa untuk
dari penerimaan dikurangi dengan biaya yang menghasilkan satu kilogram padi kering giling
dikeluarkan pada kegiatan usahatani padi membutuhkan biaya sebesar Rp. 3.500.-
tersebut. Pendapatan usahatani padi diperoleh Kontribusi usahatani merupakan
dari perkalian antara jumlah produksi yang sumbangan atau tambahan pendapatan
yang diberikan dari usahatani padi sawah Azzaino (1982) menyatakan bahwa petani
terhadap pendapatan petani sampel didaerah dapat meningkatkan pendapatannya dengan
penelitian. Besarnya jumlah kontribusi cara melakukan pengolahan produk hasil
pendapatan yang diberikan oleh usahatani padi pertanian menjadi produk baru sebelum dijual.
sawah sangat mempengaruhi pendapatan petani Oleh karena itu usahatani padi yang dilakukan
sampel karena pendapatan usahatani padi oleh petani sampel didaerah penelitian harus
sawah merupakan sumber pendapatan petani tetap dipertahankan dan dikembangkan guna
sampel didaerah penelitian. meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan
Besarnya kontribusi rata-rata pendapatan petani.
yang diberikan dari masing-masing usaha yang
dilakukan oleh petani sampel didaerah KESIMPULAN
penelitian. Dari usahatani padi sawah Dari hasil pelaksanaan penelitian dan
memperoleh pendapatan rata-rata sebesar Rp. perhitungan yang dilakukan maka dapat ditarik
20.607.500 permusim tanam, Berdasarkan kesimpulan sebagai berikut:
analisis pendapatan dari masing-masing 1. Pendapatan rata-rata yang diperoleh dari
sumber pendapatan yang telah dikonversikan usahatani padi sebesar Rp.20.607.500,-
kedalam bentuk kontribusi pendapatan dalam permusim tanam.
persentase, maka dapat dilihat bahwa 2. Total pendapatan petani per musim tanam
kontribusi rata-rata dari usahatani padi sawah yaitu Rp. 21.197.500,-dan kontribusi
sebesar 97,21 % dan kontribusi dari pekerjaan usahatani padi terhadap total pendapatan
sampingan petani sebesar 2,79 %. Menurut sebesar 97,21%.
34 Economos Vol. 13 Nomor 1 April 2015 Hlm. 27-34
Arsyad Lincolin. 2004. Ekonomi M. Fuad, dkk. 2004. Pengantar Bisnis. Penerbit
Pembangunan. Yogyakarta. Sekolah Gramedia
Tinggi Ekonomi.
Sukirno, Sadono. 2000. Pengantar Teori Mikro
Assauri, Sofyan. 2006. Manajemen Produksi Ekonomi. Jakarta: PT. Raja Grafindo
dan Operasi. Jakarta: Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia. www.Dikmenum.go.id