1. NIKMAWATI 70300117001
2017/2018
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat ALLAH SWT yang senantiasa
tema “Tobacco Free Living”ini bisa terselesaikan. Sholawat dalam salam semoga
senantiasa tercurah kepada junjungan kita nabi besar MUHAMMAD SAW, keluarga, para
sahabat dan penegak risalahnya, semoga kita tetap menjadi umatnya sampai akhir masa.
Dalam penulisan ini kami berusaha menyajikan bahan dan bahasa yang sederhana,
singkat serta mudah dicerna isinya oleh para pembaca. Kami menyadari bahwa makalah ini
jauh dari sempurna serta masih terdapat kekurangan dan kekeliruan dalam penulisan makalah
ini. maka kami berharap adanya masukan dari berbagai pihak untuk perbaikan dimasa yang
akan mendatang.
Akhir kata, semoga paper ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dipergunakan
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.........................................................................................................i
Daftar Isi..................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................
BAB V KESIMPULAN.........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
seluruh dunia terjadi tiap 6 detik. Kematian karena tembakau pada tahun 2005 tercatat
sebanyak 5,4 juta jiwa dan selama abad ke 20 terjadi sebanyak 100 juta kematian akibat
tembakau. Jika hal ini dibiarkan maka akan terjadi 8 juta kematian pada tahun 2030 dan
diperkirakan akan terjadi kematian sebanyak 1 milyar jiwa akibat tembakau selama abad ke
21 (Febriani, 2014).
Hidup sehat di lingkungan yang sehat merupakan idaman semua kaum, namun untuk
mewujudkannya bukan lah perkara mudah. Sebaiknya diupayakan oleh setiap orang, tidak
akan optimal jika dilaksanakan sebagian kecil dari masyarakat. Kebiasaan merokok bukan
hanya menjadi masalah kesehatan diri sendiri tetapi juga mengganggu kesehatan sembarang
Merokok sudah menjadi budaya dikalangan masyarakat. Rokok merupakan salah satu faktor
risiko dari berbagai penyakit tidak menular. Data World Health Organization (WHO)
menunjukkan lebih dari satu milyar orang di dunia menggunakan rokok dan menyebabkan
kematian lebih dari lima juta orang setiap tahunnya, dan diprediksikan akan membunuh 10
juta sampai tahun 2020. Korban dari jumlah itu diperkirakan 70% pada masyarakat yang
peringkat ketiga dengan jumlah perokok terbesar di dunia setelah China dan India (WHO,
2017). Merokok adalah hal yang biasa karena ada sekitar 57 juta perokok di Indonesia. Di
Indonesia 63 persen pria dan 5 persen wanita dilaporkan menjadi perokok, total 34 persen
dari populasi. Sebanyak 88 persen perokok Indonesia menggunakan rokok kretek. Selain itu,
mengontrol konsumsi rokok di masyarakat. Kontrol yang dimaksud adalah bahwa dengan
peraturan ini maka seorang konsumen rokok tidak bisa lagi mengkonsumsi rokok di
sembarang tempat. Peredaran rokok di masyarakat saat ini masih terbilang sangat bebas,
seseorang masih melakukan aktifitas merokok dimanapun ia berada. Hal ini tentu
yang berada di sekitar kawasan tersebut. Mereka yang tidak mengkonsumsi rokok, mau tidak
mau akan ikut menghirup udara yang telah tercampur dengan asap rokok tersebut. Saat ini
rokok bukanlah hal yang baru lagi dalam kehidupan manusia. Mulai dari anak kecil sampai
dewasa, semua sudah mengenal dan mengerti apa itu rokok. Rokok adalah silinder dari kertas
berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter
sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah
satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung
lainnya.
Data dari Tobacco Control Support Center (TCSC) menunjukkan sebanyak 4.8% dari
1.3 miliar perokok dunia ada di Indonesia. Sehingga Indonesia menduduki urutan ketiga
jumlah perokok terbesar dunia setelah India dan Cina. Sebanyak 46% perokok ASEAN
berada di Indonesia. Fenomena yang terjadi adalah ratarata masyarakat Indonesia mulai
mengkonsumsi rokok sekitar umur10 sampai 14 tahun. Telah banyak penelitian yang
seperti nikotin, tar, karbon monoksida (CO), nitrogen oksida (NO), arsenic, timbal, cadmium,
dan lain sebagainya. Dalam satu batang rokok mengandung 4000 bahan kimia termasuk 43
TINJAUAN PUSTAKA
A. TEMBAKAU
ekonomis yang tinggi dan sudah lama diusahakan oleh petani tembakau diajwa tengah.
penyediaan lapangan pekerjaan, sumber pendapatan bagi petani dan sumber devisa bagi
yangmengandung nikotin, zat karsinogen dan zat toksik. Ketika diubah menjadi suatu
produk yang di desain untuk melepaskan nikotin secara efisien maka zat toksik
Menurut PP No. 109 tahun 2012, definisi rokok adalah salah satu produktembakau yang
dimaksudkan untuk dibakar atau dihisap dan/atau dihirup asapnya, termasuk rokok
kretek, rokok putih, cerutu atau bentuk lainnya yang dih asilkan dari tanaman Nicotiana
tabacum, Nicotiana rustica dan spesies lainnya atau sintetisnya yang asapnya
sering diabaikan. Seiring dengan perkembangannya, tidak hanya dampak positif yang
didapat oleh masyarakat tetapi juga dampak negatifnya terhadap kehidupan masyarakat.
Dampak positif dirasakan terutama oleh petani tembakau dan industr i rokok. Dampak
negatif yang sudah pasti terkait dengan masalah kesehatan. Banyak penyakit yang
namun juga terhadap orang-orang disekitar walaupun tidak pernah mengkonsumsi rokok
secara langsung. Dampak ini juga akan terasa dalam hal biaya atau pengeluaran untuk
kesehatan karena penyakit yang disebabkan oleh rokok sebagian besar merupakan
penyakit kronis yang membutuhkan biaya yang cukup banyak dalam perawatannya. Efek
buruk rokok akan berpengaruh terhadap kualitas hidup seseorang dan masyarakat secara
keseluruhan. Saat ini tidak hanya kalangan dewasa yang sudah mapan yang
urutan ke-5 setelah China, Amerika Serikat, Rusia dan Jepang.Indonesia menduduki
peringkat kedua dalam populasi dewasa pria yang merokoksetiap hari (OECD, 2013).
tahun sebesar kurang lebih 80%selama kurun waktu 2001-2010 (Susenas, 2001;
Riskesdas, 2010). Pada tahun2013, jumlah penduduk Indonesia perokok yang berusia
Secara nasional, 52,3% perokok menghisap rata-rata 1-10 batang rokok per hari dan
sekitar 20%perokok menghisap sebanyak 11-20 batang rokok perhari. Studi yang
lebih memilih rokok jenis kretek dibandingjenis rokok lainnya (Aditama, 2002).
Terdapat berbagai jenis rokok yang dikonsumsi saat ini. Diantaranya rokok kretek,
rokok putih dan bidis. Rokok jenis bidis ini banyak dikonsumsi didaerah India bagian
pedesaan. Bidis berukuran lebih kecil dan mengadung 0,2-0,3g tembakau yang
terdapat dua macam rokok yang paling populer yaiturokok kretek dan rokok putih.
Kedua jenis rokok ini di pasaran dapat beruparokok buatan pabrik maupun rokok
buatan tangan. Pada tahun 2010, totalpenjualan rokok buatan pabrik di Indonesia
adalah 180 juta batang. Jumlah inimeningkat 4,5% dari tahun 2009. (WHO, 2012)
Rokok putih banyak dikonsumsi oleh perokok di Amerika Serikat (AS). Pola ini
berbanding terbalik dengan Indonesia yang 90% merokok jenis kretek(Nitcher dkk.,
2009). Hal ini justru berbahaya karena rokok kretek cenderungdihisap lebih dalam
karena efek anestesi yang terkandung dalam kretek. Rokokkretek mengandung lebih
banyak nikotin dibandingkan dengan rokok putih yaitusebesar 46,8 mg untuk rokok
kretek dan 16,3 mg untuk rokok putih. Rokok kretekjuga mengandung lebih banyak
CO yaitu sebesar 28,3 mg dan 15,5 mg untukrokok putih. Nikotin yang dikeluarkan
oleh rokok kretek jumlahnya lebih banyakkarena tidak dilengkapi filter yang
berfungsi mengurangi asap yang keluar darirokok seperti yang terdapat pada jenis
karena merokok. Diperkirakan pada tahun 2005 jumlah kematian yang diakibatkan
karena merokok mencapai 5,4 juta, meningkat menjadi 6,4 juta di tahun 2015 dan
akan mencapai jumlah 8-10 juta di tahun 2030. Penelitian memperkirakan seseorang
yang memulai merokok pada usia remaja (70%perokok memulai pada usia ini) dan
terus menerus merokok sampai 2 dekade atau lebih, akan meninggal 20-25 tahun
lebih awal dari orang yang tidak pernah merokok (Promkes, 2012a). Berdasarkan
survey Kesehatan Dasar Indonesia pada tahun 2010 prevalensi rokok terbesar adalah
di kelompok usia 45-54 tahun sebesar 38,2%. Angka ini mengalami peningkatan
dibandingkan tahun 2007 yaitu 38%. Rokok mengandung nikotin inhalasi yang pada
akhirnya berdampak pada kesehatan tubuh. Rata-rata nikotin dalam satu batang rokok
sebanyak 13,5mg (Connolly dkk., 2000). Setiap jenis rokok mengandung jumlah
paling sedikit karena hanya mengandung 0,4 mg nikotin. Jenis kretek menghasilkan
kadar nikotin terinhalasi paling tinggi yaitu sebesar 1,1 mg. Jenis rokok light
mengandung 0,8 mg kadar nikotin terinhalasi. Namun sebuah studi menyebutkan hasil
uji lab menunjukkan kadar nikotin pada rokok sebesar 1-2 mg. Diperkirakan terdapat
4.800 bahan kimia dalam sebatang rokok dan juga 69 bahan diantaranya adalah zat
yang dapat memicu kanker yaitu zat karsinogen serta terdapat pula zat beracun. Dari
bahan mungkin bersifat karinogen pada manusia, dan 49 bahan bersifat karsinogen
terhadap hewan dan mungkin juga bersifat karsinogen pada manusia. Bahan beracun
nikotin, fenol, katekol, anilin dan maleat hidrazid. Selain zat-zat tersebut terdapat juga
Promkes, 2012b).
kebiasaan merokok. Berbagai macam jenis kanker dapat disebabkan oleh rokok
diantaranya akut myeloid leukemia, kandung kemih dan ginjal, serviks, esophagus,
lambung, laryngeal, paru-paru, mulut dan faring dan pankreas. Merokok juga dapat
menyebabkan menopause dini,kematian janin dan bayi lahir cacat. Bayi yang
dilahirkan dari seorang ibu perokok rata-rata memiliki berat badan 200 gram lebih
rendah dibandingkandengan bayi yang lahir dari seorang ibu yang nonperokok. Selain
itu resiko kanker serviks meningkat empat kali pada wanita perokok. Menurut sebuah
studi yang dilakukan di India bahwa setengah dari kematian akibat penyakit
terjadinya inflamasi pada arteri vena dan syaraf utama kaki yang mengakibatkan
merupakan salah satu penyakit yang disebabkan karena dampak merokok (Promkes,
2012b). Resiko kanker paru-paru dapat berkurang apabila jumlah tar yang terkandung
sedikit atau terdapat filter (NCI, 2001).Menurut USDHHS (2006), dampak asap rokok
tidak hanya dirasakan olehperokok aktif saja tetapi juga dapat dirasakan oleh perokok
perokok pasif. Anak-anak dan orang dewasa mempunyai resiko yang berbeda -beda.
Pada anak, resiko sudden infant death syndrome meningkat. Anak-anak juga akan
lebih mudah terkena infeksi pernafasan akut, infeksi THT dan memperburuk
asma.Pada orang dewasa yang merupakan perokok pasif, asap rokok akan
meningkatkan resiko gangguan kardiovaskuler serta meningkatkan resiko penyakit
pesat. Keberadaan industr i rokok memang kontroversial karena disatu sisi jumlah
dana yang diterima pemerintah cu kup berpengaruh pada anggaran negara serta
terbesar ke-4 di dunia (WHO, 2012). Bahkan anak dibawah umurpun dapat dengan
(WHO FCTC) merupakan salah satu program milik WHO yang mulai diberlakukan
serta menyediakan kerjasama kesehatan dunia terkait dengan merokok. Program kerja
ini mempunyai tujuan untuk mengurangi penggunaan tembakau. Hal-hal yang diatur
untuk mendukung tujuan tersebut yaitu penetapan harga dan pajak, perlindungan
terhadap paparan asap rokok, regulasi isi produk tembakau, kemasan dan label produk
tembakau, pendidikan, pelatihan dan kesadaran publik, iklan rokok dan sponsor.
Selain itu WHO FCTC juga berupaya mengurangi pasokan tembakau dengan
anak-anak dibawah umur maka WHO FCTC juga mengatur kebijakannya. Saat ini
FCTC.
Penggunaan Rokok dikalangan Mahasiswa
Pada tahun 2001— 2010, dilaporkan bahwa perokok pemula berusia 5-9 tahun
meningkat dari 0,4% menjadi 1,7%. Hanya dalam 2 tahun, prevalensi merokok di usia
remaja (13-15 tahun) juga mengalami peningkatan sebanyak 7,7% yaitu sejak tahun
2007 sampai dengan tahun 2009. Menurut data GlobalYouth Tobacco Survey (GTYS)
(2009) bahwa terdapat 20,3% anak-anak usia 13- 15 tahun yang merokok di
Indonesia. Prevalensi merokok kelompok usia 15 tahun ke atas pada tahun 2010
mencapai 35%; yang terdiri dari 65% pria dan 35% wanita (Promkes, 2013). GHPSS
sampel dari penelitian tersebut merupakan mahasiswa tahun studi ketiga. Dari hasil
D. ASAP ROKOK
Asap yang dihembuskan oleh perokok dapat dibagi atas asap utama dan asap
samping. Asap utama merupakan asap tembakau yang dihirup langsug oleh perokok.
Sedangkan asap samping merupakan asap yang disebarluaskan ke udara yang bebas.
Yang dihirup oleh orang lain atau perokok pasif. Telah ditemukan 4.000 jenis bahan
Tobacco Atlas tahun 2012 melaporkan bahwa sekitar 35% perokok laki-laki
berasal dari negara maju dan 50% dari negara berkembang. Dalam satu dekade yang
lalu sedikitnya 50 juta orang meninggal akibat mengidap penyakit karena tembakau.
monoksida (CO), nitrogen oksida (NO), arsenic, timbal, cadmium, dan lain
sebagainya. Dalam satu batang rokok mengandung 4000 bahan kimia termasuk 43
METODE
Referensi paper ini merupakan sebuah hasil pencarian dari karya ilmiah tiga
melalui google schoolar dilakukan dengan menggunakan kata kunci yaitu Bebas
Asap, terdapat 5850 hasil. Dari hasil tersebut, yang sesuai dengan tema terdapat 25.
mampu
memberika
rangsangan
atau
stimulus
bagi para
konsumen
rokok.
Dalam ilmu
psikologi,
rangsang
adalah
sebuah
peristiwa
yang terjadi
di dalam
atau luar
diri kita
yang
memungkin
kan adanya
tingkah
laku,
perubahan
tingkah
laku itu
sebagai
akibat dari
adanya
rangsang
tersebut
disebut
respon.
Bahkan jika
rangsang
dan
perilaku
balasan
(respon)
sudah
sangat kuat,
maka yang
kemudian
akan timbul
adalah
reflex.20
Masyarakat
yang
mengkonsu
msi rokok
di RW 11
Mendungan
, sudah
mulai
memperhati
kan lokasi
atau waktu
jika ingin
mengkonsu
msi rokok.
69,7%.
memiliki
pengetahua
n yang baik
tentang
kebijakan
KTR di
lingkungan
sekolah dan
diharapkan
para siswa
bisa saling
memberika
memotivasi
untuk tidak
merokok,
sehingga
mengurangi
tindakan
merokok di
lingkungan
KTR.
merasakan
kenyamana
n dan dapat
juga
merasakan
langsung
manfaat
dari
dikeluarkan
nya perda
ini.
Walaupun
demikian
diluar
ruangan
masih
adanya
yang
kedapatan
sedang
merokok.
masyarakat khususnya para remaja(lelaki) tentang bahaya dari asap rokok adalah
pemahaman yang sudah sangat bagus namun tidak diikuti dengan kesadaran diri.
khususnya bagi para perawat. Penyuluhan yang dilakukan dapat disertai Pre test dan
post test. Intervensi dengan metode promosi kesehatan atau penyuluhan mempunyai
kategori kurang baik. Hal ini diperkuat dari penelitian yang dilakukan oleh Chrismy
promosi kesehatan terhadap pengetahuan dan sikap merokok pada pelajar laki-laki di
KESIMPULAN
Tembakau merupakan salah satu tanaman untuk bahan dasar rokok. Tembakau
karsinogen dan zat toksik. Ketika diubah menjadi suatu produk yang di desain untuk
melepaskan nikotin secara efisien maka zat toksik bertanggung jawab dalam menyebabkan
berbagai macam penyakit (WHO, 2006). Pada era milenial sekarang khususnya revolusi
industri 4.0, kebanyakan remaja menganggap bahwa merokok adalah hal yang lumrah dan
tidak jarang dari mereka menjadikannya sebagai lifestyle atau gaya hidup. Perlunya
dilakukan penangan pada kondisi tersebut, terutama oleh para petugas kesehatan.
Program anti tembakau merupakan bentuk perlawanan terhadap konsumsi tembakau, salah
satunya adalah konsumsi rokok dalam upaya menurunkan prevalensi perokok. Program ini
seperti sosialisasi/ penyuluhan bahaya rokok, kampanye-kampanye anti rokok, dan lain
sebagainya. Namun, dalam penelitian ini menunjukkan kurang dari setengah responden yaitu
hanya 47,4% dari perokok tetap yang akan ikut berperan dalam penanggulangan masalah
rokok seperti program anti tembakau. Hasil penelitian Supriyadi mengungkapkan bahwa
hanya 25,0% tenaga kesehatan dari perokok tetap yang pernah mengikuti atau terlibat dalam
program anti tembakau.21 Hal ini menunjukkan bahwa tenaga kesehatan yang sudah jelas
lebih tahu tentang bahaya yang dapat ditimbulkan dari rokok mempunyai kepedulian yang
rendah terhadap penanggulangan masalah rokok, apalagi supir angkutan yang dilihat dari
Susanti, I. Kepatuhandanketegasanpegawainegeripadaperaturandaerahbebasrokok:
studikomparatif di kabupatenSlemandanKulonProgo. 2017.
Usman, S. .PengaruhPromosiKesehatanterhadapperubahanperilakukaryawan.2018, 1.