Anda di halaman 1dari 3

Edukasi Diabetes Mellitus Tipe 2 Bagi Masyarakat

Nawang Wulan Kartika


030001800119

I. Pendahuluan

Diabetes Mellitus yang dikenal sebagai kencing manis oleh masyarakat awam merupakan
penyakit mematikan. Penyakit ini diketahui sebagai the silent killer karena menyerang seluruh
organ tubuh dan menimbulkan berbagai keluhan. Gangguan yang ditimbulkan antara lain
katarak, penyakit jantung, sakit ginjal, ganren, stroke, dan sebagainya.(5)

WHO memprediksi kenaikan penderita Diabetes Mellitus di Indonesia dari 8,4 juta pada
tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030.(3) Kondisi ini cukup memprihatinkan
karena dibalik perkembangan pesat teknologi tidak diikuti dengan kesadaran menjaga kesehatan.
Oleh karena itu, makalah ini dibuat dengan tujuan menambah pengetahuan akan Diabetes
Mellitus Tipe 2 dan melakukan pencegahan.

II. Isi

Diabetes Mellitus Tipe 2 adalah penyakit gangguan metabolik yang ditandai oleh
hiperglikemia akibat penurunan sekresi insulin oleh sel beta pankreas atau ganguan fungsi
insulin (resistensi insulin).(1) Prevalensi kejadian Diabetes Mellitus Tipe 2 pada wanita lebih
tinggi dibanding laki-laki. Hal ini disebabkan, wanita memiliki peluang kenaikan Indeks Massa
Tubuh yang tinggi akibat perubahan hormonal dari masa Premenstrual Syndrome dan pasca-
menopouse yang membuat lemak tubuh mudah terakumulasi. Kelompok umur ≥45 tahun
memiliki risiko tinggi karena pada usia tersebut mulai terjadi peningkatan intolenransi glukosa
(berkurangnya kemampuan sel β pancreas dalam memproduksi insulin).(5)

Menurut American Diabetes Association (ADA) terdapat faktor risiko tidak dapat diubah
yakni riwayat keluarga, umur, etnik, riwayat melahirkan dengan berat bayi >4 kg atau pernah
menderita Diabetes Mellitus Gestasional dan riwayat lahir dengan berat rendah (<2,5 kg). Faktor
risiko dapat diubah yakni obesitas berdasarkan IMT ≥25kg/m2 atau lingkar perut ≥80 cm pada
wanita dan ≥90 cm pada laki-laki, aktivitas fisik, hipertensi, dislipidemia dan diet tidak sehat.(1)
Gejala utama yang ditimbulkan Diabetes Mellitus yaitu poliuria (banyak berkemih),
polidipsia (banyak minum), dan polifagia (banyak makan) dengan penurunan berat badan.(4)
Selain itu terdapat keluhan pada pasien seperti lemas, kesemutan, gatal, pandangan kabur,
disfungsi ereksi pada pria, pruritus vulvae pada wanita.(3) Komplikasi dari penyakit ini terbagi
menjadi komplikasi akut dan kronis. Komplikasi akut terdiri dari Hipoglikemia dan
Hiperglikemia. Komplikasi kronis terdiri dari komplikasi makrovaskuler (stroke dan penyakit
jantung koroner) dan komplikasi mikrovaskuler (nefropati, neuropati, amputasi).(1,3)

Diagnosis dilakukan melalui tiga cara. Bila gejala klasik telah ditemukan maka dilakukan
pemeriksaan glukosa plasma sewaktu >200 mg/dL atau glukosa plasma puasa ≥126 mg/dL.
Puasa diartikan tidak mendapat kalori tambahan sekurang-kurangnya delapan jam. Terakhir ialah
Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO). Selain uji diagnostik dapat dilakukan pemeriksaan
penyaring. Pemeriksaan ini dilakukan pada individu berisiko namun tidak menunjukkan gejala
Diabetes Mellitus.(3)

Terdapat empat macam pencegahan Diabetes Mellitus yaitu pencegahan premordial,


pencegahan primer, pencegahan sekunder, dan pencegahan tersier. Pencegahan premordial
meliputi upaya agar penyakit tidak didukung gaya hidup dan kebiasaan. Pencegahan primer
ditujukan pada kelompok masyarakat yang memiliki risiko tinggi tetapi belum menderita
Diabetes Mellitus. Pencegahan sekunder mencakup tindakan deteksi dini dan upaya memberikan
pengobatan dini seperti penyuluhan, perencanaan makanan, latihan jasmani, obat berkhasiat
hipoglikemik. Pencegahan tersier dilakukan untuk mencegah kecacatan lebih lanjut dengan
merehabilitasi pasien.(1)

Pengobatan pada Diabetes Mellitus Tipe 2 yaitu penggunaan obat antidiabetik dan
penggunaan obat penyerta. Terdapat 3 golongan obat antidiabetik yaitu golongan biguanid,
insulin, dan golongan sulfonilurea. Jenis obat golongan biguanid yaitu metformin dan golongan
sulfonilurea yaitu Glikuidon dan Glimepirid. Sedangkan, golongan obat penyakit penyerta
hipertensi yaitu ACE Inhibitor, Calsium Channel Blocker, Beta Blocker. Golongan obat penyakit
penyerta ulkus yaitu Penisilin, Vankomisin, Fosfomisin, Aminoglikosida, Meropenem. Golongan
obat penyakit penyerta gangren yaitu Sefalosporin dan Metronidazol.(2)
III. Kesimpulan

Diabetes Mellitus tipe 2 adalah hiperglikemia akibat penurunan sekresi insulin oleh sel
beta pankreas. Faktor risiko diabetes yaitu internal (riwayat keluarga, makanan) dan eksternal
(lingkungan, aktivitas). Bila tidak diobati akan terjadi komplikasi yang berakhir kematian.

IV. Daftar Pustaka

1. Fatimah RN. DIABETES MELITUS TIPE 2. Journal Majority 2015;4(5):93-101.


2. Hongdiyanto A, Yamlean PVY, Supriati HS. EVALUASI KERASIONALAN
PENGOBATAN DIABETES MELITUS TIPE 2 PADA PASIEN RAWAT INAP DI RSUP
PROF. Dr. R. D. KANDOU MANADO TAHUN 2013. Pharmacon 2014;3(2):77-86.
3. PERKENI. Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia. Perkumpulan
Endokrinologi Indonesia; 2011. Hal 5-7.
4. Putri NHK, Isfandiari MA. HUBUNGAN EMPAT PILAR PENGENDALIAN DM TIPE 2
DENGAN RERATA KADAR GULA DARAH. Jurnal Berkala Epidemiologi 2013;1(2):234-
243.
5. Trisnawati SK, Setyorogo S. Faktor Risiko Kejadian Diabetes Melitus Tipe II Di Puskesmas
Kecamatan Cengkareng Jakarta Barat Tahun 2012. Jurnal Ilmiah Kesehatan 2013;5(1):6-11.

Jumlah kata : 568 kata

Daftar Pustaka : 5 buah

Anda mungkin juga menyukai