Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Terapi modalitas adalah terapi dalam keperawatan jiwa, dimana perawat mendasarkan
potensi yang dimiliki pasien (modal-modaliti) sebagai titik tolak terapi atau penyembuhan.
Terapi modalitas adalah suatu pendekatan penanganan klien dengan gangguan yang bervariasi
yang bertujuan untuk mengubah prilaku klien dengan gangguan jiwa dengan prilaku
maladaptifnya menjadi prilaku yang adaptif.

Salah satu terapi potensi perilaku yang digunakan pada pasien gangguan jiwa adalah
terapi rekreasi. Dikarenakan terapi ini membuat pasien menjadi bahagia, senang, dan dapat
bersosialisasi antara pasien, perawat, dan lingkungan sekitar. Tetapi terapi rekreasi ini di
indonesia belum begitu terkenal di bandingkan dengan terapi-terapi yang sudah ada saat ini.
Terapi rekreasi ini bisa di kombinasikan dengan terapi-terapi lain, seperti terapi lingkungan,
terapi musik, terapi seni dan terapi gerak.

Terapi rekreasi merupakan cara baru untuk memberikan perawatan kepada orang-
orang yang menderita berbagai cacat dan penyakit. Terapi rekreasi digunakan di beberapa
daerah pada penyakit seperti Alzheimer, Parkinson, gangguan kognitif dan neurologis. Terapi
rekreasi sangat efektif bagi pasien yang menarik diri, dikarenakan pada pasien yang menarik
diri interaksi sosialnya kurang. Diharapkan setelah mengikuti terapi rekreasi ini, pasien yang
awalnya menarik diri dapat merubah sikap dan prilakunya untuk bersosialisasi dalam interaksi
dengan orang lain dan lingkungan sekitar.

Dalam pembahasan selanjutnya, kami membahas mengenai konsep terapi rekreasi


beserta pengoraganisasiannya dalam role play. Bagaimana terapi rekreasi memiliki mannfaat
dalam tindakan keperawatan jiwa hingga pengorganisasian yang akan digunakan dalam role
play. Role play akan disusun sedemikian rupa dengan tetap menggunakan pendekatan proses
keperawatan.

1
B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang bias didapat dari tterapi rekeasi adalah :

1. Apa itu terapi modalitas ?


2. Apa saja jenis terapi modalitas?
3. Apa itu terapi rekreasi?
4. Apa saja jenis terapi rekreasi yang digunakan?
5. Apa saja manfaat terapi rekreasi?
6. Apa saja penerapan terapi rekreasi?

C. Tujuan

Tujuan dari pembuatan pembahasan tentan terapi music ini adalah :

1. Mengetahui terapi modalitas


2. Mengetahui jenis terapi modalitas
3. Mengetahui definisi terapi rekreasi
4. Mengetahui jenis rekreasi yang digunakan
5. Mengetahui manfaat terapi rekreasi
6. Mengetahui penerapan terapi rekreasi

D. Manfaat

Sebagai bahan acuan dan pemahaman konsep mengenai terapi rekreasi sebagai tindakan
keperawatan jiwa serta bagaimana pengaplikasiannya.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. KONSEP TERAPI MODALITAS : REKREASI

1. Pengertian Terapi Modalitas

Terapi modalitas yaitu suatu terapi yang dilakukan dengan cara melakukan berbagai
pendekatan penanganan pada klien dengan gangguan jiwa. Terapi modalitas adalah terapi
dalam keperawatan jiwa, dimana perawat mendasarkan potensi yang dimiliki klien
(modal-modality) sebagai titik tolak terapi atau penyembuhan. Dapat juga didefinisikan
terapi modalitas adalah suatu pendekatan penanganan klien dengan gangguan yang
bervariasi yang bertujuan untuk mengubah prilaku klien dengan gangguan jiwa dengan
prilaku maladaptifnya menjadi prilaku yang adaptif.

a. Jenis Terapi Modalitas


Ada beberapa jenis terapi modalitas, yaitu diantaranya :
1) Terapi individual
2) Terapi lingkungan (milleu terapi), diantaranya :
a) Terapi rekreasi
b) Terapi kreasi seni
c) Pettheraphy
d) Planttheraphy
3) Terapi biologis atau terapi somatik
4) Terapi kognitif
5) Terapi okupasi
6) Terapi keluarga
7) Terapi kelompok
8) Terapi prilaku
9) Terapi bermain

3
b. Terapi Rekreasi

Terapi rekreasi merupakan cara baru untuk memberikan perawatan kepada


orang-orang yang menderita dari berbagai cacat dan penyakit. Terapi rekreasi
digunakan di beberapa daerah penyakit seperti Alzheimer, Parkinson, gangguan
kognitif dan neurologis.

Terapi rekreasi membantu untuk menyembuhkan orang dengan cara yang


positif dan juga sebagai per umpan balik dari pasien dan penelitian, orang-orang yang
menggunakan terapi ini jarang depresi atau stres karena penyakit mereka.

Terapi reakreasi ialah suatu bentuk terapi yang mempergunakan media reakresi
(bermain, berolahraga, berdarmawisata, menonton TV, dan sebagainnya) dengan
tujuan mengurangi keterganguan emosional dan memperbaiki prilaku melalui diskusi
tentang kegiatan reakresi yang telah dilakukan, sehingg perilaku yang baik diulang
dan yang buruk dihilangkan.

Yaitu terapi yang menggunakan kegiatan pada waktu luang, dengan tujuan
pasien dapat melakukan kegiatan secara konstruktif dan menyenangkan serta
mengembangkan kemampuan hubungan sosial.

Terapi rekreasi membantu untuk menyembuhkan orang dengan cara yang


positif dan juga sebagai per umpan balik dari pasien dan penelitian, orang-orang yang
menggunakan terapi ini jarang depresi atau stres karena penyakit mereka.

c. Jenis Terapi Rekreasi yang Digunakan

Jenis alat bantu yang akan digunakan sepenuhnya tergantung pada jenis terapi
rekreasi orang telah memilih. Misalnya, orang dengan masalah kognitif dianjurkan
untuk mengambil pelajaran musik. Mereka diajarkan musik dengan bantuan alat musik
seperti gitar dan piano. Namun, beberapa orang mungkin tidak sepenuhnya cocok
untuk menggunakan hal-hal ini.

Ada beberapa jenis terapi rekreasi dan beberapa yang paling populer adalah:

1) Alat bantu misik seperti gitar dan piano,


2) Teknik relaksasi,
4
3) Mediasi,
4) Spiritualitas,
5) Yoga,
6) Berkebun.

d. Manfaat Terapi Rekreasi

Adapun manfaat dari terapi rekreasi khususnya untuk klien dengan gangguan
jiwa antara lain :

1) Perkembangan dan pemeliharaan kekuatan, ketahanan, toleransi kerja, dan


koordinasi
2) Mempraktekkan pengguna gerakan volunteer maupun refleks dalam
tugas/kagiatan terarah.
3) Untuk mengeksplorasi potensi yang bersifat vocational atau melatih skill yang
dibutuhkan dalam penyesuaian kerja.
4) Meningkatkan fungsi sensasi, persepsi dan kognisi.
5) Meningkatkan keterampilan sensasi sosialisasi serta pengembangan emosi.
6) Meningkatkan kesejahteraan fisik
7) Positif manajemen strategi untuk mengatasi prilaku yang tidak diinginkan.
8) Penurunan kecemasan.
9) Penurunan isolasi sosial.
10) Meningkatkan ekspresi kreatif.

e. Penerapan Terapi Rekreasi

Contoh 1 :

Memodifikasi alat bantu instrumen (dan bukan hanya alat-alat musik) agar
sesuai kebutuhan orang. Penyandang cacat dan orang cacat sekarang bisa belajar
musik, instrumen untuk bermain, berkebun dan hortikultura. Ada berbagai macam
jenis alat bantu untuk berbagai keperluan dalam terapi rekreasi. Bahkan pakaian
pribadi seperti sepatu dansa khusus dibuat atau orang-orang cacat. Sebagai contoh,
seseorang dengan gangguan pendengaran dapat menggunakan teknologi berbasis visi
untuk membaca dan memahami hal. Seseorang yang tuli adalah selalu juga bodoh

5
dalam banyak kasus dan itulah sebabnya perangkat berbasis visi dapat lebih
bermanfaat bagi mereka.

Contoh 2 :

Penerapan terapi yang lain bisa dengan terapi relaksasi. Salah satu cara terapi
relaksasi ialah mandi rempah-rempah. Mandi rempah-rempah yaitu mandi dengan
berbagai jenis rempah-rempah, susu, dan garam serta coklat. Mandi merendam
memakai bahan-bahan tertentu. ( Janny Bodhipala )

Manfaat mandi rempah-rempah :


1) Rileksasi ( kenyamanan pikiran )
2) Merawat dan menyehatkan tubuh
3) Menyehatkan kulit dan sistem musculoskeletal

Beragam jenis mandi rempah-rempah :

1) Mandi aroma terapi


a) Menggunakan bahan rempah-rempah secara tradisional
b) Diracik sesuai kebutuhan klien
c) Dikemas dalam liquid ( cairan minyak esensial ekstra tumbuh-tumbuhan
dan bunga-bungaan )
Tujuannya :
a) Menstimulasi peredaran darah
b) Merileksasikan otot-otot tubuh yang tegang
c) Meredakan stres
Proses berendam :

a) Siapkan air hangat ( sesuai suhu tubuh )


b) Pilih beberapa jenis bunga-bungaan (sesuaikan dengan kesenangan
aromaterapeutik klien) yang mengandung bahan anti
inflamasi,ekspektoran, bronhodilator.
c) Tuangkan bahan-bahan bunga tersebut ke dalam air hangat.
d) Biarkan dengan sesaat ± 15 menit.
e) Berendamlah selama ± 20-30 menit.
f) Pada saat berendam, pori-pori kulit terbuka dan mengeluarkan kotoran
g) Bilas dengan air bersih,sebelum badan dikeringkan

6
h) Pori-pori kulit akan kembali bersih

f. Tujuan

1. Tujuan Umum

Setelah mendapatkan terapi selama 1-2 jam klien mampu melakukan kegiatan
secara konstruktif dan menyenangkan serta mengembangkan kemampuan
hubungan sosial.

2. Tujuan Khusus

a. Mampu mengikuti terapi rekreasi dengan baik.


b. Mampu melakukan rekreasi secara independent.
c. Mampu meningkatkan fungsi sosial.
d. Mampu meningkatkan ekspresi kreatif.

g. Manfaat Terapi Rekreasi

1) Meningkatkan kesejahteraan fisik (berat menejemen, diabetes dan hipertensi).


2) Meningkatkan kekuatan dan daya tahan menggunakan berbagai modalitas
pengobatan.
3) Positif manajemen strategi untuk mengatasi prilaku yang tidak di inginkan.
4) Penurunan kecemasan.
5) Meningkatkan pengetahuan sumber daya masyarakat.
6) Penurunan isolasi sosial.
7) Meningkatkan fungsi sosial.
8) Pengembangan ketrampilan rekreasi baru.
9) Meningkatkan kemandirian dalam fungsi rekreasi.
10) Perkaya rohani pembangunan.
11) Meningkatkan ekspresi kreatif.
12) Meningkatkan manajemen waktu luang.
13) Partisipasi rekreasi Independent.

7
h. Metode

Terapi rekreasi dapat dilakuakn baik secara individual maupun dengan


berkelompok tergantung dari keadaan pasien itu sendiri, serta jumlah tenaga medis
(theraphyst) yang ada. Adapun tujuan dari metode ini yaitu :

1) Individu :
a) Klien dapat mengungkapkan perasaannya tanpa dalam keadaan tertekan dan
dalam keadaan rileks.
b) Mendapatkan lebih banyak informasi sekaligus mempermudah dalam
melakukan evaluasi.
c) Bagi klien yang cenderung tidak berani mengungkapkan perasaannya, dapat
mengungkapkan perasaaan lebih dalam tentang apa yang dirasakan.
d) Klien mampu meningkatkan menejement waktu luang.
e) Klien memiliki pengembangan ktrampilan rekreasi baru.
2) Kelompok :
1) Klien dapat bersosialisasi dengan rekan – rekan lainnya dalam kelompok
tersebut.
2) Klien dapat belajar terbuka terhadap orang lain mengenai perasaan serta
masalah yang dihadapinya.
3) Klien dapat bertukar pikiran dan saling mengisi dengan rekan – rekan satu
kelompok yang lainnya serta belajar untuk menemukan problem solving dari
perasaan yang dirasakan oleh klien.
4) Klien tidak merasa mengalami penurunan isolasi sosial.
5) Klien dapat meningkatkan fungsi sosial dalam bermasyarakat.

i. Waktu

Terapi rekreasi dilakukan antara 1 sampai 2 jam setiap session baik individu
maupun kelompok setiap hari, 2 kali atau 3 kali seminggu tergantung kesiapan pasien,
tujuan terapi, tersedianya tenaga dan fasilitas dan sebagainya. Ini dibagi menjadi 2
bagian yaitu 1 jam untuk berdiskusi dan saling bertukar pendapat dengan therapist
ataupun rekan pasien lainnya dan 1 jam untuk melakukan evaluasi hasil diskusi.
Dalam evaluasi ini dibicarakan mengenai pelaksanaan pelaksanaan tersebut, antara
lain kesulitan yang dihadapi oleh pasien , problem solving yang ditemukan baik untuk
8
rekan pasien maupun dari petugas medis (therapist), perasaan yang dirasakan oleh
klien setelah dilakukan tindakan tersebut.

j. Media

Dalam pelaksanaan dari terapi rekreasi ini merupakan suatu hal yang sangat
diperhitungkan, karena keberhasilan dari terapi ini sangat tergantung dari media yang
digunakan.

1) Tempat

Beberapa orang mengemukakan ruang yang cukup tenang dengan udara


yang sejuk, taman, alam bebas seperti: pegunungan dan danau merupakan tempat
yang cukup baik untuk digunakan sebagai sarana terapi rekreasi. Dimana dalam
tempat ini pasien dapat merasa nyaman serta relaks sehingga pasien mampu
mengungkapkan perasaannya tanpa harus merasa tertekan.

Pada keadaan tertentu pada terapi rekreasi yang dilakukan dalam ruangan,
harus ditambahkan penggunaan media lain seperti suara music dapat
meningkatkan rasa nyaman pasien.
Bila terapi ini dilakukan didalam ruangan sifatnya berkelompok, akan lebih
efektif jika terdiri dari 4 sampai 6 orang pada pasien yang mengalami KIS. Jumlah
ini relative efektif bagi therapist serta pasien dalam pelaksanaan terapi.

2) Music

Music merupakan salah satu media rekreasi juga dapat ditambahkan saat
melakukan terapi . keberadaan music juga dapat membuat pasien merasa lebih
tenang dan nyaman. Pada perkembangan terapannya , terapi music juga sempat
disebut sebagai terafi alternative karena digunakan bila penanganan medis lain
sudah dianggap sudah tidak memadai lagi. Misalnya dalam kasus autism dan
katatonia(kekakuan sekujur badan disebabkan gangguan psikologis), ketika
kemampuan verbal menjadi hilang, terapi music diharapkan dapat memberikan
sumbangan yang lebih bemanfaat.

Music mampu menghadirkan rasa emosi tertentu, bahkan respon fisik.


Untuk pasie-pasien jiwa, music dapat membantu mereka untuk berkumpul dan
9
bersam sebagai keluarga dan mengingatkan mereka pada saat membahagiakan
yang pernah terjadi pada diri mereka sehingga pasien lebih tenang menghadapi
masalahnya.
Beberapa hasil penelitian menunjukan bahwa efek biologis dari suara dan
music dapat mengakibatkan:
a) Energy otot akan meningkat atau menurun terkait dengan stimulasi irama.
b) Tarikan nafas dapat menjadi cepat atau berubah secara teratur.
c) Membuat tubuh dan pikiran terasa rileks. Tubuh dan pikiran yang rileks akan
meningkkatkan kempuan penyembuhan diri secara alami. Terapi music ini
nsangat cocok untuk pasien yang sedang dalam masa penyembuhan.
d) Timbulnya berbagai efek pada denyut jantung, tekanan darah, fungsi endokrin.
e) Berkurangnya stimulus sensori dalam berbagai tahapan.
f) Kelelahan berkurang atau tertunda, tetapi ketegangan otot meningkat.
g) Perubahan yang meningkatkan elektrisitas tubuh.
h) Perubahan pada metabolism dan biosintesis pada beberapa proses enzim

3) Komunikasi Terapeutik

Komunikasi yang terapeutik juga akan mempengaruhi perasaan klien dan


keberhasilan dari terapi rekreasi. Seorang teraphyst harus dapat menggunakan
metode ini saat berkomunikasi dengan baik untuk menumbuhkan rasa percaya
klien.

Manfaat komunikasi terapeutik pada klien adalah mendorong dan


menganjurkan kerja sama antara perawat dan klien melalui hubungan perawat dan
klien. Mengidentifikasi, mengungkap perasaan dan mengkaji masalah dan evaluasi
tindakan yang dilakukan oleh perawat.
Berbicara dengan tenang, sopan, dan sambil menatap mata klien dapat
menumbuhkan rasa percaya klien pada seorang theraphyst. Apabila klien dan
theraphyst dapat membina hubungan saling percaya maka klien akan dapat
mengemukakan perasaannya dengan jujur tanpa harus takut dan tidak
memanipulasi keadaan sehingga besar kemungkinan therapy ini akan berhasil.

10
k. Terminasi

Keterlibatan seseorang klien dalam menjalani kegiatan terapi rekreasi ini dapat
diakhiri apabila keadaan klien itu sendiri sudah menunjukkan perkembangan kearah
yang lebih baik dari sebelumnya seperti :

1) Klien mampu diajak berkomunikasi.


2) Klien mampu mencurahkan perasaan mampu menceritakan masalah yang
dialaminya.
3) Klien mampu dalam bersosialisasi dengan orang lain.
4) Klien tidak mengalami penurunan isolasi sosial.
5) Klien mampu menemukan problem solving atas permasalahan, baik yang
dirasakan maupun permasalahan orang lain.
6) Klien tampak lebih tenang dan rilaks dari yang sebelumnya.
7) Klien mampu meningkatkan manajemen waktu luang.
8) Klien memiliki pengembangan ketrampilan rekreasi baru.

l. Evaluasi
1) Klien dapat bersosialisai dengan rekan-rekan lainnya yang ada dalam kelompok
tersebut.
2) Klien dapat belajar terbuka dengan orang lain mengenai perasaaan serta masalah
yang dihadapinya.
3) Klien dapat bertukar pikiran dan saling mengisi dengan rekan-rekan satu
kelompok yang lainnya serta belajar untuk menemukan problem solving dari
perasaan yang dirasakan oleh klien.
4) Klien tidak merasa mengalami penurunan isolasi sosial.
5) Klien dapa menigkatkan fungsi sosial dalam bermasyarakat.

11
B. RANCANGAN PELAKSANAAN TERAPI REKREASI

1. Pengertian

Terapi rekreasi yaitu terapi yang mmenggunakan kegiatan pada waktu luang,
dengan tujuan klien dapat melakuakan kegiatan secara konstruktif dan menyenangkan
serta mmengembangkan kemampuan hubungan sosial.

2. Tujuan
a. Mampu mengikuti terapi rekreasi dengan baik.
b. Mampu melakukan rekreasi secara independent.
c. Mampu meningkatkan fungsi sosial.
d. Mampu meningkatkan ekspresi kreatif.

3. Waktu dan Tempat


Hari tanggal : Kamis, 19 April 2012
Pukul : 09.00-10.00
Tempat : Area persawahan di belakang RS

Setting tempat:

SAWAH

Co leader

leader
Klien Klien

fasilitator
fasilitator

Klien
Klien

fasilitator Klien

observer

12
4. Pengorganisasian dan Peserta
a. Leader : Agung Winantara
b. Co Leader : Netiari
c. Observer : Sumertini
d. Fasilitator :
1) Arista Dewi
2) Adhi Maha
3) Ambayati Dewi
e. Peserta (Klien)

5. Kegiatan
Kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu menanam benih padi dan kangkung

a. Persiapan
1) Alat
Alat yang digunakan: cangkul, ember kecil, ember bersar

2) Bahan
Bahan yang digunakan: benih padi dan kangkung

b. Pelaksanaan
a. Mengumpulkan peserta yang akan mengikuti terapi
b. Memberikan penjelasan mengenai teknik dan cara dalam menanam
c. Membagi tugas pada peserta
d. Mengarahkan peserta untuk memulai kegiatan
e. Mengamati dan mengawasi peserta selama kegiatan mananam padi dan
kangkung
6. Evaluasi
Evaluasi dilakukan dengan mengarah pada kemampuan klien dalam mengikuti
kegiatan terapi, termasuk kooperatif klien serta respon klien terhadap terapi.

13
C. ROLE PLAY TERAPI REKREASI BERTANAM

Diceritakan di sebuah rumah sakit jiwa terdapat beberapa pasien jiwa yang akan
mengikuti terapi rekreasi. Diantaranya yaitu klien dengan diagnosa HDR, mania,
halusinasi, dan waham. Beberapa klien ini akan melaksanakan terapi rekreasi di kebun
belakang rumah sakit.

Pagi ini perawat sudah berkumpul diruangan aula untuk membagikan tugas dalam
persiapan terapi. Leader saat itu sudah mulai membagikan tugas kepada para perawat
yang nantinya akan berfungsi sebagai fasilitator.

Leader : Selamat pagi teman-teman, pagi ini kita akan melakukan kegiatan yaitu
adalah terapi rekreasi untuk mengisi waktu luang pasien serta agar klien dapat
melakukan kegiatan secara konstuktif dan menyenangkan. Untuk
mempersingkat waktu sekarang saya akan membagikan tugas. Sebagian rekan-
rekan perawat saya tugaskan untuk menjemput pasien, dan sebagian lagi saya
tugaskan untuk mempersiapkan terapi.
Perawat :Baik Bu....

Setelah pembagian tugas, perawat mulai bekerja, sebagian ada yang keruangan
untuk menjemput pasien dan sebagian lagi ada yang mempersiapkan peralatan untuk
terapi. Pagi ini cuaca sangat cerah sehingga leader melakukan kegiatan terapi rekreasi di
kebun belakang rumah sakit.
Setelah pasien dijemput, pasien berkumpul di halaman dengan berbagai karakter
dan kelainan yang mereka miliki masing-masing. Ada yang banyak bicara, ada yang diam,
ada yang marah-marah serta ada pula yang hanya asyik dengan dunianya sendiri. Para
perawat yang berfungsi sebagai fasilitator mendampingi dan mengarahkan klien,
sedangkan observer dan leader sedang mempersiapkan kegiatan terapi rekreasi.

Leader : Selamat pagi bapak dan ibu, terimakasih atas kedatangannya dalam kegiatan
terapi rekreasi ini. Tujuan kegiatan ini supaya bapak dan ibu dapat
memanfaatkan waktu luang dengan baik, disamping itu bapak juga bisa
bersosialisasi dengan pasien lain.
Klien 1 : Emang kita mau ngapaen sih?? Uda panas, ih,,,, ga enak banget!!!

14
Klien 2 : Kamu liat ga sih di sekeliling suster ini banyak banget yang nonton kita!!
Aku jadi grogi nih sus.... aku pasti uda cantik ya makanya banyak banget yang
liatin aku!!!
Fasilitator 2 : Ibu liat apa? Ini bayam lho bu...
Klien 2 :Ah,suster ini ga asyik banget sih!!! Pasti suster sirik ya liat kecantikan ku!!!
Fasilitator2 :Ya ibu memang cantik tapi ibu inget kan ibu ada dimana? Sekarang ibu ada di
rumah sakit jiwa...

Perawat sedang sibuk menerangkan realita dari khayalan dari setiap


pasien.sementara itu observer tetap melakukan tugasnya mengobservasi respon klien
terhadap kegiatan selama kegiatan berlangsung.

Leader : Ayooo..bapak-bapak ibu-ibu...bayam ditanam dengan benar


yaa..diselesaikan menanamnya, karena setelah ini kita akan menanam
kangkung..
Klien 1 : Aduuhhhh..udahan ah..capek susss..
Fasilitator1 : Loo....tidak bisa begitu ibu...ini harus ditanam sampai habis..nanti kalau
sudah waktunya dipanen, kita bisa petik sama-sama lalu dimakan..begitu lo
buu...
Klien 1: Wahhh..enak tu suster yaaa..
Klien 2 : Suster, tau ga? Sebenarnya kita tu ga boleh metik tanaman, itu dosa lo
suster...
Fasilitator 1 : Bapak, bapak tau tidak sekarang lagi ada di mana? Atau bapak tau tidak kita
sedang apa sekarang?
Klien 1: Tau..lagi nanam bayam kan suster?
Fasilitator1 : Nah..itu tau..bapak tau kan bayam itu gunanya untuk apa?
Klien 1 : Tau..untuk dimakan kan?tapi suster tau ga, bayam itu pasti sedih gara-gara
dibunuh, jadi kita dosa kan suster?
Fasilitator1 :Bapak masih ingat bapak makan apa aja tadi pagi dan tadi siang? Sayur kan?
Bayam kan termasuk sayur
Klien 1: Ooo...iya ya….
Leader : Bagaimana? Sudah selesai belum menanamnya? Bu Ismi, Pak Yudik, ayo
dong ditanam yang benar...nanti kita petik sama-sama..

15
Klien 1dan 2 : (klien 1,2 mulai menanam).. Seperti ini suster?
Fasilitator 2 : Ya..benar begitu bu..ayo dilanjutkan lagi sampai selesai ya..

Fasilitator membimbing klien 1 dan 2 untuk menyelesaikan menanam bayam dan


kangkung.
1 jam kemudian…… Setelah semua klien selesai menanam bayam dan kangkung, leader
melakukan evaluasi terhadap kegiatan yang telah dikerjakan dengan tetap memberikan
reinforcement terhadap keberhasilan kelompok. Leader mengevaluasi respon klien
terhadap terapi demikian seterusnya hingga semua klien mendapat giliran…….

Leader : Baik..teman-teman..juga bapak-bapak ibu-ibu..kita sudah selesai bercocok tanam.


Bagaimana perasaan bapak dan ibu? Senang?

(Klien menjawab satu per satu dimulai dari klien 1…sampai 2 …)

Leader : Nanti mudah-mudahan cepat besar ya tanamannya..nanti kita petik bersama.


Sudah pintar semua menanam bayam dan kangkungnya Bapak dan Ibu…
Menanamnya juga sudah rapi. Kalau begitu teman-teman mari kita
pulang..ayo bapak-bapak ibu-ibu....

16
BAB III

PENUTUP

A. SIMPULAN

Terapi modalitas adalah terapi dalam keperawatan jiwa, dimana perawat mendasarkan
potensi yang dimiliki klien (modal-modality) sebagai titik tolak terapi atau penyembuhan.
Teerapi rekreasi merupkan salah satu jenis dari terapi modalitas dimana terapi ini
menggunakan kegiatan pada waktu luang, dengan tujuan klien dapat melakuakan kegiatan
secara konstruktif dan menyenangkan serta mmengembangkan kemampuan hubungan sosial.
Terapi ini memiliki beberapa tuujuan yaitu: Mampu mengikuti terapi rekreasi dengan baik;
Mampu melakukan rekreasi secara independent; Mampu meningkatkan fungsi sosial,dan
mampu meningkatkan ekspresi kreatif.

B. SARAN

Terapi modalitas sudah sepantasnya masuk dalam standar asuhan keperawatan jiwa
dan menjadi integral dalam standar assuhan keperawatan jiwa khususnya pada tindakan
keperawatan jiwa yang diberikan pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan jiwa utamanya
di ruang rawat inap rumah sakit jiwa. Dengan demikian menjadi kewajiban perawat untuk
memberikan terapi modalita secara rutin sesuai dengan kebutuhan di berbagai tatanan
pelayanan kesehatan jiwa dan menjadikannya sebagai bagian dari budaya profesional
sehingga dapat meningkatkan citra dan mutu pelayanan keperawatan jiwa bagi pasien dan
keluarganya.

17
DAFTAR PUSTAKA

Keliat,Budi Anna. 2004. Keperawatan Jiwa: Terapi Aktivitas Kelompok. Jakara: EGC

Kusmawati, Farida. 2010. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika

Purwaningsih, Wahyu. 2009. Asuhan Keerawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika

Riyadi, Sujono. 2009. Asuhan Keeperawatan Jiwa. Yogyakarta: Graha Ilmu

Ann. 2010. Aktivitas Fungsional dan Terapi Rekreasi. 29 Mei 2010. Ann8110 blogspot.
(Diakses 24 Maret 2012)
http://kumpulanmaterikeperawatan.blogspot.com/2011/05/laporan-terapi- kelompok.html

18

Anda mungkin juga menyukai