Anda di halaman 1dari 3

El Boru, J.

, Perkembangan Arsitektur Vernakular Atoni


Kasus Studi: Kawasan Istana Kerajaan Amarasi di Teunbaun, Kabupaten Kupang

PERKEMBANGAN ARSITEKTUR VERNAKULAR ATONI


KASUS STUDI: KAWASAN ISTANA KERAJAAN AMARASI DI TEUNBAUN,
KABUPATEN KUPANG

Jeky El Boru1
Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Jl. Babarsari 44 Yogyakarta
e-mail : borujeky@yahoo.co.id

Abstract: This research concerns about the development of vernacular Atonian architecture in an
architecture and urban context. The samples were taken from some villages that are still applying
Atonian architecture and still have been changed until now. The method used in data collecting are
observation, interview, and from the literature sources. The analytical method used is qualitative
description which is concern about any sources of research in vernacular Atonian culture. It
is compared to the current condition of Atonian culture by using the categorization of cultural
forms which were mentioned by Koentjaraningrat. This research aims is to find out the changes of
architecture and urban context in the development of vernacular Atonian architecture, The result
of this research is the changes on cultural forms which can be seen in three manifestation, that
are the changes in idea (cultural system), activities, and artifacts as physical things in building
and urban planning context.

Keywords: development, architecture and urban, vernacular Atonian architecture

Abstrak: Tulisan ini membahas mengenai perkembangan arsitektur vernakular Atoni dilihat
dari sisi arsitektur dan kawasan. Kasus studi penelitian ini menekankan pada kawasan kampung
yang masih mengunakan arsitektur Atoni dan juga yang telah mengalami perubahan. Metode
pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan melihat berbagai sumber
pustaka, sedangkan metode analisis yang diterapkan, yakni deskripsi kualitatif dengan melihat
berbagai sumber penelitian kebudayaan vernakular Atoni yang kemudian dibandingkan dengan
perubahan yang terjadi pada kebudayaan Atoni saat ini dengan mengacu pada kategorisasi wujud
kebudayaan yang diungkapkan oleh Koentjaraningrat. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui
perubahan arsitektur dan kawasan dalam perkembangan arsitektur vernakular Atoni, dan hasil
dari penelitian ini adalah perubahan kebudayaan dilihat dari tiga wujud yakni perubahan pada
tata cara, aktivitas, dan benda-benda berupa bangunan dan tata kawasan.

Kata kunci: perkembangan, arsitektur dan kawasan, arsitektur vernakular Atoni

PENDAHULUAN serta globalisasi sedemikian kuat hingga


mempengaruhi kehidupan dan mengubah
Arsitektur nusantara ini mencakup kebudayaan masyarakat tradisonalnya. Adalah
masa pra-sejarah sampai akhir abad ke-19. suatu kondisi alamiah bahwa suatu kebudayaan
Arsitektur nusantara sudah mulai hilang pasti akan mengalami perubahan dari waktu
termakan zaman dan masih ada yang bertahan ke waktu. Namun, perubahan yang diinginkan
sampai sekarang namun sudah mengalami adalah perubahan yang tetap memelihara
transformasi bentuk baik penambahan karakter inti dan menyesuaikannya dengan
ataupun pengurangan. Arsitektur tradisional kondisi saat ini, sehingga benang merah masa
dan vernakular di Indonesia berasal dari lalu tetap terjaga, masa kini dan masa yang akan
dua sumber. Pertama adalah dari tradisi datang (Sardjono, A. B., 2011).
Hindu besar dibawa ke Indonesia dari India
melalui Jawa. Yang kedua adalah arsitektur Arsitektur tradisional mayarakat Atoni,
pribumi asli. Budaya dan masyarakat yang ada yang merupakan bagian dari kebudayaan
sekarang mengalami pengaruh modernisasi warisan Negara Indonesia, dimiliki oleh suku

1
Jeky El Boru adalah Mahasiswa Magister Teknik Arsitektur, Program Pasca Sarjana, Universitas Atma Jaya
Yogyakarta.

207
Jurnal Arsitektur KOMPOSISI, Volume 10, Nomor 3, April 2013

atau etnis masyarakat Atoni atau Dawan yang anak dari Kerajaan Amanatun yang pada saat
berada di pulau Timor, Nusa Tenggara Timur itu diminta sang ayah untuk mencari tempat
dengan bentuk arsitektur dan adat-istiadat yang dapat dijadikan sebagai Kerajaan adalah
tersendiri pada masa lalu yang sedikit demi tiga orang anak, yaitu Soe (Amanuban), Semau
sedikit telah mengalami proses perubahan oleh (Besi Lisin), dan Amarasi (Natu Taek) Reni Taek.
pengaruh global yang masuk ke masyarakat Ketiga anak ini pada saat itu merupakan raja
Atoni. Ini dapat dilihat dari perubahan bentuk besar di daratan Timor yang kurang mendapat
arsitektur dan lingkungan maupun adat-istiadat simpati dari Belanda karena kurang memiliki
yang mulai redup dan berubah, selain ada pendidikan yang cukup sebagai seorang raja,
beberapa perkampungan masyarakat Atoni yang tetapi hanya mengandalkan ilmu dari leluhur.
masih mempertahankan adat dan kepercayaan Natu Taek (Reni Taek) pada saat itu merupakan
masyarakat Atoni masa lalu. Pembahasan ini raja yang memiliki ilmu yang sangat kuat dan
difokuskan pada perubahan pada Kawasan mulai berkuasa di Amarasi. Dengan ilmu yang
Istana Kerajaan Amarasi dengan melihat pada cukup dari sang ayah maka berhasillah Natu
kebudayaan Atoni sebagai kebudayaan induk Taek. Setelah Natu Taek lengser maka lahir pula
yang di dalamnya masih terdapat kebudayaan seorang anak tanpa orang tua di bawah pohon
Amarasi. Rasi (nama pohon) dan hasil mufakat yang terjadi
langsung menunjuk anak tersebut sebagai raja,
Teunbaun, sebagai pusat pemerintahan karena para pejabat kerajaan percaya bahwa
Kecamatan Amarasi Barat, dahulunya adalah anak ini merupakan titipan Sang Pencipta Alam
merupakan Pusat Kerajaan Amarasi. Semua Semesta yang akan memimpin KerajaanAmarasi.
Raja-raja Amarasi berasal dari Teunbaun. Anak tersebut akhirnya langsung dilantik menjadi
Sampai saat ini, Istana Raja Amarasi masih raja menggantikan Natu Taek. Mufakat yang
berdiri kokoh. Namun, bentuk arsitektur dicapai adalah menunggu sampai anak tersebut
dan lingkungannya tidak lagi menggunakan dewasa, baru dapat memimpin Kerajaan Baun.
arsitektur tradisional, melainkan telah Saat menunggu anak tersebut dewasa, Kerajaan
mengalami perubahan bentuk bangunan dan diambil alih oleh para pejabat di mana untuk
lingkungan Kerajaan yang tidak mengikuti mengambil keputusan harus dilakukan mufakat.
bentuk bangunan dan lingkungan masyarakat
Atoni pada umumnya. Nama Rasi yang diambil dari pohon
tempat ditemukannya anak tersebut merupakan
kesepakatan dari para pejabat di KerajaanAmarasi
karena tidak ada yang memiliki wewenang dalam
memberikan nama, karena anak tersebut kelak
akan menjadi raja di Kerajaan Amarasi. Setelah
Rasi besar maka sesuai dengan mufakat yang ada,
maka langsung menjadi raja Amarasi pertama
yang dilantik oleh Belanda. Ada beberapa raja
yang turun temurun di Kerajaan Amarasi yakni:
Gambar 1. Peta Garis Besar Etnik di NTT Rasi I (Rasium: ejaan Belanda), Rasi II, Tus Rasi
Sumber: Jeraman P, 2009 I, Fo Rasi I, Tus Rasi II, Muni Rasi I, Fo Rasi II,
Esu Rasi, Kiri Rasi (Baki Ktuta), Muni Rasi II
Pada tahun 1200-an di KerajaanAmanatun (Tobe Smara), Koroh Rasi (Tobe Mnon), Obe
yang memiliki lima orang putra raja, disarankan Koroh, Tefa Koroh, Rassi Koroh (Tobe Mnatu),
oleh sang raja (sang ayah) agar mencari tempat Isak Koroh (Nisim Mnatu), Aleks Rasi Koroh,
untuk memimpin karena mereka telah dibekali Hendrik Arnold Koroh, dan Veki Koroh (1951-
dengan ilmu dari sang ayah. Faktor yang 1962).
mendorong sang ayah ini karena ayah mereka
merupakan raja kecil yang tidak memiliki Saat ini lingkungan dan bangunan
pengaruh yang besar. Sedangkan untuk lima kerjaaan Amarasi di Teunbaun telah mengalami
orang anak saja, sang ayah tidak memiliki lahan perubahan konteks sebagai kawasan yang
yang cukup untuk masing-masing anak. Anak- memiliki makna budaya, yang ditandai dengan

208
Thank you for using www.freepdfconvert.com service!

Only two pages are converted. Please Sign Up to convert all pages.

https://www.freepdfconvert.com/membership

Anda mungkin juga menyukai