Anda di halaman 1dari 32

BAB I

LAPORAN KASUS

IDENTITAS PASIEN:

Nama : Tn. Rohman

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 66 tahun

Alamat : cigugur

Pekerjaan : Pensiunan Guru SD

Agama : Islam

Suku : Sunda

ANAMNESA:

 KU: Jari tengah tangan kiri tidak bias diluruskan dan ditekukkan.

 RPS: Dialami sejak +/- 1 minggu SMRS. Pasien juga mengeluh telapak

tangannya nyeri sejak 1 bulan yang lalu. Pasien menyangkal adanya riwayat

trauma dan melakukan pekerjaan berat.

 RPD: Darah tinggi disangkal, DM (-)

 RPK: -

 RP: -

 RK: Merokok (-), Alkohol (-)

1
PEMERIKSAAN FISIK:

 Keadaan umum: Sakit sedang

 Kesadaran: Composmentis

 Vital sign: Tensi: 220/110 mmHg

Pulse: 80x/menit

Respi: 20x/menit

Temp: 36.5 °C

Status Generalisata:

 Kepala: DBN

 Mata: Konjungtiva anemis (-), Sklera ikterik (-), Pupil isokor.

 Mulut: Sianosis (-), Mukosa kering (-), lidah kotor (-)

 Leher: DBN

 Thorax: I: Simetris ka=ki

P: Stem fremitus ka=ki

P: Sonor

A: Vesikuler, Suara tambahan (-)

Jantung: DBN

 Abdomen: DBN

 Genitalia: DBN

 Ekstremitas: Oedem pada jari tengah tangan kiri.

2
Status Lokalis:

Look: edema (+), shortening (-)

Feel: Nyeri tekan (+), panas (-)

Move: Terbatas, gerakan phalang flexi (-), gerakan phalang ekstensi (-)

FOTO KLINIS:

3
DIAGNOSA BANDING:

 Carpal Tunnel Sydrome

 De Quervain syndrom

PEMERIKSAAN PENUNJANG:

 Lab darah dalam batas normal.

RESUME:

 Os datang dengan keluhan Jari tengah tangan kiri tidak bias diluruskan dan

ditekukkan. Dialami sejak +/- 1 minggu SMRS. Pasien juga mengeluh telapak

tangannya nyeri sejak 1 bulan yang lalu.

 Pemeriksaan status lokalis look: edema (+), Feel: Nyeri tekan (+), panas (-)

Move: Terbatas, gerakan phalang flexi (-), gerakan phalang ekstensi (-)

 Pemeriksaan Lab darah dalam batas normal.

DIAGNOSA KERJA:

 Trigger finger

PENATALAKSANAAN:

Operatif

4
PROGNOSIS:

 Ad vitam: Bonam

 Ad functionam: Bonam

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Anatomi Tangan

I. Tulang dan sendi

 Karpal

Tulang karpal terdiri dari 8 tulang pendek yang berartikulasi dengan ujung

distal ulna dan radius, dan dengan ujung proksimal dari tulang metakarpal. Antara

tulang-tulang karpal tersebut terdapat sendi geser. Ke delapan tulang tersebut

adalah scaphoid, lunate, triqutrum, piriformis, trapezium, trapezoid, capitate, dan

hamate.

 Metakarpal

Metakarpal terdiri dari 5 tulang yang terdapat di pergelangan tangan dan

bagian proksimalnya berartikulasi dengan bagian distal tulang-tulang karpal.

Persendian yang dihasilkan oleh tulang karpal dan metakarpal membuat tangan

menjadi sangat fleksibel. Pada ibu jari, sendi pelana yang terdapat antara tulang

karpal dan metakarpal memungkinkan ibu jari tersebut melakukan gerakan

seperti menyilang telapak tangan dan memungkinkan menjepit/menggenggam

sesuatu. Khusus di tulang metakarpal jari 1 (ibu jari) dan 2 (jari telunjuk) terdapat

tulang sesamoid.

6
 Phalangs

Tulang-tulang phalangs adalah tulang-tulang jari, terdapat 2 phalangs di

setiap ibu jari (phalangs proksimal dan distal) dan 3 di masing-masing jari

lainnya (phalangs proksimal, medial, distal). Sendi engsel yang terbentuk antara

tulang phalangs membuat gerakan tangan menjadi lebih fleksibel terutama untuk

menggenggam sesuatu.

Gambar 1. Tulang pada tangan

7
II. Ligamen dan Tendon

Ligamen adalah struktur jaringan lunak yang menyambungkan tulang

ke tulang. Ligamen di sekitar sendi biasanya bergabung untuk membentuk

kapsul sendi . Sebuah kapsul sendi adalah kantung kedap air yang

mengelilingi sendi dan berisi cairan pelumas yang disebut cairan sinovial .

Pada pergelangan tangan, delapan tulang karpal dikelilingi dan didukung oleh

kapsul sendi. Dua ligamen penting mendukung sisi pergelangan tangan. Ini

adalah ligamen agunan . Ada jaminan ligamen yang menghubungkan dua

lengan ke pergelangan tangan, satu di setiap sisi pergelangan tangan.

Seperti namanya, para agunan ulnaris ligamentum (UCL) adalah di

sisi ulnaris pergelangan tangan. Melintasi tepi ulnaris (sisi yang jauh dari ibu

jari) dari pergelangan tangan. Dimulai pada styloid ulnaris , benjolan kecil di

tepi pergelangan tangan (di sisi jauh dari ibu jari) di mana ulna memenuhi

pergelangan tangan.Ada dua bagian untuk kabel berbentuk UCL. Salah satu

bagian terhubung ke berbentuk kacang (salah satu tulang karpal kecil) dan

ke ligamentum karpal transversal , band tebal jaringan yang melintasi di

depan pergelangan tangan. Ligamen lainnya melintasi triquetrum (tulang

karpal kecil dekat sisi ulnaris pergelangan tangan). UCL menambahkan

dukungan untuk disk kecil dari tulang rawan di mana ulna bertemu

pergelangan tangan. Struktur ini disebut kompleks fibrocartilage

segitiga (TFCC) dan dibahas secara lebih rinci di bawah ini. UCL

8
menstabilkan TFCC dan menjaga pergelangan tangan dari membungkuk

terlalu jauh ke samping (ke arah ibu jari).

Ligamen kolateral radial (RCL) adalah pada sisi ibu jari pergelangan

tangan. Ini dimulai pada tepi luar dari jari-jari pada benjolan kecil yang

disebut styloid radial . Ini menghubungkan ke sisi skafoid, tulang karpal

bawah jempol. RCL mencegah pergelangan tangan dari membungkuk terlalu

jauh ke samping (jauh dari ibu jari). Seperti ada banyak tulang yang

membentuk pergelangan tangan, terdapat banyak ligamen yang

menghubungkan dan mendukung tulang. Cedera atau masalah yang

menyebabkan ligamen ini untuk meregangkan atau merobek akhirnya dapat

menyebabkan radang sendi di pergelangan tangan.

Tendon merupakan jaringan fibrosa yang kuat, yang menghubungkan

otot dengan tulang. Dimana tulang merupakan bagian tubuh yang menyokong

atau memberi bentuk pada tubuh manusia. Sedangkan otot merupakan

jaringan yang terdapat pada seluruh tubuh manusia yang berguna untuk

pergerakan. Tulang dan otot tersebut dilekatkan oleh jaringan kuat

yang bernama tendon.

Tendon sangatlah kuat tetapi tidak banyak stretch. Ketika mereka

menjadi rusak, tendon bisa memakan waktu yang lama untuk sembuh.

9
Tendinitis merupakan peradangan pada tendon. Peradangan tersebut bisa

disebabkan oleh beberapa sebab,misalnya dikarenakan oleh regangan, olaraga

yang berlebihan, luka, repitisi gerakan, gerakan yang tidak biasa dan tiba-tiba.

Sebagian besar tendinitis terjadi pada usia pertengahan atau usia lanjut, karena

tendon menjadi lebih peka terhadap cedera, elastisitasnya berkurang.

Tendinitis juga terjadi pada usia muda karena olahraga yangberlebihan atau

gerakan yang berulang-ulang.

Selubung tendon juga dapat terkena penyakit sendi, seperti artritis

reumatoid,skleroderma sistemik, gout, dan sindroma reiter. Pada dewasa

muda yang menderita gonore (terutama wanita), bakteri gonokokus bisa

menyebabkan tenosinovitis (tendinitisyang disertai dengan peradangan pada

selubung pelindung di sekeliling tendon), biasanya pada tendon di bahu,

pergelangan tangan, jari tangan, pingggul, pergelangan kaki, dan kaki.

Ada beberapa penyakit yang menyebabkan tendinitis, diantaranya

adalah rheumatoid artritis, gout, reiter’s syndrome, lupus, dan diabetes. Orang

dengan penyakit gout ada kristal asam urat yang nampak pada pembungkus

tendon yang menyebabkangesekan dan robekan.kadar kolesterol darah yang

sangat tinggi juga dapat berhubungan dengan kondisi ini.

Untuk lebih memahami trigger finger, penting untuk kita memahami

anatomi yang terkait. Tendon adalah jaringan ikat yang menghubungkan otot

10
ke tulang. Setiap otot memiliki dua tendon, yang masing-masing melekat pada

tulang. Pertemuan tulang bersama dengan otot membentuk sendi. Ketika otot

berkontraksi, tendon akan menarik tulang, sehingga terjadi gerakan sendi.

Tendon pada jari-jari melewati ligamen, yang bertindak sebagai katrol.

Sebagaimana kita ketahui trigger finger adalah suatu bentuk cedera akibat

aktivitas berlebihan yang berulang-ulang dengan gejala mulai dari tanpa rasa

sakit dengan sesekali bunyi gemeretak / menyentak jari, untuk disfungsi parah

dan rasa sakit dengan jari terus terkunci dalam posisi menekuk ke bawah ke

telapak tangan.

Gambar 2. Tendon Flexor dan Extensor Jari Tangan

11
III. Persarafan

Semua saraf yang bepergian ke tangan menyeberangi pergelangan

tangan. Tiga saraf utama mulai bersama di bahu: saraf radial, saraf median,

dan saraf ulnaris . Saraf ini membawa sinyal dari otak ke otot-otot yang

menggerakkan lengan, tangan, jari, dan ibu jari. Saraf juga membawa sinyal

kembali ke otak tentang sensasi seperti sentuhan, nyeri, dan suhu.

Saraf radialis berjalan di sepanjang tepi jempol-sisi lengan bawah. Ini

wraps sekitar akhir tulang jari-jari ke bagian belakang tangan. Ini memberi

sensasi ke bagian belakang tangan dari ibu jari ke jari ketiga. Hal ini juga

pergi ke belakang ibu jari dan hanya di luar buku jari utama dari permukaan

belakang cincin dan jari tengah.

Saraf median perjalanan melalui sebuah terowongan dalam

pergelangan tangan disebut carpal tunnel . Saraf median memberikan sensasi

ke sisi telapak ibu jari, jari telunjuk, jari panjang, dan setengah dari jari

manis. Ini juga mengirimkan cabang saraf untuk mengontrol otot-otot

tenar jempol. Otot-otot tenar membantu memindahkan ibu jari dan

membiarkan Anda menyentuh pad jempol ke ujung setiap jari masing-masing

di sisi yang sama, gerakan yang disebut oposisi .

12
Saraf ulnaris bergerak melalui terowongan terpisah, yang

disebut kanal Guyon . Terowongan ini dibentuk oleh dua tulang karpal

(yang berbentuk kacang dan bengkok ), dan ligamentum yang

menghubungkan mereka.Setelah melewati kanal, cabang-cabang saraf ulnar

keluar untuk memasok perasaan ke jari kelingking dan setengah jari

manis. Cabang-cabang saraf ini juga memasok otot kecil di telapak dan otot

yang menarik ibu jari ke arah telapak tangan.

Saraf yang melakukan perjalanan melalui pergelangan tangan tunduk

masalah. Konstan membengkokkan dan meluruskan dari pergelangan tangan

dan jari dapat menyebabkan iritasi atau tekanan pada saraf di dalam

terowongan dan menyebabkan masalah seperti nyeri, kesemutan, dan

kelemahan pada tangan, jari, dan ibu jari.

13
Gambar 3. Persarafan Pada Tangan

B. Definisi Trigger Finger

Trigger finger atau tenosynovitis stenosing juga dikenal dengan nama jari

yang macet. Dimana pasien bercerita tentang jarinya yang macet. Setelah mengepal

jari-jari yang sehat dapat diluruskan dengan mudah, tetapi jari yang macet itu tetap

berada dalam keadaan fleksi di sendi interphalangeal proksimal. Adakalanya

dimacetnya, maka yang nyeri yang hebat dirasakan dengan terdengarnya “klek” pada

saat jari yang macet diluruskan secara pasif.

Trigger finger adalah gangguan umum yang sering terjadi dan ditandai

dimana jari yang dibengkokkan tibe-tiba tidak dapat diluruskan kembali serta

14
berhubungan dengan disfungsi dan nyeri yang disebabkan penebalan setempat pada

suatu tendo fleksor, dalam kombinasi dengan adanya penebalan di dalam selubung

tendon pada tempat yang sama.

Gambar 4. Trigger Finger

15
C. Epidemiologi

Pada Umumnya penebalan selubung tendon fleksor synovial dapat

mengganggu pergerakan tendon. Hal ini biasanya terkait dengan rheumatoid arthritis,

diabetes, pekerjaan berat.Kemungkinan untuk terjadi pada wanita adalah lebih besar

daripada pada laki-laki yaitu sebesar 75%.

Jari macet dapat menjadi sumber rasa sakit yang signifikan. Selain itu, Ruang

gerak yang terbatas pada jari dapat mengganggu. Ativitas fungsional (seperti

menggenggam dan mengetik). Namun tidak ada kematian yang terkait dengan

kondisi ini. Tidak ada kecenderungan rasial diketahui terkait dengan trigger

finger. Jari macet paling sering terjadi pada orang dewasa, dengan kisaran usia rata-

rata adalah 52-62 tahun.

D. Etiologi

Penyebab potensial trigger finger telah dapat dijelaskan, tetapi etiologi tetap

idiopatik, artinya penyebabnya tidak diketahui. Kemungkinan disebabkan oleh

trauma lokal dengan stres dan gaya degeneratif. Ada yang menghubungkan penyebab

trigger finger karena penggunaan fleksi tangan yang terus-menerus dan pada tiap

individu sering dengan penyebab multifaktor. Oleh karena itu sering disebut dengan

tenosinovitis stenosing (stenosans tenovaginitis khusus pada jari). Stenosing berarti

penyempitan terowongan atau tabung-seperti struktur (selubung tendon).

Tenosynovitis berarti radang tendon.

16
Pasien dengan riwayat penyakit collagen vascullar seperti rheumatoid artritis,

diabetes mellitus, arthitis psoriatis, amyloidosis, hipotiroid, sarkoidosis, dan

pigmented vilonodular synovitis memiliki faktor resiko lebih besar terkena trigger

finger dibandingkan orang yang yang tidak memiliki riwayat tersebut.

Mekanisme terjadinya keadaan ini adalah adanya aktifitas-aktifitas fisik yang

berat dan berulang-ulang pada orang yang mempunyai kecenderungan pengumpulan

cairan di sekitar tendon dan sendinya seperti pasien diabetes mellitus dan rheumatoid

artritis. Pengumpulan cairan disekitar tendon ini menyebabkan terjadinya penebalan

nodule tendon (biasanya pada tendon m.flexor digitorum profundus) sehingga tendon

yang bengkak ini bisa mengganggu gerakan normal pada tendon. Adanya

pembengkakan ini mudah sekali tendon terjepit sehingga jari susah untuk difleksikan

(macet) atau terkunci pada posisinya dan mengakibatkan jari terasa sakit dan

mengeluarkan suara “klik” apabila usaha lebih keras diberikan.

Kejadian trigger finger kongenital umumnya disebabkan oleh adanya nodul

pada tendon fleksor polisis longus. Sementara pada orang dewasa, beberapa

kasus yang terjadi mungkin berhubungan dengan trauma berulang. Lebih dari satu

penyebab potensial telah dijelaskan, tetapi etiologi tetap diopatik, artinya

penyebabnya tidak diketahui.1 Keadaan ini sering disebut dengan tenosinovitis

17
stenosing (stenosans tenovaginitis khusus pada jari), tapi hal ini mungkin keliru,

karena radang bukan fitur dominan pada keadaan ini.

Selain itu, molekul kolagen (kolagen membuat naik sekitar 95% dari subtansi

tendon) menurun dan rusak. Produk degradasi dari kolagen, yang disebut degenerasi

mukous, menumpuk di dalam tendon. Hal ini menciptakan benjolan atau

pembengkakan tendon. Hal ini tampaknya menjadi bagian alami dari penuaan

(seperti rambut beruban dan keriput) dan bukan merupakan tanda penyakit

atau berlebihan. Artinya, tidak dapat dikatakan nodul pada trigger finger lebih umum

pada orang yang melakukan aktivitas berat dimana tangan yang lebih dominan.

E. Patofisiologi

Tendon adalah jaringan ikat yang menghubungkan otot ke tulang. Setiap otot

memiliki dua tendon, yang masing-masing melekat pada tulang. Pertemuan tulang

bersama dengan otot membentuk sendi. Ketika otot berkontraksi, tendon akan

menarik tulang, sehingga terjadi gerakan sendi. Tendon pada jari-jari melewati

ligamen, yang bertindak sebagai katrol.

Pada trigger finger terjadi peradangan dan hipertrofi dari selubung tendon

yang semakin membatasi gerak fleksi dari tendon. Selubung ini biasanya membentuk

sistem katrol yang terdiri dari serangkaian sistem yang berfungsi untuk memaksimal

kekuatan fleksi dari tendon dan efisiensi gerak di metakarpal. Nodul mungkin saja

18
dapat membesar pada tendon, yang menyebabkan tendon terjebak di tepi proksimal

katrol ketika pasien mencoba untuk meluruskan jari, sehingga menyebabkan kesulitan

untuk bergerak. Ketika upaya lebih kuat dibuat untuk meluruskan jari, dengan

menggunakan kekuatan lebih dari ekstensor jari atau dengan menggunakan kekuatan

eksternal (dengan mengerahkan kekuatan pada jari dengan tangan lain), jari macet

yang terkunci tadi terbuka dengan menimbulkan rasa sakit yang signifikan pada

telapak distal hingga ke dalam aspek proksimal digit. Hal yang kurang umum terjadi

antara lain n odul tadi bergerak pada distal katrol, mengakibatkan kesulitan pasien

meregangkan jari.

Sebuah nodul dapat meradang dan membatasi tendon dari bagian bawah jalur

yang melewati katrol. Jika nodul terdapat pada distal katrol, maka jari dapat macet

dalam posisi yang lurus. Sebaliknya, jika benjolan terdapat pada proksimal dari

katrol, maka jari pasien dapat macet dalam posisi tertekuk.

Biasanya, tendon fleksor pada jari mampu bergerak bolak-balik di bawah

katrol penahan. Penebalan selubung tendon fleksor membatasi mekanisme pergerakan

normal. Nodul mungkin saja dapat membesar pada tendon, yang menyebabkan

tendon terjebak di tepi proksimal katrol A1 ketika pasien mencoba untuk meluruskan

jari, sehingga menyebabkan kesulitan untuk bergerak. Ketika upaya lebih kuat dibuat

untuk meluruskan jari, dengan menggunakan kekuatan lebih dari ekstensor jari atau

dengan menggunakan kekuatan eksternal (dengan mengerahkan kekuatan pada jari

19
dengan tangan lain), jari macet yang terkunci tadi terbuka dengan rasa sakit yang

signifikan pada telapak distal hingga ke dalam aspek proksimal digit. Hal yang

kurang umum terjadi antara lain nodul tadi bergerak pada distal katrol A1,

mengakibatkan kesulitan pasien meregangkan jari.

Sebuah nodul dapat meradang dan membatasi tendon dari bagian bawah jalur

yang melewati katrol A-1. Jika nodul terdapat pada distal katrol A-1 (seperti yang

ditunjukkan dalam gambar ini), maka jari dapat macet dalam posisi yang lurus.

Sebaliknya, jika benjolan terdapat pada proksimal dari katrol A-1, maka jari pasien

dapat macet dalam posisi tertekuk.

F. Manifestasi Klinis

Diagnosa dibuat secara eksklusif dengan anamnesa yang menyeluruh dan

pemeriksaan fisik. Trigger finger dapat mengenai lebih dari satu jari pada satu waktu,

meskipun biasanya lebih sering terjadi pada ibu jari, tengah, atau jari manis. Trigger

finger biasanya lebih menonjol di pagi hari, atau saat memegang obyek dengan kuat.

Gejala ini muncul biasanya dimulai tanpa adanya cidera. Gejala-gejala ini

termasuk adanya benjolan kecil, nyeri di telapak tangan, pembengkakan, rasa tidak

nyaman di jari dan sendi. Kekakuan akan bertambah jika pasien tidak melakukan

aktifitas, misalnya saat anda bangun pagi. Dan kadang kekakuan akan berkurang saat

melakukan aktifitas. Kadang-kadang jika tendon terasa bebas bisa bergerak tegak

20
akan dirasakan sendi seperti terjadi "dislokasi" / pergeseran sendi.Pada Kasus kasus

yang berat jari tidak dapat diluruskan bahkan dengan bantuan. Pasien dengan diabetes

biasanya akan terkena lebih parah.

Gambar 5. Trigger Finger

Pada tingkat sendi palmaris distal, nodul bisa teraba lembut, biasanya di

atas sendi metakarpofalangealis (MCP). Jari yang terkena bisa macet dalam posisi

menekuk (lihat gambar di bawah) atau (kurang biasa) posisi diperpanjang. Ketika

21
pasien berusaha untuk memindahkan angka lebih kuat melampaui pembatasan, angka

mungkin cepat atau memicu melampaui pembatasan.

Trigger finger dapat sangat menyakitkan bagi pasien. Dalam kasus yang

parah, pasien tidak mampu untuk menggerakkan jari yang melampaui rentang

gerak. Pada ibu jari yang macet, pada palpasi yang lembut dapat ditemukan nodul

pada aspek palmar sendi MCP pertama dari sendi palmaris distal.

G. Faktor Resiko

 Pergerakan berulang (repeated gripping)

Misalnya : pada pemain alat musik

 Penyakit peserta (Certain health problems)

Misalnya : rheumatoid arthritis, diabetes,hypothyroidism, amyloidosis dan

infeksi(tuberculosis).

 Jenis Kelamin

Lebih sering pada wanita

H. Diagnosis

Secara umum penegakan diagnosis pada Trigger Finger cukup dengan

pemeriksaan fisisk saja, tidak ada tes laboratorium yang diperlukan dalam diagnosis

jari macet. Jika ada kecurigaan tentang kondisi, adanya diagnosis yang terkait,

22
seperti diabetes, rheumatoid arthritis, atau penyakit lain pada jaringan ikat, antara

lain, hemoglobin glikosilasi (HgbA1c), gula darah puasa, atau faktor rheumatoid

harus diperiksa. Secara umum, tidak ada pencitraan yang diperlukan dalam kasus

jari macet. Tidak ada tes lebih lanjut yang biasanya diperlukan.

H. Pemeriksaan Penunjang

 HgbA1c

 GDA

 Rheumatoid faktor

I. Diagnosis Banding

 Trigger Finger

 De Quervain syndrom

Nyeri yang terasa di pergelangan tangan sering disebabkan oleh

tenosinovitis. Pada sisi radial terjadi tendovaginitis otot abductor polocis

longus, yang dikenal dengan sebagai tenosinovitis De Quervein, dan pada sisi

ulnar dapat dijumpai tendovagintis otot ekstensor karpi ulnaris. Kedua jenis

peradangan itu merupakan manisfestasi arthritis rheumatoid. Pada bagian

dorsal pergelangan tangan sinovitis rheumatoid dapat membangkitkan

benjolan di tengah-tengah ligamentum karpi dorsal di atas os navikular dan

lunatum.

23
Sinovitis di pergelangan tangan selalu menimbulakan nyeri tekan,

nyeri gerak aktif dan nyeri gerak isometrik. Karena itu, maka pergelangan

tangan tidak dapat distabilkan secara kuat, sehingga tenaga pengepalan tidak

kuat dan tangan sukar diluruskan pada pergelangan tangan.

Pada tenosinovitis De Quervein nyeri tekan di dapat pada penekanan

diprosesus stiloideus radii. Gerakan pasif ibu jari tidak membangkitkan nyeri.

Sebaliknya gerakan aktif dan isometrik menimbulkan nyeri yang hebat.

Deviasi radial secara pasif tidak menimbulkan nyeri. Sebaliknya defiasi ulnar

secara aktif menimbulkan nyeri yang hebat

 Carpal tunnel syndrome

Carpal tunnel syndrome (CTS) atau sindroma terowongan karpal (STK)

adalah salah satu gangguan pada lengan tangan karena terjadi penyempitan

pada terowongan karpal, baik akibat edema fasia pada terowongan tersebut

maupun akibat kelainan pada tulang-tulang kecil tangan sehingga terjadi

penekanan terhadap nervus medianus dipergelangan tangan. Carpal Tunnel

Syndrome diartikan sebagai neuropati tekanan saraf medianus dalam

terowongan karpal di pergelangan tangan dengan kejadian yang paling sering,

bersifat kronik, dan ditandai dengan nyeri tangan pada malam hari, parestesia

24
jari-jari yang mendapat innervasi dari saraf medianus, kelemahan dan atrofi

otot thenar.

Gejala klinis CTS menurut Grafton (2009) adalah sebagai berikut :

1. Mati rasa, rasa terbakar, atau kesemutan di jari-jari dan telapak tangan.

2. Nyeri di telapak, pergelangan tangan, atau lengan bawah, khususnya selama

penggunaan.

3. Penurunan cengkeraman kekuatan.

4. Kelemahan dalam ibu jari

5. Sensasi jari bengkak, ( ada atau tidak terlihat bengkak)

6. Kesulitan membedakan antara panas dan dingin.

Gambar 6. Carpal tunnel syndrome

25
J. Penatalaksanaan

a. Terapi Farmakologi

 Pengobatan NSAID

Berikan pengobatan non steroid seperti aspirin, ibuprofen, naprosyn, atau

ketoprofen.

 Injeksi Korstikosteroid

Injeksi kortikosteroid untuk pengobatan trigger finger telah dilakukan sejak

1953. Tindakan Ini harus dicoba sebelum intervensi bedah karena sangat

efektif (hingga 93%), terutama pada pasien non-diabetes dengan onset baru-

baru ini terkena gejala dan satu digit dengan nodul teraba. Hal ini diyakini

bahwa injeksi kortikosteroid kurang berhasil pada pasien dengan penyakit

lama (durasi > 6 bulan), diabetes mellitus, dan keterlibatan beberapa digit

karena tidak mampu untuk membalikkan perubahan metaplasia chondroid

yang terjadi pada katrol A1. Injeksi diberikan secara langsung ke dalam

selubung tendon, Namun, laporan menunjukkan bahwa injeksi extrasynovial

mungkin efektif, sambil mengurangi risiko tendon rupture(pecah). Pecah

Tendon adalah komplikasi yang sangat jarang, hanya satu kasus yang

dilaporkan. Komplikasi lain termasuk atrofi kulit, nekrosis lemak,

hipopigmentasi kulit sementara elevasi glukosa serum pada penderita

diabetes, dan infeksi. Jika gejala tidak hilang setelah injeksi pertama, atau

26
muncul kembali setelah itu, suntikan kedua biasanya lebih mungkin untuk

berhasil sebagai tindakan awal.

b. Terapi nonfarmakologi

 Kompreskan es selama lima sampai lima belas menit pada daerah yang

bengkak dan nyeri.

 Hindari aktifitas yang mengakibatkan tendon mudah teriritasi, seperti latihan

jari yang berulang-ulang.

 Splinting

Tujuan splinting adalah untuk mencegah gesekan yang disebabkan oleh

pergerakan tendon fleksor melalui katrol A1 yang sakit sampai hilangnya

peradangan. Secara umum splinting merupakan pilihan pengobatan yang tepat

pada pasien yang menolak atau ingin menghindari injeksi kortikosteroid.

Sebuah studi pekerja manual dengan interfalangealis distal (DIP) di splint

dalam ekstensi penuh selama 6 minggu menunjukkan pengurangan gejala

pada lebih dari 50% pasien.

Dalam studi lain, splint sendi MCP di 15 derajat fleksi (meninggalkan sendi

PIP dan DIP bebas) yang ditampilkan untuk memberikan resolusi gejala di

65% dari pasien pada 1-tahun tindak lanjut. Untuk pasien yang paling

terganggu oleh gejala mengunci di pagi hari, splinting sendi PIP pada malam

27
hari dapat menjadi efektif. splinting menghasilkan tingkat keberhasilan yang

lebih rendah pada pasien dengan gejala trigger finger yang berat atau lama.

Gambar 7. Teknik Splint

 Pembedahan

Tindakan pembedahan dinilai sangat efektif pada trigger finger. Indikasi

untuk perawatan bedah umumnya karena kegagalan perawatan konservatif

untuk mengatasi rasa sakit dan gejala. Waktu operasi agak kontroversial

dengan data yang menunjukkan pertimbangan bedah setelah kegagalan baik

tunggal maupun beberapa suntikan kortikosteroid.

Tindakan pembedahan ini pertama kali diperkenalkan oleh Lorthioir pada

tahun 1958. Fungsi operasi biasanya bertujuan melonggarkan jalan bagi

tendon yaitu dengan cara membuka selubungnya. Dalam penyembuhannya,

28
kedua ujung selubung yang digunting akan menyatu lagi, tetapi akan

memberikan ruang yang lebih longgar, sehingga tendon akan bisa bebas

keluar masuk. Dalam prosedur ini, sendi MCP adalah hyperextensi dengan

telapak ke atas, sehingga membentang keluar katrol A1 dan pergeseran

struktur neurovaskular bagian punggung. Setelah klorida dan etil

disemprotkan lidokain disuntikkan untuk manajemen nyeri, jarum

dimasukkan melalui kulit dan ke katrol A1. Tingkat keberhasilan telah

dilaporkan lebih dari 90% dengan prosedur ini, namun penggunaan teknik ini

berisiko cedera saraf atau arteri.

Gambar 8. Pembedahan

29
 Fisioterapi

Fisioterapi membantu menghilangkan masalah-masalah bengkak, nyeri, dan

kekakuan gerak pada bagian-bagian tangan yang lain, dimana tidak bisa

dihilangkan dengan tindakan operasi.

K. Komplikasi

Komplikasi potensial utama jari memicu adalah nyeri dan penurunan

penggunaan fungsional dari tangan yang terkena. Potensi komplikasi injeksi

kortikosteroid adalah sebagai berikut:

 Infeksi, penggunaan teknik steril dapat meminimalkan masalah ini.

 Pendarahan, ini dapat diminimalkan dengan menerapkan tekanan

langsung segera setelah prosedur tersebut. Perhatian harus dilakukan

sebelum suntik pasien dengan gangguan perdarahan.

 Melemahnya tendon, ini meningkatkan risiko ruptur tendon

berikutnya, kemungkinan yang menjadi perhatian khusus jika suntikan

dilakukan salah (khusus, jika injeksi ini dikelola ke tendon itu sendiri

bukan hanya dalam selubung tendon). Risiko dapat meningkat dengan

beberapa suntikan, namun setidaknya beberapa peneliti klinis

(misalnya, Anderson dan Kaye) tidak menemukan episode rupture

tendon setelah injeksi kortikosteroid untuk kondisi ini, bahkan dengan

suntikan ulang.

30
 Atrofi lemak yang terjadi secara lokal di tempat suntikan - atrofi

semacam itu dapat terjadi jika kortikosteroid yang disuntikkan ke

dalam jaringan subkutan. komplikasi ini dapat menyebabkan depresi

kosmetik di kulit.

 infiltrasi saraf dan cedera saraf berikutnya. Komplikasi ini jarang

terjadi, bisa dipantau oleh sensasi menilai seluruh digit.

L. Prognosis

Prognosis pada trigger finger sangat baik, kebanyakan pasien merespon

terhadap injeksi kortikosteroid dengan atau tanpa bebat terkait. Beberapa

kasus jari macet mungkin dapat sembuh secara spontan dan kemudian terulang

kembali tanpa korelasi yang jelas dengan pengobatan atau faktor memperburuk.

Pasien yang membutuhkan tindakan bedah umumnya memiliki hasil yang

sangat baik. Prognosis juga sangat baik untuk ibu jari macet kongenital yang dapat

diperbaiki dengan reseksi dari nodul tendon.

31
BAB III

KESIMPULAN

Trigger finger adalah penyakit yang terjadi pada jari yaitu sesudah jari

dibengkokkan tiba-tiba tidak dapat diluruskan kembali tapi setelah manufer sedikit

jari tersebut tiba-tiba mampu kembali ke ekstensi lagi. Hal ini biasanya disebabkan

oleh adanya penebalan setempat pada suatu tendo fleksor, dalam kombinasi dengan

adanya penebalan didalam selubung tendo pada tempat yang sama. Penyakit ini dapat

menimbulkan permasalahan kapasitas fisik berupa nyeri, dan keterbatasan LGS serta

permasalahan kemampuan fungsional seperti memegang benda, mengetik, menulis,

memotong kuku, dan menggosok gigi.

Trigger finger (jari macet) merupakan suatu tipe tendinitis yang terjadi pada

tendon-tendon yang berfungsi untuk fleksi jari-jari tangan. Untuk mengatasi semua

itu diterapkan modalitas infra merah, terapi manipulasi, terapi latihan, terapi injeksi,

dan terapi pembedahan.

32

Anda mungkin juga menyukai