Anda di halaman 1dari 8

KONTRIBUSI USAHATANI PADI TERHADAP PENDAPATAN PETANI

DI KECAMATAN PALETEANG KABUPATEN PINRANG

Ismail Hasang1, Nasrullah A2


Dosen FEKON Universitas Muhammadiyah Parepare
Dosen FKIP Universitas Muhammadiyah Parepare2

Abstrak. Kontribusi Usaha Tani Terhadap Pendapatan Petani Kecematan


Paleteang Kabupaten Pinrang. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui
bahwa besarnya total pendapatan uahatani padi yang di terima petani dan untuk
menganalisis besarnya kontribusi usahatani padi terhadap pendapatan petani di
Kecamatan Paleteang Kabupaten Pinrang. Metode penelitian yang digunakan
adalah metode penelitian deskriptif dan analisis yang digunakan yaitu besarnya
pendapatan dan analisis kontribusi. Dari hasil penelitian yang dilakukan
menunjukkan bahwa pendapatan dari usahatani padi cukup besar dan berkontribusi
terhadap pendapatan petani. Adapun kesimpulan dari penelitian ini yaitu besarnya
pendapatan di pengaruhi oleh biaya yang di keluarkan oleh petani dan bagaimana
cara petani meningkatkan hasil produksi dengan cara melakukan pemeliharaan
padi sawahnya. Saran yang dapat penulis sampaikan adalah supaya kontribusi
yang diberikan usahatani padi besar maka untuk itu petani diharapkan lebih lagi
meningkatkan produksinya.

Kata Kunci : Pendapatan, Biaya, Penerimaan, Kontribusi

Abstract: Revenue Contribution To Farming Rice Farmers In District District


Paleteang Pinrang. Intention of this research to know that the level of totalizeing
earning of farming paddy which is in accept by a farmer and to analyse the level of
contribution of farming paddy to farmer earnings in subdistrict of Paleteang of
Regency Pinrang. Research method used is descriptive research method and
analysis used by that is the level of earning and analyse the contribution. From
research result indicate that the earning from big enough farming paddy and have
contribution to farmer earnings. As for conclusion from this research that is the
level of earnings influencing by expense which is by farmer and how to improve
the yield up the ghost by its rice field paddy conservancy. Writer suggestion which
can submit so that contribution given big farming paddy hence for that farmer
expected more again improve its production.

Keyword : Earnings, Expense, Acceptance, Contribution.

Indonesia merupakan negara agraris yang ekonomi nasional (Adiwilanga, 1992).


sebagian besar penduduknya bermata Pembangunan nasional dewasa ini
pencaharian disektor pertanian, sektor pertanian diprioritaskan pada bidang perekonomian
mempunyai peranan yang sangat penting dalam sehingga pemerintah selalu berusaha untuk
perekonomian nasional, hal ini terlihat dari menerapkan kebijaksanaan dalam peningkatan
banyaknya jumlah penduduk Indonesia yang hasil produksi pertanian. Apalagi negara kita
hidup dan bekerja disektor tersebut. Tujuan terkenal dengan negara agraris yang mempunyai
pembangunan pertanian adalah untuk areal pertanian yang cukup luas, dengan sumber
meningkatkan produksi pertanian guna daya alam yan masih sangat perlu digali dan
memenuhi kebutuhan pangan dan industri dalam dimanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan
negeri, meningkatkan ekspor, pendapatan manusia. Sasaran utama pembangunan pertanian
petani, memperluas lahan pekerjaan dan dewasa ini adalah peningkatan produksi
mendorong pemerataan berusaha. Seiring pertanian dan pendapatan petani, karena itu
dengan meningkatnya pembangunan nasional kegiatan di sektor pertanian di usahakan agar
terutama dalam memenuhi kebutuhan pangan dapat berjalan lancar dengan peningkatan
maka permintaan bahan pangan pun meningkat. produk pangan baik melalui intensifikasi,
Mengingat sumber daya alam yang besar pada ekstensifikasi, dan diversifikasi pertanian yang
sektor pertanian maka di masa mendatang sektor di harapakan dapat memperbaiki taraf hidup
ini masih merupakan sektor penting dalam petani, memperluas lapangan pekerjaan bagi
memberikan konstribusi pada pertumbuhan golongan masyarakat yang masih tergantung
28 Economos Vol. 13 Nomor 1 April 2015 Hlm. 27-34

pada sektor pertanian. (1995) mengklasifikasikan biaya produksi


usahatani menjadi 2 yaitu :
Usahatani mempelajari bagaimana a. Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang
seseorang mengalokasikan sumberdaya yang dipergunakan tidak habis dalam satu proses
ada, secara efektif dan efisien untuk tujuan produksi dan terus dikeluarkan walaupun
memperoleh keuntungan pada waktu tertentu. produksi yang diperoleh banyak atau
Disebut efektif jika petani (produsen) dapat sedikit,besar biaya tidak tergantung pada
mengalokasikan sumberdaya yang mereka besar kecilnya biaya produksi yang
miliki dengan sebaik-baiknya, serta dikatakan diperoleh. Biaya tetap
efisien apabila pemanfaatan sumberdaya meliputisewa,tanah,pajak,biaya alat
tersebut menghasilkan output yang melebihi pertanian dan penyusutan alat pertanian.
input (Soekartawi, 2002). b. Biaya Variabel (variable cost) adalah biaya
Usahatani adalah proses pengorganisasian yang besar kecilnya dipengaruhi oleh hasil
faktor-faktor produksi atau proses produksi.Biaya variable ini meliputi : biaya
pengalokasian sumberdaya yang ada secara bibit, biaya pupuk, biaya pengolahan tanah
efektif dan efisien untuk tujuan memperoleh dan biaya tenaga kerja. Biaya adalah setiap
keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu dan kegiatan yang dilakukan pada suatu usaha
pengelolaan yang diusahakan oleh perseorangan memerlukan pengorbanan fisik non fisik,
ataupun sekumpulan orang-orang. Dikatakan baik langsung maupun tidak langsung.
efektif bila petani atau produsen dapat meng TR = Py.Y
alokasikan sumber daya yang mereka miliki Dimana : TR = Total penerimaan (Rp)
(yang dikuasai) sebaik -baiknya dan dikatakan Py = Harga (Rp)
efisien bila pemanfaatan sumber daya tersebut Y = Produksi (Kg)
menghasilkan keluaran ( output ) yang melebihi Menurut Sudarsono (1995), penerimaan
masukan ( input ) (Soekartawi, 2006). Kegiatan merupakan suatu hasil penjualan dari barang
usahatani ber dasarkan coraknya dapat dibagi tertentu yang diterima atas penyerahan sejumlah
menjadi dua, yaitu usahatani subsistem dan barang pada pihak lain. Jumlah penerimaan
usahatani komersial. Usahatani subsistem (total revenue) di definisikan sebagai
bertujuan memenuhi konsumsi keluarga, penerimaan dari penjualan dari barang tertentu
sedangkan usahatani komersial adalah usahatani yang peroleh dari sejumlah satuan barang yang
dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan. terjual di kalikan harga penjualan setiap satuan
Soekartawi (2006) menyatakan bahwa ciri barang
petani komersial adalah : Penerimaan di bidang pertanian adalah
a. Cepat dalam mengadopsi inovasi pertanian, produksi yang di nyatakan dalam bentuk uang
b. Cepat tanggap dalam mencari informasi, tunai sebelum dikurangi dengan biaya
c. Lebih berani dalam mengambil resiko dalam pegeluaran selama kegiatan usaha tani tersebut
berusaha, (Daniel, 2002) sedangkan menurut Soeharno
d. Memiliki sumberdaya yang cukup. (2009), penerimaan adalah harga di kalikan
Pengelolaan usahatani meliputi dengan jumlah yang di jual. Secara matematis
kemampuan petani dalam menentukan dan dapat dilihat seperti :
mengkoordinasikan faktor-faktor produksi yang TR = P.Q
bermacam-macam seefektif mungkin sehingga Keterangan :
produksi pertanian memberikan hasil yang lebih TR : Total Penerimaan (Total Revenue)
baik. Dengan demikian pengelolaan usahatani (Rp)
bukan hanya menyangkut cara memperoleh Q : Kualitas barang yang dihasilkan
hasil semaksimal mungkin dari cabang (Quantity) (Kg)
usahatani yang diusahakan tetapi juga P : Harga (Price) (Rp)
mempertinggi pendapatan dari suatu cabang Dalam teori ekonomi pertanian tingkat
usahatani (Soehardjo dan patong,1979). pendapatan pertanian menjadi fokus dari setiap
Menurut AAK ( 1990), bahwa tekhnik bercocok tujuan aktivitas usahatani,tinggi rendahnya
tanaman padi yang baik sangat diperlukan untuk modal usaha akan berpengaruh terhadap
mendapatkan hasil yang sesuai dengan harapan. pruduksi yang akhirnya kembali berdampak
Hal ini harus dimulai dari awal, yaitu sejak di pada pandapatan petani. Menurut Adiwilanga,
lakukan persemean tanaman itu bisa dipanen (1992) pendapatan diperlukan oleh keluarga
sebagaimana diuraikan sebagai berikut: petani untuk memenuhi kebutuhan hidup ini
Konsep biaya menurut Hernanto (1989) tidak tetap melainkan terus menerus. Oleh
adalah korbanan yang dicurahkan dalam proses karena itu, pendapatan yang dimaksimal itulah
produksi yang semula fisik kemudian diberikan yang selalu diharapkan petani dari usaha tani.
nilai Rupiah sehingga biaya-biaya tidak lain Menurut Tjakrawiralaksana (1983)
adalah korbanan. Lebih lanjut Soekartawi Pendapatan usahatani adalah sisa beda dari pada
Ismail & Nasrullah A, Kontribusi Usaha Tani... 29

penggunaan nilai penerimaan usahatani dengan mempengaruhi besarnya jumlah pendapatan


biaya-biaya yang dikeluarkan. Ada beberapa petani, karena sumber pendapatan dari usahatani
ukuran untuk menghitung pendapatan usahatani padi merupakan pendapatan petani.
yaitu : Sebagai dasar untuk menganalisis
a. Pendapatan usahatani diperoleh dengan permasalahan yang diajukan dalam penulisan ini
menghitung semua penerimaan dikurangi dan juga sebagai pembuktian kebenaran
dengan semua pengeluaran. hipotesis yang telah dikemukakan
b. Pendapatan keluarga tani diperoleh dari sebelumnya,maka penulis menggunakan metode
menambah pendapatan tenag kerja keluarga analisis sebagai berikut :
dengan bunga modal milik sendiri dan nilai Untuk menghitung total biaya dari usahatani
sewa. padi di gunakan rumus:
c. Pendapatan petani diperoleh dari menambah TC = TFC + TVC
pendapatan tenaga kerja biaya modal sendiri. Dimana :
Soekarawi (1995) pendapatan usahatani TC = Total Biaya (Rp)
adalah selisih antara total penerimaan dan TFC = Total Biaya Tetap (Rp)
semua biaya yang dikeluarkan. Selanjutnya TVC = Total Biaya Variabel (Rp)
dikatakan bahwa pendapatan rumah tangga Menurut samuelson (dkk) untuk
petani adalah keseluruhan pendapatan menghitung besarnya penerimaan di tentukan
petani,tidak saja dari usaha bidang pertanian dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
dari usaha non pertanian juga. secara matematis TR = Pq.Q
pendapatan usahatani di formulasikan sebagai Dimana :
berikut : TR = Total Penerimaan
Pd = TR – TC Pq = Harga Produk (Rp/Kg)
Dimana : Q = Jumlah Produksi (Kg)
Pd = Pendapatan usahatani TR = Total Untuk meghitung besarnya pendapatan
Penerimaan dari usahatani padi digunakan rumus menurut
TC = Total biaya Boediono, yaitu :
Analisis kontribusi merupakan hasil I = TR – TC
pembagian antara pendapatan dari usahatani Dimana :
padi sawah dengan pendapatan petani dikalikan I = Pendapatan Usahatani Padi (Rp)
dengan angka indeks 100%. Nilai persentase TR = Total Revenue (Total Penerimaan)
yang diperoleh merupakan gambaran atau acuan (Rp) TC = Total Cost (Total Biaya) (Rp)
seberapa besar sumbangan ushatani padi
terhadap pendapatan petani . Untuk melihat PEMBAHASAN
peranan dan sumbangan yang diberikan oleh Jumlah penduduk yang bertempat tinggal
ushatani padi sawah terhadap pendapatan petani di Kecamatan Paleteang pada tahun 2010 yaitu
dapat dianalisis secara tabulasi. (Soeharjo, sebanyak 31.458 jiwa dengan komposisi laki-
1991). laki 15.197 jiwa dan perempuan 16.261 jiwa.
Kontribusi usahatani padi terhadap Jumlah penduduk merupakan potensi sumber
pendapatan petani dapat diartikan sebagai daya manusia yang cukup berpengaruh bagi
sumbangan atau tambahan pemasukan pertumbuhan ekonomi suatu daerah karena
pendapatan yang diberikan oleh usahatani padi dengan pengetahuan yang dimiliki oleh
terhadap pendapatan petani. Sebagai salah satu penduduk, maka diharapkan dapat
komponen utama dalam penciptaan pendapatan memanfaatkan sumber daya yang tersedia.
rumah tangga petani, maka besarnya kontribusi Adapun mata pencaharian yang ada di
yang diberikan oleh usahatani padi akan kecamatan paleteang.

Tabel 1. Jumlah penduduk menurut mata pencaharian di Kecamatan


PaleteangTahun 2010
No Mata Pencarian Jumlah Penduduk Persentase
1 Petani 25,011 60
2 Buruh tani 3,041 10
3 Pedagang 581 5
4 PNS/ABRI 1,82 8
5 Lain – lain 1.005 15
Jumlah 31,458 100
Sumber : BPS Kabupaten Pinrang tahun 2010.

Pada Tabel diatas dapat dilihat bahwa sektor pertanian masih mendominasi mata
30 Economos Vol. 13 Nomor 1 April 2015 Hlm. 27-34

pencaharian penduduk di Kecamatan Paleteang memiliki lahan pertanian yang cukup luas.
dengan jumlah terbesar yaitu petani sebesar Umumnya tanah di Kecamatan Paleteang
25,011 jiwa (60 %) dan buruh tani sebesar terdiri dari lapisan atas tanah yang berwarna
3,041jiwa (10 %) sedangkan yang bekerja di coklat kelabuan dan kekuningan dengan
sektor non pertanian seperti pedagang sebesar struktur lunak dan remah dilapisi bagian bawah
1,005 jiwa ( 5 %), PNS/ABRI sebesar 581 jiwa dengan cadas lunak, sehingga sangat baik
(8 %), dan disektor lainnya sebesar 1,82 jiwa untuk perkembangan tanaman.
(15 %). Wilayah Kecamatan Paleteang

Tabel 2. Luas wilayah menurut penggunaan lahan di Kecamatan Paleteang tahun 2010.
Luas (Ha) Persentase
No Penggunaan Lahan
1 Tanah sawah 2.205,7 59,15
2 Tanah pekarangan/bangunan 257,8 6,91
3 Tanah tagalan/kebun 1.139,9 30,57
4 Lain-lain 11,2 3,37
Jumlah 272.345 100
Sumber : BPS Kabupaten Pinrang

Penggunaan lahan di Kecamatan Kelompok Pengajian, Majelis Ta’lim,


Paleteang untuk tanah sawah yaitu seluas Kelompok Tani, Kelompok PKK dan
2.205,7 Ha (59,15%), tanah sebagainya. Umur seseorang dapat
pekarangan/bangunan seluas 257,8 Ha (6,91%), mempengaruhi dalam mengambil keputusan,
Tanah Tegalan/kebun seluas 1,139,9 Ha semakin tua umur seseorang pertimbangan dan
(30,57%). Dengan demikian penggunaan lahan pengambilan keputusan relatif lebih lama bila
di Kecamatan Paleteang didominasi oleh tanah dibandingkan dengan petani muda. Hal ini
sawah yaitu seluas 2.205,7 Ha (59,15%) dan sesuai dengan pernyataan Soekartawi (1988),
penggunaan lain diluar,kebun, tanah tegalan bahwa semakin muda umur petani biasanya
yaitu seluas 11,2Ha (3,37 %) mempunyai semangat ingin tahu tentang
Demi untuk mencapai keberhasilan dalam sesuatu yang belum diketahui, dengan
pertanian maka disamping perlu adanya sarana demikian mereka akan berusaha untuk lebih
yang di gunakan dalam usahatani juga cepat melakukan inovasi-inovasi baru. Dari
diperlukan sarana pendukung yang dapat hasil penelitian umur petani pada umumnya
membantu dalam usahatani seperti irigasi. Di bervariasi, dengan umur petani terendah 23
daerah penelitian terdapat saluran irigasi yang tahun dan tertua berumur 56 tahun. Keadaan
dialirkan dari bendungan benteng. umur petani sampel sebagian besar pada
Dimana irigasi ini mengairi sawah di kelompok umur 28 tahun yaitu sebanyak 2
kecamatan Paleteang dan sekitarnya. Sarana orang (20%) sedangkan terendah pada umur 52
transportasi merupakan sarana yang utama tahun yaitu 0 0rang. Dapat dikatakan bahwa
dalam mendukung kemajuan ekonomi suatu petani di daerah penelitian berada pada umur
masyarakat. Karena barang atau aktifitas yang memiliki kemampuan fisik yang baik dan
ekonomi dari suatu kawasan di sekitarnya. produktif. Hal ini menunjukkan bahwa petani
Adapun sarana transportasi daerah penelitian mempunyai semangat ingin tahu lebih banyak
relatif cukup lancar karena di dukung oleh tentang sesuatu yang belum diketahui dan akan
adanya sarana jalan yang sudah memadai. terus mencari berbagai sumber informasi
Walaupun kondisinya tidak begitu bagus, pertanian guna menunjang usahataninya.
namun dapat di lewati oleh kendaraan roda dua Dalam usahatani semakin lama
dan roda empat. Di daerah ini juga terdapat pengalaman seseorang dalam berusahatani
angkutan umum, sehingga memudahkan petani maka cenderung akan lebih baik hasil
menuju Ibukota Kabupaten. usahataninya dibandingkan dengan petani yang
Dengan kondisi yang demikian pengalamannya lebih sedikit. Dengan adanya
memudahkan dalam pemasaran hasil-hasil pengalaman petani terhadap kesalahan-
pertanian serta memperoleh sarana produksi kesalahan yang dilakukannya pada masa lalu,
pertanian seperti pupuk, obat-obatan dan lain sehingga dapat diperbaiki cara berusahatani
sebagainya. Sarana formal dan non formal juga dengan menggunakan teknik dan cara
menjadi pendukung dalam kegiatan sehari-hari berusahatani yang lebih baik dari sebelumnya.
masyarakat setempat meliputi Lembaga Jumlah tanggungan keluarga yang
Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD), Badan dimaksud adalah anggota keluarga atau semua
Perwakilan Desa (BPD), Karang Taruna, orang yang tinggal dalam satu rumah ataupun
Ismail & Nasrullah A, Kontribusi Usaha Tani... 31

diluar rumah yang menjadi tanggungan kepala Petani sampel berpendidikan SLTA sebesar
keluarga. Anggota keluarga terdiri dari istri, 20% , namun ada juga petani sampel yang
anak-anak, keluarga yang menjadi tanggungan berpendidikan formal perguruan tinggi yaitu 30
kepala keluarga. Dengan demikian akan %.
mempengaruhi perilaku usahatani dengan Meskipun petani di lokasi penelitian
harapan agar keputusan yang diambil dapat menggantungkan hidupnya pada usahatani
memenuhi anggaran yang direncanakan sesuai padi. Namun adapula anggota rumah tangga
dengan tingkat kebutuhannya. Hasil penelitian petani yang berusaha atau bekerja di luar
menunjukkan bahwa jumlah keluarga petani bertani. Pekerjaan ini dilakukan semata mata
berkisar antara 1 – 6 orang. Untuk lebih untuk menambah pendapatan rumah tangga
jelasnya dapat dilihat pada Tabel 6 berikut. petani dalam mencukupi kebutuhan sehari –
Jumlah tanggungan keluarga petani sampel hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
terbanyak pada kisaran 1 - 2 orang (50%). beragamnya pekerjaan diluar pekerjaan pokok
Jumlah tanggungan keluarga akan yang di tekuni anggota rumah tangga petani,
mempengaruhi petani dalam setiap kegiatan Biaya produksi usahatani padi dalam penelitian
untuk meningkatkan usahatani dan ini biaya produksi meliputi biaya sarana
pendapatannya agar kebutuhan keluarganya produksi (biaya pupuk,pestisida,biaya tenaga
terpenuhi. kerja dan biaya penyusutan alat). Biaya
Tingkat pendidikan kepala keluarga produksi dapat di lihat pada Tabel berikut :
petani sampel diukur berdasarkan tingkat
pendidikan formal yang pernah diikutinya.

Tabel 11. Jenis pupuk, Harga pupuk Penggunaan pupuk Berdasarkan musim panen 2010
No Komponen input Harga Kg (Rp) Penggunaan (Kg)/Ha
1 Bibit 30.000 5,00
2 Pupuk - -
- Urea (Kg) 1.600 200
- Npk (Kg) 2.300 100
- Z.a 1.400 100
- Organik 8.000 25
3 Pestisida -
- Vertako 4.600 25
- Boster 12.500 20

Pupuk yang di gunakan oleh petani padi Pestisida yang di gunakan adalah vertako
adalah Urea, Z.a, Npk dan organik. Jumlah 20Kg/petani sebesar dan boster sebesar
pupuk yang di gunakan oleh petani untuk urea 20Kg/petani. Biaya yang di keluarkan petani
sebesar 200kg/petani, Z.a sebesar 100kg/petani, untuk pestisida vertako Rp.115.000 /petani dan
Npk 100kg/petani dan Organik sebesar boster Rp. 250.000/petani. Total biaya sarana
25Kg/petani. Jumlah biaya yang di keluarkan produksi yang terdiri dari biaya bibit, pupuk
oleh petani untuk urea Rp. 320.000/petani, Z.a dan pestisida untuk usahatani padi sebesar Rp.
Rp.140.000/petani, Npk Rp. 230.000/petani 1.255.000 per musim tanam.
dan organik Rp. 200.000/petani.

Tabel 12. Biaya rata – rata usahatani padi per Hektar tahun 2010 Kecamatan Paleteang.
Keterangan Jumlah (Kg) Harga (Rp) Nilai (Rp)
Biaya Variabel
Bibit 5,00 30.000 150.000
Pupuk
1. Urea 200 1.600 320.000
2. Z.a 100 1.400 140.000
3. Npk 100 2.300 230.000
4. organic 25 7.000 175.000
Pestisida
1.Vertako 25 4.600 115.000
2. Boster 20 12.500 250.000
32 Economos Vol. 13 Nomor 1 April 2015 Hlm. 27-34

Tenaga Kerja
1. Pria 50.000 400.000
2. Penanaman 70.000 560.000
3. Pemanen 350.000 700.000
4. Pemupukan 50.000 200.000
Sub Total 3.240.000
Biaya Tetap
Air Irigasi 4.500 22.500
Sewa alat tani 600.000 600.000
Karung 50 2.400 120.000
Transportasi 50 15.000 750.000
Sub Total 1.492.500
Total Biaya 4.732.500
Produksi
Jumlah Produksi 7.240 kg/ha 350.000 25.340.000

Biaya tenaga kerja yang di hitung adalah semprot hama, dan traktor. Cangkul digunakan
TKDK (biaya untuk menggemburkan tanah, arit digunakan
penyiangan,pemupukan,pengendalian hama untuk menyiangi ilalang yang ada di sekitar
tanaman dan TKLK (biaya panen). Standar lahan sawah, linggis digunakan untuk
upah tenaga kerja sebesar Rp. 50.000/HKP. membalikkan tanah dan memecah tanah keras,
Jumlah biaya untuk masing-masing tenaga pompa air digunakan untuk membantu
kerja sebesar Rp. 50.000per orang. Tenaga mengairi sawah, alat semprot hama digunakan
kerja yang digunakan oleh petani terbagi sebagai wadah penyemprot pestisida untuk
menjadi dua kelompok yaitu tenaga kerja memberantas hama dan traktor digunakan
dalam keluarga dan tenaga kerja luar keluarga. untuk membajak sawah dan menggemburkan
Tenaga kerja yang digunakan dalam tanah. Peralatan yang digunakan oleh petani
semua kegiatan usahatani padi yang dilakukan responden adalah milik pribadi.
di lokasi penelitian seluruhnya dikerjakan oleh Harga adalah nilai dari suatu produk yang
tenaga kerja laki-laki dan perempuan. dinyatakan dengan uang, harga gabah kering
Penggunaan tenaga kerja baik tenaga kerja panen sebesar Rp.350,000- per karung dengan
dalam keluarga maupun tenaga kerja luar berat isi bersih perkarung gabah kering adalah
keluarga digunakan dalam kegiatan usahatani 50kg. Harga jual untuk padi kering giling
mulai dari persiapan lahan, penanaman, didaerah penelitian rata-rata sebesar Rp. 3.500
pemupukan, tenaga kerja yang dilakukan perkilogram gabah kering giling. Harga
dengan borongan, yaitu petani akan membayar tersebut adalah harga yang berlaku secara
upah kepada tenaga kerja sesuai dengan luas umum didaerah penelitian. Menurut Mubyarto
lahan yang akan ditanam. Besar upah untuk (1986), bahwa harga produk pertanian sangat
cara borongan berkisar dari Rp 539.000,00 per dipengaruhi oleh mutu produksi, waktu jual
satu bahu atau 0,96 hektar. yaitu musim panen dan musim tidak panen,
Untuk kegiatan pemanenan, baik petani tempat penjualan yaitu menjual dilokasi
menerapkan cara yang sama dalam pembayaran produksi dan langsung ditempat pengelolaan
upah tenaga kerja, yaitu dengan menggunakan hasil.
cara bawon. Cara pembayaran bawon adalah Produksi suatu usahatani merupakan hasil
cara pembayaran bagi hasil dimana tenaga komoditi dari beberapa faktor – faktor produksi
kerja akan mendapatkan satu per enam dari yang dilakukan petani. Penggunaan faktor-
hasil panen petani. Jumlah tenaga kerja yang faktor produksi pada dasarnya sangat
digunakan dalam analisis usahatani padi mempengaruhi sistem produksi dari suatau
menggunakan satuan HKP (Hari Kerja Pria). usahatani.Produksi rata-rata yang dihasilkan
Di lokasi penelitian lama jam kerja tidak petani sampel sebanyak 7,24ton permusim
ditentukan oleh petani. tanam dengan rata-rata biaya produksi yang
Petani hanya menginginkan dengan upah dikeluarkan sebanyak Rp.4.732.500permusim.
yang dibayar suatu jenis pekerjaan bisa selesai Penerimaan adalah hasil produksi
dalam satu hari dimana untuk satu HKP adalah dikalikan dengan harga jual. Penerimaan petani
delapan jam per hari.Jenis alat pertanian yang sampel sangat tergantung dari jumlah produksi
di gunakan dalam kegiatan usahatani padi yang dihasilkan. Produksi padi sawah yang
adalah cangkul, ember, linggis, pompa air, alat didapat oleh petani sampel sangat tergantung
Ismail & Nasrullah A, Kontribusi Usaha Tani... 33

dari luas lahan yang dimiliki dan dikelola oleh dihasilkan dengan harga jual kemudian
petani sampel. Dari hasil penelitian dapat dikurangi dengan biaya produksi. Adapun
dilihat bahwa semakin luas lahan yang rumus yang di gunakan menghitung
diusahakan semakin tinggi produksi dan pendapatan usahatani padi yaitu :
penerimaan petani. Lahan usaha yang paling I = TR – TC
luas yaitu 0,9 hektar dengan penerimaan Dimana :
menurut Soekartawi (1995) yaitu : I = Pendapatan usahatani padi (Rp)
TR = Py.Y TR = Penerimaan (Rp)
TR = Rp. 350.000 x 724Kg TC =Total Biaya (Rp)
= Rp. 25.340.000 I= Rp. 25.340.000 – Rp. 4.732.500 = Rp.
Lahan dengan luas 0,9ha dengan penerimaan 20.607.500,-
Rp. 25.340.000.- per musim tanam. Menurut Rata-rata pendapatan petani sampel dari
ari sudarman dkk (2001),total biaya usahatani padi sawah sebesar Rp. 20.607.500,-
menggunakan persamaan sebagai berikut : permusim panen. Rata-rata pendapatan dari
TC = TFC + TVC kerja sampingan petani sampel didaerah
Ket : penelitian sebesar Rp.5.900.000,- permusim
TC = Total biaya ( Total Cost ) tanam. Usahatani padi sawah yang dikelola di
TFC = Total Biaya Tetap ( Total fixed Cost daerah penelitian oleh petani padi sawah ini
)Rp bersifat kontinue atau tidak melakukan
TVC = Total Biaya Variabel ( Total pergiliran tanaman. Pengelolaan usahatani padi
VariabelCost )Rp sawah ini dilakukan secara intensif, seperti
TC = Rp. 1.492.500 + Rp. 3.240.000 penggunaan bibit unggul dan pupuk.
= Rp. 4.732.500,- Harga pokok adalah biaya yang
Total biaya yang di keluarkan setiap petani dikeluarkan untuk menghasilkan satu kilogram
dalam mengelolah lahannya sebesar Rp. padi dan, hal ini dapat diperhitungkan dengan
4.732.500,-permusim tanam. membandingkan jumlah biaya dengan jumlah
Pendapatan yang dimaksud dalam produksi yang dihasilkan. Dari hasil
penelitian ini diperoleh dari selisih antara perhitungan diketahui bahwa harga pokok
penerimaan dikurangi dengan biaya produksi. untuk padi didaerah penelitian sebesar Rp.
Pendapatan usahatani padi sawah diperoleh 3.500. Hal ini menunjukkan bahwa untuk
dari penerimaan dikurangi dengan biaya yang menghasilkan satu kilogram padi kering giling
dikeluarkan pada kegiatan usahatani padi membutuhkan biaya sebesar Rp. 3.500.-
tersebut. Pendapatan usahatani padi diperoleh Kontribusi usahatani merupakan
dari perkalian antara jumlah produksi yang sumbangan atau tambahan pendapatan
yang diberikan dari usahatani padi sawah Azzaino (1982) menyatakan bahwa petani
terhadap pendapatan petani sampel didaerah dapat meningkatkan pendapatannya dengan
penelitian. Besarnya jumlah kontribusi cara melakukan pengolahan produk hasil
pendapatan yang diberikan oleh usahatani padi pertanian menjadi produk baru sebelum dijual.
sawah sangat mempengaruhi pendapatan petani Oleh karena itu usahatani padi yang dilakukan
sampel karena pendapatan usahatani padi oleh petani sampel didaerah penelitian harus
sawah merupakan sumber pendapatan petani tetap dipertahankan dan dikembangkan guna
sampel didaerah penelitian. meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan
Besarnya kontribusi rata-rata pendapatan petani.
yang diberikan dari masing-masing usaha yang
dilakukan oleh petani sampel didaerah KESIMPULAN
penelitian. Dari usahatani padi sawah Dari hasil pelaksanaan penelitian dan
memperoleh pendapatan rata-rata sebesar Rp. perhitungan yang dilakukan maka dapat ditarik
20.607.500 permusim tanam, Berdasarkan kesimpulan sebagai berikut:
analisis pendapatan dari masing-masing 1. Pendapatan rata-rata yang diperoleh dari
sumber pendapatan yang telah dikonversikan usahatani padi sebesar Rp.20.607.500,-
kedalam bentuk kontribusi pendapatan dalam permusim tanam.
persentase, maka dapat dilihat bahwa 2. Total pendapatan petani per musim tanam
kontribusi rata-rata dari usahatani padi sawah yaitu Rp. 21.197.500,-dan kontribusi
sebesar 97,21 % dan kontribusi dari pekerjaan usahatani padi terhadap total pendapatan
sampingan petani sebesar 2,79 %. Menurut sebesar 97,21%.
34 Economos Vol. 13 Nomor 1 April 2015 Hlm. 27-34

DAFTAR PUSTAKA Kusnadi, HMA. 2000. Studi Kelayakan Bisnis.


Malang. Universitas Brawijaya
Ahmad S.Pd. 2004. Pendapatan Usaha Tani
Padi Kabupaten Maros. Universitas Mulyadi. 2007. Akuntansi Biaya, edisi ke-5.
Negeri Makassar Yogyakarta: Graha Ilmu

Arsyad Lincolin. 2004. Ekonomi M. Fuad, dkk. 2004. Pengantar Bisnis. Penerbit
Pembangunan. Yogyakarta. Sekolah Gramedia
Tinggi Ekonomi.
Sukirno, Sadono. 2000. Pengantar Teori Mikro
Assauri, Sofyan. 2006. Manajemen Produksi Ekonomi. Jakarta: PT. Raja Grafindo
dan Operasi. Jakarta: Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia. www.Dikmenum.go.id

Dumairy. 1999. Perekonomian Indonesia. Kabupaten Pinrang dalam Angka. 2010.


Jakarta:Erlangga Pinrang. BPS

Anda mungkin juga menyukai