Proposal skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia
ujian proposal skripsi Program Studi Teknik Mesin Universitas Negeri Semarang
i
PENGESAHAN
Proposal skripsi dengan judul “Pengaruh Variasi Jumlah Sudu Impeller Terhadap
Kecepatan Putardan Efesiensi Kerja Pompa Sentrifugal” akan diuji dan disahkan oleh
Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang pada hari/tanggal :
Tim Penguji
Ketua, Sekretaris,
Mengesahkan,
Dekan Fakultas Teknik
ii
Dr. Nur Qudus, M.T.
NIP. 196911301994031001
iii
PERNYATAAN KEASLIAN
NIM : 5212415003
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Pengaruh Variasi Jumlah Sudu
Impeller Terhadap Kecepatan Putar dan Efesiensi Kerja Pompa Sentrifugal” ini
merupakan hasil karya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar
sarjana di suatu perguruan tinggi manapun, dan sepanjang pengetahuan saya dalam
skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah di tulis atau diterbitkan
oleh orang lain, kecuali yang tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam
daftar pustaka.
Adli rahman
NIM.5212415003
iv
v
ABSTRAK
vi
PRAKATA
vii
Semarang, Juli 2018
Pe
nulis
DAFTAR ISI
PENGESAHAN ............................................................................................................ ii
PERNYATAAN KEASLIAN...................................................................................... iv
ABSTRAK ................................................................................................................... vi
BAB I ............................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
BAB II ........................................................................................................................... 5
viii
2.1 Kajian Pustaka ................................................................................................ 5
2. Tempat Penelitian............................................................................................. 22
1. Bahan................................................................................................................ 23
2. Alat ................................................................................................................... 23
ix
3.4 Prosedur Penelitian ....................................................................................... 27
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR TABEL
xii
BAB I
PENDAHULUAN
1
penelitian ini sudut sudu yang berbeda diperiksa untuk menyelidiki efeknya
terhadap kinerja pompa sentrifugal (M.G.Patel dan A.V.Doshi. 2013)
Kinerja pompa ditentukan oleh head, kapasitas dan efisiensi. Head adalah
kemampuan dari pompa untuk mengangkut fluida, kapasitas adalah jumlah
volume fluida yang berpindah atau dialirkan dalam satuan waktu, efisiensi adalah
perbandingan daya pompa dibandingkan dengan energy yang dibutuhkan oleh
motor penggerak untuk menjalankan pompa (Achmad dan Indra, 2015).
Dari jurnal - jurnal tentang pompa sentrifugal yang telah diteliti
sebelumnya, berbagai perancangan pompa sentrifugal telah lama diteliti,
diantaranya:
Jafarzadeh et al.(Jafarzadeh et al., 2013) meneliti tentang pengaruh jumlah
impeler dengan variasi 5, 6, dan 7 impeler terhadap head coeffcient dan efisiensi
pada pompa sentrifugal. Dari penelitian tersebut didapatkan bahwa pada head
coefficient terbesar didapat pada pompa sentrifugal dengan jumlah impeler 7.
Sementara itu, efisiensi optimal didapat dengan jumlah impeler 5 dan 7. Hasil
yang hampir sama juga diungkapkan oleh Houlin et al. (Houlin et al., 2010)
dimana pompa sentrifugal dengan variasi jumlah impeler 4, 5, 6, dan 7 memiliki
head dan efisiensi tertinggi pada jumlah impeler 7.
Zaky Mubarak (2013) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis
Perubahan Jumlah Sudu Impeller Terhadap Kecepatan Dan Tekanan Fluida Pada
Pompa Sentrifugal Menggunakan Fluent 6.23.26”. Penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan perangkat lunak (software) GAMBIT 2.2.30 dan ANSYS
FLUENT 6.23.26 dengan membandingkan hasil distribusi kecepatan dan tekanan
pada pompa untuk jumlah sudu Impeller 3 sudu, 4 sudu dan 5 sudu. Hasil dari
simulasi ini didapatkan nilai Head perancangan pompa sebesar 78 m, dengan
kapasitas 76 m3/ jam, kecepatan putar Impeller sebesar 2950 rpm. Nilai head
tekan pada impeller 3 sudu head yang dihasilan 110,926 m, 4 sudu sebesar
112,715 m dan 5 sudu sebesar 117,919 m. maka dari nilai yang didapatkan ditarik
kesimpulan bahwa Terjadi peningkatan nilai tekanan pada sisi keluar yang
2
sebanding dengan penambahan jumlah sudu impeller, Peningkatan nilai head
pada sisi tekan masih lebih besar dibandingkan dengan penurunan nilai head pada
sisi masuk, sehingga nilai total head meningkat pula.
3
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah:
1. Mengetahui pengaruh jumlah variasi sudu pompa 3, 4, 5 terhadap
kecepatan putar 1300 rpm, 1200 rpm, 1100 rpm.
2. Mengetahui pengaruh jumlah variasi sudu pompa 3, 4, 5 terhadap
efesiensi aliran.
4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
5
kapasitas 18,42 liter/menit, dan efisiensi 14.10%. Semakin tinggi putaran
penggerak (Rpm) maka akan semakin besar efisiensi kapasitas dan head dari
pompa. Pertambahan nilai head tidak sangat besar seperti pada kondisi tertinggi
yaitu saat kondisi shut off head. Pertambahan nilai kenaikan dari kapasitas dan
efisiensi berbanding lurus dengan pertambahan putaran (Sumber: Achmad dan
Indra, 2015).
Selain itu, perubahan sudut sudu keluar impeler juga berpengaruh pada
tinggi tekan dan efisiensi pompa. Dengan perubahan sudut tersebut terjadi
perubahan head yang tidak signifikan. Akan tetapi dengan perubahan sudut
tersebut berdampak cukup besar pada efisiensi. Dengan semakin kecil sudut sudu
keluar impeler maka semakin besar efisiensi pompa yang dihasilkan dengan nilai
optimumnya 54,42%.
Dengan perubahan sudut sudu keluar impeler berdampak pada perubahan
pola aliran air dalam pompa khususnya pada turbulensi aliran. Dari penelitian ini
pompa terjadi peningkatan baik head mapupun efisiensi pompa, pompa
sentrifugal awalnya memiliki 7 sudu impeler dengan tinggi tekan dan efisiensi
sebesar 12,01 m dan 43,03% pada debit air 6 L/dt dapat ditingkatkan menjadi
13,1 m dan 54,42% dengan mengubah jumlah impeler pompa menjadi 9 (Sumber:
Thoharudin dan Stefanus, 2014).
6
Pompa sentrifugal adalah pompa yang prinsip kerjanya menaikkan
tekanan cairan dengan memanipulasi kecepatan, gaya sentrifugal dan
mentransformasikan gaya tersebut ke impeller yang berputar di dalam casing,
untuk membuat perbedaan tekanan pada sisi hisap (suction) dan tekan
(discharge). Pompa sentrifugal adalah termasuk kedalam jenis pompa tekanan
dinamis. Pompa jenis ini memiliki impeller yang berfungsi untuk mengangkat
fluida dari tempat yang rendah ketempat yang lebih tinggi atau dari tekanan
yang lebih rendah ke tekanan yang lebih tinggi, maka fluida yang berada
disekitar impeller juga akan ikut berputar akibat dari dorongan sudu-sudu
impeller (Joko Yunianto, 2017).
Pompa sentrifugal adalah sub-kelas kerja axisymmetric dinamis, pompa
sentrifugal yang digunakan untuk memindahkan cairan oleh konversi rotasi
energi kinetik dengan energi hidrodinamik dari aliran fluida. Rotasi energi
biasanya berasal dari mesin atau motor listrik. Cairan masuk secara aksial
melalui mata casing, terperangkap dalam pisau impeller, berputar tangensial
dan radial sampai keluar melalui semua bagian daun yang mengelilingi impeller
ke dalam diffuser (Prihadi dan Irfan, 2015).
Jadi, kesimpulannya pompa sentrifugal adalah pompa yang prinsip
kerjanya menaikkan tekanan cairan dengan memanipulasi kecepatan, gaya
sentrifugal dan mentransformasikan gaya tersebut ke impeller yang berputar di
dalam casing, untuk membuat perbedaan tekanan pada sisi hisap (suction) dan
tekan (discharge).
7
mengalir keluar dari sudu-sudu roda jalan. Kecepatan keluar fluida ini
selanjutnya akan berkurang dan berubah menjadi tinggi kenaikan H di sudu
sudu pengarah atau dirumah pompa. Besarnya tekanan yang timbul tergantung
kepada besarnya kerapatan fluida, dimana hal ini sesuai dengan persamaan
tekanan p = Q . g . H dalam N/m2.
Karena adanya gesekan yang timbul maka tinggi kenaikan yang
diinginkan akan berkurang, supaya kerugian ini tidak terlalu besar maka
kecepatan aliran fluida dibatasi dan selain itu kecepatan keliling dari roda jalan
juga terbatas (Sigit Nugroho, 2014).
Fluida didefinisikan sebagai zat atau substansi yang akan mengalami
deformasi secara berkesinambungan apabila terkena gaya geser (gaya
tangensial) sekecil apapun. Berdasarkan mampu mampatnya fluida dibagi
menjadi 2 yaitu compressible fluid dan incompressible fluid. Berdasarkan sifat
alirannya fluida dibagi menjadi 3 yaitu aliran laminer, transisi dan turbulen.
Berdasarkan hubungan antara laju deformasi dan tegangan gesernya fluida
dibagi menjadi 2 yaitu newtonian fluid dan non-newtonian fluid. Berdasarkan
gaya yang bekerja pada fluida dan gerakannya, fluida dibagi 2 yaitu fluida statis
dan dinamis.
Debit / kapasitas merupakan volum fluida yang dapat dialirkan per satuan
waktu. Pengukuran dari kapasitas dilakukan dengan menggunakan
venturimeter, orifice, pitot tube dan lain-lain. Satuan dari kapasitas (Q) adalah
m3/s, liter/s, atau ft3/s. Head didefinisikan sebagai energi per satuan berat
fluida. Satuan dari head (H) adalah meter atau feet fluida. Di dalam pompa,
head diukur dengan cara menghitung beda tekanan total antara pipa isap dan
pipa tekan, bila pengukuran dilakukan pada ketinggian yang sama. Menurut
persamaan Bernoulli, terdapat tiga macam head dari sistem instalasi aliran,
yaitu head kecepatan, head potensial dan head tekanan (Sumber: Joko
Yunianto, 2016).
8
2.2.3 Klasifikasi Pompa Sentrifugal
Klasifikasi pompa berdasarkan tipe didefiniskan oleh Hydraulic
Institute.
9
Gambar 2.2 Klasifikasi pompa berdasarkan prinsip kerja
(Sumber: Fatkur Rachmanu)
b. Tekanan Discharge :
Tekanan Rendah : < 5 Kg / cm2
Tekanan menengah : 5 -:- 50 Kg / cm2
Tekanan tinggi : > 50 Kg / cm2
10
Multi Impeller & Multi stage : Kombinasi multi impeller dan multi
stage.
d. Posisi Poros :
Poros tegak
Poros mendatar
e. Jumlah Suction :
Single Suction
Double Suction
11
bisa bekerja pompa membutuhkan daya dari mesin penggerak pompa.
Berputarnya impeler menyebabkan tekanan vakum pada sisi isap pompa,
akibatnya fluida terhisap masuk ke dalam impeler. Di dalam impeler, fluida
mendapatkan percepatan sedemikian rupa dan terkena gaya sentrifugal,
sehingga fluida mengalir keluar dari impeler dengan kecepatan tertentu.
Kecepatan keluar fluida ini selanjutnya akan berkurang dan berubah menjadi
energi tekanan di dalam rumah pompa. Besarnya tekanan yang timbul
tergantung pada besarnya kecepatan fluida (Sigit dan Wibawa, 2014).
12
titik pada impeler relatif terhadap frame yang diam / tanah). c merupakan hasil
penjumlahan secara vektor dari u dan w. Diagram segitiga kecepatan masuk dan
keluar impeler dapat dilihat pada gambar 2.3 (Arif Setyo Nughroho, 2014).
13
dibagian masuk D1 dan lebar sudu b2 hanya sedikit lebih besar dari b1,
sehingga pada umumnya w2 lebih kecil dibandingkan w1.
Kondisi keluar roda jalan yaitu di titik 2, fluida mempunyai kecepatan
keluar mutlak c2, yang di dapat dengan melalui segitiga kecepatan keluar w2,
u2 – sudut keluar sudu β2 yang besarnya bisa dipilih dengan bebas.
Sesudahnya keluar dari roda jalan fluida melalui ruang tanpa sudu 3
dan sampai di dalam sudu pengarah dengan kecepatan c4 , tetapi bila
konstruksi pompa harus dibuat sederhana dimana fluida yang keluar dari roda
jalan langsung masuk ke dalam rumah pompa, maka c2 harus diarahkan
sedemikian rupa sehingga perpindahan fluida dari roda jalan ke rumah pompa
sedapat mungkin bisa bebas (Irfan Syarif, 2015).
Gambar 2.4 Penampang melalui sudu dan roda jalan suatu pompa
(Sumber: Irfan Syarif)
14
2.2.7 Kerja, Daya dan Efesiensi Pompa
Pompa merupakan mesin yang bekerja dengan menggunakan energi
luar. Energi dari luar diubah menjadi putaran poros pompa dimana impeler
terpasang padanya. Perubahan energi dari satu kebentuk lainnya selalu tidak
sempurna dan ketidaksempurnaan perubahan ini yang disebut dengan efisiensi.
Ada beberapa definisi yang berhubungan dengan kerja pompa, yaitu ;
Efisiensi adalah perbandinga kerja berguna dengan kerja yang dibutuhkan
Mesin.
Daya rotor ( penggerak motor listrik) adalah jumlah jumlah energi yang
masuk motor listrik dikalikan efisiensi motor listrik. Dirumuskan dengan
persamaan rotor motorlistrik P = ΣDayalistrikXη
Daya poros pompa atau daya efektif pompa adalah daya dihasilkan dari
putaran rotor motor listrik dikalikan dengan efisiensi koplingnya, dihitung
dengan persamaan
𝛈𝒕𝒓𝒂𝒏𝒔𝒎𝒊𝒔𝒊 𝒙 𝑷𝒓𝒐𝒕𝒐𝒓
𝑷𝒑𝒐𝒓𝒐𝒔 =
(𝟏 + 𝜶)
η = efisiensi transmisi (tabel )
Protor = daya rotor (watt)
Pporos = daya poros ( watt)
α = faktor cadangan
Motor penggerak Α
Motor induksi 0,1 – 0,2
Motor bakar kecil 0,15 – 0,25
Motor bakar besar 0,1 – 0,2
Tabel 2.1 Faktor cadangan daya dari motor penggerak
Jenis Transmisi Η
15
Sabuk rata 0,9 - 0,93
Sabuk V 0,95
Roda Gigi 0,92 – 0,98
Kopling hidrolik 0,95 – 0,97
Tabel 2.2 Efesiensi berbagai jenis transmisi
Daya air adalah kerja berguna dari pompa persatuan waktuya, kerja berguna
ini yang diterima air pada pompa, perumusan dari daya air adalah sebgai
berikut. Apabila pompa dengan kapasitas aliran sebesar Q dan head total H
maka energy yang diterima air persatuan waktunya adalah
𝑷𝒂𝒊𝒓 = 𝜸 𝒙 𝑸 𝒙 𝑯
Q = kapasitas (m3/dtk)
H = head pompa (m)
Pw = daya air (Watt)
Efisiensi pompa didefinisikan sebagai perbandingan antar daya air dengan
daya pada poros. Perumusan efisiensi adalah sebgai berikut;
𝒅𝒂𝒚𝒂 𝒂𝒊𝒓 𝑷𝒂𝒊𝒓
𝛈𝒑𝒐𝒎𝒑𝒂 = =
𝒅𝒂𝒚𝒂 𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒑𝒐𝒓𝒐𝒔 𝑷𝒑𝒐𝒓𝒐𝒔
𝜸 𝒙 𝑸 𝒙 𝑯 𝒙 (𝟏 + 𝜶)
𝛈𝒑𝒐𝒎𝒑𝒂 =
𝛈𝒕𝒓𝒂𝒏𝒔𝒎𝒊𝒔𝒊 𝒙 𝛈𝒎𝒐𝒕𝒐𝒓 𝒍𝒊𝒔𝒕𝒓𝒊𝒌 𝒙 ∈ 𝒅𝒂𝒚𝒂 𝒍𝒊𝒔𝒕𝒓𝒊𝒌
𝜸𝒙𝑸𝒙𝑯
𝛈𝒑𝒐𝒎𝒑𝒂
𝛈𝒕𝒓𝒂𝒏𝒔𝒎𝒊𝒔𝒊 𝒙 𝑷𝒓𝒐𝒕𝒐𝒓
16
𝑽
𝑫𝒆𝒃𝒊𝒕 (𝑸) = (𝒎𝟑 /𝒔)
𝒕
17
Biaya fasilitas tambahan dapat lebih rendah daripada motor listrik
b. Kerugian
Motor torak lebih berat daripada motor listrik
Memerlukan air pendingin yang jumlahnya cukup besar
Getaran dan suara mesin cukup besar
2. Motor Listrik
1. Keuntungan
Jika tenaga listrik PLN atau sumber lain tersedia dengan tegangan
yang sesuai di sekitar tempat tersebut, maka pengunaan motor
listrik dapat memberikan ongkos yang lebih murah.
Pengoperasianya lebih mudah
Ringan dan hamper tidak menimbukan getaran
Pemeliharaan dan pengaturan lebih mudah
2. Kerugian
Jika listrik padam pompa tidak bekerja sama sekali
18
Jika pompa jarang dipakai, maka biaya operasinya lebih tingi
karena biaya beban teteap harus dibayar
Jika pompa berada di tempat yang jauh dari jaringan listrik yang
ada, maka biaya penyambungan tenaga listrik akan lebih mahal
19
diperlukan untuk megalirkan zat cair melalui sistem pipa, head ini adalah sama
dengan head untuk megatasi kerugian gesek ditambah head statis sistem. Head
statis adalah head potensial dari beda ketinggihan permukaan dan beda tekanan
statis pada kedua permukaan zat cair ditadah isap dan ditadah keluar. Dari
grafik pada gambar 2.7 dapat dilihat terdapat titik perpotongan antara head
pompa dengan sistem. Titik perpotong tersebut merupakan titik kerja pompa
dan sistem. Pada titik ini menunjukan bahwa head yang dibutuhkan sistem
sama dengan head yang bisa diberikan pompa pada kapasitas yang sama. Kurva
head laju aliran dari sistem berubah sebagai contoh karena head statis atau
tahanan sistem pipa berubah. Apabila hal demikian terjadi maka titik kerja
pompa sistem juga berubah. Dapat dilihat pada gambar 2.8 adalah contoh
perubahan dari titik kerja. Dari dua contoh diatas menunjukan bahwa selama
operasi pompa apabila terjadi perubahan head statis dan head kerugian gesek,
akan menggeser kurva sistem dari pompa. Sehingga titik kerja dari pompa juga
akan berubah dan selanjutnya kapasitasnya pun berubah (Gandhi Juniantoro,
2016).
20
Gambar 2.8 Kurva head pompa dengan variasi head statis
(Sumber: Gandhi Juniantoro)
21
BAB III
METODE PENELITIAN
22
data yang diperoleh dari pengujian pompa. Tujuan dari pengujian ini adalah
untuk mengetahui kerja pompa tersebut dengan menganalisa data yang
meliputi:
1. Head atau tekanan
2. Debit
3. Efesiensi
2. Alat
Penelitian ini akan menggunakan alat yang dirakit dengan komponen-
komponen berikut.
1. Pompa air yang digunakan untuk mensirkulasikan fluida air. Pompa
memiliki spesifikasi sebagai berikut:
23
Sumber daya : Elektrik,220 V,50Hz
Head isap maksimum : 21 m – 5 m
Total head maksimum : 21 m
Kapasitas maksimum : 7 lpm – 50 lpm
Putaran : 2900 rpm
Temperatur air maksimal : 40℃
2. Bak penampung ± 300 liter yang digunakan sebagai tangki inlet dan
outlet dan berfungsi sebagai penampung air yang dialirkan menuju
seksi uji dan menampung air yang keluar dari seksi uji untuk dialirkan
kembali.
24
5. Flow meter air digunakan untuk mengukur debit aliran air (lpm).
25
7. Selang udara digunakan untuk mengalirkan fluida udara dari
compressor menuju flowmeter kemudian dari flowmeter menuju mixer
air-udara.
8. Tachometer digunakan untuk pengukuran putaran poros
9. Motor listrik digunakan untuk mengatur kecepatan putar pompa
26
3.4 Prosedur Penelitian
27
2. Impeller diletakan di dalam rumah pompa
3. Motor listrik di hidupkan untuk menggerakan pompa
4. Air dikeluarkan dari sirkulasi kemudian melewati pengukuran debit,
pengukuran tekanan, setelah itu mengalir ke pengukuran kecepatan aliran
dan mengalir ke tangki output.
5. Kemudian dilakukan pengereman untuk mengetahui nilai dari head dan
kecepatan aliran.
6. Setelah itu dilakukan pengambilan data
28
2,80 2,59 7,50
2,90 2,72 6,21
3,00 2,90 3,33
3,10 2,97 4,09
3,20 3,21 0,21
3,30 3,31 0,40
3,40 3,49 2,55
3,50 3,54 1,14
3,60 3,64 1,11
3,70 3,72 0,54
3,80 3,77 0,88
3,90 3,92 0,51
4,00 4,08 2,00
Rata-rata error (%) 4,70
Tabel 3.6 Kalibrasi flowmeter debit aliran
29
30